WILD LOVE???? #29
Pagi menjelang udara dingin, masuk melalui sela-sela dinding dan ventilasi kamar ini. aku terbangun tepat jam 6 pagi, tubuh rasanya remuk redam dan pegal. Ingin rasanya kembali tertidur disamping lelakiku ini, namun aku kesampingkan aku tidak ingin melewatkan hari ini hanya dengan bermalas-malasan. Kupandangi sejenak lelaki disampingku ini, dulu dia adalah bocah tapi semenjak kejadian dimana aku menyuruhnya membelikan cincin aku menjadi kekasihnya, secara de facto. Tapi secara de yure mungkin tidak, karena tidak mungkin.
Aku memang merasa bersalah terhadap kekasihnya, tapi ini adalah hari-hari terakhirku. Aku ingin semuanya aku lakukan bersamanya. Ah, untung saja aku dulu rajin minum jamu dan pil KB, kalau tidak bagaimana mungkin aku membesarkan anak sekaligus cucuku. Dian, maaf jika mertuamu ini meminta kekasihmu bersamku selama 2-3 hari ini.
Kupandangi wajah lucunya yang dulu sering aku timang-timang, ya dia pernah berjanji untuk menjadi penjagaku. Tapi sekarang kenyataanya adalah lebih dari serang penjaga. Kamu memuaskanku lahir dan batinku. Aku tahu semalam kamu tidak tega, karena aku adalah ibumu dan aku tahu kamu juga tidak bakalan tega dengan dian jika harus seperti semalam tapi mau bagaimana lagi, ibumu ini ngopi film di sematpon kamu. kamu juga sih sayang, pakai donlod film yang halus, yang kasar iiih... dasar anak cowok ibu.
Aku bangun dengan tubuh telanjangku tanpa membangunkannya, sekilas di cermin ketika aku melintas aku kembali melihat tubuhku. Memang masih rapet dan membuat anakku tergila-gila. Tapi setelah ini, aku tidak akan menjaganya. Dulu kau menjaganya agar mahesa bisa menjadi suami yang baik, tapi sayang kamu bodoh mahesa. Tubuhku aku rawat, aku buat seindah mungkin untuk kamu tapi kamu malah tidak menghiraukannya. Anakmulah yang memuji bahkan menjadikan aku sebagai wanita. Aku menoleh kembali ke arah arya, anakku, setelah ini semua berakhir aku tidak akan menjaga tubuh ini, biar gendut, biar jelek yang penting saat kamu menikmati tubuh ini masih sama dengan tubuh ketika aku masih SMA. Memang menurutku tak jauh beda, hanya sedikit timbunan lemak di lenganku tapi untuk yang lainnya sudah berbeda. Maklum sudah tidak perawan dan punya anak biasanya juga lengannya akan membesar. Berbeda jika aku masih perawan, setua apapun aku tetap saja lenganku tidak akan membesar seperti sekarang. Hmm... apa mungkin ya ini indikator perawan atau tidak perawan?
Kupandangi tubuhku sekali lagi...
“Aku akan puaskan anakku di sisa hari pelariannya!haaaaah... walau sebenarnya seks bagiku adalah pelengkap” bathinku
Kuambil selimut kecil untuk menutupi tubuhku, kubuka pintu depan villa untuk mengambil pakaianku. Berani? Ya jelas, tempat ini sepi dari orang. segera aku mengambil dan kemudian berbalik ke dalam villa kembali. Kulepaskan selimut itu sambil berjalan diruang yang luas ini, memandang kolam renang yang terlihat sangat dingin airnya. Tubuh telanjangku kubawa memutari ruangan yang luas ini sesekali berhenti kembali ke pintu geser kaca untuk memandang kembali kolam renang yang sangat dingin itu. kusandarkan tubuhku pada kaca kulihat koper yang sudah aku persiapkan semuanya. Ah, pasti arya akan minta macam-macam hari ini kalau melihat isi dari koper tersebut. Aku kembali kekamar dimana wajah arya masih terlihat pulas dalam tidurnya. Segera aku membersihkan tubuhku dengan air hangat, hanya berbalut handuk aku keluar dari kamar mandi.
“Eh... anak ini suka sekali ketika rambutku aku gelung kebelakang, terlihat lebih cantik katanya” bathinku didepan cermin
Aku keluar menuju dapur dan segera aku memasak makan pagi untuk kekasihku ini. setelah semua siap, tak lupa aku membuatkan minuman kesukaannya, wait kofi sebenarnya ada satu lagi tehh tarik tapi aku tidak ada stok. Uh, tapi rokoknya itu yang bikin aku tidak suka. Aku kembali ke kamar dengan handuk masih melilit ditubuhku, aku duduk dipinggir sepering bed tepat disampingnya. Kupandangi sejenak wajahnya, untung sekali kamu mirip aku coba kalau mirip bajingan itu mungkin saat kamu bayi aku sudah benar-benar membunuhmu. Tapi, ah tangismu saat itu yang menyadarkan aku.
“sayaaaaang bangun sayang...” ucappku pelan sembari menggoyang tubuhnya, beberapa kali aku menggoyang tubuhnya tapi responnya tetap sama berbalik dan memluk guling, tidur lagi. Sama persis dengan aku ketika dibangunkan oleh neneknya.
“sayang bangun sudah pagi, mau tidur saja? melewatkan hari ini?” ucapku
“erghh... iya bu hoaaaaaaaaaaaaam...” ucapnya bangun dan merentangkan kedua tangannya, pandnagannya sayu kearahku
“pagi ibuku yang cantik...” ucapnya sambil mencium pipiku
“ibu apa yang lain?” ucapku
“hoaaaam jangan seperti semalam, aryahhh hoaaaam ndak mau...” ucapnya sambil mengucek matanya
“teruuus?” godaku, tiba-tiba arya memelukku
“jadi istriku saja, dan selanjutnya ibuku...” ucapnya manja
“iya, ya udah arya mandi ya... diah sudah masak buat yayang arya” ucapku berubah seketika mengikuti ucapannnya. Dia tersenyum dan mengecup bibirku.
“iiih arya, bau sayang...” ucapku manja
“iya bu, arya mandi dulu...” ucapnya
“kok bu?” protesku
“eh... iya sayangku diah” ucapnya kembali, aku tersenyum melihat tingkah lakunya
Dia segera bangun dan mengecup sekali lagi keningku. Anakku memang terkadang sangat romantis, beruntung dian akan memilikinya. Bagaimana denganku? Perasaanku sebenarnya sudah kembali menjadi ibunya, hanya saja aku ingin berpisah dengan cara yang sama seperti pertama kali memilikinya sebagai seorang lelaki. Kulihat langkahnya sedikit gontai karena kantuk. Aku kembali ke dapur dan mengambil minuman kesukaannya. Kuletakan minuma hanga itu di meja kamar, tapi aku tak mendengar gemericik air di dalam kamar mandi. Aku dekati kamar mandi itu dan kudorong pelan, kulihat suamiku ini sedang duduk dikursi kecil tapi tak bergerak sama sekali.
“mau dimandikan?” ucapku
“eh... tidak, aku ingin mandi sendiri sayang” ucapnya memandangku
“kok ndak mandi-mandi?” ucapku
“iya sebentar lagi” ucapnya, tanpa berlama-lama aku lepas handuk dan berlutut dibelakangnya
Ku gayung air hangat yang ada dibak mandi, sebenarnya ada bet-up untuk berendam tapi aku itadk begitu menyukainya, maklum orang kuno. Sembari aku memandikan dan menyabuni tubuhnya, arya menggosok giginya. Ritual mandi tanpa gangguan seks sama sekali, teringat aku ketika memandikan tubuhnya ketika masi kecil. Selesai mandi, hanya menggunakan handuk aku duduk disampingnya sembari memandangnya menikmati kopi.
“jangan ngrokok, atau tidak dirokok!” ucapku tegas
“eh... iya sayang cup” ucapnya smebari memberikan kecupan
Pagi yang indah, arya hanya mengenakan celana kolornya dan aku berlilitkan handuk makan pagi bersama. setelah itu arya berganti pakaian, ku tarik koper dan kuperlihatkan isinya di dalam kamar.
“harus pakai apa sayang?” ucapku
“hmm... aku ingin kamu tampil seksi, bolehkan?” ucapnya
“memang mau kemana?” ucapku heran, karena aku sendiri berpikir kalau 4 hari ini aku akan berada di dalam villa
“jalan-jalan” ucapnya tersenyum, aku terkejut
“eh, tapi apa kamu tega memerkan tubuh istrimu didean mata lelaki lain” ucapku
“ya ndaklah, cari suasana baru, cari tempat sepi... sekali-kali bolehkan main diluar sama istri?” ucapnya mendekatkan wajahnya
“iya sayang, nurut sama sayang” ucapku manja
“pakain ini, aku ingin melihat susumu membusung... aku suka susu kamu” ucapnya dengan wajah sedikti memerah, membuatku sedikit malu
“iiih ngeres deh..” ucapku
Kupakai bra dengan penyangga, lalau aku mengenakan baju berkerah dengan sedikit lengan yang menutupi lengan bagian atasku, hanya sedikit saja, serta rok pendek diatas lutuku. Ditariknya aku kedepan cermin, tangannya melingkar diperutku. Arya kemudian mundur dan menyuruhku sedikit menungging.
“sayang, nurutkan sama aku” ucapnya, membuatku berpikir macam-maca lagi. Aku melihatnya mengambil gunting
“buat apa?” ucapnya
Tanpa berkata-kata, dia menggunting rokku, kini rok yang aku pakai semakin pendek. yang tadinya tepat diatas lutut kini berada disetengah pahaku. Risih, tapi aku harus menurutinya, hmmm guntingannya rapi juga. Arya kemudian berdiri didepanku membuka dua kancing hingga braku terlihat ditambah lagi belahan dadaku sangat kentara. Susuku membusung, disangga oleh bra lipatan susuku yang telrihat diciumnya. Suamiku ini kemudian menyuruhku membungkuk kembali. Tiba-tiba...
“aw... sayang...”teriakku, ketika jarinya mengelus vaginaku
“tempik tembemmu kelihatan sekali sayang, kelihatan tembem dengan CD tipismu” ucap arya, nakal juga anakku ini
Aku lihat memang rok yang dia potong hanya menutupi pantatku saja, jika dibandingkan dengan celna hot pant mungkin ini lebih pendek, karena bagian belakangnya hanya menutup sedikit dibawah pantatku. arya berdiri dihadapanku, aku memendangnya dengan senyuman. Perlahan bibir kami berpagutan layaknya seorang kekasih. Tangannya melingkar di belakang pinggangku, kakiku berjinjit agar bibirku tetap bisa meraih bibirnya. Selang beberapa saat, aku diajak keluar oleh anakku yang sekarang menjad suamiku. Sedikit risih memang, cepat setelah keluar dari villa aku masuk ke dalam mobil. Arya mengemudikan mobil dengan santai, kami berjalan memutari daerah villa milik ayahku. Tak ada kehidupan disekitar villa, jadi memang cocok untuk berduaan saja.
“yang, hadap sini...” ucap arya
“iya kenapa, aaww... iiih nakal banget kamu itu yang” ucapku, ketika jari tangannya masuk kedalam lipatan susuku membuatku kaget
“kamu itu ternyata nakal banget ya?” lanjutku kembali, seakan menghakimi dia. Arya tsenyum kepadaku dan kemudian memandangku, sembari mengemudi pelan
“nakalnya kan sama istrinya jadi ndak papa kan?” ucapnya, aku hanya tersenyum. Ya, dia seperti ini hanya karena acara perpisahan ini. kupandangi sejenak anakku ini, anak yang selalu penurut bahkan untuk berbuat nakal saja dia pasti akan kettakutan ketika pulang kerumah. Kali ini? biarlah...
Mobil tiba-tiba berhenti disebuah tempat yang sangat sepi, hening sesaat... arya memandangku, dan langsung meraih tubuhku, di lumatnya bibirku. Lama kami berpagutan, membuatku terbang sendiri. aku dorong tubuhnya. Aku kira akan ada serangan lain tapi arya keluar dari mobil dan berputar menarikku dengan lembut keluar dari mobil. Tanganku digandeng dan kami berdua duduk bersampingan di kap mobil. Arya disampingku langsung mendaratkan ciuman di bibirku, tangan kanannya mulai meremas payudaraku.
Lingkungan sekitar tampaknya memang berpihak kepadaku, tampak sepi dan sunyi hanya suara burung-burung yang berkicau. Di tebing yang dulu sering aku dan anakku berjalan-jalan, dulu aku bermain-main dengan arya sekarangpun kami juga bermain-main tapi permainan kami berbeda. tangannya dengan lembut meremas di susuku, tangan kananku mengelus-eleus lehernya. tangannya terus kebawah, pahaku dengan lembut di hipnotis untuk membuka lebar. Tak sulit bagiku untuk membuka lebar pahaku walau aku memakai rok. Rok yang terlalu pendek membuatku mudah untuk membuka liang senggama penisnya itu. ah, sangat lembut sekali cara dia mengelus-elus vaginaku. Kedua tanganku kini menjadi penopang tubuhku yang terus saja tertekan karena bibir arya selalu maju mencium bibirku.
“ergh mmmmhhh.... slurppp... mmmhhh” bibirku dan bibir arya bertemu, aku benar-benar tak ingin melepaskan bibirnya
Tangannya masuk kedalam celana dalam, jarinya merayap mendekati vaginaku. Dan, erghhh.... tubuhku sedikit terangkat ketika jarinya menemukan bagian sensitifku. Klitorisku dengan sedikit kasar dimainkan oleh anakku sendiri, gila nikmat sekali. Aku tidak mampu bertahan, tanganku keropos dan tidak mampu untuk menahan tubuhku lagi. Tangan kiri arya langsung menahan punggungku, mulutku sudah tidak mampu lagi meladeni ciumannya. Terlalu nikmat dibawah sana, mulutku hanya menganga dan dinikmati oleh anakku sendiri. oh tidak, aku tidak ingin keluar sekarang...
“erghhh sayang sudah.... arh...” racauku seketika itu memohon kepada arya, ah tapi namanya jiwa muda.
Anakku yang juga suamiku sekarang ini, langsung dia menarik celana dalamku. Celana dalam putih tipis ini sekarang ada di salah satu kakiku, tubuhnya langsung turun. Dan argh, oh...
“sayanghhhh... emmmmmh..... hangat lidahmu... oh anakku... suamiku, ah kulum itil ibumu nak terushhh yah terus mainkan dengan lidahm...”
“awhhhh pas sayang kocok disitu sayang yah... mmmh....”
Ah anakku selalu pas dalam memuaskan vaginaku, lidahnya menyapu klitorisku dan jarinya bermain-main di dalam vaginaku. Terasa sekali bagian dalam vaginaku sedang digaruk, aku tidak mampu bertahan lagi kalau yang ini aku sudah tidak mampu lagi.
“ah sayang ibu keluar, istrimu keluar arghhhhh... egh... egh... egh...” pandanganku kosong, tubuhku mengejang kedua tanganku mendorong masuk kepala anakku. Vaginaku masih terasa nikmat, cairan itu keluar dan tersedot kedalam mulut anakku sendiri.
Arya berdiri dan langsung aku memeluknya, nafsuku bertambah tinggi. Aku ciumi telilnga anakku tanpa menunggu persetujuan darinya. Lidahku bermain-main ditelinga, kemudian turun dleher. Sedikit kepalaku mundur untuk memandang dada bidang yang terbungkus kaos. Kuelus perlahan dan langsung aku tarik keatas, kulepas kaosnya. Kususuri sebuah lapangan di dadanya, lidahku menyapu seluruh dada anakku tak terkecuali puting susu seksi miliknya. Setelah puas aku jilati arya kemudian mundur, aku langsung membuka resleting anakku. Kukeluarkan dengan paksa penis anakku ini.
“awh ibu sakit...” ucapnya
“eh, maaf sayang, istrimu sudah kepingin...” ucapku dengan wajah merahku
“iya ini buatmu sayang” ucapnya
Burung anakku keluar dari resleting itu tapi tak seluruhnya kelihatan, aku buka celana dan kurutnkan sedikit. Lildahku sudah bermain-main di sekitar kepala penis anakku, tanganku mengocok batang anakku. Kupegang pinggangnya dan kudorong bibirku untuk melahap semua batangnya. Ah terasa sedikit sakit, batangnya menyentuh tenggorokanku dan ah...
“Ah bu nikmat sekali...” ucapnya, aku terngah-engah dengan tersenyum
Tanpa berkata-kata, aku turun dari mobil dan kuarahkan tubuh anakku untuk duduk dikap mobil. Kulepas celana anakku dan kini dia telanjang sedangkan aku masih mengenakan pakaianku. Kakinya terbuka lebar, dan aku tekan keatas penis yang “nggilani” ini. lidahku bermain-main di bagian bawah zakarnya, ah... baunya memang sedikit menyengat tapi entah kenapa aku menyukainya. Bahkan terkadang lidahku menyapu bagian anusnya. Dia mengerang tak tahan dengan perlakuanku, rasakan saja tadi juga kamu yang buat aku kelojotan sekarnag gantian. Bau menyengat ini membuatku semakin memuncak, aku pindah jilatanku ke batang kemaluannya. Tak tahan dengan hanya menjilatinya aku langsung mengulum batang kejantanannya. Tangannya menuntun kepalaku agar lebih cepat mengulum.
“ash.. ash... ash... sayang masukan, aku tidak tahan” ucapku
“aku juga sayang” ucap anakku ini
Ditariknya lembut aku dan dimasukan ke dalam jok mobil bagian belakang. Aku disuruh menunggingkan pantatku, ah ada-ada saja keinginnannya. Dan ketika aku melihat kebelakang, dia memainkan batang kemaluannya di sekitar vaginaku.
“cepat sayang masukan, jangan main-main terush” mohonku, dan slesb...
“Erghh... yah sayang terush arghh... goyang lebih kuat lagi, terushhh mmmhhh ah yah terush sayang terush, aku suka kontolmu itu, ah dalam sekali tempikku keenakan yah terush ergh..” racauku, tapi tak kudengar apa yang dia katakan
“aaawwwwh.... arghh... ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah” rintih kenikmatanku ketika batang itu menusuk dengan sangat cepat, keluar masuk dengan sangat buasny
Aku tidak tahan, tak mampu aku membendung kenikmatan ini. vaginaku seakan-akan ingin meremas pemberi kenikmatan didalam vaginaku. Yah, aku ingin...
“Aaaaaaaaaaaaaahhh..... “ teriakku sangat keras
Kepalaku jatuh diantara kedua tanganku, aku mengejang, keluar semua cairan itu. setelah beberapa saat, nafasku kembali teratur. Arya masuk dan menggeser tubuhku hingga aku terbaring bersandar pada pinggiran jok belakang. Pintu ditutup dan arya menyalakan mobil sekedar untuk menghidupkan AC mobil. Dibuka lebar, kedua pahaku dan langsung ditancapkannya batang itu lagi.
“ah, tempikmu nikmat sekali... bikin kontolku ketagihan” ucapnya merayuku
“ah yah sayang, itu untuk kamu. goyang lebih cepat lagi kita keluar bersama-sama...” ucapku
Selang beberapa saat tubuhnya menggenjot dan memompa vaginaku. Aku kelojotan walau dengan posisi yang tidak menyenangkan ini aku tetap mendapat kenikmatan. Dengan posisi ini Batang kemaluannya menggaruk bagian atas dinding vaginaku. Aku tak tahan lagi, aku benar-benar tak tahan ketika batangnya masuk ke vaginaku. Tidka seperti batang mahesa yang dimana aku harus bekerja keras untuk mendapatkan puncak walau mahesa mendapatkannya sedangkan aku kosong.
“ahhh sayang aku mau keluar lagi sayang... ah lebih cepat sayang lebih cepat lagihhh owhh... terushhh” racauku
“iyah tempikmu nikmat akhh... aku suka.. aku akan mengocoknya terus terus terus dan ah... yah enakhhh...” racaunya
“mau keluar sayang? Aku juga hampir ayo sayang lebih cepat lagih...” ucapku, wajahnya sudah melihatkan kalau mani-nya sudah berada diujung-ujung
Tubuhnya memoma lebih cepat dan lebih cepat, aku menahan tubuhku dengan kedua tanganku bertumpu dibelakang jok. Terasa pengen pipis lagi...
Croot croot croot croot croot croot croot croot
Tubuhnya langsung memelukku, aku mengejang sesaat. Nafas kami bersatu dan kami berpelukan dengan mesaranya. Bibirnya mencium bibirku, ah aku merasa nyaman bersama dengan dirinya. Beberapa saa kemudian, dia mengajakku pulang aku mengangguk dan walau sedikit lelah aku tetap duduk di jok depan menemani anakku yang mengemudi sambil telanjang ini.
“iiih masa ndak pakai baju” godaku sambil menyentuh ujung penisnya yang masih tegang itu
“suka kan?” godanya, aku hanya tersenyum dan mengangguk
“pakaian kamu sudah kamu masukan?” ucapku
“sudah tenang saja sayang...” ucapnya, mencium bibirku
Dalam perjalanan pulang aku merasa lelah dan tertidur. mungkin karena ku bangun lebih pagi aku tidak sadar kalau sudah sampai di villa. Tubuhku seperti diangkat, dan ketika aku bangun aku sudah berada di sepering bet. Tapi dasar, aku sudah ditelanjanginya tanpa sepengetahuanku.
“sudah bangun?” ucapnya melangkah sembari membawa minuman hangat
“nakal kamu ya, masa aku kamu telanjangi?” ucapnya
“he he he...” ucapnya, sambil memberikan minuman hangat yang ternyata adalah teh
“sruupuuut.... hmmm enak....”
“jadi kamu suka ya kalau aku pakai baju seksi?” ucapku
“suka...” jawabnya singkat
“berarti kalau jalan-jalan keluar, aku bagus kalau pakai baju seksi dan ketat” ucapku
“Ndak boleh!” ucapnya keras, seperti membentak
“ke kenapa? kan kamu suka?” ucapku sedikit gugup
“tubuh seksimu hanya aku yang boleh lihat, kalau yang lain ndak boleh” ucapnya memandangku tajam
“kan kamu sendiri yang bilang aku seksi?” ucapku masih sedikit gugup
“pakai seksi kalau hanya aku yang melihat!” ucapnya
Benar saja, selama jalan-jalan tadi memang tak ada orang lain diluar sana. Dan tempat yag dulu pernah aku dan anakku ini datangi adalah tempat yang sepi. Jika aku ingat semua dari awal, arya selalu memakaikan baju seksi kepadaku ketika jalan-jalan malam dan itu dia selalu memilih jalanan yang sepi. Ditempat ketika aku diajak berpacaran dengannya juga sepi. Ah, beruntung kamu dian dan pasti kamu akan ditutupi olehnya. Jadi hati-hati ya sayang kalau nanti kamu keluar pakai pakaian seksi, pasti kamu dimarahi sama lelaki didepanku ini.
“iya sayang iya, besok-besok kalau aku jalan-jalan pakai pakaian sopan deh” ucapku mencoba menengkannya
“he’em...” jawabnya sembari mencium bibirku
“sayang, nanti tehnya tumpah...” jawabku
Aku letakan teh di meja kamarku, tanpa panjang lebar. Arya langsung menarik tubuhku dan merebahkanku di tengah-tengah sepering bet.
“mau pakai pemanasan atau langsung?” ucapnya
“kayaknya langsung saja... itu sudah berdiri tegak!” ucapku
Dan...
“Ahhh... sayang pelan... ughhhh... batang kamu sudah sering masuk tapi ehhhh tetep sakit jugahhh ah ah ah ah ah ah yah terus ah ah ah mentok sayang mentok...” racauku, ketika batang itu masuk ke dalam vaginaku.
Kedua tangannya memegang pinggulku, tubuhku digoyang dan terus digoyang. Susuku naik turun menjadi pemandangan yang dia suka. tubuhku terus digoncang dan bergoncang menerima setiap hentakan dari pinggulnya. Semakin cepat dan semakin dalam batang itu masuk, dipeluknya tubuhku dan kami berciuman. Aku tidak mampu lagi meladeni ciumannya ketika vaginaku di hantam oleh kejantanannya. Berhetni sejenak batang itu memompa tubuhku kini gantian susuku yang dijamah dan dimainkan olehnya. Peramainan lidahnya di susuku di dibarengi dengan goyangan pinggulnya sesekali. Setelah puas, arya bangkit dan menarikku hingga aku berada diatasnya. Aku mulai menggoyang pinggulku dengan liarnya. Susuku diremas kedua tangan kekarnya. Oh aku suka sekali memandang dadanya yang luas itu. goyanganku semakin liar, semakin menjadi-jadi dan...
“argh sayang aku mau keluar...” ucapku
“yah terus goyang saja sayang, aku juga hampir keluar...” racaunya
Aku semakin menggoyang dan menggoyang lebih liar dari sebelumnya hingga kedua lututku sudah tak sanggup lagi. Aku terjatuh kedepan dan sensasinya, ketika susuku bertemu dengan dadanya membuatku semakin larut dalam permainan ini. Pinggulku diangkat oleh kedua tangannya, dan pinggulnya mulai bergoyang lagi terus dan terus. Pinggulku pun merespon dengan iku tbergoyang.
“aku keluar... aku keluar sayang aku keluar...” racauku
Aku mememulk erat arya, arya pun memelukku dengan sangat erat. tubuh kami berdua sama-sama mengejang, nafas kami tersengal. Cairan hangat kembali menyirami adiknya, cairanku pun meleleh di batang arya.
“ah..hash hash hash... nikmat tidak suamiku?” ucapku
“nikmat sekali sayang” ucapnya
Aku dan arya kemudian berbaring bersampingan, tak ada yang bisa memisahkan kami saat ini. aku memluknya dan dia memlukku hingga akhirnya aku kembali terlelap karena lelah bersama dengan anakku, suamiku.
Dimalam hari, aku menyiapkan makanan terlambat karena terlalu lelah. Makan malam bersamanya, dengan tubuh telanjang kami. aku kira dia ingin aku seperti saat itu ketika dirumah tetapi tidak. Kami menghabiskan malam bersama, aku mencuci piring dan dia sedang menonton televisi.
“sayang, sudah belum nyuci piringnya?” teriaknya
“sudah, ini baru saja selesai” ucapku
“kesini sayang...” ucapnya,
Aku berjalan kearahnya yang duduk didepan TV. batangnya memangsedari tadi sudah berdiri, tanpa diperintah pun aku tahu kenginannya. Langsung aku berlutut diantara kedua pahanya, mengulum penisnya. Kepalaku dielusnya dengan lembut, susuku kadang diremasnya pelan. Setelah dia puas kulumanku, aku langsung ditariknya ke atas disuruhnya aku berdiri mengangkan diantara kepalanya. Lidahnya muali bermain-main membuat aku mendesah kuat.
“jangan lamah lamah... aku ingin kontol kamu saaaahhhyang... erhhhh” pintaku,
Langsung aku ditariknya dan ku raih penisnya. Kuarahkan kevaginaku yang sebenarnya semenjak makan malam tadi sudah basah. Tampak mulus masuk tapi aku merasakan sedikit sakit ketika batangnya masuk kedalam vaginaku. Aku muali memompanya, susuku naik turun diremasnya dengan gemas.
“ah nikmatkah sayanghhh... tempikku nikmat sekali dimasuki batangmuh...” racauku
“susumu indah, tempikmu menjepit kontolkuahh” ucapnya sambil menciumi susuku
“kontolmu saja yang besar sayanghhh...” ucapku
Tak puas dengan gaya itu, dia membalikan tubuhku. Kini aku menunggangi penisnya dengan membelakanginya. Aku kembali mengocok penisnya dengan vaginaku. Semakin liar, batangnya membuatku semakin tak sanggup untuk bertahan. Tiba-tiba, tubuh arya bangkit dan embuatku harus berdiri berjinjit.
“pindah kamar saja sayang, lebih empuk” pintanya
“susah jalan awwww... yah sayang iyahh..” ucapku, yang memprotes tapi dengan sodokan penisnya membuatku menuruti keinginanya
Sambil berjalan berjinjit, kedua lenganku ditariknya kebelakang sedang vaginaku disodok penisnya. Sensasinya memang ada tapi susah untuk berjalan, hingga diatas kasur aku menungging dan dengan gaya anjing, vaginaku kembali disodok lagi. Aku mengerang kenikmatan, mengerangk karena aku mendapatkan rasa enak di vaginaku. Daya tahanku hampir saja jebol, tubuhku dibaliknya dan bahuku ditarik. Kembali aku mengulum penisnya itu, hanya sebentar saja aku langsung didorongnya dengan lembut untuk rebah diatas kasur. Diambilnya bantal untuk mengganjal pinggulku. Kembali lagi sodokan demi sodokan aku terima di vaginaku, membuatku semakin menggila. Mulutku menganga, sembari memelukku dia memasukan lidahnya kedalam mulutku. Dadanya begitu hangat ketika susuku menempel didadanya. Aku memeluknya dengan erat, sangat erat dan...
“akuh mau keluar...” desisku pelan
“akuh juga sayang... aku sirami janinmu...” ucapnya
“he’em...mmmhhh terus sayang sedikit lagi...” ucapku
“iya aku juga...” balasnya
Croot croot croot croot croot croot croot
Tubuhku mengejang sesaat, tapi pelukannya membuatku tak bisa menggerakan tubuhku. Aku kembali memeluknya, kami berciuman. Kali ini ciuman kami benar-benar lliar, lidahnya, lidahku seakan tak mau ada yang kalah. Saling melumat bibir lawan masing-masing.
“hangat pejuhmu sayang...” ucapku
“cairanmu juga hangat...” balasnya
Setelah berisitirahat beberapa menit, kini aku mulai melayaninya kembali. Tubuhku dibalilknya, menjadi posisi yang dia suka. doggy style, vaginaku di ceroco oleh batang kemaluannya. Itu goyangannya semakin liar, membuatku bernafas terengah-engah.
“arhhh sayang... terus ah nikmat sekali... tubuhku butuh kepuasan darimu sayang terus sayang terus kocok vaginaku dengan kontolmu owhh...” racauku
“ah ah ah ah sempit sekali didalam sayangku... owh yah aku ingin memompamu, akan ku pejuhi rahimmu” teriaknya
Tangaku sudah tak kuat lagi menahan tubuh bagian depanku. Aku terjatuh, payudaraku tergencet oleh tubuhku sendiri namun pinggulku masi tetap menungging dan dikocok terus oleh batang kemaluannya.
“ahhhh.... nikmaaaaaaaaat sayang lebih kerassss aku butuh kontol kamuhhhh... yah terusshhh terussssh....” racauku dengan suara yang sudah mulai serak
“Ibuku... istriku kamu memang hot diranjang... kontolku selalu terpuaskan oleh tempik sempitmu ini” teriaknya
“yah... tempikku memang untukmu ahhhh yah aaaah aaaaaaahhh dalam aaaaahhh...” racauku sudah tak kuat lagi
Plak... Plak... Plak... tiga kali tamparan di pantatku membuatku terkaget...
“awhhh sayang...” teriakku
“vaginamu semakin rapet saja....” racaunya
“ah... ah... ah... kamu nakal, istrimu kamu tampar pantatnya ughhhh” ucapku. Sedikit lagi aku merasakan klimaks, mungkin anakku ini tahu tapi dia menghentikan lajunya.
“ah... ayo sayang aku sedikit lagi kelluar...” ucapku
“sebentar...” ucapnya
Aku diangkat tanpa melepaskan penisnya dari vaginaku. Dengan tubunya sedikit miring kebelakang untuk menahan tubuhku. Anakku kemudian bangkit dan berdiri, diarahkannya aku didepan cermin. Aku malu ketika tubuhku di naik turunkan olehnya, melihat diriku yang tanpa busana sedang di kawini oleh anakku sendiri. batangnya keluar masuk di dalam vaginaku, memompa dan terus memompa.
“ah.... sayang... ini memalukan... tolong... ah jangan didean cermin...” pintaku
“ah... kamu tampak seksi ibu, tubuhmu pasti dan selalu membuat tergila-gila... lihat tempikmu yang sedang menikmati kontol anaknya sendiri itu” ucapnya
“a...hh... kamu nakal... emmmhhh... aku mau keluar sayang... aaaaaaaaaaaaaaaaa” ucapku berteriak karena mendapatkan orgasmeku
“lihat tempikmu pipis bu” ucap arya
“ash ash... malu tahu...” ucapku sambil menutup wajahku, sedikit aku ka jari-jariku dan kulihat cairanku melelh diantara batang kemaluannya
“lihat susu ibu, untuk seumuran ibu susu ibu masih sangat bagus masih sekal dan tidak menggantung...” ucapnya memujiku
“kamu ini... pindah dikasur saja, belum keluarkan?” ucapku dan dia megangguk
Aku kemudian direbahkan diatas kasur, setahuku aku akan di pompa lagi tapi tidak. Arya turun dari kasur dan menggeser cermin itu kembali. Aku heran apa yang ingin dilakukannya, selang beberapa saat dia naik kekasur lagi. Tubuhku dibaliknya, doggy style, wajahku tepat dihadapan cermin itu. sungguh memalukan tapi aku benar-benar malu. Ingin rasanya aku memprotesnya tapi...
“ahhh... pelan sayang pelan...” racauku
“ah, tempikmu ini tidak boleh pelan-pelan untuk menikmatinya... aku ingin robek tempikmu ini sayang.” Ucapnya
“ah robek sayang robeklah... ah sayang aku malu....” racauku kembali sembari menundukan kepalaku
Tak ada respon darinya, kulihat matanya terpejam ketika menggoyang pinggulnya. Terlihat sangat jelas dicermin itu. Lama-kelamaan aku hanya bisa menunggingkan pinggulku, tubuh bagia depanku jatuh. Malu tapi aku ingin sekali melihat kembali anakku menyetubuhiku dari belakang. Wajahnya terbakar oleh nafsu kepada ibunya sendiri, sedangkan aku sudah tidak bisa mengendalikan tubuhku. Tubuhku butuh kepuassan ya kepuasan dari anakku.
“arhhhh sayang tempikmu enak nikmat... aku ingin kuarkan lagi dirahimmu...” racaunya
“ahhh... iya sayang keluarkan sebanyak-banyaknya ke dalam rahimku, semprot... pejuhi rahimku dengan cairan cintamu...” ucapku yang sudah tidak kuat,
“aku keluaaaaaaaaaaaaaaaaar...” teriaknya dan hentakan keras ke dalam vaginaku, aku ikut orgasme
“aaaaaaaaaaaaaaarghhhhhhhhhh...” teriakan keras dariku merasakan batangnya benar-benar merobek vaginaku, dalam sekali masuknya
Mataku tak bisa lepas dari cermin itu, kulihat anakku mengejang. Ambruk kedepan dan mengangkat tubuhku dengan cara meremas susuku ini. diangkat hingga aku berlutut kepalaku menoleh kebelakag dan kami berciuman.
“lihatlah cairan kita bersatu” ucapnya, aku kemudian menoleh kearas cermin
“kamu itu aku kan malu...” ucapku
“malu kenapa? aku sudah lihat seluruh bagian tubuhmu kenapa harus malu?” ucapnya
“iih... capek yang, pengen bobo... tapi kontol kamu tetep didalem yang sampai lemas ya...” pintaku manja
“tapi bersihin dulu pakai mulut kamu yang seksi ini” pintanya
“iya sayang iya...”ucapku
Arya terlentang, aku berbalik menghadap ke arahnya. Seperti seekor anjing aku menjilati penisnya. Aku kulum, aku bersihkan kontol anakku sendiri dengan mulutku. Kujilati setian centimeter batang kemaluan anakku.
“lihatlah... pejuhkukeluar dari vaginamu...” ucapnya, aku menoleh kebelakang
Memang terasa spermanya meleleh di vaginaku, vaginaku tampak berbentuk O. Malu juga tapi aku menikmati persetubuhan ini.
“sluurrpp... tapi aku lebih tertarik dengan sisa pejuh kamu yang ada di kontol kamu ini sayang” balasku
“bersihkan ya istriku yang tercinta...” pujinya
Akhirnya setelah batang itu mulai lembek, aku ditanganku aku bangkit dan lagsung aku cium bibrnya dengan bibir bekas spermaya. Diatas kasur ini kami berguling, berciuman hingga lelah dan penisnya lepas dari vaginaku. Aku tertidur dalam pelukannya. Esok adalah hari terakhirku terhitung tiga hari semenjak aku datang kevilla ini.
Aku terbangun karena goyangan pelan tubuhku, serasa sangat malas untuk bangun setelah duahari ini tenagaku terkuras. Aku buka mataku perlahan dan...
"eghhh hoaaaam... eh... ibu cantik sekali" ucapku ketika mataku terbuka melihat ibu dengan kebayanya
"mandi dulu sana nak" ucap ibu, aku bangkit dan hendak mencium pipinya. Ibu memundurkan kepalanya.
"sama ibu sendiri kok kaya gitu ndak boleh to ya, sana mandi dulu. Itu sarapannya sudah ibu siapkan" ucap ibu,
"eh... iya" ucapku, ibu berlalu keluar dari kamar
Aku segera masuk kedalam kamar mandi, segera aku meraih gayung dan membasuh tubuhku. Ah, kebaya dengan lipatan susu yang terlihat sangat jelas. Susunya begitu membusung, lebih membusung daripada hari kemarin. Wajahnya ayu, rambutnya disanggul kebelakang. Tapi kenapa tadi ibu jaim sekali? Masa bodohlah, aku harus segera menemuinya. Kupakai kaos dan celana kolorku. Sematponku menyala, dan segera aku raih. Wongso.
"hai wong, ada apa?"
"ndak papa, Cuma mau ngabari motor kamu aku titipkan ke warung langgananmu. Dekat rumahmu itu lho"
"owalah, lha mbok biar di rumahmu saja"
"aku sibuk, nanti kamu ganggu aku, makanya aku titipkan ke warung langganannmu"
"sibuk apa? Ada masalah lagi?"
"sibuk.... sibuk kenthu mas bro, dah ya ni mau tancap gas lagi, sori yo"
"matamu, ya ojo sampe meteng lho ndes (jangan sampai hamil lho ndes)"
Klek, aku matikan telepon, segera aku keluar dari kamar dan aku dapati ibu di meja makan dengan senyum khasnya yang indah. Aku dan ibu kemudian makan bersama di meja makan, kupandangi wajah ibu yang ayu tersebut. Ah perasaanku berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Ibu tampak lebih menjaga dirinya dibanding hari-hari sebelumnya. Setelah selesai makan, aku melihat ibu merapikan piring dan meja makan, benar-benar ughh...
"Bu, tumben pakai kebaya?" ucapku
"kan suah biasa nak" ucap ibu
Aku tersenyum melihat sikap ibu yang benar-benar berbeda dari sebelumnya. Kulihat lebih tajam lagi, kutelanjangi tubuh ibu dengan dua bola mataku. Benar-benar tidak mempelihatkan umur yang dia sandang sekarang. Tiba-tiba saja dedek arya mulai berdiri lagi, perlahan mengacung ke atas. aku juga sudah mulai tidak tahan lagi. Darahku berdesir ketika melihat wanita berpakaian kebaya ini. aku dekati ibu yang sedang mencuci piring, kedua tanganku melingkar di perut ibu.
"eh... kamu itu bikin kaget saja? malu-maluin tahu gak, sudah gede kok nempel ibunya terus" ucap ibu. ku jatuhkan daguku di bahu kanan ibu, perlahan aku dekatkan bibirku ke leher jenjangnya.
"eehhh... nak kamu ngapain?" ucap ibu pelan
"kangen sama ibu" ucapku
"kan setiap erghhh hari ketemu sama ibu..." ucap ibu, aku langung mencium leher jenengannya
"nak... ndak boleh kaya git" ucap ibu sambil memandangku tapi tidak ada pandangan melarang walaupun maksud sebenarnya adalah melarangku. Sedetik kemudian kepalaku maju dan mencium bibir ibu
"nak ndak bolehmmmm... aku ini ibumu... mmmmmmm...." ucap ibu yang langsung mencoba mendorongku dengan lembut menggunakan tangan kanannya, tapi dorongan itu tak ada tenaga sama sekali
Aku terus maju mencoba melumat bibir indah ibu, namu ibu terus menutup bibirnya. Kutarik tubuhnya dan kupeluk dengan erat. kedua tanganku langsung meremas susu yang berbalut kebaya ini. kepalaku terus maju dan menjiilati bibirnya yang tertutup.
"nak,ndak boleh, ini ibu nak mmmm... nak, nanti dilihat orang mmmm... ndak bolmmmmleh nakmmmm" ucap ibu mencoba melawan, tapi perlawanan yang tidak ada tenaganya sama sekali
Tanganku terus meremas susu berbalut kebaya ini, terasa benar-benar nikmat susu ibu yang masih terbungkus ini. seakan ada sensasi tersendiri, ah aku ingin semuanya, aku ingin segera tersalurkan. Aku harus bisa membuka semua isi dari kebaya ini, walaupun aku suda sering melihatnya. Ibu terus meronta lemah seakan menolakku, tapi aku menarik tubuhnya, membalik tubuh kami berdua dan kini dihadapan ibu adalah meja makan. Aku dorong ibu hingga bagian pinggangnya bersentuhan dengan meja makan. Aku meremas dan terus meremas susunya, lehernya aku ciumi hingga ibu meronta lemah dan mengeluarkan kata-kata larangan kepadaku. Kudorong tubuh ibu dengan tubuhku hingga tubuh atasnya tegkurap diatas meja makan.
"ah, nak jangan nak erghhh.... jangan nanti dimarahi ayah kamu nak" ucap ibu
"aku ingin ibu.... aku cinta ibu..." ucapku, sembari tanganku meraba-raba pantatnya
"egh jangan.. ini ndak boleh nak, jangan ugh..." ucap ibu
Tangan kiriku menahan tubuh ibu agar tetap rebah diatas meja dapur. Dengan sedikit membungkuk tangan kananku meraih ujung jarik ibu, kutarik dengan sedikit memaksa karena memang sulit terangkat hingga keatas. Setelah jarik itu terangkat hingga keatas, pemandangan indah kembali aku lihat. Pantat besarnya dan juga celana dalam tipisnya membuatku semakin bergairah.
"nak... jangan ibu moh... arghhh... ibu mohon janganhhhh erghhh..." ucap ibu yang merintih ketika tanganku memainkan vagina yang masih terbungkus celana dalam
"ah... ibu sudah basah, ibu juga kepingin kan? Arya mohon bu sekali saja bu..." pintaku, sambil menciumi leher jenjangnya
"nak jangan ndak boleh aku ini ibumu, kamu bisa melakukannya dengan wanita lain" ucap ibu
"tapi bu, ibu mau kalau aku melakukannya dengan pelacur dan aku terkena penyakit?" ucapku yang masih menciumi lehernya
"tidak, tapi ibu mohon jangan dengan arghhhh...." ucap ibu tercekik ketika jariku bermain-main
Aku tarik celana dalamnya hingga ke bawah pahanya, kumainkan kembali vagina ibu dengan mengelus-elusnya. Tak tahan aku turun kebawah dengan tangan kiriku berada di pinggang ibu untuk menahan ibu tidak bangkit.
"Arghhh nak jorok itu jorok jangan nakhhhh akhhhh itu ndak ahhh.... jangaaaaan..." ucap ibu
Lidahku beramin-main di vaginanya, tangan kananku mencari-cari klitorisnya. Ibu terpekik keras hingga kepalanya bangkit terangkat keatas, vaginanya sudah basah sebelum aku menyentuhnya tadi. Menandakan keinginan ibu untuk aku setubuhi. Terus aku melakukan serangan di vaginanya, kini lidahku masuk ke dalam vagina indahnya. Jika dibandingkan dengan pertama kali ketika aku memainkannya memang sudah tampak beda, mungkin karena sering aku coblos.
"argh... sayang hentikan... tolonghhh hentikkkhannnn arghhh.... aaaaaaahhhh" teriak ibu, terasa cairan hangat keluar dari vaginanya
Aku langsung berdiri, tangan kiriku menahan tubuh ibu untuk tetap berada diatas punggungnya sedang tangan kananku melepas celana kolorku. Dedek arya keluar dengan tatapan tajam ke vagina ibu. tubuh ibu masih sedikit mengejang, ibu membalikan kepalanya.
"ah... sayang jangan sayang... ibu mohon..." ucap ibu
"ah bu, arya mohon bu sekali saja bu....arrrrggggghhhh" ucapku sembari mencancapkan dedek arya ke dalam vagina ibu, mudah masuk tapi tetap saja terasa sempit
"arghhh.... nak kamu masukan batang kamu, kamu jahat nak, arghhh kamu jahat sama ibu..." ucap ibu tapi tak ada air mata kali ini. aku peluk tubuh ibu, kuangkat sedikit tubuhnya dan kuremas payudaranya
"Arghh bu... aku cinta ibu, sayang ibu. aku ingin menyetubuhimu bu, aku ingin ngethu ibu, aku ingin ngentot ibu... yah aku ingin bersatu dengan ibu..." racauku
"Arghhh nak janganhhhh ah ah ah aha..." ucap ibu
Aku menggoyang pinggulku, memasukan dan mengeluarkan dedek arya dari vagina ibu. kuremas payudaranya, kuelus-elus lipatan paydaranya itu. dengan kedua tanganku kupegang dan kutarik kebawah kebayanya. Mudah sangat mudah, tak seperti sebelum-sebelumnya bahkan suara sobeknya pun hampir tidak terdengar. Susunya menyembul keluar langsung aku remas sembari aku menggoyang pinggulku. Ibu mengerang tertahan, mencoba menyembunyikan desahan kenikmatannya. Aku terus memeluknya, pinggulku terus bergoyang. Remasan di susunya, sensasi dari pemeerkosaan yang lembut ini membuat aku kalang kabut. Jujur saja, sensasinya berbeda.
"argh nak... ergh.... ah ah ah ah aaaaaaaaaaaaaa...." teriaknya
"oh bu, tempikmu, vaginamu nikmat sekali, kontolku keenakan didalam sana...." ucapku
"naaakkkhh hentikan, ahhhh ibu mau kkeluarrrhhhh.... aryahhhhh ibu mohon berhentiiiiihhlaaahhh..." rintih ibu
"tidak bisa bu.... arghhh terlalu nikmat didala sanahhh aku juga ingi keluarhhhh yah... ayo bu, ibu juga menikmatinya kan? Arya suka ngenthu ibu owhhhh... yaaahhhh" ucapku
"erghhh..... henti.... aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh" ucap ibu, yanng diikuti tubuhnya mengejang. Aku yang sedikit lagi keluar, akhirnya terus memompa dan pada akhirnya aku keluar.
Crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot...
Aku peluk tubuh ibu, kami mengejang bersama. kucium tengkuknya dan ibu tengkurap tak berdaya diatas meja dapur. Pagi yang indah, sarapan sudah enak ditambah lauk tempe milik ibu. setelah nafasku teratur, aku bangkit dengan dedek arya yang masih tegak ingin merasakan nikmat. Ibu berbalik dan memandangku
"kamu sudah setubuhi ibu kamu sendiri, kamu benar-benar anak nakal hash hash..." ucap ibu dengan tatapan mata tajam
"maafkan arya bu, ini karena arya terlalu sayang sama ibu" ucapku, maju dan memeluknya. Bibirku bertemu dengan bibirnya sekali lagi, dan kali ini ibu melayani ciumanku
"hash hash... jujur saja ibu juga merasa kenikmatan daripada dengan ayahmu nak, hari ini karena kamu sudah perkosa ibu. ibu akan melayanimu, cukup hari ini saja hingga malam nanti" ucap ibu
"terima kasih bu, arya suka ibu kalau pakai kebaya" ucapku kembali menciumnya
"iya... sebentar ya nak, ibu capek sekali. Kamu tadi kasar sekali" ucap ibu, padahal jika dibandingkan hari-hari seelumnya lebih kasar lagi
"bu, pakai kebaya lagi ya bu.yang seksi" ucapku bangkit memberi ruang ibu bangkit
"iya, ini apa masih saja bangun dasar anak muda" ucap ibu
Aku duduk dikursi memandang akting ibu yang sangat membuatku bergairah. Ibu kembali kekamar, aku hanya menunggu dengan dedek arya yang masih "ngaceng" tapi nganggur. Aku berjalan dan berpindah ke sofa. sku duduk menunggu ibu, menunggu kejutan darinya. Setelah beberapa saat ibu keluar dengan dandanan dan rias yang lebih seksi. Lipatan susunya seakan-akan memang ditunjukan kepadaku, agar aku lebih bernafsu lagi. Ibu kemudian berdiri didepanku, kutarik tubuhnya hingga jatuh kepangkuanku. Bibir kami bersatu kembali, tangan ibu langsung meraih batang dedek arya yang sudah bangun. Dikocoknya perlahan...
"Bu, Arya pengen batang arya dikulum" ucapku
"iiih... ndak mau, kan jorok nak" ucap ibu
"plis bu, yah..." ucapku
"iya, pasti kepengen lihat ini dari atas ya?" ucap ibu sambil salah satu tangannya menunjukan lipatan susunya
Aku yang ditunjukan kembali padahal aku sudah melihatnya langsung menarik ibu. wajahku aku benamkan di lipatan payudara ibu, lidahku menjulur dan masuk ke dalam lipatan susunya. ibu hanya mengelus-elus kepalaku sembari menikmati permainanku. Setelah puas, ibu kemudian turun kebawah selangkanganku. Dengan sedikit menungging, ujung dedek arya dipaksanya masuk kedalam lipatan susu itu. dicobanya berulang-ulang sembari meludahi dan mengocok seentar dedek arya. kembali dicoba, tetap saja tidak bisa tapi itu sudah membuatku on fire.
"ibuku yang cantik, dikulum bu... arya pengen bangeeethhh..." ucapku
Ibu tersenyum kepadaku dan langsung menjilati dari anus hingga ujung dedek arya. Aku tak karuan menerima perlakuan ini, lama kelamaan ibu menjadi sangat liar. Bibirnya terbuka dan kemudian...
"mmm... tunggu sayang..." ucap ibu, yang kemudian bangkit dan menuai kentang
"ah, bu, ibu mau kemana?" protesku, ibu menole sebentar dan kemudian melanjutkan langkahnya ke dalam kamar.
Sekembalinya dalam kamar ibu membawa sematponnya dan kemudian seth... seth... seth sebuah sematpon mengarah ke arahku tak jauh dari tempatku duduk. Aku masih bisa meraih sematpon itu. Aku tak mengerti maksud dari keinginan ibu, tapi mau bagaimana lagi aku juga tak tahu akan digunakan untuk apa.
"bu, kok direkam?" tanyaku
"tenang nak, itu hanya untuk kenang-kenangan setelah ibu menggunakannya. Ibu akan langsung buang sematpon ibu" ucap ibu, yang kembali berlutut di bawahku
"kamu suka ini kan nak? Dasar anak nakal, sudah perkosa ibumu sekarang ibumu kamu suruh meayani nafsumu..." ucap ibu, tangan ibu memegang batang dedek arya dan memeprlihatkan kepadaku bagaimana liarnya ibu.
Ibu memperlihatkan wajahnya yang sedang menjilati batang kemaluanku dengan ganas. Sampai pada ujungnya lidahnya menari-nari, berdansa dengan helm dedek arya. dan sleb.. batang itu masuk perlahan ke dalam mulutnya, perlahan batang dedek arya kembali masuk lebih dalam... lebih dalam dan lebih dalam lagi. Hingga terasa batang dedek arya masuk sampai kedalam tenggorokannya dan lidahnya bergerak-gerak menyapu batang dedek arya.
"Arghhh...." desahku
Ibu kemudian melepas kulumannya dan terengah-engah. Dengan isyarat tangannya ibu menyuruhku merekam dari jarak dekat. Benar-benar berbeda dari sebelumnya, kurekam ibu yang melakukannya seperti di awal. Memperlihatkan wajah liarnya menjilati batangku, aku mendesah tertahan. Dilakukannya lagi kuluman hingga tenggorokannya, ah nikmat sekali. Tangannya kemudian mengocok batang dedek arya, mulutnya mengulum sebagian dedek arya. kepalanya maju mundur, bibirnya manyun, dan juga matanya melirik ke arah kamera. Dengan tersenyum ibu kemudian menjilati ujung kepala dedek arya.
"arghh... enak bu, owhhh... aku sudah tidak tahan bu, arya pengen masukke tempik ibu" racauku
"suda tidak tahan? Mau masuk ke tempik ibu yang sempit ya nak?" ucap ibu, dan aku mengangguk sembari mengelus pipinya
Aku mearuh sematpon yang masih merekam adegan panas ini disampingku. Ya merekam ibu yang kemudian berdiri dan mengangkangi batang dedek arya. dedek arya masuk, kepalanya mendongak ke atas seakan benar-benar menikmati permainan ini secara liar. Wanita yang sebelumnya terlilhatanggun kini berubahmenjadi liar sekali. Tubuhnya naik turun, memompa batang dedek arya dengan sangat ganas.
"Awhhh awhhh awhhh awhhh awhhh awh kontolmu enak sekali aku suka, ah besar lebih besar dibandingn suamiku yah aku suka sekali aaarghhh masuk sangat dalammm owhhhh kontol suamiku tidak ada apa-apanya dibanding dengan ini... tempikkku keeenakan yah arghhh tempikku penuh dengan kontolmu yahhhh enak sekali owhhh..." racaunya semakin liar, tangan kanannya yang berada dipundakku kemudian menutup mulutku agar tidak mendesah. Apakah agar tidak terekam? Pikiranku malah kembali ke kamera itu, untuk apa sebenarnya?
"ini susuku, remas susuku owhhhh remas susuku ini yah terussshhhh arhhhhh... remas hisap yang kuathhh owhhhh..." ucap ibu yang sambil naik turun kemudian membuka sendiri kebayanya mengeluarkan susunya, dan langsung aku remas, aku hisap dengan kuat. Kelihatannya ibu udah memodif kebayanya sehingga bisa dengan mudah di buka.
"yahhhh enakkkkhhhh uuugghhhhh mmmmhhhh kontolmu manteb aarghhhhh... aku mau keluar, tempikku mau muncrat owhhh muncrat... kontol ini bikin tempikku muncrathhhh arhhhhhhhhhhh" racau ibu
Ibu langsung ambruk dalam pelukanku, bibirnya dengan ganas langsung melahap bibirku. Permainannya sangat panas, terbakar oleh nafsunya sendiri. sambil mengejang bibirnya melumat bibirku, cairan hangat meleleh di batang kemaluanku. Tapi ibu masih terus memburu bibirku, tanganku malah lebih keras meremas susu besarnya itu.
"ah, ibu lliar sekali..." ucapku
"arghhh... jelas nak, kontolmu bikin ibu keenakan sayang, lihat saja kontol kamu itu selalu berdiri" ucap ibu
"itu karena ibu yang bikin berdiri terus..." ucapku
"lagi ya nak, ibu masih ingin melepas semuanya bersama kamu" ucap ibu kemudian bangkit dan megambil sematponnya diletakan didepan kami berdua.
Dengan cepat ibu langsung megangkangi dedek arya kembali dengan posisi membelakangiku. Kebayanyayang sudah awut-awutan, tapi susunya sudah tertangkap oleh kedua tanganku. Ibu kembali memompa, kedua tangannya memegang lengan tanganku. Tubuhnya kembali naik dan turun.
"Awhhh awhhh awhhh awhhh awhhh awh kontolmu enak sekali, ah besar dibandingn suamiku yah kontol suamiku tidak ada apa-apanya dibanding kontol kamu... arghhh aku suka sekali aaarghhh masuk sangat dalammm owhhhh kontol suamiku kecil tidak bisa memuaskanku, Cuma kontol ini yang bisa arghhhhhhh... tempikkku keeenakan yah arghhh tempikku penuh dengan kontolmu yahhhh enak sekali owhhh..." racaunya lebih liar dengan menyebut-nyebut ayah
Aku tidak tahan menarik tubuh ibu ke ara sofa. Di sofa ibu yang tahu langsung menungging dan mengarahkan pantatnya ke arah dedek arya. aku masukan dedek arya ke dalam vaginanya lagi, aku mulai menggoyang pinggulku keluar masuk ke dalam vaginanya. Terasa lebih sempit dan nikmat, aku terus menggoyang dan menggoyangnya.
"aarhhhh yah terushhhh kontolmu enak sekali owhhhh enak bangethhh yah terus masukan kontolmu lebih dalam lagi ke tempikkku.... tempikku yang tidak pernah dijamah oleh suamiku yang bodoh itu yah terushhh lebih dalam... lebih nikmaaaaathhhh arghhhh...arhhhh enak sekali.... enaaaaaaaaaaaaaaakkkkkk argghhhhh nikmaaaaaaaaaaat ayh ayh ayh aaaaaaaaaarhhhhh" teriaknya keras, aku hanya bisa mendesah pelan menikmati sensasi liar ibuku sendiri.
Kupercepat goyangan pinggulku dan hentakan semakin keras, ibu semakin menggila dan menggila. Kuhentikan dan dengan sedikit kasar aku membalik tubuh ibu, kubuka pahanya dan langsung aku tancapkan kembali dedek arya. aku menggoyang lebih gila lagi. Racaunya semaki terdengar sangat liar sekali, bola matanya keatas bibirnya menganga, lidahnya sedikit keluar. Aku benar-benar takjub dengan sensasi liar ini.
"arhhh... ibu liar sekali... arghhh aku mau keluar... keluar yahhh... tempikmuu nikmatthhhh owhhh.... yahhhh enak sekali owhhh...." racauku
"ah.... ahhh ahhhh ahhhh... nikmat anakku nikmat sekali ayo sayang lebi kerrrrrrrassshhhhhh ah ah ah pejuhi wajah ibumu naaaaakkkkhhh...." racaunya
Kugoyang semakin keras, vaginanya menjadi menggenggam dedek arya, susunya aku remas dengan sangat kuat. Ibu hampir keluar, aku juga, dan kuhentakan lebih keras. Tubuh ibu melengking keatas, mengejang sesaat. Kutarik dedek arya dengan Sperma yang sudah diujung. Langsung aku kangkangi kepala ibu dan kusemprotkan semua spermaku di wajah ibuku. mulut ibu terbuka dan matanya memejam, sperma keluar dengan sangat belepotan di wajahnya. Setelah yakin, sudah tidak ada lagi sperma yang keluar, ibu membuka matanya dan menyuruhku mengambil sematponnya. Ku ambil dan kukangangi lagi wajahnya, bibirnya mengulum dedek arya membersihkan semua yang tersisa disana.
"ohh... pejuh, enak sekali... nyammmmmmmmm hash hash hash...." ucap ibuku
Setelah semua bersih, ibu dengan jarinya membersihkan sisa-sisa sperma di wajahnya. Kumatikan sematpon kemudian duduk berhadapan dengan ibu yang masih rebah. Kami beristirahat sebentar, setelah yakin semua kembali kuat. Ibu bangkit dan kembali masuk kedalam kamar, dibawanya sesuatu ditangannya sekembalinya dari dalam kamar. aku duduk bersandar dihadapan ibu, terlihat ibu melepas kebayanya dan mulai memakai satu persatu pakaiannya. Tapi kemudian berhenti dan memakainya lagi, ib memberiku isyarat untuk merekam adegan ini. aku merekamnya, semua degan itu aku rekam.
"bagaimana nak? Kamu suka?" ucap ibu sambil memutar tubuhnya dihadapanku
Aku letakan sematponku agar tetap bisa merekam semua kejadian ini. Aku berdiri sambil tersenyum lebar mendekati ibu, ibu ternyata sudah mempersiapkan semua. Aku langsung peluk ibu yang rambutnya terurai dibelakang tubunhya. Tanganku kemudian menarik celana dalam bagian belakang ibu ke atas, kugoyang-goyang ibu merintih entah nikmat atau sakit. Kepalanya mendongak keatas, mulutnya menganga menunjukan nikmat yang dia rasakan.
"ibu mau kamu pejuhi lagi nak... kamu pejuhi dihadapan kamera lagi ya nak..." ucapnya
"eh, iya bu pasti semua keinginan ibu akan arya penuhi sekarang" ucapku
Ibu berser kesamping agar ibu terlihat di kamera, tanganku menarik kebawah penutup susunya. kuhisap dan kumainkan puting susu sebelahnya lagi. Tangan kiriku memainkan celana dalamnya terus. Tanpa berlama-lama, aku geser celana dalam itu, kunaikan salah satu pahanya di pundakku. Kuhisap vagina ibu lagi ah, masih terasa bau-bau kenikmatannya. Jilatanku semakin liar, semakin ganas.
"arghhh... yah... nak terus hisap tempi ibu akhhh nikmat sekali nakhhh owhhh...." racaunya
Jari-jariku kembali menyodok-nyodok vaginanya kembali, mungkin karena sudah beberapa kali orgasme ibu kembali mendapatkannya. Tubuhnya mengejang cairan kenikmatanya aku hisap aku telan. Ibu kemudian menahan pundakku untuk tetap berlutut, dia turun dan posisinya merangkak kedua tangannya masih menahan tubuhnya hanya mulutnya saja yang menggapai dedek arya. aku memegang kepalanya, karena tidak tahan dengan sensasinya tanganku dengan sedikit kasar memaju mundurkan kepala ibu untuk mengulum dedek arya
"Ahhh nikmat seklai mulutmu bu yeah...." racauku, sembari memejamkan mata dan tersenyum
Sesaat kemudian ibu aku balik kan dan menunggingkan pantatnya ke arahku. Dengan segera aku memasukan batang dedek arya kedalam vaginanya. Tidak sesulit seperti sebelum-sebelumnya karena memang sudah licin dan basah. Aku memaju mundurkan pinggulku...
"arghhh anakku kamu masuk lagi di tempik ibu owhhh enak sekali nakhhhh enak sekali owhhh yah terus goyang... terushhh sayang goyang lebih dalam lagi lebih keras lagi sayang owhhh... nikmat sekali sayangkuwhhh yeah tersuhhh terushhh enak sekali sayanghhhh.... mmmhhh...." racaunya
"iya bu tempik walau basah tetap nikmat, masih terasa sempitnya..." racauku
"jebol tempik ibumu nak... jebol buat lebar, buat tidak rapat lagihhhh owhhh nikmat sekali sayanghhhh oh nikmathhhhh dalam sekali kontolmu mansukkkhhhh..."racau ibuku
Aku sudah begitu lemas begitu pula dengan ibu, tak ada lagi teriakan-teriakan seperti sebelumnya. Kami sudah hampir kehabisan tenaga, tapi pinggul ini seakan tak mau berhenti, seakan ingin terus memompa. Ibu yang sudah tidak kuat langsung tengkuran ketika aku memajukan pinggulku. Aku ikut menindihnya dan terus memompanya. Ibu mendesah dan terus mendesah tak karuan. Hanya suara desahan-desahan nikmat dari mulut ibu keluar. Hingga akhirnya aku ambruk dan mengeluarkan spermaku, tubuh ibu mengejang untuk kedua kalinya.
"ah sayang... ibu puas sekali, ibu ingin lagihhh..." ucapnya
"arya jugah bu owh... tempikmu mengedut-ngedut bu" ucapku
"sudah siang, sayang... kita isirahat sebentar setelah itu kita lanjutkan lagi" ucap ibu
Aku bangkit dan mengambil sematpon, kumatikan dan aku kembali disamping ibu yang sudah membalikan tubuhnya. Aku dan ibu tidur di karpet depan sofa, berpelukan, dan berciuman saling melumat bibir hingga kantuk menyerang kami berdua.
Setelah kami terbangun di sore hari...
"bagaimana nak, kalau ini?" ucap ibu yang memakai pakaian renanng ala baywatch
"seksi dan liar bu..." ucapku tersenyum
"ayo sayang, ada kolam renang disana... ibu ingin menikmati kontolmu lagi" ucap ibu, aku mengangguk.
Sembari membawa sematpon, aku meremas pantat ibu. aku letakan sematpon menghadap ke arah kolam renang. Ibu berdiri disana sambil memutar-mutar didepan sematpon memamerkan tubuh yang masih indah tersebut. Aku dekati ibu dan langsung aku peluk, aku lumt bibirnya. Ku dudukan ibu, kubuka pahanya dan kumainkan vaginanya dengan pakaian kolam renang yang ketat itu. iu kemudian mendorongku dengan posisi 69, ibu memainkan dedek arya degan ganas. Sedangkan aku menggeser penutup vaginanya itu dan memainkan klitorisnya.
"erghhh... sayang ughhh enak sekali nak... mmmmmhhhh arhhh.... " ucap ibu yang semula mengulum dedek arya tetapi tertahan karena kenikmatan yang dia dapatkan di vaginanya.
Lama degan posisi 69, ibu kemudian berbalik dan mengangkangi dedek arya, dgesernya penutup vaginanya dan dimasukan kembali dedek arya kedalam vagina ibu. kutarik pakaian renang ibu hingga susunya menyembul. Ibu tampak kesakitan lalau kugeser ke samping dari bahu hingga pakaiannya terlepas dan menutupi perutnya. Kedua tangannya berada diatas dadaku, kepalanya menunduk merasakan nikmat disetiap pompaan yang dilakukannya.
"aarhhhh yah kontol enak sekali owhhhh enak bangethhh yah kontolmu dalam sekali masuk ke tempikkkkkhhh ibu sayangku, anakku sendiri arghhh kamu kenthu sama ibumu,arghhh enak sekali kenthu dengan anakkuh yahh owhh.... tempikku terasa nikmaaaaathhhh arghhhh...arhhhh enak sekali.... enaaaaaaaaaaaaaaakkkkkk argghhhhh nikmaaaaaaaaaaat ash ash ash aaaaaaaaaarhhhhh" sangat liar
"iya bu aku ngenthu ibuku sendiri, nikmat seklai buhhh owhhh yah nikmat tempikmu bu, enak sekali tempiku, ayo goyang bu, goyang lebih liar lagi ibuku... owh kontolku keenakan didalam tempikmu owh enaaaaakkkhhh...." racauku
"kontol anakku arghhhh... buat aku keluar terusshhhhh arhhhh yahhhhh enak sekali... arhhhh sayangku, anakku, kekasihku, ibu keluaaaaaaaaaaaarhhhhh..." teriaknya di samping kolam renang yang terbuka, teriakannya keras dan sangat keras. Tubuhnya ambruk dan mengejang beberapa kali hingga suasana hening.
Tanpa berlama-lama aku dan ibu, merubah posisi kami berdua. Ibu berada dibawah tetapi dengan posisi kedua tangannya tertekuk ke menahan tubuhnya sedang aku seakarang berada diatasnya. Aku kembali menggoyang ibu, hingga kepala ibu mendongak ke atas. matanya terpejam menikmati setiap sodokan yang aku hujamkan ke vaginanya. Lama sekali aku berada diposisi ini, dan susu ibu nampak lebih kencang dan berayun ke naik turun. Mulut ibu menganga, matanya tetap terpejam membuatku semakin bernafsu. Aku terus memompa hingga ibu mengejang mencapai orgasmenya.
"Arghh ibu sudah keluar nak owhhh... terus egh egh egh egh pompa jalan lahirmu robek tempik ibumu owh egh egh egh..." racaunya sembari mengejang tanpa berhenti memberinya istirahat aku terus memompa
"ah bu aku mau keluar... aeghhh.... aku hampir keluar... aku pengen pejuhin wajah ibu lagi owhhhh..." racauku, memompa dan merasakan cairan hangat berada di dalam vaginanya
"pejuhi wajah ibu nak... ahhh ahhh ahhh ahhh terus goyang kenthu tempik ibumu... owhh... pejuhi wajah ibu owhhh yah teruss..." racaunya
Aku menggoyang dan akhirnya aku menghentakan keras pinggulku. Tubuh ibu melengking dan aku langsung mencabut dedek arya dan aku beralih kewajah ibu. ibu memejamkan mata, dan semua spermaku aku keluarkan di wajahnya hingga belepotan. Sebentar ibu kemudian membersihkan dedek arya dengan mulutnya, batang dedek arya keluar masuk secara teratur.
"iBu seksi sekali kalau ada pejuh diwajah ibu" ucapku, ibu tersenyum dengan jari-jarinya menyapu sperma diwajahnya dimasukan ke dalam mulutnya
"kemarilah nak... mendekatlah, ibu ingin menikmati dadamu ini... ibu suka sekali dadamu, biarkan ibu menikmatinya..." ucap ibu
"iya bu, nikmatilah..." ucapku
Ibu menjilati dadaku, putingku... kadang mengelusnya... menggesek-gesekan wajahnya didadaku... seperti seorang anak kecil yang sudah menemukan mainan kesayangannya...
Sematpon aku matikan dan kemudian aku dan ibu kembali ke kamar. sebelumnya aku dan ibu memebersihkan diri kami lalu beristirahat. Berpelukan dan berciuman, tapi tak ada permainan seks. Hingga sore hari aku dan ibu bangun, ibu memintaku untuk mengedti video yang baru saja direkam dengan menghilangkan suaraku, juga suara ibu yang hmmm.... serta me"blur"kan wajaku. Memang agak sedikit lama tapi anggap saja sudah semua video aku edit. Aku dan kemudian ibu menngemasi barang-barang kami semua, pulang kerumah, menuju rumah dimana kami tinggal.
Malam hari setelah sampai dirumah, aku diberi minuman oleh ibu dan....
"oh... sayang terush goyang, masukan kontolmu ke dalam tempik ibu owh yah terush sayang... goyang terushhh, arghhh masuki lubang kencing ibumu, masuki vagina ibumu, tempik ibumu ayo sayang... jangan berhenti hingga esok hari... terushhhh terussshhhh sayang ibu sukan kontolmu owh....." racau ibu yang telanjang dan terletang dengan kedua paha terbuka lebar. Vaginannya menjadi santapan dedek arya
"iya bu, aku akan sirami janinmu hingga pagi owh yah bu, aku akan kenthu kamu hingga robek tempikmu, hingga layu kontolku didalam tempikmu... owh tempik sempitmu akan aku robek agar adikku bisa keluar dengan bebas... owhhh... ibu nikmat sekali tempikmu" racauku
"yah sayang lakukan semaumu... hingga pagi jangan berhenti memompa tempik ibumu owh yah terush akhhhh ibu merasakan nikmat tiada tara nikmathhhh sayanghhh nikmathhh sekaliihhh owhh... yah terusshhh terushhh sayangkuhhh owh.... buat ibu pingsan dengan kontolmu" racaunya
"ah... ah... ahhh sayang ibu keluarhhhh arghhhhh..." teriak ibu
Tubuhnya mengejang, matanya terpejam, mulutnya terbuka. Aku berhenti sejenak, sudah beberapa kali ibu mengalami puncak kenikmatannya. Malam ini hingga pagi, aku akan terus memompanya. Ibu memintaku untuk berposisi konvesional, MOT. Terus memompa hingga ibu terkapar, minuman yang diberika ibu memberiku tenaga lebih, kekuatan yang lebih untuk memuaskannya.
Pompaan dedek arya di vagina ibu membuat ibu hanya mampu berteriak dan mendesah, aku hanya bisa memompa sembari meremas susunya. susu besarnya yang selalu naik turun dimataku. Susu yang selalu menjadi sasaran utamaku. Hingga akhirnya tubuh ibu benar-benar layu, tangannya sudah tidak mampu lagi meraba dada kesayangannya. Hanya bisa pasrah, kedua tangannya tergeletak diatas samping kepalanya. Mulutnya hanya bisa terbuka dan matanya hanya bisa terpejam.
"ibu haus.... ibu haus... owhhh.... anakku berika ludahmu nak... ibu benar-benar haus...." rintihnya
Aku mendekatkan bibirku di bibirnya... Juh... ludahku aku masukan kedalam bibirnya...
"lagi sayang... lagi owhh... ibu ingin ludahmu, ibu ingin semua cairan dari tubuhmu masuk kedalam tubuh ibu..." rintihnya kembali sembari memandangku, tatapan memohon kepadaku
Kembali aku memasukan ludahku, kembali aku terus menggoyangwalau pegal pinggulku. Berkali-kali ibu keluar hingga tubuhnya sudah tidak mampu lagi sadar akan keberadaanya. Ibu matanya kemudian terpejam perlahan, hingga akhirnya aku menggoyang pinggulku didalam vagina ibu yang sekarang sudah tak sadarkan diri. Aku terus memompa dan memompanya, hinnga akhirnya aku mengeluarkan spermaku kedalam vagina ibu. sudah tak kurasakan lagi rintihan dan desahan ibu, kupeluk tubuhnya dan aku tetap berada diatasnya. Hingga pagi menjelang...
Pagi hari, hari terakhir... aku ambil air putih dan kuberikan kepada ibu yang masih terlentang. Namun ibu ingin meminumnya dari mulutku...
"arghhh... sayang terus lagi... anakku kenthu ibumu nakhh terushhh kenthu wanita yang kamu cintai ini, wanita yang selalu menggodamu dengan kebayanya nakkhhhh owhhh nikmat sekali kontolmu didalam tempik ibu nakhhh owhhh yah terushhh sayang terushhhh owhhh... yah.... terushhh" racau ibu, sesekali aku meminum air dari botol ku teguk sedikit dan aku pindahkan ke mulut ibu sisanya
"ah, jika kita belum keluar bersama-sama, kamuhhhh ahhh harus ngenthu ibu terushhhhhh...." racaunya
"iya bu, aku akan kenthu ibu hingga kita bisa keluar bersama-sama..." ucapku sembari memompa tubuhku
Lama sekali aku memompa, ibu mendesarh merintih menjadi suara khas dikamar ibu. Dikamar, Dimana ibu selalu melayani ayahku. Tak ada suara selain rintihan kenikmatan dari bibir indahnya. Da akhrnya kami bisa mengeluarkan keikmatan kami bersama. tubuhnya mengejang dan akhirnya aku peluk ibu. kami berciuman hingga kami merasakan kenikmatan yang terakhir dari kami berdua. Seperti biasa ibu langsung memainkan dadaku...
"ah... ini yang terakhir, jangan ada lagi wanita lain dihidupmu selain Dian... dan ini terakhir kalinya kamu melihat ibu tak berpakaian, terahirkalinya kami melihat ibu memakai kebaya, terakhir kalinya kamu melihat ibu menjadi istri, kekasih dan juga lonthemu... yang terakhir, dan tak akan ada lagi... dan kamu harus berjanji pada ibu" ucap ibu
"baik bu, arya akan menepati janji arya kepada ibu, dan ini adalah terakhir kalinya bu, aku menjadi yang kamu inginkan..." ucapku
Bibir kami berpagutan dan air mata kami mulai menetes membasahi pipiku. Lama kami berciuman dan saling mengusap air mata kami. aku dan ibu kemudian bangkit dengan tubuh telanjang. Ku cium untuk terakhir kalinya dibibirnya.
"ini yang terakhir... setelah kita bertemu lagi di ruang makan, ibu adalah ibu kamu, dan arya adalah anakku. Ibu dan anak yang tidak akan pernah lagi menyelam di cinta liar kita sayang... berjanjila pada ibu" ucap ibu
"aku berjanji bu, setelah ini aku hiks akan menjadi anak ibu seperti dulu lagi, asalh hiks ibu jangan menjauhiku saja, arya janji hiks ndak akan ngrayu ibu lagi untuk bertualang dalam cinta liar kita lagi... janji ya bu, jadi ibu yang lembut, galak dan suka jewer arya lagi ya..." isak tangisku
"iya sayang pasti..." ucapku kuihat air matanya mengalir
Aku keluar dari kamar ibu dan mandi membersihkan tubuhku. Aku kemudian kembali ke kamar yang telah lama aku tinggalkan, mengganti bajuku dan berpenampilan seperti arya yang biasanya. Terdengar suara gemericik air dilantai bawah, pertanda ibu sedang mandi. Lama aku menunggu akhirya aku mendapatkan BBM singkat dari ibu.
Tepat jam 9 pagi aku turun, dan melihat ibu berdiri dengan pakaian longgarnya, sopan dan sama sekali tidak memperlihatkan keseksiannya. Aku berdiri dihadapan ibu.
"sudah... semua sudah berakhir..." ucap ibu
"iya bu..." aku tersenyum, air mataku mengalir
"kemarilah peluk ibu" ucap ibu, aku langsung memeluknya hanya sebentar saja
"kita sekarang ibu dan anak, dan satu hal lagi... jika suatu saat nanti terjadi lagi, ibu tidak akan memaafkanmu... karena ibu sangat sayang dengan dian, jika terjadi lagi... jangan panggil aku ibu dan pasti kamu hanya akan melihat ibu dan adikmu terbaring kaku..." ucap ibu
"Ssssttt... ini yang terakhir, dan arya yakin kita bisa kembali normal lagi, pasti... diluar sana kita akan menjadi ibu dan anak lagi bu, arya janji..." ucapku kembali menangis
PLAKKKKK!
"eh... ke kenapa ibu menam..." ucapku terhenti
"kalau diawali dengan tamparan harus diakhri dengan tamparan" ucap ibu tersenyum, air matanya mengalir di pipinya. Aku tersenyum dan menunduk.
"cepatlah datang ke dian..." ucap ibu
"tapi ibu?" ucapku
"Ibu sudah menjual rumah ini, rumah kenangan kita dan ibu akan tinggal bersama kakek dan nenek sampai adikmu lahir, dan mungkin akan tetap bersama mereka ketika membesarkan adikmu. Mungkin bulan depan baru akan kita bersihkan rumah ini..." ucap ibu
"tapi apa ibu tidak berencana me mmmmm...." ucapku
"Ibu tidak tahu, tapi kelihatannya tidak..." ucap ibu
"sudah... nanti nangisnya tidak berhenti-henti... cepatlah temui dian" ucap ibu sembari mengusap air mata di pipinya
"iya bu..." aku mengangguk dan kemudian berjalan melewati ibu
"eee eee dasar anak bandel!" ucap ibu, aku berbalik melihat ibu menyodorkan tangannya
"he he he lupa bu" ucapku, langsung kuraih tangannya dan mencium punggung tangannya
"hati-hati, bahagiakan dian..." ucap ibu
"aku juga akan membahagiakan ibu...."
"Dengan menjadi anak nakal ibu seperti dulu lagi" lanjutku tersenyum
"he'em..." ucap ibu
"arya..." ucap ibu ketika aku berbalik melangkah
"ini..." ucap ibu, menyerahkan cincin yang pernah aku pakaikan kepadanya
"eh... tapi..." ucapku
"berikan pada dian, dialah yang akan menjadi pendampingmu..." ucap ibu, aku tersenyum dan ibu pun juga walau air mata jatuh dipipi kami lagi. Aku raih cincin itu...
Aku berlalu berpisah, berjalan keluar dari rumah ini. setelah ini sudah tidak ada lagi kisah cinta ibu dan anak. Yang ada hanya ibu dan anak yang saling mencintai seperti seharusnya. Air mataku tak kunjung berhenti mengalir, aku berjalan ke warung langgananku mengambil motorku. Sedikit di ejek oleh ibu penjaga warung, tapi aku tetap tersenyum. Aku jalankan motorku menuju ke tempat dimana kekasihku yang sebenarnya menunggu.
---
Sudah semuanya sudah berakhir sayang, kita tidak akan mengulangi kesalahan lagi. Didiklah anakmu dengan baik. Ah, rumah ini bayangan akan kesenangan kita masih saja tergambar di mataku. Ruang tamu, lorong, kamarku sendiri, kamar anakku, Tangga, pekarangan rumah, meja makan. Kadang aku merinding sendiri mengingatnya, aku harus bisa menghilangkan bayangan itu mula dari sekarang. Tak akan lagi aku jumpa rumah ini lagi, rumah dimana aku mulai berenang di cinta yang liar. Mulai menyelam didalam lautan cinta yang liar. Kini aku harus meepi dan melupakan semuanya, menepi dan beranjak dari laut ini.
Aku sudah memiliki apa yang aku inginkan, arya seagai anak lelakiku dan satu lagi yang ada dalam perutku. Terima kasih mahesa kamu meninggalkan satu lagi bibit yang akan aku besarkan dengan penuh cinta. Aku akan menyayanginya sehingga dia tumbuh menjadi manusia yang benar. Akan aku hapus kamu dari sejarah kehidupanku, karena arya akan menghapus namamu dari kehidupan kami selamanya. Aku memang menangis tapi aku bahagia karena akhirnya bisa menghentikan kesalahan yang sudah lama sekali terjadi. This is my last wild love, yupz i’ll never play again...
“saatnya menemui ibu dan ayah” bathinku melangkah keluar. Karena setelah aku kabari ayah dan ibuku mereka sudah pulang 1 hari setelah mahesa hancur. Melewati kamarku dan...
“hmmm... aku harus membuang pakaian-pakaian ini, agar semuanya hilang tak ada lagi kenangan” bathinku, kurapikan semua pakaian yang telah aku dan arya pakai selama ini. Dari awal hingga akhir ini, aku kumpulkan semua pakaianku, dan akan aku buang, bakar agar kenangan yang salah ini hilang...
“ah, sudah... aku harus segera ke rumah ibu dan ayahku... mungkin aku akan menjadi anakanja lagi disana...” bathinku, sembari menarik koper berisi pakaian-pakaian kenanganku dan akan aku bakar.
Dengan menggunakan mobil yang sama dengan yang aku gunakan, aku kemudikan ke rumah kakek dan nenek arya. kusemprot bagian dalam mobil dengan pewangi, agar tak lagi aku cium bau yang sama dengan kemarin. Ku arahkan mobilku ke rumah ayahkui dan... dasar anak nakal, biarlah aku akan kirim pesan di sematponnya nanti saja.
Semua sudah berakhir inilah saatnya memuali kehidupan baru. Aku menjalankan motorku dan mulai mengarahkan motorku ke rumah sakit dimana dian dirawat. Aku memang menangis tapi aku bahagia karena akhirnya bisa menghentikan kesalahan yang sudah lama sekali terjadi. Saat inilah saat yang tepat untukku, untuk memulai kehid...
Ciiiiittt......
“mbak erlina gila apa tiba-tiba berdiri ditengah jalan! Bahaya mbaaaaak....” ucapku agak keras ketika tiba-tiba saja mbak erlin muncul kemudian berdiri dengan kedua tangan membuka lebar. Wajahnya malah tersenyum kearahku. Dia berjalan dan kemudian duduk dijok belakang REVIA, ah sudah lama aku tidak menyebut pacarku ini
“Eh, mbak kok ini anu itu... arghhhh” ucapku bingung
“kamu mau menemui dian kan? Dirumah sakit?” ucap mbak erlina
“iya, kok mbak tahu?” ucapku
“dasar cowok dodol! ya iyalah, aku merawat dian selama ini, mbakmu ini kerja di rumah sakit itu tahu!” ucap mbak erlina
“mbak mau sekalian nebeng berangkat kerja?” ucapku, tiba-tiba mbak erlina memelukku
“tidak, aku ingin kamu antar aku ke kos, aku berangkat malam tadi” ucap mbak erlina
“mbak tapi dian...” ucapku
“dia bisa menunggu kamu mengantarku kan?” ucapnya
“mbaaaaak....” ucapku
“hiks kamu jahat banget sih... jadi kamu mau melupakan begitu saja yang sudah kita lakukan? Hiks hiks...” ucap mbak erlina
“yeee... kalau nangis yang bener jangan gaya gitu ah” ucapku yang tahu mbak erlin pura-pura
“hi hi hi ketahuan...” ucapnya
“ke kos, sekarang!” ucap mbak erlina
“mbaaaaaak... please, dian... mbak, dian...” ucapku
“yang terakhir...” ucap mbak erlina
“mbak aku...” ucapku terhenti
“aku mohon, yang terakhir setelah itu kita kakak adik beneran...” ucap mbak erlina
Tanpa berbasa-basi karena aku sudah kangen sama dian. aku langsung memacu motorku, tak ada pilihan lain. Ini juga semua kesalahanku, perawan pertama yang aku dapat adalah mbak erlina, dan yang selalu ada setelah ibu adalah mbak erlina. Ajeng yang ketiga, tapi untungnya dia tidak tahu apa-apa mengenai kehidupanku jadi tidak mungkin dia meminta jatah. Hmmm... tapi kenapa otakku tiba-tiba mengingat-ingat tubuh mbak erlin ya? semoga dian tidak tahu, ini yang terakhir adeku. Setibanya di kos, mbak erlina langsung masuk sembari menyerobot kunci motorku. Aku tidak bisa berkutik. Centung.
From : Ibu
Yang terakhir jangan nambah lagi,
Kasihan dian!
Aku kaget setengah mati ketika melihat BBM dari Ibu, ini berarti ibu tahu aku memboncengkan mbak erlina. Aku balas secukupnya dan meminta maaf kepada ibu, ibu menngiyakan namun tetap memarahiku. Mau bagaimana lagi, mungkin karena keliaranku sendiri yang membuatku harus melewati perpisahan aneh ini. aku menjatuhkan kepalaku di spedometer REVIA, perlahan kuangkat kepalaku dan memandang mbak erlina yang sudah berdiri bersandar pada pintu kamar kosnya. Kepalanya menunduk, kupandangi sejenak dan bayangan akan tubuh indahnya muncul kembali. Aku berdiri dan mendekatinya.
“ada orang di kos mbak” ucapku dihadapannya dan dia hanya menggeleng
Langsung kuangkat dagunya dan kudaratkan ciuman di bibirnya. Aku kembali terbawa nafsu birahiku, mbak erlina langsung memeluk leherku dan membalas ciumanku.
“buat perpisahan yang indah ar, aku pengen sekali mengulang semuanya. Buat aku benar-benar merasakan wanita beruntung pernah menjadi mbakmu” ucapnya
“apa alan tidak...” ucapnya
“alan bisa tapi... kamu kan yang ambil, jadi kamu harus tanggung jawab. Ini yang terakhir aku janji” ucapnya
Aku kembali mencium bibirnya, pintu yang sudah tidak terkunci lagi aku ayunkan daun pintunya. Pintu terbuka dan kami berciuman sambil berjalan, kututup pintu dan langsung remas susu mbak erlina. Kupandangi sejenak kedua matanya yang mulai terbakar oleh nafsu, dengan tangan masih meremas susunya aku kemudian kembali berciuman dengan mbak erlina. Nafas kami bersatu kembali setelah sekian lama tak bersatu. Kerudungnya, ah... sensasi baru lagi aku rasakan disini. aku cium bibirnya dan aku dorong hingga mbak erlina bersandar pada dinding. Aku kemudia turun kebawah dan membuka rok panjannya yang berwarna putih. Kulorotkan CD-nya, ah harum sekali vagina mbak erlina.
“harum banget mbak...” ucapku
“iih jangan dilihatin ar, mbak kan malu, itu habis mbak kasih parfum tadi...” ucapnya
Sluurp... slurrp.... slurrrp..... aku mulai menjilati vagina mbak erlina dengan sangat buasnya. Walau sebenarnya tenagaku sudah hampir habis karena dengan ibu selama 3 hari ini tapi entah tenaga darimana, apa mungkin dedek arya yang bangkit dan memberiku tenaga karena ada sarang baru lagi?
“ahhhh aryaaahhhh mmmmhhhh adikkuhhhh ohhhhhh yang sayang terus jilati.... memeku sudah kangen dengan lidahmu owh... yah clok vaginaku adikku sayang, yah terushh... mmmhhh...” racaunya
Aku kemudian bangkit tangan kiriku menarik keatas baju dinas putihnya itu hingga berada diatas payudaranya dengan bantuan mbak erlina. Ku dorong pula Bra yang menutupi susunya itu, mbak elrina hanya mampu memejankam mata dengan pinggulnya yang bergerak maju mundur sendiri ketika tangan kananku masih mengocok vagina mbak erlina.
“aaaaaaaaaaahhhh ahh ahh ahh ahhh ahhh ahhh ahhh... erghhh mmmmm ah ah ah “ desahnya
Ketika aku melahap puting susu kirinya dengan bibirku, mbak erlina menggelinjang. Tangan kirinya memegang kepalaku dan kadang menjambak rambutku. Aku ganti puting susu kirinya aku lahap dengan sangat liar. Mbak erlina semakin menjadi-jadi, pinggulnya bergerak tak karuan.
“aryahhhh eeeeeehhhhhhhh aku hampis sampaiii ughhhhh emmmmmmmhhhh aaaaaaarhhhhh” teriaknya lepas
Cairan hangat keluar dari vaginanya, kulihat wajahnya memandangku dengan pandangan kosong setelah mendapatkan puncak. Tubuhnya langsung beringsut turun, tanganku keluar dari vaginanya. Pemandangan wanita berkerudung yang sedang terpejam menikmati orgasmenya membuat nafsu liarku kembali bangkit. Aku buka celanaku dan kukeluarkan dedek arya yang sudah bangkit. Aku dorong-dorongkan ujung dedek arya ke mbak erlina yang masih berkerudung ini. mbak erlina yang terganggu kemudian membuka matanya, tersenyum kepadaku. Tangannya meraih dedek arya dan mulai mengocok dedek arya.
“lihat adikku sayang, mbakmu masih pakai kerudung... kamu suka kan” ucap mbak erlina, memberiku sebuah fantasi lilar tentang dirinya
“iya mbak, aku suka mbak yang memakai kerudung itu, kulum mbak.... kulum kontol adikmu ini... kamu benar-benar seksi dengan kerudung itu mbak, apalagi aaahhhh ngulum kontol adikmu sendiri mbak” ucapku
“iya adikku sayang... seperti ini slurrp... slurrrp... pantesmmmslurrppp kamu suka mbak waktu pakai kerudung... seksi yah?” ucap mbak erlina yang kemudian langsung mengulum dedek arya
“arhhh enak sekali mbak, sudah lama aku ndak merasakan kulumanmu mbak owhh... yah terush mbak enak sekali... mmmhhhh.... arghhhhh...” racauku
Mbak erlinan terus memompa keluar masuk dedek arya didalam mulutnya. wajahnya masih tampak ayu dengan kerudung putihnya tersebut. Aku semakin dibuat kelimpungan dengan kulumannya. Pinggulku pun akhirnya mengikuti irama, maju mundur. Hingga aku tidak tahan, aku pegang kepala mbak erlina, dia diam dan langsung aku maju mundurkan pinggulku. Ah, sensasi yang luar biasa... aku tidak sanggup menahan nafsuku sendiri. sudah cukup puas dengan permainan bibirnya, aku berdirikan mbak erlina dan langsung aku balik tubuhnya menghadap ke tembok. Ku masukan dedek arya ke dalam vaginanya untuk kesekian kalinya setelah lama tidak memasukinya.
“Arhhh mbak vaginamu sempit sekali mbak enak banget mbak ah ah ah ah... vagina cewek berkerudung sempit sekali mbak” racauku sambil menggoyang tubuhku dibelakang tubuhnya
“kontolmu lebih mantap sayang ah ah ah ah... enak banget sayang, puaskan dirimu, berikan mbak kepuasanhhh untuk terakhir kalinyahh ah ah ah ah berikan kepuasan pada mbak ini, ayo sayang ah ah ah entot memek mbakmu ini crotin kerudung mbak ah ah ah...” racaunya
“aku berikan mbak... ah” racauku
“ah sayang menthok erghhhh pelan menthok banget rasanya penuh banget memekku... aduh kamu entot mbakmu sendiri dasar adik nakal ah ah ah ah... entoto terus mbakmu ini sayang, entot sampai mbakmu keluar... kontolmu kontol entothhhhhh aaahhhhhh....” racaunya
“ah mbak, enak bangeth mbak didalam... ah ah ah... aku pengen pejuhin kamu mbak, pejuhi kamu yang berkerudung ini ah... enak banget susumu ah kenyal sekali” ucapku yang menggoyang dan meremas susunya
“ah... yah pejuh aku ingin pejuh kamu di wajahku ar... pejuhin mbakmu diwajahnya aahhh... ayo entooooot lebih keras lagi, kenthu mbakmu lebih keras lagi buat memekku kesakitan karena kontol kamu ah ah ah aha...” racau mbak erlina
“ah yah mbak aku mau pejuhin kamu... arhhhh memekmu sempit, akupengen keluar....” racauku
“iya sayang, mbakmu yang kamu entot ini juga mau keluar sayang... ah ah ah ah.... terus entot mbakmu sayang... entot terusssh mbak mau keluar.... ah ah ah ah sedikit lagi lebih kerashhhh ah ah ah ah ahh sayangku mbakmu aaah mbakmu ah mbakmu keluaaaaaaaaaar...” teriaknya
“aku juga mbak aku juga... aku keluar....”ucapku, langsung aku hentakan sedalam mungkin batang dede arya merasakan cairan kenikmatan vagina mbak erlina. kutahan sperma yang akan keluar, kucabut batangku mbak erlina yang masih mengejang segera aku balik tubuhnya dan aku paksa dengan sedikit kasar untuk berlutut. Mbak erlina langsung membuka mulutnya, dengan sedikit kocokan spermaku keluar di wajah, mulut, kening hingga mata mbak erlina.
“Ah... ahhh ahhh ahhh ahhh ahhh aaaaaaahhh... egh egh egh egh” desahku mengejang ketika sperma itu keluar
Mbak erlina yang masiih sedikit mengejang menjilati sisa sperma di dedek arya. dengan senyum khasnya membuatku masih tetap tegak berdiri untuk menikmati tubuhnya. Diusapnya sperma diwajahnya dengan jari-jari lentiknya.
“Aku tidak akan menyia-nyiakan sperma adikku ini, hmmmm nyammmm nyammmm...” ucapnya sembari memasukan sperma itu ke dalam mulutnya
“adik, sekali lagi... aku ingin keluar bersamamu tapi didalam memekku, okay?” ucap mbak erlina, berdiri dan berjalan ke kamar mandi
Aku memandangnya kulihat jam sudah menunjukan pukul 10.30 WIB. Mbak erlina kemudian keluar dengan tubuh telanjangnya, kulihat tubuhnya yang mulus itu membuatku bergairah kembali. Ingin segera aku akhiri ini semua. Mbak erlina kemudian berbaring diatas tempat tidurnya, membuka pahanya rambut panjangnya terurai diatas kepalanya.
“langsung saja sayang... sekali lagi, jika kamu tidak keluar bersama mbakmu ini. kamu harus mengentot mbak hingga kita bisa keluar bersama” ancam mbak erlina, aku sedikit tersenyum. Kubuat pikiranku semesum mungkin agar aku bisa keluar bersamanya.
Aku tancapkan batang dedek arya ke vagina mbak erlina, kupeluk tubuhhnya dan aku berciuman dengannya. Pinggulku mulai bergerak dengan irama, pelan, cepat, sangat cepat. mbak erlina mendesah kepalanya mendongak ke atas. tubuhnya terus menerima hantaman dedek arya. aku memompa sembari menciumi bibirnya yang indah itu, meremas susunya, menjilati, menyedot susunya. mbak erlina mendesah, merintih, meracau lepas tak peduli jika ada orang datang ke kos. Hingga akhirnya dedek arya merasakan kedutan di bagia batangnya. Mbak erlina meracau berteriak dia akan keluar. Serasa mentok didalam sana dan... akhirnya aku dan mbak erlina keluar bersama-sama. Tubuhku masih memeluknya, kunikmati sisa-sisa kenikmatan ini. kulumat bibirnya dengan sangat buas, menjilati susunya dan mnikmati setiap nanometer tubuhnya. Hingga akhirnya dia menangis dan memelukku...
“terima kasih... terima kasih sudah membuatku bahagia ar hiks hiks kamu sudah tuntaskan janjimu padaku, terima kasih hiks hiks... maafkan aku telah mebawamu terlalu dalam, membawamu kedalam hubungan aneh ini, bahkan mengancamu... aku harap setelah ini kita masih bisa menjadi kakak-adik yang sebenarnya ya adikku sayang” ucapnya, mengangkat kepalaku untuk melihat wajahku
“iya mbak pasti... hiks mbak jangan nangis aku ikutan nangsis ini hiks...” ucapku
“setelah ini bahagiakan dian, dan setelah ini aku juga akan membahagiakan alan... maafkan mbakmu ya, setelah ini mbak janji akan selalu menjaga hubungan kita tetap mejadi lebih baik...” ucap mbak erlina
“iya mbak hiks... maafin arya sudah ngambil per...” ucapku terhenti
“bukan salahmu ar, tapi itu semua kehendakku... ini yang terakhir dan kita akan berpisah dan menjadi kakak-adik, okay? Hiks hiks” ucap mbak erlina
“iya mbak...” ucapku
Kami berciuman untuk terakhir kalinya, kami mandi bersama. mbak erlina menceritakan kepadaku bahwa selama dirumah sakit dia dan dian selalu berkomunikasi. Mbak erlina yang tahu ayah dan om nico terbaring di rumah sakit, akhrinya memiliki keinginan untuk mengakhiri kegilaan bersamaku. Mbak erlina kemudian mencari tahu alamat rumahku, setelah dia mendapatkannya dia datang kerumah tetapi tidak menemukanku. Sewaktu berada di warung langgananku dia melihat motorku dan berpesan kepada penjaga warung untuk mengabarinya jika motor itu diambil. Pantas saja dia tahu ketika aku sedang berjalan menuju rumah sakit. Setelah mandi mbak erlina kemudian memakaikan pakaianku. Aku pun sebaliknya, memakaikan pakaiannya kembali. Aku keluar dari kos ini dengan hati yang cukup sedih walau pada awalnya aku merasa jengkel dengan mbak erlina yang tiba-tiba datang.
“hei adik nakal... asal pergi saja!” ucap mbak erlina didepan pintu
“yeee mbak...” ucapku
“ndak salim dulu sama mbaknya...” ucapnya, aku tersenyum dan langsung mendatanginya kujabatangannya dan kucium punggung tangannya
“terima kasih mbak, maafkan aku...” ucapku
“ssssttt.. semuanya sudah berakhir, cepatlah temui dian, dia rindu sekali denganmu... cup... cup.. cup” ucap mbak erlina yang kemudianmengecup pipi kiri, kanan, keningku
“ndak papakan? Kan kakak sama adik, yang penting ndak boleh disini lagi” ucap mbak erlina sembari mencubit bibirku
“aww... iya mbak” aku tersenyum
“dan bahagiakan dian ar, kamu harus membahagiakannya atau mbakmu akan turun tangan....” ucap mbak erlina
“pasti mbak...” aku tersenyum,mbak erlina pun juga tersenyum kepadaku
“Ar... terima kasih banyak atas semuanya...” ucap mbak erlina sedikit membungkukan badan
“apa begitu terima kasih sama adiknya, biasa sajalah mbakku yang cerewet” ucapku tersenyum kepadanya. Kami salilng berpandangan sejenak...
“hi hi hi hi hi hi ha ha ha ha ha ha ha” tawa kami bersama dihiasi linangan air mata
“dasar cowok nyebelin!” teriak mbak erlina
“jadi mbakku selamanya, agar suatu saat kelak anakku memiliki budhe yang cerewet!” ucapku sedikit keras
“pasti... nanti ajari juga keponakanmu beladiri ya” ucap mbak erlina
“pasti, dah dulu ya mbak” ucapku sembari berangkat mengendarai motorku
---
Aku melihatnya lagi, dan aku menatapnya lagi. Aku bersatu dengannya untuk terakhir kali. Anak ini yang dulu aku berpikir dia sama saja dengan ayahnya ternyata lebih dari yang aku duga. Dia menepati janjinya, dia anak yang jujur penuh keberanian dan cinta. Aku memang sudah berniat mengakhiri semua ini semenjak aku melihat dua bajingan itu terluka parah dirumah sakit. Tapi ternyata anak ini telah bercerita kepada dian, dian yang memintaku untuk berhenti dan menjadi kakak yang seharusnya. Yah walaupun aku dan dian lebih tua aku beberapa bulan, dia mau menerimaku sebagai kakaknya yang jelas kakak iparnya. Hmmm... semua sudah berakhir....
Setelah anak itu hilang dari pandanganku, aku kembali masuk ke dalam kamar kosku. Masih tercium wangi aroma tubuhnya, ah aku sedikit galau kalau seperti ini. Mungkin aku akan mencintainya bahkan akan aku rebut dia dari dian seandainya saja aku tidak pernah bertemu dengan Alan. Alan terlalu baik padaku, bahkan dia menerimaku ketika aku mengatakan kepadanya keperawananku telah hilang oleh seorang lelaki sebelum pacaran dengannya. Padahal saat pacaran dengannya aku masih perawan. Alan... alan... kamu sangat baik, perhatian bahkan setiap ada wanita yang mendekatimu di tempat yang jauh kamu selalu bilang kepadaku. Kau katakan kepadaku aku wanita terbaik buatmu, ya aku akan menjadi wanita terbaik buatmu mulai sekarang.
Segera aku merapikan kamarku, ku semprot wangi kamarku dengan parfum khas alan. Ku ambil semua kenangan-kenangan bersama arya. ah, masih saja aku simpan sprei ini, bahkan bekas darah juga masih ada disini. harus aku buang dan aku hilangkan.
“ssshhh huuuuuuuuufttttttttt mulai sekarang aku adalah kakak perempuanmu arya, kakak perempuan seperti semestinya! Dan kamu harus membahagiakan dian, kalau tidak aku yang pertama kali mencarimu dan membunuhmu hi hi hi” ucapku di kamar yang sudah rapi ini. sejenak bathinku terisak dan kembali menangis. Bathinku berucap sesuatu yang ah...
Ada sesuatu yang tidak aku mengerti mengenai cinta
Sesuatu yang kecil didalam diriku, apakah ini yang disebut sebagai mengkhianati?
Terkadang kehadirannya membuatku lupa akan dirinya yang jauh
Tapi ketika dia pergi, aku merindunya sebagai seorang adik
Dan kembali mencintai yang berada di jauh sana
Namun sekarang semuanya telah berakhir
Aku tidak ingin membuatnya menjadi sepertiku
Mengkhianati cinta yang benar-benar mencintaiku
Perempuan itu lebih pantas untuknya
Dan aku... ahhh... apakah aku pantas untukmu kekasihku yang selalu mengirimku cinta?
Aku harap kamu masih mencintaiku, masih menganggapku sebagai seorang wanita
Wanita yang selalu kau cintai
Maafkan aku Alan... telah menduakanmu
Karena aku berada dalam lingkaran yang tak mungkin aku tinggalkan
Maafkan aku Alan... telah mengkhianatimu
Karena jika tidak, dendamku tidak akan terbalaskan
Mungkin aku hanya menghindar dari kenyataan dimana sebenarnya
Tanpa perlu aku memaksa dia pasti akan membalaskannya untukku
Mungkin karena aku terlalu terbuai dengan kejujurannya
Mungkin karena aku terhanyut dalam keberanianya
Alan...
Sekarang dia adalah adikku, aku akan menyimpan semua yang telah aku lakukan
Sekarang aku ingin kembali seperti yang dulu, walau sudah ada yang berkurang dariku
Maafkan aku bukan kamu yang mengambilnya, tetapi hatiku tetap untukmu
Aku berjanji pada diriku sendiri Alan...
Mulai sekarang, aku ingin menjalani cinta yang sebenarnya denganmu
Bukan Cinta yang liar seperti sekarang
I'm tired of “swimming” in the wild love
Goodbye... Wild Love
Aku harap kau tidak akan pernah mengetahuinya
I Love you Alan, I Love You more than everything...
Aku memang merasa bersalah terhadap kekasihnya, tapi ini adalah hari-hari terakhirku. Aku ingin semuanya aku lakukan bersamanya. Ah, untung saja aku dulu rajin minum jamu dan pil KB, kalau tidak bagaimana mungkin aku membesarkan anak sekaligus cucuku. Dian, maaf jika mertuamu ini meminta kekasihmu bersamku selama 2-3 hari ini.
Kupandangi wajah lucunya yang dulu sering aku timang-timang, ya dia pernah berjanji untuk menjadi penjagaku. Tapi sekarang kenyataanya adalah lebih dari serang penjaga. Kamu memuaskanku lahir dan batinku. Aku tahu semalam kamu tidak tega, karena aku adalah ibumu dan aku tahu kamu juga tidak bakalan tega dengan dian jika harus seperti semalam tapi mau bagaimana lagi, ibumu ini ngopi film di sematpon kamu. kamu juga sih sayang, pakai donlod film yang halus, yang kasar iiih... dasar anak cowok ibu.
Aku bangun dengan tubuh telanjangku tanpa membangunkannya, sekilas di cermin ketika aku melintas aku kembali melihat tubuhku. Memang masih rapet dan membuat anakku tergila-gila. Tapi setelah ini, aku tidak akan menjaganya. Dulu kau menjaganya agar mahesa bisa menjadi suami yang baik, tapi sayang kamu bodoh mahesa. Tubuhku aku rawat, aku buat seindah mungkin untuk kamu tapi kamu malah tidak menghiraukannya. Anakmulah yang memuji bahkan menjadikan aku sebagai wanita. Aku menoleh kembali ke arah arya, anakku, setelah ini semua berakhir aku tidak akan menjaga tubuh ini, biar gendut, biar jelek yang penting saat kamu menikmati tubuh ini masih sama dengan tubuh ketika aku masih SMA. Memang menurutku tak jauh beda, hanya sedikit timbunan lemak di lenganku tapi untuk yang lainnya sudah berbeda. Maklum sudah tidak perawan dan punya anak biasanya juga lengannya akan membesar. Berbeda jika aku masih perawan, setua apapun aku tetap saja lenganku tidak akan membesar seperti sekarang. Hmm... apa mungkin ya ini indikator perawan atau tidak perawan?
Kupandangi tubuhku sekali lagi...
“Aku akan puaskan anakku di sisa hari pelariannya!haaaaah... walau sebenarnya seks bagiku adalah pelengkap” bathinku
Kuambil selimut kecil untuk menutupi tubuhku, kubuka pintu depan villa untuk mengambil pakaianku. Berani? Ya jelas, tempat ini sepi dari orang. segera aku mengambil dan kemudian berbalik ke dalam villa kembali. Kulepaskan selimut itu sambil berjalan diruang yang luas ini, memandang kolam renang yang terlihat sangat dingin airnya. Tubuh telanjangku kubawa memutari ruangan yang luas ini sesekali berhenti kembali ke pintu geser kaca untuk memandang kembali kolam renang yang sangat dingin itu. kusandarkan tubuhku pada kaca kulihat koper yang sudah aku persiapkan semuanya. Ah, pasti arya akan minta macam-macam hari ini kalau melihat isi dari koper tersebut. Aku kembali kekamar dimana wajah arya masih terlihat pulas dalam tidurnya. Segera aku membersihkan tubuhku dengan air hangat, hanya berbalut handuk aku keluar dari kamar mandi.
“Eh... anak ini suka sekali ketika rambutku aku gelung kebelakang, terlihat lebih cantik katanya” bathinku didepan cermin
Aku keluar menuju dapur dan segera aku memasak makan pagi untuk kekasihku ini. setelah semua siap, tak lupa aku membuatkan minuman kesukaannya, wait kofi sebenarnya ada satu lagi tehh tarik tapi aku tidak ada stok. Uh, tapi rokoknya itu yang bikin aku tidak suka. Aku kembali ke kamar dengan handuk masih melilit ditubuhku, aku duduk dipinggir sepering bed tepat disampingnya. Kupandangi sejenak wajahnya, untung sekali kamu mirip aku coba kalau mirip bajingan itu mungkin saat kamu bayi aku sudah benar-benar membunuhmu. Tapi, ah tangismu saat itu yang menyadarkan aku.
“sayaaaaang bangun sayang...” ucappku pelan sembari menggoyang tubuhnya, beberapa kali aku menggoyang tubuhnya tapi responnya tetap sama berbalik dan memluk guling, tidur lagi. Sama persis dengan aku ketika dibangunkan oleh neneknya.
“sayang bangun sudah pagi, mau tidur saja? melewatkan hari ini?” ucapku
“erghh... iya bu hoaaaaaaaaaaaaam...” ucapnya bangun dan merentangkan kedua tangannya, pandnagannya sayu kearahku
“pagi ibuku yang cantik...” ucapnya sambil mencium pipiku
“ibu apa yang lain?” ucapku
“hoaaaam jangan seperti semalam, aryahhh hoaaaam ndak mau...” ucapnya sambil mengucek matanya
“teruuus?” godaku, tiba-tiba arya memelukku
“jadi istriku saja, dan selanjutnya ibuku...” ucapnya manja
“iya, ya udah arya mandi ya... diah sudah masak buat yayang arya” ucapku berubah seketika mengikuti ucapannnya. Dia tersenyum dan mengecup bibirku.
“iiih arya, bau sayang...” ucapku manja
“iya bu, arya mandi dulu...” ucapnya
“kok bu?” protesku
“eh... iya sayangku diah” ucapnya kembali, aku tersenyum melihat tingkah lakunya
Dia segera bangun dan mengecup sekali lagi keningku. Anakku memang terkadang sangat romantis, beruntung dian akan memilikinya. Bagaimana denganku? Perasaanku sebenarnya sudah kembali menjadi ibunya, hanya saja aku ingin berpisah dengan cara yang sama seperti pertama kali memilikinya sebagai seorang lelaki. Kulihat langkahnya sedikit gontai karena kantuk. Aku kembali ke dapur dan mengambil minuman kesukaannya. Kuletakan minuma hanga itu di meja kamar, tapi aku tak mendengar gemericik air di dalam kamar mandi. Aku dekati kamar mandi itu dan kudorong pelan, kulihat suamiku ini sedang duduk dikursi kecil tapi tak bergerak sama sekali.
“mau dimandikan?” ucapku
“eh... tidak, aku ingin mandi sendiri sayang” ucapnya memandangku
“kok ndak mandi-mandi?” ucapku
“iya sebentar lagi” ucapnya, tanpa berlama-lama aku lepas handuk dan berlutut dibelakangnya
Ku gayung air hangat yang ada dibak mandi, sebenarnya ada bet-up untuk berendam tapi aku itadk begitu menyukainya, maklum orang kuno. Sembari aku memandikan dan menyabuni tubuhnya, arya menggosok giginya. Ritual mandi tanpa gangguan seks sama sekali, teringat aku ketika memandikan tubuhnya ketika masi kecil. Selesai mandi, hanya menggunakan handuk aku duduk disampingnya sembari memandangnya menikmati kopi.
“jangan ngrokok, atau tidak dirokok!” ucapku tegas
“eh... iya sayang cup” ucapnya smebari memberikan kecupan
Pagi yang indah, arya hanya mengenakan celana kolornya dan aku berlilitkan handuk makan pagi bersama. setelah itu arya berganti pakaian, ku tarik koper dan kuperlihatkan isinya di dalam kamar.
“harus pakai apa sayang?” ucapku
“hmm... aku ingin kamu tampil seksi, bolehkan?” ucapnya
“memang mau kemana?” ucapku heran, karena aku sendiri berpikir kalau 4 hari ini aku akan berada di dalam villa
“jalan-jalan” ucapnya tersenyum, aku terkejut
“eh, tapi apa kamu tega memerkan tubuh istrimu didean mata lelaki lain” ucapku
“ya ndaklah, cari suasana baru, cari tempat sepi... sekali-kali bolehkan main diluar sama istri?” ucapnya mendekatkan wajahnya
“iya sayang, nurut sama sayang” ucapku manja
“pakain ini, aku ingin melihat susumu membusung... aku suka susu kamu” ucapnya dengan wajah sedikti memerah, membuatku sedikit malu
“iiih ngeres deh..” ucapku
Kupakai bra dengan penyangga, lalau aku mengenakan baju berkerah dengan sedikit lengan yang menutupi lengan bagian atasku, hanya sedikit saja, serta rok pendek diatas lutuku. Ditariknya aku kedepan cermin, tangannya melingkar diperutku. Arya kemudian mundur dan menyuruhku sedikit menungging.
“sayang, nurutkan sama aku” ucapnya, membuatku berpikir macam-maca lagi. Aku melihatnya mengambil gunting
“buat apa?” ucapnya
Tanpa berkata-kata, dia menggunting rokku, kini rok yang aku pakai semakin pendek. yang tadinya tepat diatas lutut kini berada disetengah pahaku. Risih, tapi aku harus menurutinya, hmmm guntingannya rapi juga. Arya kemudian berdiri didepanku membuka dua kancing hingga braku terlihat ditambah lagi belahan dadaku sangat kentara. Susuku membusung, disangga oleh bra lipatan susuku yang telrihat diciumnya. Suamiku ini kemudian menyuruhku membungkuk kembali. Tiba-tiba...
“aw... sayang...”teriakku, ketika jarinya mengelus vaginaku
“tempik tembemmu kelihatan sekali sayang, kelihatan tembem dengan CD tipismu” ucap arya, nakal juga anakku ini
Aku lihat memang rok yang dia potong hanya menutupi pantatku saja, jika dibandingkan dengan celna hot pant mungkin ini lebih pendek, karena bagian belakangnya hanya menutup sedikit dibawah pantatku. arya berdiri dihadapanku, aku memendangnya dengan senyuman. Perlahan bibir kami berpagutan layaknya seorang kekasih. Tangannya melingkar di belakang pinggangku, kakiku berjinjit agar bibirku tetap bisa meraih bibirnya. Selang beberapa saat, aku diajak keluar oleh anakku yang sekarang menjad suamiku. Sedikit risih memang, cepat setelah keluar dari villa aku masuk ke dalam mobil. Arya mengemudikan mobil dengan santai, kami berjalan memutari daerah villa milik ayahku. Tak ada kehidupan disekitar villa, jadi memang cocok untuk berduaan saja.
“yang, hadap sini...” ucap arya
“iya kenapa, aaww... iiih nakal banget kamu itu yang” ucapku, ketika jari tangannya masuk kedalam lipatan susuku membuatku kaget
“kamu itu ternyata nakal banget ya?” lanjutku kembali, seakan menghakimi dia. Arya tsenyum kepadaku dan kemudian memandangku, sembari mengemudi pelan
“nakalnya kan sama istrinya jadi ndak papa kan?” ucapnya, aku hanya tersenyum. Ya, dia seperti ini hanya karena acara perpisahan ini. kupandangi sejenak anakku ini, anak yang selalu penurut bahkan untuk berbuat nakal saja dia pasti akan kettakutan ketika pulang kerumah. Kali ini? biarlah...
Mobil tiba-tiba berhenti disebuah tempat yang sangat sepi, hening sesaat... arya memandangku, dan langsung meraih tubuhku, di lumatnya bibirku. Lama kami berpagutan, membuatku terbang sendiri. aku dorong tubuhnya. Aku kira akan ada serangan lain tapi arya keluar dari mobil dan berputar menarikku dengan lembut keluar dari mobil. Tanganku digandeng dan kami berdua duduk bersampingan di kap mobil. Arya disampingku langsung mendaratkan ciuman di bibirku, tangan kanannya mulai meremas payudaraku.
Lingkungan sekitar tampaknya memang berpihak kepadaku, tampak sepi dan sunyi hanya suara burung-burung yang berkicau. Di tebing yang dulu sering aku dan anakku berjalan-jalan, dulu aku bermain-main dengan arya sekarangpun kami juga bermain-main tapi permainan kami berbeda. tangannya dengan lembut meremas di susuku, tangan kananku mengelus-eleus lehernya. tangannya terus kebawah, pahaku dengan lembut di hipnotis untuk membuka lebar. Tak sulit bagiku untuk membuka lebar pahaku walau aku memakai rok. Rok yang terlalu pendek membuatku mudah untuk membuka liang senggama penisnya itu. ah, sangat lembut sekali cara dia mengelus-elus vaginaku. Kedua tanganku kini menjadi penopang tubuhku yang terus saja tertekan karena bibir arya selalu maju mencium bibirku.
“ergh mmmmhhh.... slurppp... mmmhhh” bibirku dan bibir arya bertemu, aku benar-benar tak ingin melepaskan bibirnya
Tangannya masuk kedalam celana dalam, jarinya merayap mendekati vaginaku. Dan, erghhh.... tubuhku sedikit terangkat ketika jarinya menemukan bagian sensitifku. Klitorisku dengan sedikit kasar dimainkan oleh anakku sendiri, gila nikmat sekali. Aku tidak mampu bertahan, tanganku keropos dan tidak mampu untuk menahan tubuhku lagi. Tangan kiri arya langsung menahan punggungku, mulutku sudah tidak mampu lagi meladeni ciumannya. Terlalu nikmat dibawah sana, mulutku hanya menganga dan dinikmati oleh anakku sendiri. oh tidak, aku tidak ingin keluar sekarang...
“erghhh sayang sudah.... arh...” racauku seketika itu memohon kepada arya, ah tapi namanya jiwa muda.
Anakku yang juga suamiku sekarang ini, langsung dia menarik celana dalamku. Celana dalam putih tipis ini sekarang ada di salah satu kakiku, tubuhnya langsung turun. Dan argh, oh...
“sayanghhhh... emmmmmh..... hangat lidahmu... oh anakku... suamiku, ah kulum itil ibumu nak terushhh yah terus mainkan dengan lidahm...”
“awhhhh pas sayang kocok disitu sayang yah... mmmh....”
Ah anakku selalu pas dalam memuaskan vaginaku, lidahnya menyapu klitorisku dan jarinya bermain-main di dalam vaginaku. Terasa sekali bagian dalam vaginaku sedang digaruk, aku tidak mampu bertahan lagi kalau yang ini aku sudah tidak mampu lagi.
“ah sayang ibu keluar, istrimu keluar arghhhhh... egh... egh... egh...” pandanganku kosong, tubuhku mengejang kedua tanganku mendorong masuk kepala anakku. Vaginaku masih terasa nikmat, cairan itu keluar dan tersedot kedalam mulut anakku sendiri.
Arya berdiri dan langsung aku memeluknya, nafsuku bertambah tinggi. Aku ciumi telilnga anakku tanpa menunggu persetujuan darinya. Lidahku bermain-main ditelinga, kemudian turun dleher. Sedikit kepalaku mundur untuk memandang dada bidang yang terbungkus kaos. Kuelus perlahan dan langsung aku tarik keatas, kulepas kaosnya. Kususuri sebuah lapangan di dadanya, lidahku menyapu seluruh dada anakku tak terkecuali puting susu seksi miliknya. Setelah puas aku jilati arya kemudian mundur, aku langsung membuka resleting anakku. Kukeluarkan dengan paksa penis anakku ini.
“awh ibu sakit...” ucapnya
“eh, maaf sayang, istrimu sudah kepingin...” ucapku dengan wajah merahku
“iya ini buatmu sayang” ucapnya
Burung anakku keluar dari resleting itu tapi tak seluruhnya kelihatan, aku buka celana dan kurutnkan sedikit. Lildahku sudah bermain-main di sekitar kepala penis anakku, tanganku mengocok batang anakku. Kupegang pinggangnya dan kudorong bibirku untuk melahap semua batangnya. Ah terasa sedikit sakit, batangnya menyentuh tenggorokanku dan ah...
“Ah bu nikmat sekali...” ucapnya, aku terngah-engah dengan tersenyum
Tanpa berkata-kata, aku turun dari mobil dan kuarahkan tubuh anakku untuk duduk dikap mobil. Kulepas celana anakku dan kini dia telanjang sedangkan aku masih mengenakan pakaianku. Kakinya terbuka lebar, dan aku tekan keatas penis yang “nggilani” ini. lidahku bermain-main di bagian bawah zakarnya, ah... baunya memang sedikit menyengat tapi entah kenapa aku menyukainya. Bahkan terkadang lidahku menyapu bagian anusnya. Dia mengerang tak tahan dengan perlakuanku, rasakan saja tadi juga kamu yang buat aku kelojotan sekarnag gantian. Bau menyengat ini membuatku semakin memuncak, aku pindah jilatanku ke batang kemaluannya. Tak tahan dengan hanya menjilatinya aku langsung mengulum batang kejantanannya. Tangannya menuntun kepalaku agar lebih cepat mengulum.
“ash.. ash... ash... sayang masukan, aku tidak tahan” ucapku
“aku juga sayang” ucap anakku ini
Ditariknya lembut aku dan dimasukan ke dalam jok mobil bagian belakang. Aku disuruh menunggingkan pantatku, ah ada-ada saja keinginnannya. Dan ketika aku melihat kebelakang, dia memainkan batang kemaluannya di sekitar vaginaku.
“cepat sayang masukan, jangan main-main terush” mohonku, dan slesb...
“Erghh... yah sayang terush arghh... goyang lebih kuat lagi, terushhh mmmhhh ah yah terush sayang terush, aku suka kontolmu itu, ah dalam sekali tempikku keenakan yah terush ergh..” racauku, tapi tak kudengar apa yang dia katakan
“aaawwwwh.... arghh... ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah” rintih kenikmatanku ketika batang itu menusuk dengan sangat cepat, keluar masuk dengan sangat buasny
Aku tidak tahan, tak mampu aku membendung kenikmatan ini. vaginaku seakan-akan ingin meremas pemberi kenikmatan didalam vaginaku. Yah, aku ingin...
“Aaaaaaaaaaaaaahhh..... “ teriakku sangat keras
Kepalaku jatuh diantara kedua tanganku, aku mengejang, keluar semua cairan itu. setelah beberapa saat, nafasku kembali teratur. Arya masuk dan menggeser tubuhku hingga aku terbaring bersandar pada pinggiran jok belakang. Pintu ditutup dan arya menyalakan mobil sekedar untuk menghidupkan AC mobil. Dibuka lebar, kedua pahaku dan langsung ditancapkannya batang itu lagi.
“ah, tempikmu nikmat sekali... bikin kontolku ketagihan” ucapnya merayuku
“ah yah sayang, itu untuk kamu. goyang lebih cepat lagi kita keluar bersama-sama...” ucapku
Selang beberapa saat tubuhnya menggenjot dan memompa vaginaku. Aku kelojotan walau dengan posisi yang tidak menyenangkan ini aku tetap mendapat kenikmatan. Dengan posisi ini Batang kemaluannya menggaruk bagian atas dinding vaginaku. Aku tak tahan lagi, aku benar-benar tak tahan ketika batangnya masuk ke vaginaku. Tidka seperti batang mahesa yang dimana aku harus bekerja keras untuk mendapatkan puncak walau mahesa mendapatkannya sedangkan aku kosong.
“ahhh sayang aku mau keluar lagi sayang... ah lebih cepat sayang lebih cepat lagihhh owhh... terushhh” racauku
“iyah tempikmu nikmat akhh... aku suka.. aku akan mengocoknya terus terus terus dan ah... yah enakhhh...” racaunya
“mau keluar sayang? Aku juga hampir ayo sayang lebih cepat lagih...” ucapku, wajahnya sudah melihatkan kalau mani-nya sudah berada diujung-ujung
Tubuhnya memoma lebih cepat dan lebih cepat, aku menahan tubuhku dengan kedua tanganku bertumpu dibelakang jok. Terasa pengen pipis lagi...
Croot croot croot croot croot croot croot croot
Tubuhnya langsung memelukku, aku mengejang sesaat. Nafas kami bersatu dan kami berpelukan dengan mesaranya. Bibirnya mencium bibirku, ah aku merasa nyaman bersama dengan dirinya. Beberapa saa kemudian, dia mengajakku pulang aku mengangguk dan walau sedikit lelah aku tetap duduk di jok depan menemani anakku yang mengemudi sambil telanjang ini.
“iiih masa ndak pakai baju” godaku sambil menyentuh ujung penisnya yang masih tegang itu
“suka kan?” godanya, aku hanya tersenyum dan mengangguk
“pakaian kamu sudah kamu masukan?” ucapku
“sudah tenang saja sayang...” ucapnya, mencium bibirku
Dalam perjalanan pulang aku merasa lelah dan tertidur. mungkin karena ku bangun lebih pagi aku tidak sadar kalau sudah sampai di villa. Tubuhku seperti diangkat, dan ketika aku bangun aku sudah berada di sepering bet. Tapi dasar, aku sudah ditelanjanginya tanpa sepengetahuanku.
“sudah bangun?” ucapnya melangkah sembari membawa minuman hangat
“nakal kamu ya, masa aku kamu telanjangi?” ucapnya
“he he he...” ucapnya, sambil memberikan minuman hangat yang ternyata adalah teh
“sruupuuut.... hmmm enak....”
“jadi kamu suka ya kalau aku pakai baju seksi?” ucapku
“suka...” jawabnya singkat
“berarti kalau jalan-jalan keluar, aku bagus kalau pakai baju seksi dan ketat” ucapku
“Ndak boleh!” ucapnya keras, seperti membentak
“ke kenapa? kan kamu suka?” ucapku sedikit gugup
“tubuh seksimu hanya aku yang boleh lihat, kalau yang lain ndak boleh” ucapnya memandangku tajam
“kan kamu sendiri yang bilang aku seksi?” ucapku masih sedikit gugup
“pakai seksi kalau hanya aku yang melihat!” ucapnya
Benar saja, selama jalan-jalan tadi memang tak ada orang lain diluar sana. Dan tempat yag dulu pernah aku dan anakku ini datangi adalah tempat yang sepi. Jika aku ingat semua dari awal, arya selalu memakaikan baju seksi kepadaku ketika jalan-jalan malam dan itu dia selalu memilih jalanan yang sepi. Ditempat ketika aku diajak berpacaran dengannya juga sepi. Ah, beruntung kamu dian dan pasti kamu akan ditutupi olehnya. Jadi hati-hati ya sayang kalau nanti kamu keluar pakai pakaian seksi, pasti kamu dimarahi sama lelaki didepanku ini.
“iya sayang iya, besok-besok kalau aku jalan-jalan pakai pakaian sopan deh” ucapku mencoba menengkannya
“he’em...” jawabnya sembari mencium bibirku
“sayang, nanti tehnya tumpah...” jawabku
Aku letakan teh di meja kamarku, tanpa panjang lebar. Arya langsung menarik tubuhku dan merebahkanku di tengah-tengah sepering bet.
“mau pakai pemanasan atau langsung?” ucapnya
“kayaknya langsung saja... itu sudah berdiri tegak!” ucapku
Dan...
“Ahhh... sayang pelan... ughhhh... batang kamu sudah sering masuk tapi ehhhh tetep sakit jugahhh ah ah ah ah ah ah yah terus ah ah ah mentok sayang mentok...” racauku, ketika batang itu masuk ke dalam vaginaku.
Kedua tangannya memegang pinggulku, tubuhku digoyang dan terus digoyang. Susuku naik turun menjadi pemandangan yang dia suka. tubuhku terus digoncang dan bergoncang menerima setiap hentakan dari pinggulnya. Semakin cepat dan semakin dalam batang itu masuk, dipeluknya tubuhku dan kami berciuman. Aku tidak mampu lagi meladeni ciumannya ketika vaginaku di hantam oleh kejantanannya. Berhetni sejenak batang itu memompa tubuhku kini gantian susuku yang dijamah dan dimainkan olehnya. Peramainan lidahnya di susuku di dibarengi dengan goyangan pinggulnya sesekali. Setelah puas, arya bangkit dan menarikku hingga aku berada diatasnya. Aku mulai menggoyang pinggulku dengan liarnya. Susuku diremas kedua tangan kekarnya. Oh aku suka sekali memandang dadanya yang luas itu. goyanganku semakin liar, semakin menjadi-jadi dan...
“argh sayang aku mau keluar...” ucapku
“yah terus goyang saja sayang, aku juga hampir keluar...” racaunya
Aku semakin menggoyang dan menggoyang lebih liar dari sebelumnya hingga kedua lututku sudah tak sanggup lagi. Aku terjatuh kedepan dan sensasinya, ketika susuku bertemu dengan dadanya membuatku semakin larut dalam permainan ini. Pinggulku diangkat oleh kedua tangannya, dan pinggulnya mulai bergoyang lagi terus dan terus. Pinggulku pun merespon dengan iku tbergoyang.
“aku keluar... aku keluar sayang aku keluar...” racauku
Aku mememulk erat arya, arya pun memelukku dengan sangat erat. tubuh kami berdua sama-sama mengejang, nafas kami tersengal. Cairan hangat kembali menyirami adiknya, cairanku pun meleleh di batang arya.
“ah..hash hash hash... nikmat tidak suamiku?” ucapku
“nikmat sekali sayang” ucapnya
Aku dan arya kemudian berbaring bersampingan, tak ada yang bisa memisahkan kami saat ini. aku memluknya dan dia memlukku hingga akhirnya aku kembali terlelap karena lelah bersama dengan anakku, suamiku.
Dimalam hari, aku menyiapkan makanan terlambat karena terlalu lelah. Makan malam bersamanya, dengan tubuh telanjang kami. aku kira dia ingin aku seperti saat itu ketika dirumah tetapi tidak. Kami menghabiskan malam bersama, aku mencuci piring dan dia sedang menonton televisi.
“sayang, sudah belum nyuci piringnya?” teriaknya
“sudah, ini baru saja selesai” ucapku
“kesini sayang...” ucapnya,
Aku berjalan kearahnya yang duduk didepan TV. batangnya memangsedari tadi sudah berdiri, tanpa diperintah pun aku tahu kenginannya. Langsung aku berlutut diantara kedua pahanya, mengulum penisnya. Kepalaku dielusnya dengan lembut, susuku kadang diremasnya pelan. Setelah dia puas kulumanku, aku langsung ditariknya ke atas disuruhnya aku berdiri mengangkan diantara kepalanya. Lidahnya muali bermain-main membuat aku mendesah kuat.
“jangan lamah lamah... aku ingin kontol kamu saaaahhhyang... erhhhh” pintaku,
Langsung aku ditariknya dan ku raih penisnya. Kuarahkan kevaginaku yang sebenarnya semenjak makan malam tadi sudah basah. Tampak mulus masuk tapi aku merasakan sedikit sakit ketika batangnya masuk kedalam vaginaku. Aku muali memompanya, susuku naik turun diremasnya dengan gemas.
“ah nikmatkah sayanghhh... tempikku nikmat sekali dimasuki batangmuh...” racauku
“susumu indah, tempikmu menjepit kontolkuahh” ucapnya sambil menciumi susuku
“kontolmu saja yang besar sayanghhh...” ucapku
Tak puas dengan gaya itu, dia membalikan tubuhku. Kini aku menunggangi penisnya dengan membelakanginya. Aku kembali mengocok penisnya dengan vaginaku. Semakin liar, batangnya membuatku semakin tak sanggup untuk bertahan. Tiba-tiba, tubuh arya bangkit dan embuatku harus berdiri berjinjit.
“pindah kamar saja sayang, lebih empuk” pintanya
“susah jalan awwww... yah sayang iyahh..” ucapku, yang memprotes tapi dengan sodokan penisnya membuatku menuruti keinginanya
Sambil berjalan berjinjit, kedua lenganku ditariknya kebelakang sedang vaginaku disodok penisnya. Sensasinya memang ada tapi susah untuk berjalan, hingga diatas kasur aku menungging dan dengan gaya anjing, vaginaku kembali disodok lagi. Aku mengerang kenikmatan, mengerangk karena aku mendapatkan rasa enak di vaginaku. Daya tahanku hampir saja jebol, tubuhku dibaliknya dan bahuku ditarik. Kembali aku mengulum penisnya itu, hanya sebentar saja aku langsung didorongnya dengan lembut untuk rebah diatas kasur. Diambilnya bantal untuk mengganjal pinggulku. Kembali lagi sodokan demi sodokan aku terima di vaginaku, membuatku semakin menggila. Mulutku menganga, sembari memelukku dia memasukan lidahnya kedalam mulutku. Dadanya begitu hangat ketika susuku menempel didadanya. Aku memeluknya dengan erat, sangat erat dan...
“akuh mau keluar...” desisku pelan
“akuh juga sayang... aku sirami janinmu...” ucapnya
“he’em...mmmhhh terus sayang sedikit lagi...” ucapku
“iya aku juga...” balasnya
Croot croot croot croot croot croot croot
Tubuhku mengejang sesaat, tapi pelukannya membuatku tak bisa menggerakan tubuhku. Aku kembali memeluknya, kami berciuman. Kali ini ciuman kami benar-benar lliar, lidahnya, lidahku seakan tak mau ada yang kalah. Saling melumat bibir lawan masing-masing.
“hangat pejuhmu sayang...” ucapku
“cairanmu juga hangat...” balasnya
Setelah berisitirahat beberapa menit, kini aku mulai melayaninya kembali. Tubuhku dibalilknya, menjadi posisi yang dia suka. doggy style, vaginaku di ceroco oleh batang kemaluannya. Itu goyangannya semakin liar, membuatku bernafas terengah-engah.
“arhhh sayang... terus ah nikmat sekali... tubuhku butuh kepuasan darimu sayang terus sayang terus kocok vaginaku dengan kontolmu owhh...” racauku
“ah ah ah ah sempit sekali didalam sayangku... owh yah aku ingin memompamu, akan ku pejuhi rahimmu” teriaknya
Tangaku sudah tak kuat lagi menahan tubuh bagian depanku. Aku terjatuh, payudaraku tergencet oleh tubuhku sendiri namun pinggulku masi tetap menungging dan dikocok terus oleh batang kemaluannya.
“ahhhh.... nikmaaaaaaaaat sayang lebih kerassss aku butuh kontol kamuhhhh... yah terusshhh terussssh....” racauku dengan suara yang sudah mulai serak
“Ibuku... istriku kamu memang hot diranjang... kontolku selalu terpuaskan oleh tempik sempitmu ini” teriaknya
“yah... tempikku memang untukmu ahhhh yah aaaah aaaaaaahhh dalam aaaaahhh...” racauku sudah tak kuat lagi
Plak... Plak... Plak... tiga kali tamparan di pantatku membuatku terkaget...
“awhhh sayang...” teriakku
“vaginamu semakin rapet saja....” racaunya
“ah... ah... ah... kamu nakal, istrimu kamu tampar pantatnya ughhhh” ucapku. Sedikit lagi aku merasakan klimaks, mungkin anakku ini tahu tapi dia menghentikan lajunya.
“ah... ayo sayang aku sedikit lagi kelluar...” ucapku
“sebentar...” ucapnya
Aku diangkat tanpa melepaskan penisnya dari vaginaku. Dengan tubunya sedikit miring kebelakang untuk menahan tubuhku. Anakku kemudian bangkit dan berdiri, diarahkannya aku didepan cermin. Aku malu ketika tubuhku di naik turunkan olehnya, melihat diriku yang tanpa busana sedang di kawini oleh anakku sendiri. batangnya keluar masuk di dalam vaginaku, memompa dan terus memompa.
“ah.... sayang... ini memalukan... tolong... ah jangan didean cermin...” pintaku
“ah... kamu tampak seksi ibu, tubuhmu pasti dan selalu membuat tergila-gila... lihat tempikmu yang sedang menikmati kontol anaknya sendiri itu” ucapnya
“a...hh... kamu nakal... emmmhhh... aku mau keluar sayang... aaaaaaaaaaaaaaaaa” ucapku berteriak karena mendapatkan orgasmeku
“lihat tempikmu pipis bu” ucap arya
“ash ash... malu tahu...” ucapku sambil menutup wajahku, sedikit aku ka jari-jariku dan kulihat cairanku melelh diantara batang kemaluannya
“lihat susu ibu, untuk seumuran ibu susu ibu masih sangat bagus masih sekal dan tidak menggantung...” ucapnya memujiku
“kamu ini... pindah dikasur saja, belum keluarkan?” ucapku dan dia megangguk
Aku kemudian direbahkan diatas kasur, setahuku aku akan di pompa lagi tapi tidak. Arya turun dari kasur dan menggeser cermin itu kembali. Aku heran apa yang ingin dilakukannya, selang beberapa saat dia naik kekasur lagi. Tubuhku dibaliknya, doggy style, wajahku tepat dihadapan cermin itu. sungguh memalukan tapi aku benar-benar malu. Ingin rasanya aku memprotesnya tapi...
“ahhh... pelan sayang pelan...” racauku
“ah, tempikmu ini tidak boleh pelan-pelan untuk menikmatinya... aku ingin robek tempikmu ini sayang.” Ucapnya
“ah robek sayang robeklah... ah sayang aku malu....” racauku kembali sembari menundukan kepalaku
Tak ada respon darinya, kulihat matanya terpejam ketika menggoyang pinggulnya. Terlihat sangat jelas dicermin itu. Lama-kelamaan aku hanya bisa menunggingkan pinggulku, tubuh bagia depanku jatuh. Malu tapi aku ingin sekali melihat kembali anakku menyetubuhiku dari belakang. Wajahnya terbakar oleh nafsu kepada ibunya sendiri, sedangkan aku sudah tidak bisa mengendalikan tubuhku. Tubuhku butuh kepuassan ya kepuasan dari anakku.
“arhhhh sayang tempikmu enak nikmat... aku ingin kuarkan lagi dirahimmu...” racaunya
“ahhh... iya sayang keluarkan sebanyak-banyaknya ke dalam rahimku, semprot... pejuhi rahimku dengan cairan cintamu...” ucapku yang sudah tidak kuat,
“aku keluaaaaaaaaaaaaaaaaar...” teriaknya dan hentakan keras ke dalam vaginaku, aku ikut orgasme
“aaaaaaaaaaaaaaarghhhhhhhhhh...” teriakan keras dariku merasakan batangnya benar-benar merobek vaginaku, dalam sekali masuknya
Mataku tak bisa lepas dari cermin itu, kulihat anakku mengejang. Ambruk kedepan dan mengangkat tubuhku dengan cara meremas susuku ini. diangkat hingga aku berlutut kepalaku menoleh kebelakag dan kami berciuman.
“lihatlah cairan kita bersatu” ucapnya, aku kemudian menoleh kearas cermin
“kamu itu aku kan malu...” ucapku
“malu kenapa? aku sudah lihat seluruh bagian tubuhmu kenapa harus malu?” ucapnya
“iih... capek yang, pengen bobo... tapi kontol kamu tetep didalem yang sampai lemas ya...” pintaku manja
“tapi bersihin dulu pakai mulut kamu yang seksi ini” pintanya
“iya sayang iya...”ucapku
Arya terlentang, aku berbalik menghadap ke arahnya. Seperti seekor anjing aku menjilati penisnya. Aku kulum, aku bersihkan kontol anakku sendiri dengan mulutku. Kujilati setian centimeter batang kemaluan anakku.
“lihatlah... pejuhkukeluar dari vaginamu...” ucapnya, aku menoleh kebelakang
Memang terasa spermanya meleleh di vaginaku, vaginaku tampak berbentuk O. Malu juga tapi aku menikmati persetubuhan ini.
“sluurrpp... tapi aku lebih tertarik dengan sisa pejuh kamu yang ada di kontol kamu ini sayang” balasku
“bersihkan ya istriku yang tercinta...” pujinya
Akhirnya setelah batang itu mulai lembek, aku ditanganku aku bangkit dan lagsung aku cium bibrnya dengan bibir bekas spermaya. Diatas kasur ini kami berguling, berciuman hingga lelah dan penisnya lepas dari vaginaku. Aku tertidur dalam pelukannya. Esok adalah hari terakhirku terhitung tiga hari semenjak aku datang kevilla ini.
Aku terbangun karena goyangan pelan tubuhku, serasa sangat malas untuk bangun setelah duahari ini tenagaku terkuras. Aku buka mataku perlahan dan...
"eghhh hoaaaam... eh... ibu cantik sekali" ucapku ketika mataku terbuka melihat ibu dengan kebayanya
"mandi dulu sana nak" ucap ibu, aku bangkit dan hendak mencium pipinya. Ibu memundurkan kepalanya.
"sama ibu sendiri kok kaya gitu ndak boleh to ya, sana mandi dulu. Itu sarapannya sudah ibu siapkan" ucap ibu,
"eh... iya" ucapku, ibu berlalu keluar dari kamar
Aku segera masuk kedalam kamar mandi, segera aku meraih gayung dan membasuh tubuhku. Ah, kebaya dengan lipatan susu yang terlihat sangat jelas. Susunya begitu membusung, lebih membusung daripada hari kemarin. Wajahnya ayu, rambutnya disanggul kebelakang. Tapi kenapa tadi ibu jaim sekali? Masa bodohlah, aku harus segera menemuinya. Kupakai kaos dan celana kolorku. Sematponku menyala, dan segera aku raih. Wongso.
"hai wong, ada apa?"
"ndak papa, Cuma mau ngabari motor kamu aku titipkan ke warung langgananmu. Dekat rumahmu itu lho"
"owalah, lha mbok biar di rumahmu saja"
"aku sibuk, nanti kamu ganggu aku, makanya aku titipkan ke warung langganannmu"
"sibuk apa? Ada masalah lagi?"
"sibuk.... sibuk kenthu mas bro, dah ya ni mau tancap gas lagi, sori yo"
"matamu, ya ojo sampe meteng lho ndes (jangan sampai hamil lho ndes)"
Klek, aku matikan telepon, segera aku keluar dari kamar dan aku dapati ibu di meja makan dengan senyum khasnya yang indah. Aku dan ibu kemudian makan bersama di meja makan, kupandangi wajah ibu yang ayu tersebut. Ah perasaanku berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Ibu tampak lebih menjaga dirinya dibanding hari-hari sebelumnya. Setelah selesai makan, aku melihat ibu merapikan piring dan meja makan, benar-benar ughh...
"Bu, tumben pakai kebaya?" ucapku
"kan suah biasa nak" ucap ibu
Aku tersenyum melihat sikap ibu yang benar-benar berbeda dari sebelumnya. Kulihat lebih tajam lagi, kutelanjangi tubuh ibu dengan dua bola mataku. Benar-benar tidak mempelihatkan umur yang dia sandang sekarang. Tiba-tiba saja dedek arya mulai berdiri lagi, perlahan mengacung ke atas. aku juga sudah mulai tidak tahan lagi. Darahku berdesir ketika melihat wanita berpakaian kebaya ini. aku dekati ibu yang sedang mencuci piring, kedua tanganku melingkar di perut ibu.
"eh... kamu itu bikin kaget saja? malu-maluin tahu gak, sudah gede kok nempel ibunya terus" ucap ibu. ku jatuhkan daguku di bahu kanan ibu, perlahan aku dekatkan bibirku ke leher jenjangnya.
"eehhh... nak kamu ngapain?" ucap ibu pelan
"kangen sama ibu" ucapku
"kan setiap erghhh hari ketemu sama ibu..." ucap ibu, aku langung mencium leher jenengannya
"nak... ndak boleh kaya git" ucap ibu sambil memandangku tapi tidak ada pandangan melarang walaupun maksud sebenarnya adalah melarangku. Sedetik kemudian kepalaku maju dan mencium bibir ibu
"nak ndak bolehmmmm... aku ini ibumu... mmmmmmm...." ucap ibu yang langsung mencoba mendorongku dengan lembut menggunakan tangan kanannya, tapi dorongan itu tak ada tenaga sama sekali
Aku terus maju mencoba melumat bibir indah ibu, namu ibu terus menutup bibirnya. Kutarik tubuhnya dan kupeluk dengan erat. kedua tanganku langsung meremas susu yang berbalut kebaya ini. kepalaku terus maju dan menjiilati bibirnya yang tertutup.
"nak,ndak boleh, ini ibu nak mmmm... nak, nanti dilihat orang mmmm... ndak bolmmmmleh nakmmmm" ucap ibu mencoba melawan, tapi perlawanan yang tidak ada tenaganya sama sekali
Tanganku terus meremas susu berbalut kebaya ini, terasa benar-benar nikmat susu ibu yang masih terbungkus ini. seakan ada sensasi tersendiri, ah aku ingin semuanya, aku ingin segera tersalurkan. Aku harus bisa membuka semua isi dari kebaya ini, walaupun aku suda sering melihatnya. Ibu terus meronta lemah seakan menolakku, tapi aku menarik tubuhnya, membalik tubuh kami berdua dan kini dihadapan ibu adalah meja makan. Aku dorong ibu hingga bagian pinggangnya bersentuhan dengan meja makan. Aku meremas dan terus meremas susunya, lehernya aku ciumi hingga ibu meronta lemah dan mengeluarkan kata-kata larangan kepadaku. Kudorong tubuh ibu dengan tubuhku hingga tubuh atasnya tegkurap diatas meja makan.
"ah, nak jangan nak erghhh.... jangan nanti dimarahi ayah kamu nak" ucap ibu
"aku ingin ibu.... aku cinta ibu..." ucapku, sembari tanganku meraba-raba pantatnya
"egh jangan.. ini ndak boleh nak, jangan ugh..." ucap ibu
Tangan kiriku menahan tubuh ibu agar tetap rebah diatas meja dapur. Dengan sedikit membungkuk tangan kananku meraih ujung jarik ibu, kutarik dengan sedikit memaksa karena memang sulit terangkat hingga keatas. Setelah jarik itu terangkat hingga keatas, pemandangan indah kembali aku lihat. Pantat besarnya dan juga celana dalam tipisnya membuatku semakin bergairah.
"nak... jangan ibu moh... arghhh... ibu mohon janganhhhh erghhh..." ucap ibu yang merintih ketika tanganku memainkan vagina yang masih terbungkus celana dalam
"ah... ibu sudah basah, ibu juga kepingin kan? Arya mohon bu sekali saja bu..." pintaku, sambil menciumi leher jenjangnya
"nak jangan ndak boleh aku ini ibumu, kamu bisa melakukannya dengan wanita lain" ucap ibu
"tapi bu, ibu mau kalau aku melakukannya dengan pelacur dan aku terkena penyakit?" ucapku yang masih menciumi lehernya
"tidak, tapi ibu mohon jangan dengan arghhhh...." ucap ibu tercekik ketika jariku bermain-main
Aku tarik celana dalamnya hingga ke bawah pahanya, kumainkan kembali vagina ibu dengan mengelus-elusnya. Tak tahan aku turun kebawah dengan tangan kiriku berada di pinggang ibu untuk menahan ibu tidak bangkit.
"Arghhh nak jorok itu jorok jangan nakhhhh akhhhh itu ndak ahhh.... jangaaaaan..." ucap ibu
Lidahku beramin-main di vaginanya, tangan kananku mencari-cari klitorisnya. Ibu terpekik keras hingga kepalanya bangkit terangkat keatas, vaginanya sudah basah sebelum aku menyentuhnya tadi. Menandakan keinginan ibu untuk aku setubuhi. Terus aku melakukan serangan di vaginanya, kini lidahku masuk ke dalam vagina indahnya. Jika dibandingkan dengan pertama kali ketika aku memainkannya memang sudah tampak beda, mungkin karena sering aku coblos.
"argh... sayang hentikan... tolonghhh hentikkkhannnn arghhh.... aaaaaaahhhh" teriak ibu, terasa cairan hangat keluar dari vaginanya
Aku langsung berdiri, tangan kiriku menahan tubuh ibu untuk tetap berada diatas punggungnya sedang tangan kananku melepas celana kolorku. Dedek arya keluar dengan tatapan tajam ke vagina ibu. tubuh ibu masih sedikit mengejang, ibu membalikan kepalanya.
"ah... sayang jangan sayang... ibu mohon..." ucap ibu
"ah bu, arya mohon bu sekali saja bu....arrrrggggghhhh" ucapku sembari mencancapkan dedek arya ke dalam vagina ibu, mudah masuk tapi tetap saja terasa sempit
"arghhh.... nak kamu masukan batang kamu, kamu jahat nak, arghhh kamu jahat sama ibu..." ucap ibu tapi tak ada air mata kali ini. aku peluk tubuh ibu, kuangkat sedikit tubuhnya dan kuremas payudaranya
"Arghh bu... aku cinta ibu, sayang ibu. aku ingin menyetubuhimu bu, aku ingin ngethu ibu, aku ingin ngentot ibu... yah aku ingin bersatu dengan ibu..." racauku
"Arghhh nak janganhhhh ah ah ah aha..." ucap ibu
Aku menggoyang pinggulku, memasukan dan mengeluarkan dedek arya dari vagina ibu. kuremas payudaranya, kuelus-elus lipatan paydaranya itu. dengan kedua tanganku kupegang dan kutarik kebawah kebayanya. Mudah sangat mudah, tak seperti sebelum-sebelumnya bahkan suara sobeknya pun hampir tidak terdengar. Susunya menyembul keluar langsung aku remas sembari aku menggoyang pinggulku. Ibu mengerang tertahan, mencoba menyembunyikan desahan kenikmatannya. Aku terus memeluknya, pinggulku terus bergoyang. Remasan di susunya, sensasi dari pemeerkosaan yang lembut ini membuat aku kalang kabut. Jujur saja, sensasinya berbeda.
"argh nak... ergh.... ah ah ah ah aaaaaaaaaaaaaa...." teriaknya
"oh bu, tempikmu, vaginamu nikmat sekali, kontolku keenakan didalam sana...." ucapku
"naaakkkhh hentikan, ahhhh ibu mau kkeluarrrhhhh.... aryahhhhh ibu mohon berhentiiiiihhlaaahhh..." rintih ibu
"tidak bisa bu.... arghhh terlalu nikmat didala sanahhh aku juga ingi keluarhhhh yah... ayo bu, ibu juga menikmatinya kan? Arya suka ngenthu ibu owhhhh... yaaahhhh" ucapku
"erghhh..... henti.... aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh" ucap ibu, yanng diikuti tubuhnya mengejang. Aku yang sedikit lagi keluar, akhirnya terus memompa dan pada akhirnya aku keluar.
Crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot...
Aku peluk tubuh ibu, kami mengejang bersama. kucium tengkuknya dan ibu tengkurap tak berdaya diatas meja dapur. Pagi yang indah, sarapan sudah enak ditambah lauk tempe milik ibu. setelah nafasku teratur, aku bangkit dengan dedek arya yang masih tegak ingin merasakan nikmat. Ibu berbalik dan memandangku
"kamu sudah setubuhi ibu kamu sendiri, kamu benar-benar anak nakal hash hash..." ucap ibu dengan tatapan mata tajam
"maafkan arya bu, ini karena arya terlalu sayang sama ibu" ucapku, maju dan memeluknya. Bibirku bertemu dengan bibirnya sekali lagi, dan kali ini ibu melayani ciumanku
"hash hash... jujur saja ibu juga merasa kenikmatan daripada dengan ayahmu nak, hari ini karena kamu sudah perkosa ibu. ibu akan melayanimu, cukup hari ini saja hingga malam nanti" ucap ibu
"terima kasih bu, arya suka ibu kalau pakai kebaya" ucapku kembali menciumnya
"iya... sebentar ya nak, ibu capek sekali. Kamu tadi kasar sekali" ucap ibu, padahal jika dibandingkan hari-hari seelumnya lebih kasar lagi
"bu, pakai kebaya lagi ya bu.yang seksi" ucapku bangkit memberi ruang ibu bangkit
"iya, ini apa masih saja bangun dasar anak muda" ucap ibu
Aku duduk dikursi memandang akting ibu yang sangat membuatku bergairah. Ibu kembali kekamar, aku hanya menunggu dengan dedek arya yang masih "ngaceng" tapi nganggur. Aku berjalan dan berpindah ke sofa. sku duduk menunggu ibu, menunggu kejutan darinya. Setelah beberapa saat ibu keluar dengan dandanan dan rias yang lebih seksi. Lipatan susunya seakan-akan memang ditunjukan kepadaku, agar aku lebih bernafsu lagi. Ibu kemudian berdiri didepanku, kutarik tubuhnya hingga jatuh kepangkuanku. Bibir kami bersatu kembali, tangan ibu langsung meraih batang dedek arya yang sudah bangun. Dikocoknya perlahan...
"Bu, Arya pengen batang arya dikulum" ucapku
"iiih... ndak mau, kan jorok nak" ucap ibu
"plis bu, yah..." ucapku
"iya, pasti kepengen lihat ini dari atas ya?" ucap ibu sambil salah satu tangannya menunjukan lipatan susunya
Aku yang ditunjukan kembali padahal aku sudah melihatnya langsung menarik ibu. wajahku aku benamkan di lipatan payudara ibu, lidahku menjulur dan masuk ke dalam lipatan susunya. ibu hanya mengelus-elus kepalaku sembari menikmati permainanku. Setelah puas, ibu kemudian turun kebawah selangkanganku. Dengan sedikit menungging, ujung dedek arya dipaksanya masuk kedalam lipatan susu itu. dicobanya berulang-ulang sembari meludahi dan mengocok seentar dedek arya. kembali dicoba, tetap saja tidak bisa tapi itu sudah membuatku on fire.
"ibuku yang cantik, dikulum bu... arya pengen bangeeethhh..." ucapku
Ibu tersenyum kepadaku dan langsung menjilati dari anus hingga ujung dedek arya. Aku tak karuan menerima perlakuan ini, lama kelamaan ibu menjadi sangat liar. Bibirnya terbuka dan kemudian...
"mmm... tunggu sayang..." ucap ibu, yang kemudian bangkit dan menuai kentang
"ah, bu, ibu mau kemana?" protesku, ibu menole sebentar dan kemudian melanjutkan langkahnya ke dalam kamar.
Sekembalinya dalam kamar ibu membawa sematponnya dan kemudian seth... seth... seth sebuah sematpon mengarah ke arahku tak jauh dari tempatku duduk. Aku masih bisa meraih sematpon itu. Aku tak mengerti maksud dari keinginan ibu, tapi mau bagaimana lagi aku juga tak tahu akan digunakan untuk apa.
"bu, kok direkam?" tanyaku
"tenang nak, itu hanya untuk kenang-kenangan setelah ibu menggunakannya. Ibu akan langsung buang sematpon ibu" ucap ibu, yang kembali berlutut di bawahku
"kamu suka ini kan nak? Dasar anak nakal, sudah perkosa ibumu sekarang ibumu kamu suruh meayani nafsumu..." ucap ibu, tangan ibu memegang batang dedek arya dan memeprlihatkan kepadaku bagaimana liarnya ibu.
Ibu memperlihatkan wajahnya yang sedang menjilati batang kemaluanku dengan ganas. Sampai pada ujungnya lidahnya menari-nari, berdansa dengan helm dedek arya. dan sleb.. batang itu masuk perlahan ke dalam mulutnya, perlahan batang dedek arya kembali masuk lebih dalam... lebih dalam dan lebih dalam lagi. Hingga terasa batang dedek arya masuk sampai kedalam tenggorokannya dan lidahnya bergerak-gerak menyapu batang dedek arya.
"Arghhh...." desahku
Ibu kemudian melepas kulumannya dan terengah-engah. Dengan isyarat tangannya ibu menyuruhku merekam dari jarak dekat. Benar-benar berbeda dari sebelumnya, kurekam ibu yang melakukannya seperti di awal. Memperlihatkan wajah liarnya menjilati batangku, aku mendesah tertahan. Dilakukannya lagi kuluman hingga tenggorokannya, ah nikmat sekali. Tangannya kemudian mengocok batang dedek arya, mulutnya mengulum sebagian dedek arya. kepalanya maju mundur, bibirnya manyun, dan juga matanya melirik ke arah kamera. Dengan tersenyum ibu kemudian menjilati ujung kepala dedek arya.
"arghh... enak bu, owhhh... aku sudah tidak tahan bu, arya pengen masukke tempik ibu" racauku
"suda tidak tahan? Mau masuk ke tempik ibu yang sempit ya nak?" ucap ibu, dan aku mengangguk sembari mengelus pipinya
Aku mearuh sematpon yang masih merekam adegan panas ini disampingku. Ya merekam ibu yang kemudian berdiri dan mengangkangi batang dedek arya. dedek arya masuk, kepalanya mendongak ke atas seakan benar-benar menikmati permainan ini secara liar. Wanita yang sebelumnya terlilhatanggun kini berubahmenjadi liar sekali. Tubuhnya naik turun, memompa batang dedek arya dengan sangat ganas.
"Awhhh awhhh awhhh awhhh awhhh awh kontolmu enak sekali aku suka, ah besar lebih besar dibandingn suamiku yah aku suka sekali aaarghhh masuk sangat dalammm owhhhh kontol suamiku tidak ada apa-apanya dibanding dengan ini... tempikkku keeenakan yah arghhh tempikku penuh dengan kontolmu yahhhh enak sekali owhhh..." racaunya semakin liar, tangan kanannya yang berada dipundakku kemudian menutup mulutku agar tidak mendesah. Apakah agar tidak terekam? Pikiranku malah kembali ke kamera itu, untuk apa sebenarnya?
"ini susuku, remas susuku owhhhh remas susuku ini yah terussshhhh arhhhhh... remas hisap yang kuathhh owhhhh..." ucap ibu yang sambil naik turun kemudian membuka sendiri kebayanya mengeluarkan susunya, dan langsung aku remas, aku hisap dengan kuat. Kelihatannya ibu udah memodif kebayanya sehingga bisa dengan mudah di buka.
"yahhhh enakkkkhhhh uuugghhhhh mmmmhhhh kontolmu manteb aarghhhhh... aku mau keluar, tempikku mau muncrat owhhh muncrat... kontol ini bikin tempikku muncrathhhh arhhhhhhhhhhh" racau ibu
Ibu langsung ambruk dalam pelukanku, bibirnya dengan ganas langsung melahap bibirku. Permainannya sangat panas, terbakar oleh nafsunya sendiri. sambil mengejang bibirnya melumat bibirku, cairan hangat meleleh di batang kemaluanku. Tapi ibu masih terus memburu bibirku, tanganku malah lebih keras meremas susu besarnya itu.
"ah, ibu lliar sekali..." ucapku
"arghhh... jelas nak, kontolmu bikin ibu keenakan sayang, lihat saja kontol kamu itu selalu berdiri" ucap ibu
"itu karena ibu yang bikin berdiri terus..." ucapku
"lagi ya nak, ibu masih ingin melepas semuanya bersama kamu" ucap ibu kemudian bangkit dan megambil sematponnya diletakan didepan kami berdua.
Dengan cepat ibu langsung megangkangi dedek arya kembali dengan posisi membelakangiku. Kebayanyayang sudah awut-awutan, tapi susunya sudah tertangkap oleh kedua tanganku. Ibu kembali memompa, kedua tangannya memegang lengan tanganku. Tubuhnya kembali naik dan turun.
"Awhhh awhhh awhhh awhhh awhhh awh kontolmu enak sekali, ah besar dibandingn suamiku yah kontol suamiku tidak ada apa-apanya dibanding kontol kamu... arghhh aku suka sekali aaarghhh masuk sangat dalammm owhhhh kontol suamiku kecil tidak bisa memuaskanku, Cuma kontol ini yang bisa arghhhhhhh... tempikkku keeenakan yah arghhh tempikku penuh dengan kontolmu yahhhh enak sekali owhhh..." racaunya lebih liar dengan menyebut-nyebut ayah
Aku tidak tahan menarik tubuh ibu ke ara sofa. Di sofa ibu yang tahu langsung menungging dan mengarahkan pantatnya ke arah dedek arya. aku masukan dedek arya ke dalam vaginanya lagi, aku mulai menggoyang pinggulku keluar masuk ke dalam vaginanya. Terasa lebih sempit dan nikmat, aku terus menggoyang dan menggoyangnya.
"aarhhhh yah terushhhh kontolmu enak sekali owhhhh enak bangethhh yah terus masukan kontolmu lebih dalam lagi ke tempikkku.... tempikku yang tidak pernah dijamah oleh suamiku yang bodoh itu yah terushhh lebih dalam... lebih nikmaaaaathhhh arghhhh...arhhhh enak sekali.... enaaaaaaaaaaaaaaakkkkkk argghhhhh nikmaaaaaaaaaaat ayh ayh ayh aaaaaaaaaarhhhhh" teriaknya keras, aku hanya bisa mendesah pelan menikmati sensasi liar ibuku sendiri.
Kupercepat goyangan pinggulku dan hentakan semakin keras, ibu semakin menggila dan menggila. Kuhentikan dan dengan sedikit kasar aku membalik tubuh ibu, kubuka pahanya dan langsung aku tancapkan kembali dedek arya. aku menggoyang lebih gila lagi. Racaunya semaki terdengar sangat liar sekali, bola matanya keatas bibirnya menganga, lidahnya sedikit keluar. Aku benar-benar takjub dengan sensasi liar ini.
"arhhh... ibu liar sekali... arghhh aku mau keluar... keluar yahhh... tempikmuu nikmatthhhh owhhh.... yahhhh enak sekali owhhh...." racauku
"ah.... ahhh ahhhh ahhhh... nikmat anakku nikmat sekali ayo sayang lebi kerrrrrrrassshhhhhh ah ah ah pejuhi wajah ibumu naaaaakkkkhhh...." racaunya
Kugoyang semakin keras, vaginanya menjadi menggenggam dedek arya, susunya aku remas dengan sangat kuat. Ibu hampir keluar, aku juga, dan kuhentakan lebih keras. Tubuh ibu melengking keatas, mengejang sesaat. Kutarik dedek arya dengan Sperma yang sudah diujung. Langsung aku kangkangi kepala ibu dan kusemprotkan semua spermaku di wajah ibuku. mulut ibu terbuka dan matanya memejam, sperma keluar dengan sangat belepotan di wajahnya. Setelah yakin, sudah tidak ada lagi sperma yang keluar, ibu membuka matanya dan menyuruhku mengambil sematponnya. Ku ambil dan kukangangi lagi wajahnya, bibirnya mengulum dedek arya membersihkan semua yang tersisa disana.
"ohh... pejuh, enak sekali... nyammmmmmmmm hash hash hash...." ucap ibuku
Setelah semua bersih, ibu dengan jarinya membersihkan sisa-sisa sperma di wajahnya. Kumatikan sematpon kemudian duduk berhadapan dengan ibu yang masih rebah. Kami beristirahat sebentar, setelah yakin semua kembali kuat. Ibu bangkit dan kembali masuk kedalam kamar, dibawanya sesuatu ditangannya sekembalinya dari dalam kamar. aku duduk bersandar dihadapan ibu, terlihat ibu melepas kebayanya dan mulai memakai satu persatu pakaiannya. Tapi kemudian berhenti dan memakainya lagi, ib memberiku isyarat untuk merekam adegan ini. aku merekamnya, semua degan itu aku rekam.
"bagaimana nak? Kamu suka?" ucap ibu sambil memutar tubuhnya dihadapanku
Aku letakan sematponku agar tetap bisa merekam semua kejadian ini. Aku berdiri sambil tersenyum lebar mendekati ibu, ibu ternyata sudah mempersiapkan semua. Aku langsung peluk ibu yang rambutnya terurai dibelakang tubunhya. Tanganku kemudian menarik celana dalam bagian belakang ibu ke atas, kugoyang-goyang ibu merintih entah nikmat atau sakit. Kepalanya mendongak keatas, mulutnya menganga menunjukan nikmat yang dia rasakan.
"ibu mau kamu pejuhi lagi nak... kamu pejuhi dihadapan kamera lagi ya nak..." ucapnya
"eh, iya bu pasti semua keinginan ibu akan arya penuhi sekarang" ucapku
Ibu berser kesamping agar ibu terlihat di kamera, tanganku menarik kebawah penutup susunya. kuhisap dan kumainkan puting susu sebelahnya lagi. Tangan kiriku memainkan celana dalamnya terus. Tanpa berlama-lama, aku geser celana dalam itu, kunaikan salah satu pahanya di pundakku. Kuhisap vagina ibu lagi ah, masih terasa bau-bau kenikmatannya. Jilatanku semakin liar, semakin ganas.
"arghhh... yah... nak terus hisap tempi ibu akhhh nikmat sekali nakhhh owhhh...." racaunya
Jari-jariku kembali menyodok-nyodok vaginanya kembali, mungkin karena sudah beberapa kali orgasme ibu kembali mendapatkannya. Tubuhnya mengejang cairan kenikmatanya aku hisap aku telan. Ibu kemudian menahan pundakku untuk tetap berlutut, dia turun dan posisinya merangkak kedua tangannya masih menahan tubuhnya hanya mulutnya saja yang menggapai dedek arya. aku memegang kepalanya, karena tidak tahan dengan sensasinya tanganku dengan sedikit kasar memaju mundurkan kepala ibu untuk mengulum dedek arya
"Ahhh nikmat seklai mulutmu bu yeah...." racauku, sembari memejamkan mata dan tersenyum
Sesaat kemudian ibu aku balik kan dan menunggingkan pantatnya ke arahku. Dengan segera aku memasukan batang dedek arya kedalam vaginanya. Tidak sesulit seperti sebelum-sebelumnya karena memang sudah licin dan basah. Aku memaju mundurkan pinggulku...
"arghhh anakku kamu masuk lagi di tempik ibu owhhh enak sekali nakhhhh enak sekali owhhh yah terus goyang... terushhh sayang goyang lebih dalam lagi lebih keras lagi sayang owhhh... nikmat sekali sayangkuwhhh yeah tersuhhh terushhh enak sekali sayanghhhh.... mmmhhh...." racaunya
"iya bu tempik walau basah tetap nikmat, masih terasa sempitnya..." racauku
"jebol tempik ibumu nak... jebol buat lebar, buat tidak rapat lagihhhh owhhh nikmat sekali sayanghhhh oh nikmathhhhh dalam sekali kontolmu mansukkkhhhh..."racau ibuku
Aku sudah begitu lemas begitu pula dengan ibu, tak ada lagi teriakan-teriakan seperti sebelumnya. Kami sudah hampir kehabisan tenaga, tapi pinggul ini seakan tak mau berhenti, seakan ingin terus memompa. Ibu yang sudah tidak kuat langsung tengkuran ketika aku memajukan pinggulku. Aku ikut menindihnya dan terus memompanya. Ibu mendesah dan terus mendesah tak karuan. Hanya suara desahan-desahan nikmat dari mulut ibu keluar. Hingga akhirnya aku ambruk dan mengeluarkan spermaku, tubuh ibu mengejang untuk kedua kalinya.
"ah sayang... ibu puas sekali, ibu ingin lagihhh..." ucapnya
"arya jugah bu owh... tempikmu mengedut-ngedut bu" ucapku
"sudah siang, sayang... kita isirahat sebentar setelah itu kita lanjutkan lagi" ucap ibu
Aku bangkit dan mengambil sematpon, kumatikan dan aku kembali disamping ibu yang sudah membalikan tubuhnya. Aku dan ibu tidur di karpet depan sofa, berpelukan, dan berciuman saling melumat bibir hingga kantuk menyerang kami berdua.
Setelah kami terbangun di sore hari...
"bagaimana nak, kalau ini?" ucap ibu yang memakai pakaian renanng ala baywatch
"seksi dan liar bu..." ucapku tersenyum
"ayo sayang, ada kolam renang disana... ibu ingin menikmati kontolmu lagi" ucap ibu, aku mengangguk.
Sembari membawa sematpon, aku meremas pantat ibu. aku letakan sematpon menghadap ke arah kolam renang. Ibu berdiri disana sambil memutar-mutar didepan sematpon memamerkan tubuh yang masih indah tersebut. Aku dekati ibu dan langsung aku peluk, aku lumt bibirnya. Ku dudukan ibu, kubuka pahanya dan kumainkan vaginanya dengan pakaian kolam renang yang ketat itu. iu kemudian mendorongku dengan posisi 69, ibu memainkan dedek arya degan ganas. Sedangkan aku menggeser penutup vaginanya itu dan memainkan klitorisnya.
"erghhh... sayang ughhh enak sekali nak... mmmmmhhhh arhhh.... " ucap ibu yang semula mengulum dedek arya tetapi tertahan karena kenikmatan yang dia dapatkan di vaginanya.
Lama degan posisi 69, ibu kemudian berbalik dan mengangkangi dedek arya, dgesernya penutup vaginanya dan dimasukan kembali dedek arya kedalam vagina ibu. kutarik pakaian renang ibu hingga susunya menyembul. Ibu tampak kesakitan lalau kugeser ke samping dari bahu hingga pakaiannya terlepas dan menutupi perutnya. Kedua tangannya berada diatas dadaku, kepalanya menunduk merasakan nikmat disetiap pompaan yang dilakukannya.
"aarhhhh yah kontol enak sekali owhhhh enak bangethhh yah kontolmu dalam sekali masuk ke tempikkkkkhhh ibu sayangku, anakku sendiri arghhh kamu kenthu sama ibumu,arghhh enak sekali kenthu dengan anakkuh yahh owhh.... tempikku terasa nikmaaaaathhhh arghhhh...arhhhh enak sekali.... enaaaaaaaaaaaaaaakkkkkk argghhhhh nikmaaaaaaaaaaat ash ash ash aaaaaaaaaarhhhhh" sangat liar
"iya bu aku ngenthu ibuku sendiri, nikmat seklai buhhh owhhh yah nikmat tempikmu bu, enak sekali tempiku, ayo goyang bu, goyang lebih liar lagi ibuku... owh kontolku keenakan didalam tempikmu owh enaaaaakkkhhh...." racauku
"kontol anakku arghhhh... buat aku keluar terusshhhhh arhhhh yahhhhh enak sekali... arhhhh sayangku, anakku, kekasihku, ibu keluaaaaaaaaaaaarhhhhh..." teriaknya di samping kolam renang yang terbuka, teriakannya keras dan sangat keras. Tubuhnya ambruk dan mengejang beberapa kali hingga suasana hening.
Tanpa berlama-lama aku dan ibu, merubah posisi kami berdua. Ibu berada dibawah tetapi dengan posisi kedua tangannya tertekuk ke menahan tubuhnya sedang aku seakarang berada diatasnya. Aku kembali menggoyang ibu, hingga kepala ibu mendongak ke atas. matanya terpejam menikmati setiap sodokan yang aku hujamkan ke vaginanya. Lama sekali aku berada diposisi ini, dan susu ibu nampak lebih kencang dan berayun ke naik turun. Mulut ibu menganga, matanya tetap terpejam membuatku semakin bernafsu. Aku terus memompa hingga ibu mengejang mencapai orgasmenya.
"Arghh ibu sudah keluar nak owhhh... terus egh egh egh egh pompa jalan lahirmu robek tempik ibumu owh egh egh egh..." racaunya sembari mengejang tanpa berhenti memberinya istirahat aku terus memompa
"ah bu aku mau keluar... aeghhh.... aku hampir keluar... aku pengen pejuhin wajah ibu lagi owhhhh..." racauku, memompa dan merasakan cairan hangat berada di dalam vaginanya
"pejuhi wajah ibu nak... ahhh ahhh ahhh ahhh terus goyang kenthu tempik ibumu... owhh... pejuhi wajah ibu owhhh yah teruss..." racaunya
Aku menggoyang dan akhirnya aku menghentakan keras pinggulku. Tubuh ibu melengking dan aku langsung mencabut dedek arya dan aku beralih kewajah ibu. ibu memejamkan mata, dan semua spermaku aku keluarkan di wajahnya hingga belepotan. Sebentar ibu kemudian membersihkan dedek arya dengan mulutnya, batang dedek arya keluar masuk secara teratur.
"iBu seksi sekali kalau ada pejuh diwajah ibu" ucapku, ibu tersenyum dengan jari-jarinya menyapu sperma diwajahnya dimasukan ke dalam mulutnya
"kemarilah nak... mendekatlah, ibu ingin menikmati dadamu ini... ibu suka sekali dadamu, biarkan ibu menikmatinya..." ucap ibu
"iya bu, nikmatilah..." ucapku
Ibu menjilati dadaku, putingku... kadang mengelusnya... menggesek-gesekan wajahnya didadaku... seperti seorang anak kecil yang sudah menemukan mainan kesayangannya...
Sematpon aku matikan dan kemudian aku dan ibu kembali ke kamar. sebelumnya aku dan ibu memebersihkan diri kami lalu beristirahat. Berpelukan dan berciuman, tapi tak ada permainan seks. Hingga sore hari aku dan ibu bangun, ibu memintaku untuk mengedti video yang baru saja direkam dengan menghilangkan suaraku, juga suara ibu yang hmmm.... serta me"blur"kan wajaku. Memang agak sedikit lama tapi anggap saja sudah semua video aku edit. Aku dan kemudian ibu menngemasi barang-barang kami semua, pulang kerumah, menuju rumah dimana kami tinggal.
Malam hari setelah sampai dirumah, aku diberi minuman oleh ibu dan....
"oh... sayang terush goyang, masukan kontolmu ke dalam tempik ibu owh yah terush sayang... goyang terushhh, arghhh masuki lubang kencing ibumu, masuki vagina ibumu, tempik ibumu ayo sayang... jangan berhenti hingga esok hari... terushhhh terussshhhh sayang ibu sukan kontolmu owh....." racau ibu yang telanjang dan terletang dengan kedua paha terbuka lebar. Vaginannya menjadi santapan dedek arya
"iya bu, aku akan sirami janinmu hingga pagi owh yah bu, aku akan kenthu kamu hingga robek tempikmu, hingga layu kontolku didalam tempikmu... owh tempik sempitmu akan aku robek agar adikku bisa keluar dengan bebas... owhhh... ibu nikmat sekali tempikmu" racauku
"yah sayang lakukan semaumu... hingga pagi jangan berhenti memompa tempik ibumu owh yah terush akhhhh ibu merasakan nikmat tiada tara nikmathhhh sayanghhh nikmathhh sekaliihhh owhh... yah terusshhh terushhh sayangkuhhh owh.... buat ibu pingsan dengan kontolmu" racaunya
"ah... ah... ahhh sayang ibu keluarhhhh arghhhhh..." teriak ibu
Tubuhnya mengejang, matanya terpejam, mulutnya terbuka. Aku berhenti sejenak, sudah beberapa kali ibu mengalami puncak kenikmatannya. Malam ini hingga pagi, aku akan terus memompanya. Ibu memintaku untuk berposisi konvesional, MOT. Terus memompa hingga ibu terkapar, minuman yang diberika ibu memberiku tenaga lebih, kekuatan yang lebih untuk memuaskannya.
Pompaan dedek arya di vagina ibu membuat ibu hanya mampu berteriak dan mendesah, aku hanya bisa memompa sembari meremas susunya. susu besarnya yang selalu naik turun dimataku. Susu yang selalu menjadi sasaran utamaku. Hingga akhirnya tubuh ibu benar-benar layu, tangannya sudah tidak mampu lagi meraba dada kesayangannya. Hanya bisa pasrah, kedua tangannya tergeletak diatas samping kepalanya. Mulutnya hanya bisa terbuka dan matanya hanya bisa terpejam.
"ibu haus.... ibu haus... owhhh.... anakku berika ludahmu nak... ibu benar-benar haus...." rintihnya
Aku mendekatkan bibirku di bibirnya... Juh... ludahku aku masukan kedalam bibirnya...
"lagi sayang... lagi owhh... ibu ingin ludahmu, ibu ingin semua cairan dari tubuhmu masuk kedalam tubuh ibu..." rintihnya kembali sembari memandangku, tatapan memohon kepadaku
Kembali aku memasukan ludahku, kembali aku terus menggoyangwalau pegal pinggulku. Berkali-kali ibu keluar hingga tubuhnya sudah tidak mampu lagi sadar akan keberadaanya. Ibu matanya kemudian terpejam perlahan, hingga akhirnya aku menggoyang pinggulku didalam vagina ibu yang sekarang sudah tak sadarkan diri. Aku terus memompa dan memompanya, hinnga akhirnya aku mengeluarkan spermaku kedalam vagina ibu. sudah tak kurasakan lagi rintihan dan desahan ibu, kupeluk tubuhnya dan aku tetap berada diatasnya. Hingga pagi menjelang...
Pagi hari, hari terakhir... aku ambil air putih dan kuberikan kepada ibu yang masih terlentang. Namun ibu ingin meminumnya dari mulutku...
"arghhh... sayang terus lagi... anakku kenthu ibumu nakhh terushhh kenthu wanita yang kamu cintai ini, wanita yang selalu menggodamu dengan kebayanya nakkhhhh owhhh nikmat sekali kontolmu didalam tempik ibu nakhhh owhhh yah terushhh sayang terushhhh owhhh... yah.... terushhh" racau ibu, sesekali aku meminum air dari botol ku teguk sedikit dan aku pindahkan ke mulut ibu sisanya
"ah, jika kita belum keluar bersama-sama, kamuhhhh ahhh harus ngenthu ibu terushhhhhh...." racaunya
"iya bu, aku akan kenthu ibu hingga kita bisa keluar bersama-sama..." ucapku sembari memompa tubuhku
Lama sekali aku memompa, ibu mendesarh merintih menjadi suara khas dikamar ibu. Dikamar, Dimana ibu selalu melayani ayahku. Tak ada suara selain rintihan kenikmatan dari bibir indahnya. Da akhrnya kami bisa mengeluarkan keikmatan kami bersama. tubuhnya mengejang dan akhirnya aku peluk ibu. kami berciuman hingga kami merasakan kenikmatan yang terakhir dari kami berdua. Seperti biasa ibu langsung memainkan dadaku...
"ah... ini yang terakhir, jangan ada lagi wanita lain dihidupmu selain Dian... dan ini terakhir kalinya kamu melihat ibu tak berpakaian, terahirkalinya kami melihat ibu memakai kebaya, terakhir kalinya kamu melihat ibu menjadi istri, kekasih dan juga lonthemu... yang terakhir, dan tak akan ada lagi... dan kamu harus berjanji pada ibu" ucap ibu
"baik bu, arya akan menepati janji arya kepada ibu, dan ini adalah terakhir kalinya bu, aku menjadi yang kamu inginkan..." ucapku
Bibir kami berpagutan dan air mata kami mulai menetes membasahi pipiku. Lama kami berciuman dan saling mengusap air mata kami. aku dan ibu kemudian bangkit dengan tubuh telanjang. Ku cium untuk terakhir kalinya dibibirnya.
"ini yang terakhir... setelah kita bertemu lagi di ruang makan, ibu adalah ibu kamu, dan arya adalah anakku. Ibu dan anak yang tidak akan pernah lagi menyelam di cinta liar kita sayang... berjanjila pada ibu" ucap ibu
"aku berjanji bu, setelah ini aku hiks akan menjadi anak ibu seperti dulu lagi, asalh hiks ibu jangan menjauhiku saja, arya janji hiks ndak akan ngrayu ibu lagi untuk bertualang dalam cinta liar kita lagi... janji ya bu, jadi ibu yang lembut, galak dan suka jewer arya lagi ya..." isak tangisku
"iya sayang pasti..." ucapku kuihat air matanya mengalir
Aku keluar dari kamar ibu dan mandi membersihkan tubuhku. Aku kemudian kembali ke kamar yang telah lama aku tinggalkan, mengganti bajuku dan berpenampilan seperti arya yang biasanya. Terdengar suara gemericik air dilantai bawah, pertanda ibu sedang mandi. Lama aku menunggu akhirya aku mendapatkan BBM singkat dari ibu.
Tepat jam 9 pagi aku turun, dan melihat ibu berdiri dengan pakaian longgarnya, sopan dan sama sekali tidak memperlihatkan keseksiannya. Aku berdiri dihadapan ibu.
"sudah... semua sudah berakhir..." ucap ibu
"iya bu..." aku tersenyum, air mataku mengalir
"kemarilah peluk ibu" ucap ibu, aku langsung memeluknya hanya sebentar saja
"kita sekarang ibu dan anak, dan satu hal lagi... jika suatu saat nanti terjadi lagi, ibu tidak akan memaafkanmu... karena ibu sangat sayang dengan dian, jika terjadi lagi... jangan panggil aku ibu dan pasti kamu hanya akan melihat ibu dan adikmu terbaring kaku..." ucap ibu
"Ssssttt... ini yang terakhir, dan arya yakin kita bisa kembali normal lagi, pasti... diluar sana kita akan menjadi ibu dan anak lagi bu, arya janji..." ucapku kembali menangis
PLAKKKKK!
"eh... ke kenapa ibu menam..." ucapku terhenti
"kalau diawali dengan tamparan harus diakhri dengan tamparan" ucap ibu tersenyum, air matanya mengalir di pipinya. Aku tersenyum dan menunduk.
"cepatlah datang ke dian..." ucap ibu
"tapi ibu?" ucapku
"Ibu sudah menjual rumah ini, rumah kenangan kita dan ibu akan tinggal bersama kakek dan nenek sampai adikmu lahir, dan mungkin akan tetap bersama mereka ketika membesarkan adikmu. Mungkin bulan depan baru akan kita bersihkan rumah ini..." ucap ibu
"tapi apa ibu tidak berencana me mmmmm...." ucapku
"Ibu tidak tahu, tapi kelihatannya tidak..." ucap ibu
"sudah... nanti nangisnya tidak berhenti-henti... cepatlah temui dian" ucap ibu sembari mengusap air mata di pipinya
"iya bu..." aku mengangguk dan kemudian berjalan melewati ibu
"eee eee dasar anak bandel!" ucap ibu, aku berbalik melihat ibu menyodorkan tangannya
"he he he lupa bu" ucapku, langsung kuraih tangannya dan mencium punggung tangannya
"hati-hati, bahagiakan dian..." ucap ibu
"aku juga akan membahagiakan ibu...."
"Dengan menjadi anak nakal ibu seperti dulu lagi" lanjutku tersenyum
"he'em..." ucap ibu
"arya..." ucap ibu ketika aku berbalik melangkah
"ini..." ucap ibu, menyerahkan cincin yang pernah aku pakaikan kepadanya
"eh... tapi..." ucapku
"berikan pada dian, dialah yang akan menjadi pendampingmu..." ucap ibu, aku tersenyum dan ibu pun juga walau air mata jatuh dipipi kami lagi. Aku raih cincin itu...
Aku berlalu berpisah, berjalan keluar dari rumah ini. setelah ini sudah tidak ada lagi kisah cinta ibu dan anak. Yang ada hanya ibu dan anak yang saling mencintai seperti seharusnya. Air mataku tak kunjung berhenti mengalir, aku berjalan ke warung langgananku mengambil motorku. Sedikit di ejek oleh ibu penjaga warung, tapi aku tetap tersenyum. Aku jalankan motorku menuju ke tempat dimana kekasihku yang sebenarnya menunggu.
---
Sudah semuanya sudah berakhir sayang, kita tidak akan mengulangi kesalahan lagi. Didiklah anakmu dengan baik. Ah, rumah ini bayangan akan kesenangan kita masih saja tergambar di mataku. Ruang tamu, lorong, kamarku sendiri, kamar anakku, Tangga, pekarangan rumah, meja makan. Kadang aku merinding sendiri mengingatnya, aku harus bisa menghilangkan bayangan itu mula dari sekarang. Tak akan lagi aku jumpa rumah ini lagi, rumah dimana aku mulai berenang di cinta yang liar. Mulai menyelam didalam lautan cinta yang liar. Kini aku harus meepi dan melupakan semuanya, menepi dan beranjak dari laut ini.
Aku sudah memiliki apa yang aku inginkan, arya seagai anak lelakiku dan satu lagi yang ada dalam perutku. Terima kasih mahesa kamu meninggalkan satu lagi bibit yang akan aku besarkan dengan penuh cinta. Aku akan menyayanginya sehingga dia tumbuh menjadi manusia yang benar. Akan aku hapus kamu dari sejarah kehidupanku, karena arya akan menghapus namamu dari kehidupan kami selamanya. Aku memang menangis tapi aku bahagia karena akhirnya bisa menghentikan kesalahan yang sudah lama sekali terjadi. This is my last wild love, yupz i’ll never play again...
“saatnya menemui ibu dan ayah” bathinku melangkah keluar. Karena setelah aku kabari ayah dan ibuku mereka sudah pulang 1 hari setelah mahesa hancur. Melewati kamarku dan...
“hmmm... aku harus membuang pakaian-pakaian ini, agar semuanya hilang tak ada lagi kenangan” bathinku, kurapikan semua pakaian yang telah aku dan arya pakai selama ini. Dari awal hingga akhir ini, aku kumpulkan semua pakaianku, dan akan aku buang, bakar agar kenangan yang salah ini hilang...
“ah, sudah... aku harus segera ke rumah ibu dan ayahku... mungkin aku akan menjadi anakanja lagi disana...” bathinku, sembari menarik koper berisi pakaian-pakaian kenanganku dan akan aku bakar.
Dengan menggunakan mobil yang sama dengan yang aku gunakan, aku kemudikan ke rumah kakek dan nenek arya. kusemprot bagian dalam mobil dengan pewangi, agar tak lagi aku cium bau yang sama dengan kemarin. Ku arahkan mobilku ke rumah ayahkui dan... dasar anak nakal, biarlah aku akan kirim pesan di sematponnya nanti saja.
Semua sudah berakhir inilah saatnya memuali kehidupan baru. Aku menjalankan motorku dan mulai mengarahkan motorku ke rumah sakit dimana dian dirawat. Aku memang menangis tapi aku bahagia karena akhirnya bisa menghentikan kesalahan yang sudah lama sekali terjadi. Saat inilah saat yang tepat untukku, untuk memulai kehid...
Ciiiiittt......
“mbak erlina gila apa tiba-tiba berdiri ditengah jalan! Bahaya mbaaaaak....” ucapku agak keras ketika tiba-tiba saja mbak erlin muncul kemudian berdiri dengan kedua tangan membuka lebar. Wajahnya malah tersenyum kearahku. Dia berjalan dan kemudian duduk dijok belakang REVIA, ah sudah lama aku tidak menyebut pacarku ini
“Eh, mbak kok ini anu itu... arghhhh” ucapku bingung
“kamu mau menemui dian kan? Dirumah sakit?” ucap mbak erlina
“iya, kok mbak tahu?” ucapku
“dasar cowok dodol! ya iyalah, aku merawat dian selama ini, mbakmu ini kerja di rumah sakit itu tahu!” ucap mbak erlina
“mbak mau sekalian nebeng berangkat kerja?” ucapku, tiba-tiba mbak erlina memelukku
“tidak, aku ingin kamu antar aku ke kos, aku berangkat malam tadi” ucap mbak erlina
“mbak tapi dian...” ucapku
“dia bisa menunggu kamu mengantarku kan?” ucapnya
“mbaaaaak....” ucapku
“hiks kamu jahat banget sih... jadi kamu mau melupakan begitu saja yang sudah kita lakukan? Hiks hiks...” ucap mbak erlina
“yeee... kalau nangis yang bener jangan gaya gitu ah” ucapku yang tahu mbak erlin pura-pura
“hi hi hi ketahuan...” ucapnya
“ke kos, sekarang!” ucap mbak erlina
“mbaaaaaak... please, dian... mbak, dian...” ucapku
“yang terakhir...” ucap mbak erlina
“mbak aku...” ucapku terhenti
“aku mohon, yang terakhir setelah itu kita kakak adik beneran...” ucap mbak erlina
Tanpa berbasa-basi karena aku sudah kangen sama dian. aku langsung memacu motorku, tak ada pilihan lain. Ini juga semua kesalahanku, perawan pertama yang aku dapat adalah mbak erlina, dan yang selalu ada setelah ibu adalah mbak erlina. Ajeng yang ketiga, tapi untungnya dia tidak tahu apa-apa mengenai kehidupanku jadi tidak mungkin dia meminta jatah. Hmmm... tapi kenapa otakku tiba-tiba mengingat-ingat tubuh mbak erlin ya? semoga dian tidak tahu, ini yang terakhir adeku. Setibanya di kos, mbak erlina langsung masuk sembari menyerobot kunci motorku. Aku tidak bisa berkutik. Centung.
From : Ibu
Yang terakhir jangan nambah lagi,
Kasihan dian!
Aku kaget setengah mati ketika melihat BBM dari Ibu, ini berarti ibu tahu aku memboncengkan mbak erlina. Aku balas secukupnya dan meminta maaf kepada ibu, ibu menngiyakan namun tetap memarahiku. Mau bagaimana lagi, mungkin karena keliaranku sendiri yang membuatku harus melewati perpisahan aneh ini. aku menjatuhkan kepalaku di spedometer REVIA, perlahan kuangkat kepalaku dan memandang mbak erlina yang sudah berdiri bersandar pada pintu kamar kosnya. Kepalanya menunduk, kupandangi sejenak dan bayangan akan tubuh indahnya muncul kembali. Aku berdiri dan mendekatinya.
“ada orang di kos mbak” ucapku dihadapannya dan dia hanya menggeleng
Langsung kuangkat dagunya dan kudaratkan ciuman di bibirnya. Aku kembali terbawa nafsu birahiku, mbak erlina langsung memeluk leherku dan membalas ciumanku.
“buat perpisahan yang indah ar, aku pengen sekali mengulang semuanya. Buat aku benar-benar merasakan wanita beruntung pernah menjadi mbakmu” ucapnya
“apa alan tidak...” ucapnya
“alan bisa tapi... kamu kan yang ambil, jadi kamu harus tanggung jawab. Ini yang terakhir aku janji” ucapnya
Aku kembali mencium bibirnya, pintu yang sudah tidak terkunci lagi aku ayunkan daun pintunya. Pintu terbuka dan kami berciuman sambil berjalan, kututup pintu dan langsung remas susu mbak erlina. Kupandangi sejenak kedua matanya yang mulai terbakar oleh nafsu, dengan tangan masih meremas susunya aku kemudian kembali berciuman dengan mbak erlina. Nafas kami bersatu kembali setelah sekian lama tak bersatu. Kerudungnya, ah... sensasi baru lagi aku rasakan disini. aku cium bibirnya dan aku dorong hingga mbak erlina bersandar pada dinding. Aku kemudia turun kebawah dan membuka rok panjannya yang berwarna putih. Kulorotkan CD-nya, ah harum sekali vagina mbak erlina.
“harum banget mbak...” ucapku
“iih jangan dilihatin ar, mbak kan malu, itu habis mbak kasih parfum tadi...” ucapnya
Sluurp... slurrp.... slurrrp..... aku mulai menjilati vagina mbak erlina dengan sangat buasnya. Walau sebenarnya tenagaku sudah hampir habis karena dengan ibu selama 3 hari ini tapi entah tenaga darimana, apa mungkin dedek arya yang bangkit dan memberiku tenaga karena ada sarang baru lagi?
“ahhhh aryaaahhhh mmmmhhhh adikkuhhhh ohhhhhh yang sayang terus jilati.... memeku sudah kangen dengan lidahmu owh... yah clok vaginaku adikku sayang, yah terushh... mmmhhh...” racaunya
Aku kemudian bangkit tangan kiriku menarik keatas baju dinas putihnya itu hingga berada diatas payudaranya dengan bantuan mbak erlina. Ku dorong pula Bra yang menutupi susunya itu, mbak elrina hanya mampu memejankam mata dengan pinggulnya yang bergerak maju mundur sendiri ketika tangan kananku masih mengocok vagina mbak erlina.
“aaaaaaaaaaahhhh ahh ahh ahh ahhh ahhh ahhh ahhh... erghhh mmmmm ah ah ah “ desahnya
Ketika aku melahap puting susu kirinya dengan bibirku, mbak erlina menggelinjang. Tangan kirinya memegang kepalaku dan kadang menjambak rambutku. Aku ganti puting susu kirinya aku lahap dengan sangat liar. Mbak erlina semakin menjadi-jadi, pinggulnya bergerak tak karuan.
“aryahhhh eeeeeehhhhhhhh aku hampis sampaiii ughhhhh emmmmmmmhhhh aaaaaaarhhhhh” teriaknya lepas
Cairan hangat keluar dari vaginanya, kulihat wajahnya memandangku dengan pandangan kosong setelah mendapatkan puncak. Tubuhnya langsung beringsut turun, tanganku keluar dari vaginanya. Pemandangan wanita berkerudung yang sedang terpejam menikmati orgasmenya membuat nafsu liarku kembali bangkit. Aku buka celanaku dan kukeluarkan dedek arya yang sudah bangkit. Aku dorong-dorongkan ujung dedek arya ke mbak erlina yang masih berkerudung ini. mbak erlina yang terganggu kemudian membuka matanya, tersenyum kepadaku. Tangannya meraih dedek arya dan mulai mengocok dedek arya.
“lihat adikku sayang, mbakmu masih pakai kerudung... kamu suka kan” ucap mbak erlina, memberiku sebuah fantasi lilar tentang dirinya
“iya mbak, aku suka mbak yang memakai kerudung itu, kulum mbak.... kulum kontol adikmu ini... kamu benar-benar seksi dengan kerudung itu mbak, apalagi aaahhhh ngulum kontol adikmu sendiri mbak” ucapku
“iya adikku sayang... seperti ini slurrp... slurrrp... pantesmmmslurrppp kamu suka mbak waktu pakai kerudung... seksi yah?” ucap mbak erlina yang kemudian langsung mengulum dedek arya
“arhhh enak sekali mbak, sudah lama aku ndak merasakan kulumanmu mbak owhh... yah terush mbak enak sekali... mmmhhhh.... arghhhhh...” racauku
Mbak erlinan terus memompa keluar masuk dedek arya didalam mulutnya. wajahnya masih tampak ayu dengan kerudung putihnya tersebut. Aku semakin dibuat kelimpungan dengan kulumannya. Pinggulku pun akhirnya mengikuti irama, maju mundur. Hingga aku tidak tahan, aku pegang kepala mbak erlina, dia diam dan langsung aku maju mundurkan pinggulku. Ah, sensasi yang luar biasa... aku tidak sanggup menahan nafsuku sendiri. sudah cukup puas dengan permainan bibirnya, aku berdirikan mbak erlina dan langsung aku balik tubuhnya menghadap ke tembok. Ku masukan dedek arya ke dalam vaginanya untuk kesekian kalinya setelah lama tidak memasukinya.
“Arhhh mbak vaginamu sempit sekali mbak enak banget mbak ah ah ah ah... vagina cewek berkerudung sempit sekali mbak” racauku sambil menggoyang tubuhku dibelakang tubuhnya
“kontolmu lebih mantap sayang ah ah ah ah... enak banget sayang, puaskan dirimu, berikan mbak kepuasanhhh untuk terakhir kalinyahh ah ah ah ah berikan kepuasan pada mbak ini, ayo sayang ah ah ah entot memek mbakmu ini crotin kerudung mbak ah ah ah...” racaunya
“aku berikan mbak... ah” racauku
“ah sayang menthok erghhhh pelan menthok banget rasanya penuh banget memekku... aduh kamu entot mbakmu sendiri dasar adik nakal ah ah ah ah... entoto terus mbakmu ini sayang, entot sampai mbakmu keluar... kontolmu kontol entothhhhhh aaahhhhhh....” racaunya
“ah mbak, enak bangeth mbak didalam... ah ah ah... aku pengen pejuhin kamu mbak, pejuhi kamu yang berkerudung ini ah... enak banget susumu ah kenyal sekali” ucapku yang menggoyang dan meremas susunya
“ah... yah pejuh aku ingin pejuh kamu di wajahku ar... pejuhin mbakmu diwajahnya aahhh... ayo entooooot lebih keras lagi, kenthu mbakmu lebih keras lagi buat memekku kesakitan karena kontol kamu ah ah ah aha...” racau mbak erlina
“ah yah mbak aku mau pejuhin kamu... arhhhh memekmu sempit, akupengen keluar....” racauku
“iya sayang, mbakmu yang kamu entot ini juga mau keluar sayang... ah ah ah ah.... terus entot mbakmu sayang... entot terusssh mbak mau keluar.... ah ah ah ah sedikit lagi lebih kerashhhh ah ah ah ah ahh sayangku mbakmu aaah mbakmu ah mbakmu keluaaaaaaaaaar...” teriaknya
“aku juga mbak aku juga... aku keluar....”ucapku, langsung aku hentakan sedalam mungkin batang dede arya merasakan cairan kenikmatan vagina mbak erlina. kutahan sperma yang akan keluar, kucabut batangku mbak erlina yang masih mengejang segera aku balik tubuhnya dan aku paksa dengan sedikit kasar untuk berlutut. Mbak erlina langsung membuka mulutnya, dengan sedikit kocokan spermaku keluar di wajah, mulut, kening hingga mata mbak erlina.
“Ah... ahhh ahhh ahhh ahhh ahhh aaaaaaahhh... egh egh egh egh” desahku mengejang ketika sperma itu keluar
Mbak erlina yang masiih sedikit mengejang menjilati sisa sperma di dedek arya. dengan senyum khasnya membuatku masih tetap tegak berdiri untuk menikmati tubuhnya. Diusapnya sperma diwajahnya dengan jari-jari lentiknya.
“Aku tidak akan menyia-nyiakan sperma adikku ini, hmmmm nyammmm nyammmm...” ucapnya sembari memasukan sperma itu ke dalam mulutnya
“adik, sekali lagi... aku ingin keluar bersamamu tapi didalam memekku, okay?” ucap mbak erlina, berdiri dan berjalan ke kamar mandi
Aku memandangnya kulihat jam sudah menunjukan pukul 10.30 WIB. Mbak erlina kemudian keluar dengan tubuh telanjangnya, kulihat tubuhnya yang mulus itu membuatku bergairah kembali. Ingin segera aku akhiri ini semua. Mbak erlina kemudian berbaring diatas tempat tidurnya, membuka pahanya rambut panjangnya terurai diatas kepalanya.
“langsung saja sayang... sekali lagi, jika kamu tidak keluar bersama mbakmu ini. kamu harus mengentot mbak hingga kita bisa keluar bersama” ancam mbak erlina, aku sedikit tersenyum. Kubuat pikiranku semesum mungkin agar aku bisa keluar bersamanya.
Aku tancapkan batang dedek arya ke vagina mbak erlina, kupeluk tubuhhnya dan aku berciuman dengannya. Pinggulku mulai bergerak dengan irama, pelan, cepat, sangat cepat. mbak erlina mendesah kepalanya mendongak ke atas. tubuhnya terus menerima hantaman dedek arya. aku memompa sembari menciumi bibirnya yang indah itu, meremas susunya, menjilati, menyedot susunya. mbak erlina mendesah, merintih, meracau lepas tak peduli jika ada orang datang ke kos. Hingga akhirnya dedek arya merasakan kedutan di bagia batangnya. Mbak erlina meracau berteriak dia akan keluar. Serasa mentok didalam sana dan... akhirnya aku dan mbak erlina keluar bersama-sama. Tubuhku masih memeluknya, kunikmati sisa-sisa kenikmatan ini. kulumat bibirnya dengan sangat buas, menjilati susunya dan mnikmati setiap nanometer tubuhnya. Hingga akhirnya dia menangis dan memelukku...
“terima kasih... terima kasih sudah membuatku bahagia ar hiks hiks kamu sudah tuntaskan janjimu padaku, terima kasih hiks hiks... maafkan aku telah mebawamu terlalu dalam, membawamu kedalam hubungan aneh ini, bahkan mengancamu... aku harap setelah ini kita masih bisa menjadi kakak-adik yang sebenarnya ya adikku sayang” ucapnya, mengangkat kepalaku untuk melihat wajahku
“iya mbak pasti... hiks mbak jangan nangis aku ikutan nangsis ini hiks...” ucapku
“setelah ini bahagiakan dian, dan setelah ini aku juga akan membahagiakan alan... maafkan mbakmu ya, setelah ini mbak janji akan selalu menjaga hubungan kita tetap mejadi lebih baik...” ucap mbak erlina
“iya mbak hiks... maafin arya sudah ngambil per...” ucapku terhenti
“bukan salahmu ar, tapi itu semua kehendakku... ini yang terakhir dan kita akan berpisah dan menjadi kakak-adik, okay? Hiks hiks” ucap mbak erlina
“iya mbak...” ucapku
Kami berciuman untuk terakhir kalinya, kami mandi bersama. mbak erlina menceritakan kepadaku bahwa selama dirumah sakit dia dan dian selalu berkomunikasi. Mbak erlina yang tahu ayah dan om nico terbaring di rumah sakit, akhrinya memiliki keinginan untuk mengakhiri kegilaan bersamaku. Mbak erlina kemudian mencari tahu alamat rumahku, setelah dia mendapatkannya dia datang kerumah tetapi tidak menemukanku. Sewaktu berada di warung langgananku dia melihat motorku dan berpesan kepada penjaga warung untuk mengabarinya jika motor itu diambil. Pantas saja dia tahu ketika aku sedang berjalan menuju rumah sakit. Setelah mandi mbak erlina kemudian memakaikan pakaianku. Aku pun sebaliknya, memakaikan pakaiannya kembali. Aku keluar dari kos ini dengan hati yang cukup sedih walau pada awalnya aku merasa jengkel dengan mbak erlina yang tiba-tiba datang.
“hei adik nakal... asal pergi saja!” ucap mbak erlina didepan pintu
“yeee mbak...” ucapku
“ndak salim dulu sama mbaknya...” ucapnya, aku tersenyum dan langsung mendatanginya kujabatangannya dan kucium punggung tangannya
“terima kasih mbak, maafkan aku...” ucapku
“ssssttt.. semuanya sudah berakhir, cepatlah temui dian, dia rindu sekali denganmu... cup... cup.. cup” ucap mbak erlina yang kemudianmengecup pipi kiri, kanan, keningku
“ndak papakan? Kan kakak sama adik, yang penting ndak boleh disini lagi” ucap mbak erlina sembari mencubit bibirku
“aww... iya mbak” aku tersenyum
“dan bahagiakan dian ar, kamu harus membahagiakannya atau mbakmu akan turun tangan....” ucap mbak erlina
“pasti mbak...” aku tersenyum,mbak erlina pun juga tersenyum kepadaku
“Ar... terima kasih banyak atas semuanya...” ucap mbak erlina sedikit membungkukan badan
“apa begitu terima kasih sama adiknya, biasa sajalah mbakku yang cerewet” ucapku tersenyum kepadanya. Kami salilng berpandangan sejenak...
“hi hi hi hi hi hi ha ha ha ha ha ha ha” tawa kami bersama dihiasi linangan air mata
“dasar cowok nyebelin!” teriak mbak erlina
“jadi mbakku selamanya, agar suatu saat kelak anakku memiliki budhe yang cerewet!” ucapku sedikit keras
“pasti... nanti ajari juga keponakanmu beladiri ya” ucap mbak erlina
“pasti, dah dulu ya mbak” ucapku sembari berangkat mengendarai motorku
---
Aku melihatnya lagi, dan aku menatapnya lagi. Aku bersatu dengannya untuk terakhir kali. Anak ini yang dulu aku berpikir dia sama saja dengan ayahnya ternyata lebih dari yang aku duga. Dia menepati janjinya, dia anak yang jujur penuh keberanian dan cinta. Aku memang sudah berniat mengakhiri semua ini semenjak aku melihat dua bajingan itu terluka parah dirumah sakit. Tapi ternyata anak ini telah bercerita kepada dian, dian yang memintaku untuk berhenti dan menjadi kakak yang seharusnya. Yah walaupun aku dan dian lebih tua aku beberapa bulan, dia mau menerimaku sebagai kakaknya yang jelas kakak iparnya. Hmmm... semua sudah berakhir....
Setelah anak itu hilang dari pandanganku, aku kembali masuk ke dalam kamar kosku. Masih tercium wangi aroma tubuhnya, ah aku sedikit galau kalau seperti ini. Mungkin aku akan mencintainya bahkan akan aku rebut dia dari dian seandainya saja aku tidak pernah bertemu dengan Alan. Alan terlalu baik padaku, bahkan dia menerimaku ketika aku mengatakan kepadanya keperawananku telah hilang oleh seorang lelaki sebelum pacaran dengannya. Padahal saat pacaran dengannya aku masih perawan. Alan... alan... kamu sangat baik, perhatian bahkan setiap ada wanita yang mendekatimu di tempat yang jauh kamu selalu bilang kepadaku. Kau katakan kepadaku aku wanita terbaik buatmu, ya aku akan menjadi wanita terbaik buatmu mulai sekarang.
Segera aku merapikan kamarku, ku semprot wangi kamarku dengan parfum khas alan. Ku ambil semua kenangan-kenangan bersama arya. ah, masih saja aku simpan sprei ini, bahkan bekas darah juga masih ada disini. harus aku buang dan aku hilangkan.
“ssshhh huuuuuuuuufttttttttt mulai sekarang aku adalah kakak perempuanmu arya, kakak perempuan seperti semestinya! Dan kamu harus membahagiakan dian, kalau tidak aku yang pertama kali mencarimu dan membunuhmu hi hi hi” ucapku di kamar yang sudah rapi ini. sejenak bathinku terisak dan kembali menangis. Bathinku berucap sesuatu yang ah...
Ada sesuatu yang tidak aku mengerti mengenai cinta
Sesuatu yang kecil didalam diriku, apakah ini yang disebut sebagai mengkhianati?
Terkadang kehadirannya membuatku lupa akan dirinya yang jauh
Tapi ketika dia pergi, aku merindunya sebagai seorang adik
Dan kembali mencintai yang berada di jauh sana
Namun sekarang semuanya telah berakhir
Aku tidak ingin membuatnya menjadi sepertiku
Mengkhianati cinta yang benar-benar mencintaiku
Perempuan itu lebih pantas untuknya
Dan aku... ahhh... apakah aku pantas untukmu kekasihku yang selalu mengirimku cinta?
Aku harap kamu masih mencintaiku, masih menganggapku sebagai seorang wanita
Wanita yang selalu kau cintai
Maafkan aku Alan... telah menduakanmu
Karena aku berada dalam lingkaran yang tak mungkin aku tinggalkan
Maafkan aku Alan... telah mengkhianatimu
Karena jika tidak, dendamku tidak akan terbalaskan
Mungkin aku hanya menghindar dari kenyataan dimana sebenarnya
Tanpa perlu aku memaksa dia pasti akan membalaskannya untukku
Mungkin karena aku terlalu terbuai dengan kejujurannya
Mungkin karena aku terhanyut dalam keberanianya
Alan...
Sekarang dia adalah adikku, aku akan menyimpan semua yang telah aku lakukan
Sekarang aku ingin kembali seperti yang dulu, walau sudah ada yang berkurang dariku
Maafkan aku bukan kamu yang mengambilnya, tetapi hatiku tetap untukmu
Aku berjanji pada diriku sendiri Alan...
Mulai sekarang, aku ingin menjalani cinta yang sebenarnya denganmu
Bukan Cinta yang liar seperti sekarang
I'm tired of “swimming” in the wild love
Goodbye... Wild Love
Aku harap kau tidak akan pernah mengetahuinya
I Love you Alan, I Love You more than everything...
0 komentar: