WILD LOVE???? #28
“Ah, untung saja tadi arya dijemput oleh Ibunya...” bathin wongso
Setelah mendahului mobil sedan hitam itu, wongso tampak menancap gas dengan sangat dalam. Jalan-jalan yang sepi di laluinya dengan sangat cepat. Suara deru motornya menghiasi malam ini, ya malam dimana dia akan kembali kerumah untuk melepas lelah setelah pertempuran malam ini. sesampainya di rumah tersebut, diparkirnya motornya dan turun dari motor. Gerakannya terhenti ketika melihat seorang perempuan berdiri dari duduknya dan wajahnya hampir menangis.
“Asmi, kok belum bobo...” ucap wongso
“hiks... ndak bisa bobo...” ucap asmi yang berdiri tak jauh dari wongso
“nunggui mas ya?” ucap wongso sambil menggaruk-garuk kepala belakangnya. Dilihatnya asmi tampak mengangguk ke arahnya, wongso kemudian berjalan cepat dan langsung memeluknya. Bibri mereka berpagutan, tak ada kata-kata kecuali mendesah.
Kleeek....
“ning kamar dhuwur, ojo ning ngisor adimu wes turu... (di kamar atas, jangan dibawah, adikmu sudah tidur)” ucap ibu wongso yang keluar dari warung kemudian berlalu melewati mereka berdua tanpa melihat mereka
“eh, gih mak (iya bu)” ucap wongso, melihat ibunya masuk rumah. Dipandanginya asmi.
“kok ndak bilang kalau ibu masih diwarung...” ucap wongso
“iih, mas tadi asal nubruk saja... dinda kan jadi bingung... ya dinda pilih nubruk juga, enak sih..” ucap asmi
“ih nakal deh dinda...” ucap wongso, sambil membetet hidung asmi
“mas ndak papa, kok ada darah?” ucap asmi
“Sudah ndak papa hanya luka kecil kok” ucap wongso, mereka masih berpelukan
“bener ndak papa?” ucap asmi, dan wongso mengangguk
“sudah ndak merah...” bisik asmi tiba-tiba
“Eh...” wajah wongso menjadi sangat riang, langsung dibopongnya asmi ke dalam rumah. Ketika sampai di ruang TV.
“aku wegah nek mantuku dudu asmi, kudu asmi (aku tidak mau kalau mantuku bukan asmi, harus asmi)” ucap ibu wongso yang ternyata duduk di depan TV yang tidak menyala
“EH, mak kok masih ...” ucap
“ngenteni (nunggu) bapakmu, mak’e kan juga kangen bapakmu, memang asmi saja yang kangen kamu!” ucap ibu wogso
“Ojo berisik! (jangan berisik!)” ucap ibu wongso
“gih mak...” ucap wongso yang langsung membawa asmi ke lantai atas
Asmi direbahkan perlahan, pintu kemudian dikunci. Tanpa menunggu lama, wongso langsung memelorotkan celana panjang kolor asmi. Dilihatnya gundukan yang masih terbungkus celana dalam.
“tempe memang makanan khas daerah kita, dan paling lezat diantara makanan yang lain...” ucap wongso lirih, asmi bangun dan kemudian memgang dagu wongso
“tapi tempe ini saja, awas kalau ada tempe lain. Tak potong itu terong!” ucap asmi
“woooo.... ini tempe AS pasangan terong WONG! Boleh mas mencicipinya dinda?” ucap wongso
“jangan mencicipi, dimakan juga boleh kok... tapi nanti tempenya disausi ya kang mas wongso...” ucap asmi
“Aduh, adanya mayones, ndak papa ya?” ucap wongso
“oh iya, mayones... he’em... yang banyak ya mas, kan mayonesnya satu minggu ndak dikeluarkan...” ucap asmi
“aw....” jerit asmi ketika lidah wongso mulai menjilati tempe yang masih terbungkus itu
Dengan sangat cepat wongso melepas celana dalam asmi, dijilatinya tempe itu. ah, rasa harum dirasakan oleh wongso. Tempe aroma melati, ya karena sedikit cipratan minyak melati di tempe milik asmi. Wongso tampak sangat ganas, jilatanya menyapu semua sudut tempe asmi. Asmi hanya bisa mengerang kenikmatan, desahan dan rintihan kenikmatan yang tertahan berasal dari mulut asmi. Jari wonsgo mencoba masuk...
“jangan mas, terong... asmmau terong... ndak kacang panjang, emooooh...” ucap asmi manja
“oh ya sayang, ini ya?” ucap wongso yang berdiri dan melepas celananya
“aaaaa... kangen mmmmm slurppp... emmmmm slurrrp....” asmi dengan sigap langsung memegang terong itu dan dijilati, dikulumnya
“oh dinda, ouwh... bibir kamu adalah tempathhh owh terindah untuk terong kang mas... erghhh terus dinda oughhh yah....” rintih kenikmatan wongso
“ough dinda sudah... nanti mayonesnya keluar sayang...” ucap wongso mengehntikan kuluman asmi setelah beberapa saat asmi megulum terongnya
“Sini, mas tempenya masih hangat...” ucap asmi yang langsung menunggi
“siap sayang... jangan sedih ya sayang, sayang kan tahu kalau pertama habis puasa mas keluarnya cepet..” ucap wongso
“iiih mau cepet mau lama, yang penting CEPET MASUKAN!” ucap asmi diakhiri bentakan, wongso terkejut dan langsung memasukannya perlahan
“Arghhh... ouwh mas... besar panjang, asmi suka... ini buat asmi ouwhhh... yah pelan mas... mmmmhhh.. arhhh mas... aduh mas pelannnhhhhh erghhhh....” rintih asmi
“EGHHH!... mentok mashhhhh” asmi terkejut ketika terong wongso masuk sangat dalam dan menyentuh rahimnya
“ouwh dinda... tempemu hangat...” ucap wongso yang kemudian memeluk asmi
“Susu mas, ehhhhhh susunya juga masih hangat mas... erghhh mmmhhh” ucap asmi
“oh iya, mas kok lupa.... besar dan kenyal, ini milik mas arghhh ah tempemu luar biasa! Ah sempit, selalu sempit.... selalu nyedothhhh oughhh...” ucap wongso
“terus mas goyang terus.... arghhh... remas yang kuathhh oughhh terus mashhhh terussss enak banget, terong mas enak bangethhh owhhh....” rintih kenikmatan asmi
Wongso terus menggoyang pinggulnya dan terus meremas kuat susu asmi. Kepala asmi menoleh kebelakang dan bibirnya kemudian disambut oleh bibir wongso. Tak lama dalam posisi gaya anjing, wongso langsung membalikan tubuh asmi. Dimasukan kembali terong perkasanya kedalam tempe asmi, sambil menggyang kepalanya menunduk dan melumat bibir asmi. Lumatan tidak lama, setelahnya bibirnya turun ke susu asmi dan menyedotnya dengan sangat keras.
“Aduh... owhhh... emmmhhh mashh... kontol owk kontol mas, asmi suka kontol mas, suka terong mas... ah tempik asmi suka kontol mas yah terus mash terushhhh... ergh..... terushhhh...” racau asmi, namun wongso tidak membalas karena sibuk menjamah susu dan menggoyang pinggulnya
Setelah beberapa saat...
“oh dinda... pejuhku mau keluar.. mayonesnya mau keluar... tempik kamu ini bikin kontolku nyut-nyutan sayang owhh....arghhh susumu naik turun sayang indah sekali argh argh argh ....” racau wongso
“itu susu mas, kontol mas... argh mas, dinda mau keluar,... arghhh” racau asmi
“iya sayang mas juga...” ucap wongso
Goyangan semakin cepat, tubuh asmi sedikit menegang... dan ...
Crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot
Bersamaan keluarnya wongso, tubuh asmi juga ikut melengking dan kemudian megejang. Mereka saling berpelukan sangat erat, hingga nafas mereka kembali teratur.
“hangat banget pejuh mas...” ucap asmi
“punya dinda juga...” balas wongso
“tresno karo mas (cinta sama mas)” ucap asmi
“I LOVE YOU” balas wongso, mereka kemudian berciuman
“Masih banyak ndak mas mayonesnya...” ucap asmi
“pasti banyak kok tenanng saja...” ucap asmi
“kalau banyak, sampai pagi ya mas... kalau bisa besok juga... seharian...” ucap asmi
“waduh...” ucap wongso
“tenang, besok warung tutup ibu, bapak, sama adik mas mau jalan-jalan katanya” ucap asmi
“lho mas kok ndak diajak...” ucap wongso
“asmi yang minta...” ucap asmi kembali, wongso tersenyum lebar karena mulai detik ini hingga kepulangan keluarganya dia akan berolah raga seharian.
“waduh... mati aku, lusa aku harus rongten pinggul ini...” bathin wongso
Setelah itu mereka melepas semua pakaian mereka. Tubuh asmi yang rebah di kasur, tubuh yang langsing dihiasi dengan payudara besar menjadi pemandangan indah untuk wongso yang berlutut diatas asmi sedangkan terong yang kembali menegang seakan akan siap memasuki tempe asmi. Wongso mengambil sesuatu dari celananya, digenggamnya agar asmi tidak melihatnya dan kemudian diletakan diantara payudara asmi. Ketika genggaman tangan wongso terbuka, mata asmi berbinar-binar.
“mas...” ajak asmi, yang melebarkan kedua tangannya dan...
---
Dewo pulang setelah diantar aris, motor akhirnya dibawa oleh aris pulang ke rumah kekasihnya. Sedangakan dewo diturunkan aris tepat didepan rumahnya. Dewo memasuki rumah yang sepi ini, kedua orang tua dewo selalu tidur lebih awal karena memang seorang pedagang selalu harus bangun pagi. Didepan rumahnya dewo mencuci mukanya, menghilangkan bekas darah dan lain sebagainya.
Rumah yang tampak sepi sudah menjadi kebiasaan dewo, mengambil minuman dingin dan meminumnya. Melangkah ke kamarnya dengan sejuta rasa lelah, dewo duduk dikursi putar yang beroda dikamarnya. Meja kamarnya selalu menjadi tempat ternyaman baginya untuk meletakan kepalanya. Beberapa saat kemudian dewo mengangkat tubuhnya, merenggangkan tubuhnya, kedua tangannya terbuka lebar tapi tiba-tiba saja kedua tangan itu diraih oleh seseorang dan ditekuk kebelakang sandaran kursi. Dan klek... klek... tangan dewo terborgol dibelakang. Dewo diam tak berani menoleh kebelakang karena dia sudah tahu siapa yang ada dibelakangnya walau dia sedikit heran kenapa bisa orang ini bisa berada didalam kamarnya tanpa sepengetahuan dia. Sebenarnya dewo bisa saja berdiri, karena yang terborgol hanya tangannya. Terdengar suara pintu kamarnya tertutup dan terkunci.
“berbalik...” ucap orang tersebut, ya suara seorang wanita
Dewo memundurkan sedikit kursi beroda itu dan memutar kursi tersebut...
“Eh....” dewo terkejut
Seorang wanita, berambut panjang hingga pantat berdiri didepannya. Susunya sekal, menempel didada wanita tersebut, tubuhnya langsing. Wajahnya memakai rias secukupnya, wanita itu terlihat sangat cantik sekali ditambah bibirnya bergincu tipis. Tangan kanannya memegang kipas yang ditutupkan kemudian dipukul-pukulkan di telapak tangan kirinya. Pandangannya tajam kearah dewo. Dan yang jelas adalah wanita tersebut telanjang, dengan sebah kalung emas bergantungkan liontin bertulisakn D2, sebuag rantai monel mengelilingi pinggul wanita ini. dengan sepatu hak tinggi dia berdiri didepan dewo. Ya, wanita ini adalah dewi, mahasiswi perbankan. Kenapa dia bisa tergila-gila pada dewo? Karena memang dewo seorang pekerja keras dan diusia mudanya sudah membantu mengembangkan usaha Ayahnya dan berkembang pesat dan semua itu karena dewo. Bukan karena kekayaan dewo, tapi karena sifat pekerja keras dewo, kejujuran dewo, kasih sayang dewo dan... mungkin kalian perlu membaca percakapan dibawah ini, kenapa dewi tergila-gila...
Dewi melangkah ke arah dewo, dan dewo hanya bisa menelan ludah menyaksisakn tubuh indah itu. kaki dewi yang memakai sepatu hak tinggi itu naik ke tepat diselangkangan dewo tapi tidak menekannya. Diarahkannya kipas tertutup itu untuk menganat dagu dewo.
“Kamu siapa?” ucap dewi
“Aku... aku...” ucap dewo terbata-bata
“SIAPA?!” bentak dewi sedikit keras
“Aku budakmu...” ucap dewo
“Aku siapa?” ucap dewi
“Kamu, ratuku, eh Tuan Putriku... Nyonyaku...” ucap dewo dengan wajah sedikit takut tapi tetap bisa menikmatinya
“ohh... kamu budakku ya? hmmm.... jadi tubuh kamu milik siapa?” ucap dewi pelan dengan wajah menakutkannya
“Tubuhku milik nyonya....” ucap Dewo
“hmmm.... siapa yang menyuruh kontol kamu tegang!” ucap dewi sedikit keras
“Eh maaf nyah, maaf...” ucap dewo sedikit keras tapi tetap saja batang dewo tidak bisa tertidur
“Hmmm.... dasar budak nakal kamu” ucap dewi, sedikit mengelus dan kemudian mencubit pipi dewo
“aku ingin...” ucap dewi terpotong
“WO, WI OJO SERU-SERU NGKO DIRUNGOKE TONGGONE! IBU KARO BAPAK MEH NGURUSI DAGANGAN DHISEK! (WI, Wo, jangan keras-keras nanti didengar tetangga! Ibu sama bapak mau ngurusi dagangan dulu!)” ucap ibu dewo, dewi spontan langsung mendekat ke arah pintu tanpa membukanya. Ya ibu dan bapak dewo selalu bangun malam mempersiapkan dagangan kalau dagangan banyak, tapi bangun jam 3 atau jam 4 jika dagangan masih sedikit
“Inggih bu, pangapuntenipun gih bu... (Iya bu, maafnya gih bu)” ucap dewi yang tiba-tiba wajahnya berubah menjadi lebut. Dewo hanya diam dan mengamati dewi
Dewi masih dibelakang pintu kamar dewo, menempelkan kupingnya. Setelah beberapa saat terdengar bunyi pintu rumah ditutup dan dikunci. Dewi kembali ke arah dewo, dan wajahnya kembali menyeramkan. Kakinya diangkat kembali ke selangkangan dewo.
“Sampai mana tadi budak?” ucap dewi
“Sampai, nyonya bilang aku ingin, begitu nyah” ucap dewo dengan wajah takutnya
“oh iya iya...” ucap dewi kemudian menarik kaos dewo dan mendekatkan bibirnya di telinga dewo
“Aku ingin keluar tiga kali, setelah itu aku akan menjadi budakmu, kalau sampai kamu keluar dan aku belum keluar tiga kali....” ucap dewi berhenti, sebenarnya dia bingung ingin melanjutkan kata-katanya
“menjadi budak nyonya seterusnya aku juga mau nyah... jadikan aku budakmu terus aku mau nyah” ucap dewo
“ooo jadi kamu ingin jadi budakku terus begitu?” ucap dewi
“Eh kalau nyonya inginnya seperti itu, aku mau nyah...” ucap dewo
“Tapi aku tidak suka sama cowok yang Cuma bisa jadi budak saja, ndak gentle! Ndak laki! Apa perlu aku mencari cowok lain saja?” ucap dewi dengan sedikit godaan, walau pada dasarnya dewi tidak mau selain dewo
“Nyonya... jangan nyah, budakmu ini pasti bisa buat nyonya keluar berkali-kali... pasti nyah...” ucap dewo dengan wajah memohon
“kalau begitu buktikan, dasar budak!” ucap dewi
“berdiri!” ucap dewi,
Dewo kemudian berdiri dari kursi, dewi melihat dengan satu ujung bibir yang menyungging. Perlahan dewi berjalan memutari dewo, sambil kadang memukulkan kipas tertutupnya itu di pantat dewo. Diambil sebuah gunting dan di robeknya semua pakaian yang menutupi dewo setelah pakaian celana dewo dilorotkan kebawah, bentakan keluar dari mulut dewi agar dewo melepas sendiri celana yang sudah turun hingga lutu dewo. Sembari menelan ludah, dewi sesekali melirik selangkangan dewo.
“Siapa yang menyuruh berdiri?” ucap dewi
“maaf nyah, saya tidak bisa menahannya...” ucap dewo dengan ketakutan
“oooo... jadi sudah mulai berani kamu ya budak!” bentak dewi, walau dalam darahnya berdesir ingin sekali menerkam selangkangan dewo
“maaf nyah maaf...” ucap dewo sekali lagi meminta maaf kepada dewi
“berlutut!” ucap dewi
Dewo kemudian berlutu, matanya kemudian ditutup kain oleh dewi. Dijambaknya rambut dewo kebelakang, hingga kepala dewo menengadah keatas. Dewi kemudian berjalan kedepan, dikangkanginya kepala dewo.
“Ayo jilat budak!” ucap dewi, dewo mencium bau harum di vagina dewi langsung menjulurkan lidahnya. Dewi menggigit bibir bawahnya, menahan desahnya.
“bodoh! Itil aku budak!” ucap dewi, walaupun sebenarnya jilatan dewo sudah pas pada itiil dewi
“Arghh... yah begitu budakku... arghhh kamu pintar sekali, sedot! Jiilat yang kuat!” bentak dewi yang selalu mencoba keras terhadap dewo tapi seandainya dewo bisa melihat ekspresi dewi yang sudah terbawa ole nafsunya. Lama sekali dewo menjilati vagina dewi, hingga dewi merasakan sensasi luar biasa dari perbuatannya sendiri.
“Argh... dasar budak pintar! Arhgh... terus aku mau keluar owhh yah terus budakku owh.... agh lidahmua pas sekali yah terushhhhh....” rintih dewi hingga akhirnya tubuhnya mengejang menjambak rambut dewo dengan sangat keras
Tubuhnya lemas, dewi mundur dan duduk didepan dewo sambil merasakan sisa-sisa kenikmatan dari lidah dewo. Dipandanginya sejenak batang dewo yang menjulang keatas, tangannya sudah hampir meraihnya namun tidak secepat itu. dewi kemudian mengangkangi batang dewo, diarahkannya batang itu ke vaginanya. Diturunkannya pantat dewi, dewi menahan sakit merasakan batang besar itu masuk. Matanya terpejam, bibir bagian bawah masuk kedalam mulutnya. hingga blesh...
“ARGH!...” teriak dewi tak mampu menahan lagi, kedua tangannya memegang bahu dewo
“nyonyah... nyonyah tidak apa-apa?” ucap dewo
“Diam kamu budak! Kontol kamu ini kecil tahu!” bentak dewi
“maaf nyonyah... maaf, tapi budakmu ini berjanji akan memuaskannn erghhh...” ucap dewo mulai merintih ketika tubuh dewi yang sudah tidak tahan memompa masuk batang dewo
“Argh! Jangan sekali-kali arghh kamu mendesah... atau aku tampar kamu... arghhh...” ucap dewi, dan dewo hanya mengangguk menahan nimmat dibatang kemaluannya
“Aduh mas, batang kamu ini besar sekali, sumpek didalam vaginaku. Ugh... mas dewo... cintaku ough... aduh mas, mentok banget sayangku, ouegh...” bathin dewi
Dewi kemudian memompa semaki kencang semakin keras, hentakan demi hentakan dirasakan sangat nikmat oleh vaginanya. Kepala Dewi menggeleng-geleng merasakan nikmat dari dalam vaginanya. Pinggulnya seakan kehilangan kontrol dari otaknya, bergoyang memompa sendiri tanpa mau berhenti. lama dalam posisi itu, hingga akhirnya tubuhnya ambruk ke arah dewo, tangannya sudah tidak mampu lagi memgang bahu dewo. Cairan hangat dirasakan oleh dewo pada batang kemaluannya. Dewi mengatur nafasnya, kembali menjadi kejam untuk kesekian kalinya. Dewi kemudian naik ke tempat tidur dewo dan berposisi menungging.
“Budak berdiri kamu! has has has... cepat!” bentak dewi
Dewo kemudian berdiri, dewi sedikit bangkit dan memegang batang dewo. Ditariknya batang itu dan diarahkannya ke vaginanya. Dewi kemudian membentak dewo untuk menggoyang. Tubuh dewi menjadi sangat lemas, kalah akan rasa nikmat yang diberikan oleh batang kemaluan dewo. Tangannya sudah tak mampu lagi menahan tubuh bagian depanya. Tapi dewo terus menggoyang dan menggoyang. Dewi di kasur dan dewo berdiri diatas lantai kamarnya. Gonacangan yang diberikan dewo membuat dewi semakin kelojotan tak karuan.
“argh... argh... terushhh terushhh aku hampir sampai terush yah terushhh owh... dalam sekali enakhh sekali oughh... yah terushhh ahhh kontol kamu enak nikmat sekali ough... yah terushhh aku hampir sampai arghhh yah arghhh arghhh ah ah ah ah ah ah....”
“terushhh owghhhhh aku sampaiiiiii arghhhhhhhh....” racau dewi, tubuhnya jatuh kedepan batang dewo terlepas dari vaginanya
Dewo masih berdiri tegap dengan mata tertutup. Dewi mencoba mengatur nafas meraskan kenikmatan ketiga yang dirasakannya. Dewi membalikan badannya dan menatap dewo dengan senyum kepuasan. Dewo bangkit dan mearik dewo hingga terjatuh disampingnya, dibuka borgol pada tangan dewo kemudian dewi membalikan tubuh dewo. Klek... klek.. klek...
Dewi membuka telapak tangan dewo, diletakannya sesuatu ditangan dewo. Penutup mata dewo dibuka...
“Tuan budakmu siap melayani tuan...” ucap dewi dengan tali yang melingkar di lehernya, dewo terkejut melihat dewi seperti ini padahal sebelum-sebelumnya tidak pernah seekstrim ini. ditariknya dewi hingga jatuh dipelukannya.
“okay... sekarang Cuma satu syaratku saja...” ucap dewo dengan tersenyum
“Apa tuan...” ucap dewi tersenyum
“itu yang berdiri di selangkanganku jangan sampai terlepas dari dalam selangkanganmu manis... atau...” ucap dewo sembari mengelus leher dewi
“jangan tuan, budakmu akan selalu memasukan batang tuan di vagina... jangan cari cewek lain tuan...” ucap dewi
“Ssssttt.. mana mungkin aku cari cewek lain... paling aku akan mencari cewek lain dengan nama rahayuningtiyas...” ucap dewo, dewi tersenyum karena rahayuningtiyas adalah namanya, Dewi Rahayuningtiyas.
“oh ya budakku yang cantik, kayaknya kamu ini kurang masa Cuma tali saja dileher kamu. harus aku tutup mata kamu” ucap dewo,
Dewo tersenyum dan bangkit, duduk bersimpuh. Ditutupnya mata dewi dengan penutup mata yang baru saja dia kenakan. Dewo kemudian berdiri ditariknya kedua tangan dewi kebelakang, diikat dengan kedua tangan dewi dengan kain, ikatanya longgar. Tapi dewi merasakan sesuatu yang aneh, setelah kedua tangannya diikat. Dewo kemudian merebahkan tubuhnya, mengangkangan kakinya dengan batang yang tegak.
“budakku... ayo puasi aku, dan tepati janjimu...” ucap dewo, sedikit banngkit untuk membuka penutup mata dewi
Dewi, membuka matanya tangannya kemudian dia paksa untuk lepas dari ikatan dewo. Dilihatnya sesuatu ditangannya, dan juga dirabanya sesuatu dilehernya. Air matanya keluar, senyum kebahagiaan terlukis di bibirnya. Ditubruknya dewo, dengan cepat batang dewo juga dimasukan dengan paksa ke vaginannya.
“tuan... selamanya kamu akan jadi tuanku dan juga budakku...” ucap dewi, dewo tersenyum dan langsung meaik turunkan pinggul dewi
Selanjutnya?
---
Aris pulang dengan tubuh sangat lelah setelah malam ini bertualang bersama koplak. Memasuki halaman rumah yang sudah menjadi tempat tinggalnya selama ini. kamarnya berada terpisah dari rumah utama, berada dibelakang rumah utama. Aris melepas semua pakaiannya dan kemudian membasuh semua luka dan kotoran di kran depan kamarnya. Sejenak dia menyulut dunhill mild, hingga satu batang terbakar habis. Dengan rasa lelah, dia memasuki kamarnya, dinyalakan lampu kamar. Aris tampak terkejut, melihat apa yang ada diatas kasurnya. Tangannya masih bergerak perlahan menutup pintu kamarnya hingga tertutup rapat.
“miaow...” ucap seorang wanita yang menirukan suara kucing. Tubuhnya telanjang dengan bandi kucing berada dikepalanya. Dan ekor-ekoran yang diikatkan pada pinggangnya.
“EH... Risa... eh kok...” ucap Aris masih terkejut, Risa ya nama wanita itu, pacar aris kemudian bangkit layaknya seekor kucing yang merangkak menuju ke arah aris.
“Risa sayang...” ucap aris kedua kalinya tapi tak digubris oleh wanita tersebut. Risa terus merangkak mendekati ari, dibukanya celana aris dengan kasar hingga muncul batang yang menegang perlahan dihadapan wajah risa.
“Risa ugh.... erghhh sayang... sayang ughhh... risa sudah sayang... erghhh...” ucap aris
Tapi risa tetap diam dan terus menjilati batang aris, sesekali dikulumnya batang itu hingga masuk sampai tidak terlihat lagi. Aris hanya bisa bersandar pada dinding dan melihat risa, kekasihnya, menikmati batang kemaluannya. Pandangan aris tidak bisa leas dari risa, susunya yang masuk dalam kategori besar itu menggelantung walau hanya terlihat dari samping tapi itu membuat darah aris mendidih. Ditariknya perlahan kepala risa.
“Ayo sayang disana...” ucap aris meunjuk ke arah tempat tidurnya.
“miaow...” ucap risa yang kemudian merangkak cepat ke arah tempat tidur.
Risa memposisikan diri menungging ke arah aris. Aris dengan lembut mengelus-elus pantat risa, risa hanya bisa memiaow-miaow saja. aris kemudian berjongkok dilantai, tiba-tiba risa bangkit dan menggeleng-gelengkan kepala ke arah aris.
“mau langsung?” ucap aris
“MIAAAAAOOOOW...” ucap risa dengan senyum lebar, risa kemudian menungging kembali
Aris mengarahkan batang kemaluannya ke vagina risa, dengan perlahan tapi pasti, masuknya batang itu sedikit membuat pinggul risa terangkat. Hingga pada bagian dalam vaginanya terasa sangat penuh membuat risa menahan jeritnya. Laki-laki inilah yang risa beri selaput dara miliknya, yang membuat hari-hari risa penuh dengan kebahagiaan. Kadang marah, kadang cuek tapi itulah namanya hubungan selalu ada rasa seperti itu. cemburu? Pastilah kalau tidak ada rasa cemburu, tak ada cinta namanya.
“digoyang mashhh...agh...” ucap risa tiba-tiba
“kucing manisku... he he he... boleh ndak mas megang susunya...” ucap aris menggoda
“boleh sih... tapi digoyang dong mas...” ucap risa
“begini sayangku... ufthh... kamu itu aneh-aneh saja... aduh sayang susu kamu besar, memek kamu nyepit banget sayanghhhh erghhhh...” ucap aris yang membungkuk sambil menggoyang pinggulnya dan meremas susu besar risa.
Pinggulnya terus bergoyang, tak puas dengan posisi kucing nungging ini. aris dengan perlahan membalikan tubuh risa, risa yang matanya sudah tampak memperlihatkan kepuasan itu menurutinya. Tubuhnya berbalik dengan batang aris masih menancap dengan cepat aris langsung menurbuk susu itu, sambil terus menggoyang pinggulnya. Aris menjilati puting susu risa dengan sangat ganas, kedua tangan aris meremas pangkal susu risa dengan keras. Risa hanya mampu memegang kepala aris, menikmati sensasi menjadi kucing manis aris.
“miauhhhhh... sayang, risa mau kehhhluarhhh erhhhh ah ah ah ah... sayang risa pengen peju arishhh... risa pengen dipejuhin arishhhh ahhhh ahhhah ah ah ah ah....” racau risa menerima setiap gempuran aris
“pejuhin dimana sayanghhh ah ah ah ayo sayang... risa pengen dipejuhin dimana, aris mau sayanghhh owhhh...” racau aris yang bangkit dan memegang pinggul risa
“risa pengen mimi peju arishhh erghhh risa mau keluar sayanghhh...” racau risa
“iya sayang.... ah ah ah ah...” jawab aris
Dengan posisi terlentang ini, pemandangan dimata aris sungguh indah. Membuat darahnya mendidih, menguap ditambah lagi wajah risa yang memerah dan juga susu risa yang naik turun. Lama menggoyang, tubuh risa tiba-tiba saja mengejang bertepatan dengan ujung batang aris hendak muncrat. Dengan cepat dicabutnya batang aris dari vagina risa, aris langsung melompat ke atas kasur dan diarahkan batangnya kemulut risa. Mulut risa membuka dan aris langsung mendorong masuk batangnya kedalam mulut risa. Risa mengulum sambil sedikit mengejang, karena orgasmenya.
Setelah semua sperma keluar, aris mengelus kepala risa...
“kok mas cepet banget? Hassssssh hassssssh” ucap risa
“mungkin kelelahan sayang, istirahat bobo yuk...” ucap aris
“tapi nanti pagi... habis sarapan kucing jantanku ini harus dan pokoknya harus... didalam kamar ndak boleh keluar-keluar slrrrp... slurrpp...” ucap risa
“kalau keluar untuk ngrokok sebentar sayang...” ucap aris dengan batangnya dijilati risa
“merokok apa dirokok? Sluurrrp... pilih sendiri” ucap risa, aris tak bisa apa-apa lagi
“dirokok sayang tapi... pakai ini lagi ya kucing betinaku...” goda aris yang langsung memposisikan tubuhnya disamping risa. Aris mencoba mencium risa
“eit... sebentar sayang, masa sayang mau ngrasain peju sayang sendiri... ndak boleh peju sayang Cuma buat risa, nanti ya sayang risa mau cuci mulut dulu...” ucap risa bangkit dan mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya, keluar sebentar dan berkumur diluar kamar aris
Setelahnya, sepasang kekasih ini tidur dengan berpelukan erat. Lampu kamar yang telah dimatikan membuat suasana semakin panas. Ah... kucing jantan dan betina... Aris kemudian menggenggamkan sesuatu di tangan risa.
“eh... mas...” risa terkejut dan langsung membuka selimut, melihat apa sebenarnya ditangan namun aris tetap memejamkan matanya pura-pura tidur. Mata risa berbinar-binar...
“mas... miaow banguuuuun... kucingmu pengen lagi...” ucap risa
“besok saja sayang, kan masih lama...” ucap aris tetap memejamkan matanya, ditariknya risa kedalam pelukannya
“ini benar mas?” ucap risa menanyakan kotak transparan yang digenggamnya
“kalau ndak benar, terus?” ucap aris
“hati-hati lho mas...” ucap risa
“Eh, hati-hati kenapa?” ucap aris membuka matanya, diangkatnya dagu risa
“kalau nikah sama kucing entar anaknya banyak, tahu sendiri kan kucing anaknya ndak mungkin Cuma satu” goda risa
“ndak papa anaknya banyak, Yang penting bapaknya Cuma kucing jantan ini” ucap aris
“iiih... papa ucing ndak boleh lemes lho besok” ucap risa
“ibu ucing tuh yang ndak boleh lemes... bobo dulu yuk” ajak aris
Apa mungkin besok aris juga akan memakai bando telinga kucing ya? ah... tak ada yang tahu, yang jelas semuanya akan menjadi liar esok hari...
“Thanks Ar...” bathin aris, sebuah memori berputar kembali di otak aris dimana dia dulu mengijinkan risa untuk mengikuti acara cosplay yang diadakan oleh kelompok pecinta cosplay disebuah gedung. Tapi arya datang ke aris, mengatakan agar risa tidak diijinkan karena itu acara yang tidak resmi dan para aggotanya tidak jelas berasal darimana tapi aris menolaknya karena dia sangat mencintai risa, aris sempat adu mulut dengan arya hingga sebuah bogem mentah medarat di pipi arya. Bahkan aris sampai menuduh arya kalau arya iri dengannya. Ingatan aris masih jelas, ketika itu arya hanya tersenyum dan pergi. Setelah 2 jam kepergiaan arya, aris mendengar kabar kalau digedung tempat risa mengikuti acara digrebek oleh satuan aparat keamanan. Aris datang ke gedung, dan bertanya kepada aparat yang masih sibuk dan dia mendapatkan informasi kalau kelompok itu hanya memanfaatkan identitas untuk pesta narkoba serta pesta seks. Kelompok tersebut memang sudah lama menjadi incaran polisi setempat, dan mejadi target operasi. Saat itu dia kalut dan bingung namun dari belakang sebuah tangan memeluknya, dia mendapatan risa dalam kondisi selamat. Tangis haru menyelimuti merea berdua.
“Waktu risa mau di gituin... arya datang dengan marah dan mengobrak-abrik tempat itu sendirian. Tadi arya sempat dihajar habis-habisan tapi dia terus berkelahi dan bisa membawa risa keluar bersamaan dengan aparat datang” ucap risa, aris terhenyak tak menyangka arya yang menyelamatkan kekasihnya. Sekilas dilihatnya arya tersenyum dengan darah dikepalanya, tak jauh dari tempatnya berdiri. Aris menangis sejadi-jadinya... dia melepaskan pelukan risa, risa paham, tapi langkah aris terhenti... ketika sebungkus rokok terbang kearahnya...
“Rokok dulu bro...” ucap arya
“Makasih cat...” ucap aris yang sedang menangis
“sekali sahabat selamanya sahabat... dasar ahli keris!” ucap arya, mereka bertiga kemudian tertawa bersama-sama
---
“KOKO SAYAAAAAAAAAAAAAAAAANG!” teriak dira ketika dira sudah berada didepan cafe milik eko
“iya, sayangku dira....” ucap eko yang berlari kemudian berdiri didepan cafe, sembari membuka tangan
“EKO CINTAKU, DIRA PULAAAANG!” teriak dira, yang berlari kearah eko
Mereka kemudian berpelukan didepan cafe, dengan sangat bernafsu dira menarik eko ke cafe yang tentunya sudah sepi ini. ditengah-tengah cafe ini, dira langsung melorotkan celana eko. Ganas, sangat ganas, dira melumat batang eko dengan sangat kejam, menyedotnya. Membuat eko menjambak rambut dira, bukannya ditahan malah kepala dira dimaju mundurkan dengan sangat kasar. Dira bahkan tidak menghentikan aksi eko tapi menikmatinya. Kepalanya maju mundur, lidahnya menyapu batang eko.
“Ayo Cintaku eko, sodok memek dira, anus dira... batang eko pokoknya untuk dira...” goda dira
“owh diraku sayang, kamu memang benar-benar seksi sayang... mulai malam ini, sampai besok pagi eko akan siksa memek sama anus dira...” ucap eko
“aw... iiiih takuuuut... jangan disiksa dong eko sayang tapi kalau bisa lebih kejam lagi sayangkuwh...” ucap dira
“eh eh eh... ternyata diraku ini mula nakal ya...” ucap eko
Tanpa basa-basi lagi, eko menubruk dira hingga terlentang. Celana dalam dira tak perlu dilepas, karena sudah ada lubang berbentuk bibi pada celana dalam dira. Diarahkannya, batang eko itu kedalam memek sintetis dira. Dira menjerit kegirangan, tangannya langsung melepas semua pakaiannya yang dikenakannya sendiri. payudara yang berada didadanya tampak membusung bergerak naik turun. Tubuh telanjang dira membuat eko semakin beringas,. Ah, entah kenapa bisa seperti ini? kalau memang menyukai sesama kenapa dira harus dioperasi menjadi perempuan. ternyata semua berawal dari eko yang jatuh cinta kepada Sudira dalam keadaan laki-laki, awalnya eko memang menyukai dira dengan tubuh prianya. Tapi akhirnya, karena mereka saling mencintai dan berpandangan hidup bersama. akhirnya dira meminta eko untuk menghoperasinya menjadi perempuan. eko pun setuju, itu demi kelangsungan kebersamaan mereka.
Goncangan demi goncangan terus didapat oleh dira, dengan cekatan eko membalik tubuh dira. Diangkatnya tubuh dira hingga berdiri. Dira mengerti maksud eko, dira sedikit membungkuk. Eko langsung memasukan batangnya ke anus dira.
“Ayo sayangku, kita jalan-jalan di cafe sudah lama kita ndak jalan-jalan muteri cafehhh hash hash...” ucap eko sambil menggoyang pinggulnya
“Eghh eko nakkhhhalll ughhh kontol eko gede banget... ughh ayo sayang...” ucap dira
Sambil menggoyang mereka berjalan mengitari cafe, tak ada orang tak ada satupun. Sepi, hanya desahan dan rintihan kenikmatan keluar dari mulut mereka. hingga didekat kolam, dira yang mengulum batang kemaluan eko hingga muncrat kesemuannya. Wajahnya penuh dengan sperma eko..
“sampai pagi sayang?” ucap dira, eko hanya mengangguk
“dira, mau ndak aku ajak ke belanda...” ucap eko
“iiih jauh banget masa main saja ke belanda?” ucap dira
“kita nikah sayang...” ucap eko
“Eh... eko??????” ucap dira
“eko mau apa? Mau masuk dari mana? Anus, vagina, apa mulut... cepet eko... cepeeet..” ucap dira
“aku mau kamu sayang...” ucap eko, selebihnya? (nubie ndak tahu permainan seks antar lelaki yang sudah berganti kelamin dengan lelaki, so... i dunno)
“Din gantian kamu yang depan, capek bro!” ucap tugiyo, diatas motor yang melaku semakin pelan
“aku kesel tenan bro, wes rak kuat aku (aku capek beneran bro, dah ndak kuat aku)” ucap udin yang tampak lesu
“sama saja bro... apa kita tidur ditrotoar saja bro?” balas tugiyo
“iya bro setuju, tapi cari yang ada nasi kucing bro, lumayan bisa makan ma minum” ucap udin
“wah ide bagus itu bro...” balas tugiyo
Motor kemudian melaju dengan sedikit cepat dari sebelumnya. Tampak wajah mereka terlihat sangat lelah dan tak mampu lagi untuk membuka mata. Dengan mata yang tinggal beberapa watt lagi ini mereka berdua mencari tempat nongkrong yang bisa dijadikan tempat tidur juga.
Ciiit.....
“Edan!” teriak udin dan tugiyo yang langsung mengerem mendadakn motornya ketika ada motor yang menyalip mereka dan berhenti mendadak didepan mereka berdua
“WOI MAU MA....” Teriak tugiyo terhenti, ketika melihat seorang pembonceng turun dan membuka helmnya, seorang perempuan
“ealah tug...” ucap udin
Orang itu mendekati mereka berdua...
“turun, kesana...” ucap perempuan tersebut, tugiyo men-standar samping motornya dan turun
Kini tugiyo membonceng seorang perempuan dengan motor yang berhenti mendadak tadi. Sedangkan udin membonceng perempuan yang menyerobot tempat tugiyo sebelumnya. Motor yang diboncengi udin kemudian bergerak pelan mendekati motor yang diboncengi tugiyo. Motor yang menyala kemudian digas dengan sangat dalam menimbulkan suara sangat keras. Udin dan tugiyo hanya diam tak berani memprotes sama sekali. Tapi karena rasa tidak enak dengan orang-orang disekelilingnya.
“Ani, jangan dikeras-keras ndak enak didengar sama warga sekitar, ya sayang?” ucap udin lembut
“Ana sayang pelan sayang” ucap tugiyo lembut
“suka-suka!” ucap perempuan bernama ani dan ana, saudara kembar. Ani kekasih udin sedangkan ana kekasih tugiyo
“tapi sayang...” ucap udin terhenti
“Diam!” bentak ani
Udin memandang tugiyo dan menaikan bahunya, tugiyo pun sama halnya dengan udin merasa heran. Udin dan tugiyo kemudian memeluk tubuh kekasihnya masing-masing. Kepala mereka berdua maju berada dibahu kekasihnya. Dilihatnya senyum mengembang di bibir kekasihnya. Motor langsung melju dengan kencang tanpa sepatah kata keluar dari mulur mereka. perjalanan yang lumayan jauh dan membuat udin serta tugiyo mengantuk.
“Sudah sampai mas” ucap ani kepada udin, begitu pula ana yang memberitahukan kepada tugiyo telah sampai
“lho kok kerumah sayang?” ucap tugiyo
“Sepi...” ucap ana kepada tugiyo,
Ana kemudian turun dan membuka pintu gerbang rumahnya, selang beberapa saat tugiyo memasukan motornya ke dalam rumah diikuti ani dengan udin. Dengan senang tugiyo dan udin mengikuti ana dan ani masuk kedalam rumah. Udin langsun saja merebahkan sofa panjang ruang tamu, melihat sudah tidak ada tempat lagi untuknya. Tugiyo berjalan masuk kedalam danmerebahkan tubuhnya sofa ruang keluarga.
“nih mas minumnya” ucap ani kepada udin, udin kemudian bangkit dan meminum secangkir kopi hangat dari ani
“pada kemana?” ucap udin
“keluar, kerumah kakek sama nenek” ucap ani
“kok ndak ikut?” ucap udin
“Ikut? Setelah mas pamitan seperti tadi pagi? (koplak menyerang malam, jadi pamitnya pagi)” ucap ani
“eh, maaf... namanya juga menolong teman yang” ucap udin merasa bersalah
“terus? Kalau beneran kenapa-napa gimana? Aku kamu suruh menikah sama temen kamu yang masih hidup gitu? Iiiih sebel banget sama mas, emang arisan apa? huh” ucap ani
“he he he maaf, namanya juga ndak tahu didepan ada apa sayang” ucap udin
“sebel banget... Cuma minta maaf doang gitu?” ucap ani. Udin memandang wajah wanita yang duduk didepannya, kemudian beranjak dan duduk disampingnya. Pelan, tangan udin memeluk tubuh ani dari samping. Ani langsung merebahkan tubuhnya kesamping didalam dekapan udin
“kangen... hiks banget...” ucap ani
“iya maaf...” ucap udin, sambil mengecup kepala ani
“besok lagi hiks kalau mau pamit ngomongnya jangan aneh-aneh... khawatir tau ndak?” Ucap ani menengadahkan kepalanya
“iya cuprutku...” ucap udin
“ennnng...” wajah ani berubah menjadi sangat manja
Bibir udin kemudian bergerak pelan dan mendarat di bibir ani. Mereka berciuman dengan sangat lembut. Tangan udin ditarik tangan ani untuk meremas payudara ya masih terbungkus kaos lengan pendek itu.
“Din, aku tak kekamar dulu ngantuk” ucap tugiyo
“Eh, ya yo...” ucap udin melepaskan ciuman sesaat, kemudian dilanjutkan lagi ciuman itu
“Kamar aja yuk mas..” ucap ani
“bukannya kamu satu kamar sama ana?” ucap udin
“pas masih perawan iya, kan sudah ada mamasku...” ucap ani manja
Dibopongnya tubuh ani, ani kemudan menunjukan kamar barunya. Setelah masuk ceklek... tanpa basa-basi karena tubuh sudah sangat lelah udin menyosorkan bibirnya ke bibir ani.
“ayo mas, mas butuh istirahat kan? Cepet mas... masukin saja langsung, ndak papa... masih ada besok erghh mmmhhh mmh ...” ucap ani
“besok?” ucap udin kaget
“iya, kan kerumah kakek sama neneknya sampai lusa... jadi... awas kalau besok pulang?! Jangan pernah kembali lagi kesini!” ancam ani
“he he he kalaupun harus pulang bulan depanpun mau kok” ucap udin sambil meremas pantat ani, ani menjerit langsung membetet hidung udin
Sambil berciuman ani dan udin saling melepas pakaian mereka berdua. Bibirnya hanya terlepas ketika mereka saling melepas kaos mereka. dengan nafsu yang mulai bangkit, udin mengangkat tubuh ani dan direbahkannya di sepringbet. Dipandanginya sejenak tubuh wanita telanjang itu, kulit sedikit gelap dan membuat udin semakin bernafsu. Apalagi payudara ani yang membusung dan puting susu yang mencua ke atas. tangan ani terbuka lebar...
“Ayo mamasku... kok lama sekali? Apa sudah bosan?” ucap ani menggoda
“iya, aku bosan...” ucap udin
“Eh... mas kok bilangnya gitu sih...” ucap ani ngambek
“bosan kalau jadi pacar kamuuuu....” udin melompat dan mengangkangi ani
“kamu harus jadi ibu dari anak-anakku” ucap udin yang mundur dan membuka kedua paha ani
“iiiih sok romantis deh... ya udah, buat satu gimana?” ucap ani
“beneran? Sudah siap?” ucap udin, ani menggeleng
“katanya buat satu...” ucap udin, yang sudah mengarahkan batang kemaluannya tepat di depan vagina ani
“hi hi hi... ngomong dulu sama bapak, sama ibu baru ani mau...” ucap ani
“lha sekarang berarti?” ucap udin
“sekarang... ya sekarang, kalau mamas benar-benar sudah siap, ayo siapa takut..” tantangan berbalik ke udin
“hmmm... sebentar, tabungannya kurang dikit lagi, tunggu beberapa bulan lagi, aku pasti melamar kamuuuuwhhhhhhh owhhhhh sempiiiiiiitttthhhh...” rintih udin yang memasukan batang kemaluannya ke dalam vagina ani
“mas pelllhhhhlannnnnghhhh ughhh... dalem banget itu mashhh.... ughh” racau ani meikmati sensasi batang udin masuk kedalam
“iya punya dedek sempit teruushhhh ufthhhh.... erghhh..... ah enak banget punya mas keenakan didalam sana sayang ughhh yah enak banget ah ah ah ah aha...” ucap udin yang mulai menggoyang pinggulnya, tubuhnya kemudian membungkuk, tangannya meremas susu sekal milik ani. Memang tidak terlali besar tapi sudah membuat tangan udin kesulitan meremas.
Bibir mereka berciuman dengan sangat lembut berkebalikan dengan pinggul mereka yang berdansa dengan sangat liar. Tangan udin meremas dan kadang memilin-milin puting susu ani, membuat ani menjerti tertahan namun bibirnya seakan tak mau lepas dari bibir udin. Kedua tangan ani memeluk leher udin sembari tubuhnya menikmati hujaman-hujaman dari batang udin.
“oh mas... dedek mau keluar... erghhh.... dalem bangethhh... mashhh... terushhh yang kenceng mashhh dedek mau keluar mau...” ucap ani
“mas juga mau keluar... bareng-bareng sayang ugh....” ucap duin
Selang beberapa saat, udin menghentakan sangat dalam batagng kemaluannya. Tubuh ani melengking bersamaan dengan hantaman keras batang kemaluan udin ke bagian yang sangat dalam dari vaginanya. Tubuh ani mengejang sesaat, udin langsung memeluknya dan menciumi bibirnya. Di elusnya rambut ani dengan sangat lembut, mata ani masih terpejam mencoba mengatur nafas.
“Sayang... kecapekan ya? ndak seperti biasanya?” ucap ani
“he’em...” ucap udin, dipegang kedua pipi udin dengan kedua telapak tangan ani
“sana ngrokok dulu... tapi dikit saja ya sayang...” ucap ani
“Eh... iya sayang makasih ya sayang” ucap udin
“nanti kalau sudah selesai, itu langsung ditancepin lagi sayang terus bobo ya...” ucap ani
Udin menganggukkan kepala kemudian keluar hanya mengenakan celana kolor. Dilihatnya tugiyo sedang duduk santai menikmati rokok di depan TV yang padam. Udin kemudian duduk di samping tugiyo.
“Cepet bener?” ucap udin
“Biasalah kecapekan aku din, biasanya juga dia keluar tiga mpe empat kali aku baru keluar” ucap tugiyo
“Sama... huffftttthh...” balas udin sembari mengeluarkan asap
“ndak nyangka dulu kita hampir sempat berantem gara-gara ani dan ana ya yo?” ucap udin
“ha ha... kalau saja si cat tembok itu ndak melerai kita dan membawa ana, ani pada saat itu mungkin kita sudah jadi musuh abadi... ha ha ha” ucap tugiyo
“memang bajingan itu si cat ya yo, ha ha ha..” ucap udin
Setelah sebatang rokok udin habis...
“aku kembali dulu din, mau istirahat... mungkin besok pagi baru lanjut” ucap tugiyo
“sama yo, aku juga mau istirahat... besok pagi yang dilantai atas aku apa kamu?” ucap udin
“kamu sajalah, aku dbawah... ntar pas sorenya kita gantian, kamu dilantai bawah aku dilantai atas” balas tugiyo
“yo...” ucap udin, menghentikan langkah
“apa din?” ucap tugiyo yang memandang wajah udin yang tampak serius
“ana itu kan mbaknya, aku sudah punya rencana mau nikahin ani yo. Kamu kapan?” ucap udin, tugiyo tersenyum
“aku sudah bilang sama ana, yang jelas, ndak lama kok din, setelah lulus mungkin...” ucap tugiyo
Tawa mereka pecah sembari berangkulan menuju kamar kekasih masing-masing...
---
“Jok yakin kamu berhetni disini?” ucap parjo
“Yakin jo, ini kos-kosan ita” ucap
“walah lha kok ndak dari dulu kamu bilang sama aku kalau kosnya disini, tuh jarak tiga rumah dari kos ita kan kosnya Falah” ucap parjo
“weh... ngerti gitu aku nebeng kamu kalau mau nginep di kosnyaita joooo jo... ya dah, besok kalau kamu pulang kabar aku, aku nebeng...” ucap joko
“oke brada...” ucap parjo yang kemudian melanjutkan laju motornya
Joko masuk ke halaman kos ita dengan santai karena dia mempunyai duplikat kunci dari pintu gerbang kos ita. Semua kekasih cewek yang berada di kos ita selalu mempunyai duplikat kunci gerbang. Ketika memasuki area kamar kos, terdengar suara bising dari masing-masing kamar yang dilalui joko. Desis, rintih, dan juga racau terdengar sangat jelas didetiap langkah joko. Hingga didepan kamar ita, jokok mengetuk pintu tapi tak ada jawaban dari dalam. Joko nekat membuka pintu kamar ita. Dinyalakan lampu kamar ita, dengan senyum manis jokok memandang lembut wajah ita yang tampak terlelap dalam tidurnya. Dielus lembut kepala ita dengan sangat pelan, dipandanginya wajah lelap wanitanya itu.
“egh... emmmmhhh.... hoaaam.... mas...”
“Eh... Mas Jokooooooooooo....” teriak ita dengan sangat keras dan langsung memluk joko
“mas hiks hiks hiks, ita khawatir banget sama mas... maafin ita tadi ita ketiduran hiks hiks hiks...” ucap ita yang pelukannya dibalas dengan pelukan erat oleh joko
“ndak papa sayang, mas sudah janji kan untuk kembali?” ucap joko
“he’em...” ucap ita yang melepas pelukan dan memandang lelakinya
“bobo yuk mas...” ucap ita
“he’em...” ucap joko
“eh, sebentar mas... mas terluka biar ita basuh dulu lukanya...” ucap ita yang kemudian bangkit dan mengambil sedikit air hangat
Ita kemudian melepaskan semua pakaian joko hingga jokok hanya mengenakan celana dalam. Dibasuh tubuh joko dengan air hangat tersebut. Perlahan batang kemaluan joko mulai merangsek dan berdiri.
“iiih... kok berdiri gitu sih mas?” ucap ita
“hadeeeh... gimana ndak berdiri ita sayang, kamunya saja pakai celana dalam. Kaosnya longgar belahan dadanya rendah, ndak pakai BH lagi. Gimana ndak berdiri?” ucap joko menggoda
“iiih mesum...” canda ita
“bukannya mesum sayang, kalau ini sampai ndak berdri harusnya ita yang khawatir he he he” ucap joko
“oh iya ya... untung saja berdiri, kalau ndak iiih malah tambah ngeri ya mas?” ucap ita
“he’em...” ucap joko, dengan nafas yang tertahan. Ita tersenyum kecil ketika melihat kekasihnya menahan deru nafasnya
“pacarku ini kelihatanya sedang sakit pernafasan hmmm... harus segera diobati...” ucap ita sembari memandang joko
“eh... mas ndak sakit Yang beneran...” ucap joko sedikit takut karena tiba-tiba ita mengucapkan tentang penyakit
“mau diobati ndak sayang?” ucap ita yang berdiri dan meletakan mankok berisi air hangat di meja
“Eh.. sayang, jangan bercanda... kalau mas sakit pernafasan, sakit kenapa? jujur saja mas takut...” ucap joko yang benar-benar ketakutan. Ita tersenyum dan kemudian melangkah ke arah joko. Dilepaskannya celana dalam yang menutupi vagina ita. Joko sedikit berpikir...
“Ini lho yang bikin sakit pernafasan mas, ade tidurin ya biar mas... nafasnya enak...” ucap ita yang mengangkangi batang kemaluan joko dan diarahkannya ke dalam vaginanya
“Eh... sayang...” ucap joko tertahan ketika jari manis ita menyilang di bibirnya
“ssst... ini hidangan pembuka sayang... tadi ita ditelepon sama ibunya mas, suruh jaga rumah sama mas... jadi besok tergantung mas mau masak apa... ergmmmmhhhh” ucap ita menurunkan perlahan pinggulnya
“maksudnya apa masak apa?Arghhh sayang, itu belum licin... seret banget... ughhh...” balas joko
“ergh!...” rintih ita
“dalem banget mas, enak punya mas...” dipandanginya mata joko
“Maksudnya, yang didepan mas ini bahan masakannya.. terserah mas, bahan masakan ini mau dimasak arghhh apa aah ah ah ah ah ah... mas enak banget kontol mas... ah ah ah ah...” ucap ita, seorang mahasiswi di jurusan kepewatan yang sekarang menaikan pinggulnya naik turun
“ogh sayang... eerhhmmmm... ah jangan ah ah ah keras arghh keras nantihh didengarhhhh sama hhh temanhhh kosmuhhh....” ucap joko
“argh... masa bodoh, merekah jugah samah sajah... arghh.. tapi merekahhh ah ah ah ah sayanghhh ah enak banget hhhhh ughhh... tapi merekah ndak sama pacarnyah sayangh... Cuma ita yang selaluh owhh sama mashhh... dan akan selaluh samah mashh yah enak bangethhhh emmmhhhh... mas ita cinta mas jokohhhhhh ouwh...” racau ita
“mas juga cinta itakhhhhhhh yah terusshhh sayangkuh ya terushhhh terushhh ehmmmm enak banget memek kamu sayanghhh...” racau joko dengan kedua tangannya menyangga tubuhnya
Tangan ita memeluk kepala joko, begitu mendapat pelukan kepala joko menggesek-gesek di dada ita. Tangan joko memeluk ita dengan sangat erat, ita terush bergerak dan bergerak naik turun. Vaginanya terus melahap batang joko.
“Arghh ita hampir sampai...” ucap ita
“iya sammmmyangmmm mas jummmmgahhh...” balas jokok dengan kepala tenggelam didada ita
Tubuh ita melengking bersamaan dengan keluarnya sperma joko. Tubuh joko ambruk kebelakang dan ditimpa oleh ita. Dalam diam mereka mengatur nafas.
“mas, besok ita mau pindah kos...” ucap ita setelah nafas merek normal
“pindah kemana?” tanya joko
“kerumah mas...” ucap ita
“Eh?... “
“nanti mas mintakan ijin sama ibu dan bapak ya sayang...” ucap joko tanpa protes sedikitpun, ita memeluk joko dengan erat
“sudah... tadi pas telepon, ibu menyuruh ita tinggal bareng mas. Awalnya ita menolak tapi... ibu malah marah-marah, ya ita akhirnya nurut. Sebenarnya ita mau-mau saja, ya gaya dikit nolak... eh, malah ibu ngambek...” ucap ita
“berarti, kamu siap ya?” ucap joko
“siap kenapa?” balas ita yang bangkit di atas dada joko
“siap, aku nikahi...” ucap joko tersenyum
“he’em... dua tahun setelah lulus ya mas?” ucap ita
“lamanyaaaaaa... mending aku hamili saja ini cewek kalau kelamaan...” jawab joko sambil membuang muka. Ita meraih pipinya dan memandang joko.
“he’em mas... cepetan” ucap ita dengan senyum lebar
“HEH! Beneran? Habis lulus saja sayang, mimik pilnya dulu gih?” ucap joko
“yeee malah gitu bete deh...” ucap ita, dengan wajah ngambeknya
“bukan begitu, anu sayang... sebenarnya sudah siap semua, mas juga sudah bangun rumah kecil-kecilan. Tanahnya hasil pemberian kakek mas tapi cincinya lupa mas beli... jadi nunggu tabungan mas kumpul dulu, habis kemarin semangat kerja buat bikin rumah dulu sama kuliah sore he he he, sbar ya sayang...” ucap joko
“Mas.... ita cinta massssss....” ucap ita
Ciuman lagi, suaranya keras, sampai-sampai tetangga kos ita keluar dan mencoba mengntip permainan mereka tapi sayang semua tertutup rapat hanya rintihan dan desahan sangat keras terdengar oleh mereka. Hubungan mereka menjadikan semua wanita di kos ini iri, satu hal karena hanya ada satu laki-laki yang keluar masuk kedalam kamar kos ita, dan itu joko. Tak ada yang lain...
---
“akhirnya mas datang juga...” ucap serang wanita didepan pintu gerbang kosnya, sebenarnya perempuan ini sudah melihat dari kejauhan ketika ada motor yang berhenti di depan sebuah kos-kosan tak jauh dari kosnya
“maaf terlambat...” ucap parjo, mematikan motornya dan memandang wanita berkerudung sedang ini. perempuan tersebut langsung naik ke jok belakang parjo
“mas... ayo....” ucap perempuan itu
“kemana?” ucap parjo
“kerumah mas...” ucap perempuan itu
“sayang, mas capek tapi pengen pacaran sama kamu boleh?” ucap parjo
“eh... kerumah mas dulu saja... ini bukan kos falah lagi...” ucap falah
“Lho kok?” ucap parjo heran
“tadi siang setelah mas dari kos, ibu mas dateng kesini. Ibu takut sendirian dirumah, jadi falah diminta untuk menemani ibu” ucap perempuan bernama falah, kekasih parjo
“lho kan mbakku ada dirumah sama suaminya” ucap parjo
“mereka pindah mas, mas kan tahu sendiri kalau mbaknya mas beli rumah di desa tetangganya mas” ucap falah, membuat parjo teringat kalau memang sebelum berangkat kakak perempuannya sudah mengemasi barang-barangnya
“owh... kalau begitu nanti sayang nanti tidur di kamar mbaknya mas ya?” ucap parjo dengan senyum lebar
“iya...” balas falah singkat
“asyiiiiik.... hmmm.... yang...?” ucap parjo terpotong
“iya...” ucap falah
“kalau ada pillihan selamanya tinggal dirumah mas mau?” ucap parjo
“eh... mau tapi...” ucap falah sedikit tertunduk dibelakang parjo
Parjo mengambil sebuah kotak kecil dari sakunya kemudian dibuka dan ditunjukan ke falah yang berada di belakangnya. Wajah falah terangkat tatkala melihat kotak berisi cincin itu.
“Setelah kamu lulus, dan mas juga lulus dari kuliah sore mas. Mas mau melanjutkan usaha bapak, dan melanjutkan usaha bapak berarti mas menggantikan bapak. Kalau ada yang menggantikan bapak, harus ada yang menggantikan ibu juga. Ibu sudah terlalu tua, mas Cuma pengen ibu santai dirumah dan menimang seorang bayi kecil dipelukannya. Itu jika kamu mau, tapi kalau sayang tid..” ucap parjo terhenti, ketika tangan falah menutup kembali kotak cincin itu dan mendorongnya kedepan. Parjo terkejut dengan sikap falah yang seakan menolak.
“cepet pulang...” ucap falah singkat
“yang berasti sayang tid...” ucap parjo terpotong kembali
“Agar mas bisa memakaikannya di jariku, dedek dah ndak sabar...” ucap falah yang langsung memeluk tubuh parjo
“berartiiii...” ucap parjo
“ndak mau kalau kaya gini, dasar cowok ndak romantis...” ucap falah, parjo hanya tersenyum namun dalam hatinya dia sedang melayang tinggi di udara. Falah yang memeluk parjo dibelakang tersenyum riang bahkan air matanya keluar dengan sendirinya tanpa diperintah.
“Yang...” ucap parjo
“Hmmm cepet jalan mas...” ucap falah
“ndak pakai BH ya?” ucap parjo
“iiiih mesum banget sih jadi cowok?” ucap falah
“he he he kan hafal... sayang...” ucap parjo
“yang nyuruh ndak pakai siapa coba? ” ucap falah
“he he he...” ucap parjo cengengesan, memang keinginan parjo agar falah tidak mengenakan BH ketika bersamanya. Yah, memang ada-ada saja parjo maklumlah kegedean, dada falah maksudnya.
“iiiih sebel cepetan jalan, sebenarnya ini mau dibiarin nggantung apa gimana? Kalau mau dianggurin ya sudah, dedek tak jalan kaki saja jadi sampe rumah langsung bobo” ucap falah, sambil menekankan bagian dadanya ke punggung parjo
“eh, jelas mau dibuka dong sayang... tancap gas!” ucap parjo yang langsung menancap gas motornya melaju dengan kencang. Dalam perjalanan, parjo menyuruh falah untuk mengabari udin kalau mulai malam ini falah sudah pindah kos ke rumahnya.
---
“Ugh... sayangkuwh mmmhh arghhh... ugh enak banget sih sayang... “ ucap seorang perempuan diatas karyo
“jelas enak dong sayang... buat kamu apa sih yang ndak enak?” ucap karyo yang terus meremas payudara besar yang menggantung indah di dada perempuan
“ergh... ayang... ughh...penuh banget tempik eneng...” ucap perempuan tersebut yang masih menggoyang pinggulnya
“aduh sayangkuwhh..owgh yati, jangan dijepit dulu oghh.... yang... aduh duh erghhhh nakal deh eneng yati arghh... enak yang terush yang goyang yang kenceng...” ucap karyo menikmati goyangan perempuan bernama yati, karyati, kekasih yang selama ini menemaninya
Seorang atliit gulat dengan tubuh berbobot 120 Kg-an ini sedang menikmmati goyangan yati kekasihnya. Yati seorang mahasiswi jurusan boga, tubuhnya memang sedikit gemuk, perutnya memiliki 1-2 lipatan lemak dengan pyudara yang membuat karyo tergila-gila. Tapi bukan hanya di bagian dadanya saja yang membuat karyo gila, semuanya.
Perempuan yang dulu sering diejek gendut-gendut walaupun tidak gendut-gendut banget, ya pas-lah, oleh tema-teman perempuannya menjadikan dia minder. Hingga suatu hari ketika karyo yang sedang jogging, pandangan karyo tidak bisa lepas dari perempuan yang sedang murung disebuah taman. Kulitnya kuning langsat, wajahnya ayu, namun wajahnya sedih. Karyo yang sedang jogging berlari melingkari taman tersebut padahal saja jalur joggingnya tidak seperti itu. karena pandangan yang selalu tertuju pada yati, karyo tersandung dan terjatuh tepat didepan bangku yati. Yati terkejut langsung menolong karyo. Dibantunya karyo untuk duduk dan dibersihkan sedikit luka pada lutut karyo.
Kemudian pandangan mereka bertemu, sejenak berhenti seakan ada sebuah medan magnet yang bergerak melalui mata mereka. Hati mereka tertartik satu sama lain, ah akhirnya mereka duduk bersama dan mengobrol walau akhirnya berpisah karyo tak lupa menanyakan nama dan nomor telepon. Yang membuat yati jatuh cinta adalah karyo tidak pernah mempermasalahkan fisik yati, dan juga bagaimana di “Zangief” (karakter pada street fighter) melindunginya serta menjadi tameng dan juga penenang hati ketika yati diejek. Pernah suatu ketika yati diejek oleh teman laki-lakinya, dengan marah karyo layaknya badak bercula satu mengobrak-abrik dua kos laki-laki. Untung saja disitu ada Arya dan wongso yang mampu meredam amarah karyo, fyuuuuh... dua kos tidak jadi rubuh.
“Mas karyo... yati mau keluar mas... arghhh owh kasurku kamu buat gulingmu mau keluar arghhh....” racau yati ketika batang karyo mengobrak-abrik vaginanya
“keluarkan saja gulingku, kasurmu ini mau menerimanya arghhh... gila.. tempikmu rapet banget sayang... arhhhh.... yah terus... susumu indah sekali yang... “ raacau karyo
“ayang... ayang... eneng mau keluarhhh.... arghhh... eneng keluarrrr ayaaaaannggghhh...” teriak yati menjerit didalam kamar karyo, tubuhnya ambruk mengejang sesaat
“giliran kasur diatas ya...” ucap karyo sambil memeluk yati yang mengatur nafasnya. Tubuh mereka kemudian berganti posisi, dengan batang yang masih menancap tegas! di vagina yati.
“ayang ndut... eneng suka deh... tutupin eneng dong sayang dingin nih tubuh eneng ndak pakai pakaian” goda yati
“iya enengku, akan ayang tutupin tubuh eneng...” ucap karyo
“aow... iiih udah ndut batangnya panjang lagi, jangan dikurangin atau ditambahin endutnya, eneng suka kalau ayang segini...” ucap yati
“eneng juga ya.... mmmhhh...” ucap karyo sambil mencium bibirnya.
Yati memeluk leher karyo, tangan kanan karyo masuk kedalam sela-sela bantal. Sambil berciuman, karyo kemudian menarik tangan kiri yati untuk masuk kedalam sela-sela bantal. Yati tampak terkejut ketika merasakan sesuatu ditangannya. Karyo kemudian bangkit dan meremas susu yati dengan senyum. Yati secara perlahan menarik tangan kirinya perlahan, dilihatnya sesuatu melingkar dijari manisnya.
“ayaaaaaaaaaang... cepetan digenjot ayang cepetan ayang... peluk yati, peluk eneng, peluk gulingmu ayang.... cepetan ayang...” teriak yati,
----
Setelah mengantar karyo pulang kerumahnya, hermawan mengarahkan motornya ke arah sebuah rumah yang selalu dia singgahi. Motor berhenti didepan rumah itu, dilihatnya rumah yang gelap tersebut, rasa kangen membakar hatinya. Ah, tapi tak bisa untuk bertemu malam ini karena tak ada janji. Dengan rasa rindu membakar hatinya, dijalankan motor kembali berharap angin yang menerpanya meadamkan api rindu itu.
“Aku tahu kamu pasti kesini...” ucap seorang perempuan di belakang hermawan, ketika hendak menarik gas. Dimatikan motor tersebut dan hermawan turun dari motor, dilihatnya seorang perempuan dengan kaoslinggar dihiasi rok berumbai hingga lututnnya.
“maaf aku ndak bisa lama-lama tanpa melihat wajah kamu” ucap hermawan
“aku bisa kok bertahan lama ndak lihat wajah kamu, udah bosen lihat wajah kamu...” ucap perempuan tersebut
“eh... ke... kenapa? adakah yang lain...” ucap hermawan, melihat wanita tersebut berjalan mendekatinya. Tubuh hermawan yang tinggi walaupun sedikit pendek dari arya melihat kebawah ke arah perempuan yang memiliki tinggi selehernya.
“Kok tanya gitu?” ucap perempuan tersebut
“ka... katanya bisa bertahan tanpa...” ucap hermawan yang kaku dan merasa sedikit marah
“iya, akubisa bertahan tanpa melihat wajahmu...” perempuan tersebut langsung memeluk tubuh hermawan
“aku tidak bisa bertahan kalau aku tidak memeluk tubuh ini, bahkan aku tidak bisa bertahan hidup jika tubuh ini hilang...” ucap perempuan tersebut, hermawan langsung tersenyum
“terus kenapa bisa bertahan tanpa melihat wajahku jelek ya?” ucap hermawan dengan kedua tangan memeluk tubuh perempuan tersebut
“ganteng” jawab singkat perempuan tersebut
“terus?” ucap hermawan
“susah tahu ndak, meluk sambil lihat wajah! Huh dasar !” ucap perempuan tersebut, hermawan tersenyum dan menggaruk-garuk kepala
“Mau begini terus?” ucap hermawan melihat kebawah, dijawabnya dengan anggukan kepala perempuan tersebut
“ndak capek” ucap hermawan
“ada tempat bersandar kenapa capek?” ucap perempuan tersebut
“eh... hmmm... yang sebentar...” ucap hermawan mendorong tubuh perempuan tersebut
“dah ndak suka kalau dipeluk lag...” ucap perempuan tersebut tertahan ketika tubuh hermawan jatuh berlutu dihadapannya
“Hera... maukah kamu menjadi istriku?” ucap hermawan seketika itu dengan kedua tangan menyodorkan sebuah lingkaran emas
Hera, ya nama wanita itu Hera wahyunindya. Seketika itu tubuh hera menjadi sedikit lemas, air matanya keluar kepalanya menggeleng. Membuat hermawan sedikit sedih melihat reaksi dari hera.
“ndak mau...” ucap hera
“eh... ke kenapa?” ucap hermawan
“ndak mau nolak...” ucap hera yang langsung menyodorkan tangan kirinya, hermawan memakaikan lingkaran itu dan berdiri. Hera langsung saja memeluk hermawan, tangisnya pecah. Kepalanya kemudian menengadah ke atas, mereka berciuman lembut. Selang beberapa saat hermawan dan hera naik ke motor tersebut.
“mas...” ucap hera dibelakang hermawan
“iya..” ucap hermawan
“ade lupa pakai celana dalam...” ucap hera tersenyum, walau sebenarnya dia memakai celana dalam tapi dia yakin kalau hermawan mengerti maksudnya
“berarti sudah ndak pakai roti tawar?” ucap hermawan girang
“he’em...” ucap hera
“ke rumah mas saja..” ucap hera
Jelas saja, hera sudah dianggap sebagai bagian keluarga hermawan begitupula hermawan sudah dianggap keluarga oleh hera. Dengan senyum mengembang hermawan menancap gas menuju kerumahnya.
“Dasar cat tembok, seandainya saja dulu kamu tidak mempertemukanku dengan perempuan ini... ah bajingan kamu cat!” bathin hermawan, yang teringat ketika arya mengerjai mereka berdua agar bisa bertemu. Saling suka tapi tidak berani mengatakan itulah hermawan dan hera, tapi dengan ide licik arya mereka akhirnya jadian.
---
“Ndan, aku Cuma butuh istirahat 2-3 hari saja ndan. Setelahnya aku tetap ingin kembali untuk melihat situasi” ucap anton, ketika telah sampai ditempat tujuan
“kamu ini aneh dikasih waktu libur malah mau berangkat, ya sudah terserah kamu” ucap komandan
Anton kemudian pulang dengan menggunakan motor kantornya. Dengan pelan dia mengarahkan motornya ke rumah kontrakannya. Anton sudah mengontrak rumah sendiri, dengan tujuan agar semua rahasia tentang pekerjaan tidak diketahui oleh keluarganya. Memasuki rumah, anton langsung membuka kulkas dan meminum air dingin menghilangkan haus dilehernya.
“Angkat tangan...” ucap seorang perempuan yang asing dibelakang anton, anton meletakan botol minuman tersebut dan mengangkat tangannya. Terasa sebuag benda menonjok-nonjok punggungnya.
“siapa kamu?” ucap anton tegas
“iiih... sama pacar sendiri lupa” ucap peremuan tersebut, anton berbalik dan terekejut karena wanita tersebut adalah anti yang memegang sebuah centong sayur
“lho? Lha tadi suaranya beda sama yang sekarang...” ucap anton
“sebel!” ucap anti yang lansung berjalan menjauhi anton dan duduk disofa
“maaf sayang, kan ndak tahu, dan... kok sayang bisa masuk ke rumah kan ndak ada kuncinya?” ucap anton yang berjalan cepat mendekati anti. Anti kemudian menarik anton.
“Kamu memang intel, tapi kamu tidak bisa membodohi pacarmu sayang. Pacarmu ini sudah menduplikatkan kunci sayang, biar pacarmu ini bisa tahu ada cewek lain yang masuk kerumah ini apa tidak!” bentak anti
“ada...” ucap anton memeluk anti dari belakang
“eh, siapa! Sayang kok berani-beraninya! Lepasin ndak!” ucap anti marah ketika mendengar jawaban anton
“ndak...” ucap anton
“pokoknya lepasin, mas sudah berani masukin cewek lain kerumah ini, anti ndak terima!” ucap anti
“ndak ya ndak...” ucap anton, membuat anti semakin marah
“lepasiiiiiiiiiiiiiin, anti benci sama mas...” ucap anti
“cewek itu unika sama wati...” ucap anton membuat anti terdiam
“itu kan... iiih nyebelin!” ucap anti, anti unikawati. Anton kemudian melepaskan pelukannya. Dan tubuhnya tetap dibelakang anti. Diraihnya tangan kiri anti.
“karena sudah masuk kedalam rumah tanpa seijin pemilik rumah, dan termasuk tindakan kriminal. Maka anda saya tangkap!” ucap anton tegas,
“Eh... mas apa-apaan sih, sebel!” ucap anti
“kamu akan saya borgol dan akan saya penjarakan!” ucap anton, yang kemudian memasangkan sebuah cincin yang terhubung dengan sebuah rantai kecil. Anti terkejut ketika jari manisnya terpasang cincin tersebut, satu cincin di jari manisnya dan satu cincin di jari manis anton dan terhubung oleh sebuah rantai kecil.
“mas...” ucap anti lembut, wajahnya memerah
“kamu dipenjara dirumah ini lho, kok bisa-bisanya sok imut gitu...” goda anton
“iya dipenjara dirumah ini kan? Terus jadi tahanannya mas kan?” ucap anti yang matanya berkaca-kaca
“iya, dan harus mmm...” ucap anton terhenti mulutnya tersumbat oleh bibir anti yang tiba-tiba berbalik ke arah anton
“melayani mas kan? Terus ini dipakai terus gitu? Berarti ndak boleh lepas?” ucap anti
“ya dilepaskan pas mau kerja saja kalau dirumah, dipasang lagi, biar cepet menghasilkan..” ucap anton
“berapa?” ucap anti
“delapan, 5 pemain inti 3 cadangan” ucap anton
“ndak sekalian 16 mas, 11 pemain inti 5 cadangan?” ucap anti, seorang mahasiswi di jurusan pendidikan jasmani guru sekolah dasar
“terserah kamu sayang, mas nurut...” ucap anton yang semakin rebah tubuhnya disofa
“capek sayang?” ucap anti, anton mengangguk
“libur berapa hari?” ucap anti, seakan tahu kalau anton besok libur
“kok tahu kalau besok libur?” ucap anton
“punya pacar seorang intel, harus pintar menyadap kan?” ucap anti sembari menarik sebuah mikropon kecil dari kerah anton
“ah... gurus SD tapi pintar nyadap ya? 2-3 hari” ucap anton tersenyum
“istirahat dulu sayang, sini anti peluk, besok rambutnya dipotong ya sayang, sama nih kukunya juga” ucap anti
“dasar guru SD... besok aku obrak-abrik rumah ini biar kamu yang beresin” ucap anton
“ndak papa mau diobrak-abrikm, ntar anti bersihin tapi ininya harus nancep terus besok” ucap anti, meremas selangkangan anton. Mereka berpandangan dan tersenyum manis, berpelukan dengan jari diborgol oleh cincin.
“yang susah banget meluk kamu, ini dipaki dijariku semua saja ya” protes anti
“iya sayang iya, bobo yuk besok kamu lebih capek dari mas lho” ucap anton
“nantangin nih?” ucap anti, mereka kemudian berciuman hingga kantuk menidurkan mereka.
Anti seorang mahasiswi dari jurusan pendidikan keolahragaan yang kepincu dengan anton ketika pertama kali melihatnya. Begitupula dengan anton yang langsung jatuh hati. Mereka akhirnya mengenal dan menjadi sepasang kekasih. Namun pernah suatu hari anti menelepon anton untuk dijemput distasiun kereta api setelah anti pulang dari berpergian. Tapi anton yang sedang bertugas tak bisa mejawab telepon. Anti, merasa takur ketika karena anti pulang pada malam hari. Jalanan sepi hingga segerombolan orang mencoba memperkosanya. Tak disangka arya yang pada saat itu sedang mengantar teman kuliahnya pulang setelah rapat kegiatan di kampus melihat anti. Anti selamat karena arya. itulah mengapa persahabatan mereka bak sebuah intan yang sulit tergores, karena arya, anton bersyukur anti selamat.
---
Semua berawal dari para lelaki yang pergi dengan meninggalkan kata-kata perpisahan yang sangat menyayat hati bagi pasangan mereka. Mungkin semua mereka lakukan karena apa yang akan mereka hadapi adalah sebuah momen yang mengakhiri hidup mereka, bagaimana tidak? Mereka yang biasa hanya berhadapan dengan berandal-berandal jalanan harus berhadapan dengan para gengster yang lebih berpengalaman daripada mereka. Hati wanita mana yang tidak hancur ketika kekasihnya berpamt seakan tak akan kembali. Namun semua telah terjadi walau pada akhirnya mereka melukis wajah mereka dengan darah sang kekasihpun tak peduli lagi, yang penitng mereka telah kembali dengan senyuman. Ditambah lagi hadiah yang mereka berikan pada pada kekasihnya lebih dari harapan sang kekasih. Berharap hanya kembali saja namun yang kembali membawa sebuah hadian lagi. Ah, semua telah mereka persiapkan sebelumnya “jika mereka bisa kemblai”, untungnya bisa kembali. Ah, koplak bikin koplak saja... koplak, apa itu dari singkatan kopi dan kolak ya? ha ha ha tak ada yang tahu... koplak koplak ha ha ha ha...
“Bu... ibu... eeee....” ucap ku ketika ibu membuka jaketnya.
Sedari tadi ketika ibu mencegatku ketika berboncengan dengan wongso, ibu megenakan jaket dan celana yang tidak ketat. Aku terpesona sesaat, hilang akalku ketika ibu membuka jaketnya. Dada ibu yang membusung memperlihatkan sebuah gunung yang seakan-akan mau tumpah. Sebuah tank-top dengan tali menggantung dibahu ibu berwarna hitam sangat kontras dengan kulit ibu yang putih. Tank-top ketat itu memperlihatkan sebuah lekukan tubuh wanita setengah baya, bahkan jika saja ada beberapa orang yang melihat ibu pastinya dia tidak mengira kalau wanita ini sudah berumur.
“Apa sayang?” ucap ibu
“boleh arya yang mengemudi saja?” ucapku ketika ibu hendak menjalankan mobil
“ndak papa? Kamu ndak capek?” ucap ibu
“ndak bu...” ucapku
Ibu hanya tersenyum kepadaku, kami kemudian berpindah tempat duduk. Kulepas semua pakaian berat di tubuhku hanya menyisakan kaos dan juga celana. Tanpa berlama-lama kujalankan mobil, ini semua akan berakhir karena waktu itu telah datang. Tapi dalam sisi bathin aku merasa kasihan juga dengan ibu tapi apa mau dikata janji harus ditepati. Mobil berjalan, lampu-lampu kota menemani kami berdaua. Kedua tangan ibu kemudian merangkul tangan kiriku.
“Dian manja ya sama kamu, sayang?”ucap ibu tiba-tiba
“ndak juga bu, biasa saja” ucapku dengan wajah sedikit malu
“ndak usah bohong, tuh wajah kamu merah” goda ibu
“ya seperti itulah bu...” ucapku
“3 hari ya sayang, manjain ibu..” ucap ibu tiba-tiba
“iya bu pasti, kok ibu tahu kalau dian manja?” ucapku
“Dari kotak musik...” ucap ibu
“egh, maksud ibu?” tanyaku
“ibu sengaja memberikan kotak musik itu agar ibu bisa tahu kamu mau kemana, ada penyadanya sayang, apa kamu tidak heran kenapa ibu tiba-tiba pulang ke rumah ketika kamu pulang saat itu? itu ibu mendengar semua percakapan kamu, maaf kalau ibu nguping... karena dian sudah tahu semuanya jadi ibu tidak mungkin sering-sering bersamamu” ucap ibu, kupelankan mobil dan kucium bibirnya
“ndak papa bu, arya juga sebenarnya sudah kangen sama ibu waktu itu. ndak enak sama dian kalau ijin ketemu ibu...” ucapku kembali menambah sedikit laju mobil
“Ibu tahuh semua, juga tentang kenapa dian berada di gedung itu...” ucap ibu
“eh... kenapa ibu tidak memberitahu arya kalau dian...” ucapku sedikit naik nada suaraku
“ssssttt... jangan marah sayang, ibu tahu juga ketika kamu sudah berangkat. Setelah kamu berangkat, kamu berpesan pada dian agar dirumah kan? Tapi ibu mendengar dian menangis dari kotak musik itu. ibu juga lihat kamu ketika hendak berangkat, selang beberapa saat ibu melihat dian. dan ibu mencegatnya...” ucap ibu
“eh... terus...” ucapku
“ibu bertemu dengannya, saat itu...” ucap ibu
“jadi ibu sudah tahu kalau aku sama dian mmmm...?” ucapku terbata
“sebenarnya ibu mikirnya Cuma pegang-pegang, tapi pas lihat vagina dian, ibu jadi tahu” ucap ibu
“lho kok ibu tahu, dari hanya melihat sedangkan biasanya wanita kan...” ucapku
“iiih... ya tahulah, ibu kan belajar sayang. Ingat Ibumu ini juga sekolah seperti kamu” ucap ibuku
“he he he...” tawa cengengesanku
“jaga dian setelah kita menjadi yang seharusnya...” ucap ibu pelan
“iya bu, pasti... tapi bagaimana dengan ibu?” ucapku sambil menjalankan mobil kembali
“ada... hmmm... ibu ma memberi tahu kamu sesuatu...” ucap ibu tiba-tiba
“eh, apa bu?” balasku penasaran
Ibu kemudian mengambil sematponnya, aku memperlambat mobilku. Ibu membuka galeri di sematpon ibu, dan memerlihatkan sesuatu yang sebenarnya aku belum begitu famliar. Kulihat ada dua garis di foto itu, tapi tetap saja aku tidak tahu.
“apa maksudnya itu bu?” ucapku, karena foto itu hanya memperlihatkan foto perbesaran pada sebuah batang bergaris dua
“ibu hamil...” ucap ibu dan sesaat itu juga aku mengerem mobil, hampir saja sematpon ibu terjatuh
“kamu kenapa sayang? Sudah jangan kaget seperti itu?” ucap ibu
“tapi ibu hamil, dengan... eee... denganku? Kalau memang denganku, arya siap bert...” ucapkku terhenti karena sebuah jari menyilang di bibirku
“sssstttt... bukan sayang, ini dari ayahmu si mahesa” ucap ibu
“eh... jadi ibu melakukannya dengan...” ucapku kaget dan sedikit emosi
“ssssttt... sayang, dulu ibu berpikir untuk hamil darimu tapi setelah ibu berpikir lebih matang... cukup kita melakukan hubungan ibu dan anak ini tanpa ada sebuah peniggalan darimu. Kamu masih ingat waktu itu ibu datang bulan, setelah datang bulan ibu melakukannya denganmu dan ibu memintamu mengeluarkan di mulut dan wajah ibu?” ucap ibu dan aku mengangguk
“setelah itu kamu tahu kan kalau ibu berada dirumah bersama dengan ayahmu? Ibu membuat dia menyetubuhi Ibu, karena ibu tahu setelah ini semua berakhir ibu akan sendirian. Jika ibu mendapatkannya dari kamu, bagaimana perasaan dian jika suatu saat tahu semua itu? ibu juga wanita nak, jadi ibu harap kamu tidak marah... kita sudah banyak melakukan kesalahan dan ibu tidak ingin memperpanjangnya, cukup 2-3 hari ini, kamu menyirami benih ayahmu ini, jika kamu bersedia...” ucap ibu
“bu, jujur saja arya sedikit tidak terima tapi jika alasan ibu mengenai dian dan jujur saja arya memang tidak ingin menanam benih di ibu itu juga karena dian. kalau begitu, arya akan menyiraminya... dan mulai malam ini hingga menuju akhir, arya milik ibu...” ucapku sambil memandang ibu
“ibu juga milikmu, jadikan ibu semua yang kamu inginkan. Lakukan semuanya di semua tempat yang kamu inginkan... sepanjang malam, sepanjang hari... hingga kita berpisah...” ucap ibu
Kami kemudian berciuman, dan saling melumat. Dedek arya terbangun dan ibu megelusnya...
“Waktu kita tidak banyak. Kita ke tempat ini...” ucap ibu sambil memperlihatkan sebuah foto di sematponnya
“kamu ingatkan? Ibu tidak pernah ikut liburan, sepanjang hari ibu berada disini kecuali kalau ibu iseng pengen dengar percakapan kamu sama dian, ibu keliling-keliling perumahan dian” ucap ibu, aku mengangguk
Aku jalankan mobilku kesalah satu tempat dimana dulu aku dan ibu pernah berajalan-jalan kesana. Disebuah villa milik kakekku yang berada ditempat yang nyaman dan sejuk. Setiap libura sekolah saat aku masih SD, aku dan ibuku selalu berlibur ke tempat ini. mobil tepat berada didepan villa, tak ada tetangga disamping kanan dan kiri villa ini. ada tetangga villa pun itu juga berada sangat jauh dari villa kakekku. Aku turun dan membuka gerbang villa, aku kembali masuk ke dalam mobil dan memasukan mobil. Semua aku lakukan sendiri, karena penjaga villa hanya datang ketika pagi dan sore saja. sedangkan sekarang panjaga itu diliburkan oleh Ibu semenjak ibu berada di villa. Aku berjalan ke pintu samping kiri. Kubuka pintu itu dan kami berpandangan sejenak...
“Ayo bu... mmmmmhhhhh.... “ ucap ku namun ibu menarikku ke dalam dan melumat bibirku, aku kalah dengan perlakuan ibu
Aku mencium ibu dengan penuh nafsu, kuremas susu besar milik ibu. Maafkan aku dian tapi malam ini hingga bertemu aku milik ibu dan ibu milikku setelah semuanya berakhir aku akan bersamamu selamanya. Susu ibu tampak menggarahkan, besar dan sekal namun kini sudah ada yang mengalahkannya tapi pikiran itu aku tampik. Aku akan menikmati apa yang ada didepanku. Lama kami saling melumat, kutarik ibu keluar dari mobil dan ku gandengan hingga didepan mobil sedan yang aku tunggangi. Ku angkat dan kududukkan di atas kap mobil.
“arghh... sayang, masih panas mesinnya...” ucap ibu
“tapi ndak papa kan bu, sebentar saja...” ucapku, ibu mengangguk dan langsung ku rebahkan
Kucium kembali bibirnya, tanganku kembali ke dada ibu. sambil meremasnya tangaku menggeser tali tank-top dan juga tali BH yang berada di bahu ibu. dengan paksa aku tarik tank-top berenda itu kebawah, ibu yang memang tahu kengnanku langsung mempermudah aku untuk melepas tank-top itu. ciumanku bergeser dari bibirnya, ke pipinya, kembali ke bibirnya dan turun ke dagunya. Dari daru itu aku mulai menjilati kebawah menuju leher ibu, semakin kebawah lidahku kini menyusuri belahan dada ibu.
“sayang, susu ibu, menyusu seperti dulu sayang... erghhmmmm...” desah ibu
“slurpp... slurrp...”
Kedua tanganku meremas pangkas susu ibu, membuat susunya bertambah menantang. Secara beragantian bibirku menyusu ke setiap puting ibu. ibu mendesah, tangannya secara lembut mengelus kepalaku dengan desahan yang selalu keluar dari bibirnya.
“oh... sayang hisap yang kuat sayang, jadikan hariiihh inihhh erghh... milik kitahhh... aku istrimu dan kekasihmuwhhh owhhh sayanghhh arghh jangan digigithhhh mmmhhh... sayanghhhhh erghhh...” racaunya ketika aku sedikit menggigit dan menarik puting susunya
“argh sayang sudah sayanghhh punggung ibu panas...” ucap ibu, aku langsung bangkit diikuti ibu
“jahat banget, coba kalau nanti punggung ibu gosong gimana?” ucap ibu
“sebentar...” ucapku masuk kedalam, kuambil jaket dan kuletakan di kap mobil
“duduk bu... cepeeeetan” rengekku
“iya sayang...” ucap ibu
Sejurus kemudian aku melepaskan celana ibu, hingga yang tersisa ditubuh ibu adalah tank-top yang berada diperutnya. Aku berjongkok, kuangkat paha ibu, lidahku mulai bermain-main. Kubuka lebar vagina ibu dengan kedua jariku, lidahku mulai menyaput setiap nanometer vagina ibu. ibu mngerang, mendesah merasakan kenikmatan yang aku berikan kepanya. Jariku seakan tak mampu bertahan di bibir vagina ibuku sendiri, seperti halnya dedek arya yang sebenarnya sudah tidak tahan lagi untuk masuk kedalam. Ku masukan jari tengahku dan ku tekuk ke atas bagian dalam vagina ibu, sambil aku menjilati klitoris ibu, kukocok dengan pelan... pelan... pelan hingga pada RPM tinggi.
“arghh... sayang... emmmh.... aiiiiiihhh.... ahhhh owhhhh anakkku tempik ibu kamu apakan arghhh yah mmmhhhh ufthhh sayanghhh geli ahhh enak nikmaathhh sayang ya terushhh sayanghhhh sudah lama kamu ndak main didalam sanahhh aahh ahhh ahhh ahh... “
“pas itu sayanghhh erghhh terus sedikith lagih buat ibumu ini keluarhhhh yah terushhh arghhhhhh.... egh egh egh egh egh” teriak ibu keras, karena memang tidak ada orang disekitar sini.
Aku menengok ibu yang bersandar dengan kedua tangannya dibelakang, tubuhnya mengejang. Ibu tersenyum padaku dengan lembut. Aku dekati ibu dan ibu kini tampak lebih nakal pandangannya, tangannya meraih bahuku.
“aku akan jadi siapapun terserah kamu, tapi aku ingin jadi lonthemu sekarang sayang, kamu mau tuanku yang ganteng?” ucap ibu sembari jari kanannya menyapu keatas daguku, aku heran tapi terbawa oleh nafsu. Tangan kirinya kemudian menarik bahuku, hingga bibirnya tepat disamping telingaku
“beri kenangan bermain diluar sayang, ibu juga ingin merasakan seperti ima” ucap ibu membuatku kedua mataku terbelalak, tapi apa mau dikata otakku sudah tidak bisa berpikir jernih lagi yang ada hanyalah waktu yang sedikit
“hmmm... jujur saja aku lelah, tapi aku tidak ingin melewatkan wanitaku ini... sekarang kontolku ingin merasakah kehangatan...” ucapku
“panggil dong...” goda ibuku
“Apa sayang???...” ucapku
“lonthe...” ucap ibuku
“apa semua itu perlu diperjelas? kalau berdebat kapan mainnya? Memangnya tempik kamu ndak gatel apa?” ucapku semakin nakal, sambil lidahku menjilat leher ibu
“ergh... mmmhhhh...” ucap ibu mendorongku dan turun dari kap mobil
Dibukannya celana ku higga terlepas, digenggam batang dedek arya, sambil berjalan mundur ibu menarikku ke luar dari villa. Aku gugp dan bingung tapi kepalang tanggung, setahuku tak akan ada orang diluar sini tengah malam seperti ini. Ditengah jalan ibu memandangku, dengan bibir bagian bawahnya digigit. Kuraba selangkangan ibu, hingga aku menemukan klitorisnya, sedikit aku remas dengan jari dan jempolku tepat pada klitorisnya.
“aw... tuan... sakiiit...” ucap ibu, kucium bibirnya
“segeralah... bibirmu akan tampak lebih indah jika mengulum kontolku “ ucapku
Ibu langsung turun kebawah, kakiku sedikit aku buka lebar. Ah, ditengah jalan yang hanya terdiri dari bebatuan kecil tersusun rata ini aku menikmati kuluman ibu. sejenak aku memandangi bintang namun pemandangan yang indah adalah yang berada dibawahku. Kulihat ibu memegang dedek arya dan ditekan hingga menempel pada perutku, lidahnya menyapu bagian bawah zakarku. Tidak sampai disitu, bibirnya mengulum buah zakarku dengan sangat ganas.
“arghh... kulum... cepat kulummmhhhh...” pintaku tapi tak ada respon dari ibu dan ibu malah menjilati batang kemaluanku, melihat ibu berada bawah sedari tadi sebenarnya sudah membuatku ingin merasakan kulumannya. Aku pegang kepala ibu dan aku arahkan bibirnya ke dedek arya
“ayo ibuku, lontheku... buka mulutnya yang lebar dan masukan semua kontolku didalam mulutmu!” ucapku sedikit keras dan memaksa, ternyata memang malam ini ibu ingin aku menjadi tuannya. Kedua tangan ibu turun dari batangku, mulutnya terbuka dan langsung melahap batanngn dedek arya. kepalanya maju mundur.
“arghhh enak bu, owh lontheku enak banget kulumanmu owh... ya terushhhh mmmh... jangan gunakan tanganmu ya sayang... aku lebih suka melihatmu seperti ini” racauku sembari menyuruh ibu
“mmmmhhh mmmhaik muan (baik tuan)...” ucap ibu, tak tega rasanya tapi aku harus menuruti semua kemauan ibu
“yah kulum dengan benar... yah sepeti itu, arghhh... emhhh lidahmu jilat kontolku dengan lidahmu, ohhh ibu.... lontheku!” ucapku sedikit keras, ibu langsung saja menuruti semua keinginanku
Kulumannya yang divariasi dengan jilatan lidahnya membuat aku semakin memuncak. Segera aku tarik tubuh ibu, dengan pelan aku tari tubuhnya mendekati gerbang. Kepalanya aku tekan pelan agar menempel pada gerbang, kedua tangannya menahan tubuh atasnya agar dadanya, susunya menempel pada pintu gerbang. Bagian pinggulnya aku tarik kebelakang, sehingga posisi ibu sekarnag menungging dengan susunya menempel pada gerbang. Ah, pemandang seperti di film-film yang pernah aku tonton.
“katakan padaku, apa ini kemarin dimasuki suamimu?” ucapku dengan sedikit keras sembari jariku bermain-main disekitar vaginanya
“arghh... iya tuan... kemarin suamiku memasukan kontolnya yang kecil ke dalam tempikku arghhh” ucap ibu
“berani-beraninya kamu ya?hmmm... sekaranng harus dibersihkan dulu... kamu mau?” ucapku dengan senyum bergaya
“mauhhhh erghhh tuan mauhhh emmmmhhhh itilku owhhh... perih tuan jangan sdihhh owhhhh pencethhh...” ucap ibuku memohon sedikit tersenyum namun wajahnya memerah
“owh.. melawan ya? atau tidak mau aku bersihkan?” ucapku
“mau tuannhhh bersihkan tuanhhh aku mohonnhhhh maafkan ibumu, lonthemu ini yang main dengan suaminyahhhh erghhh...” ucap ibu
“arghhh... sempiiitthhh sekali bu arghhh mmmmhhhh.... yah enak sekali tempikmu bu mmmhhh....” racauku ketika batang dedek arya sudah mulai memasuki vagina ibu
“ahh... pelanhhhhh kontol besarmu itu mmmmmhhhhh.... erghhhhh.... yah teruskan anakku, tuanku owhhh... bersihkan tempik ibumu dari bekas-bekas ayahmuhhhh mmmhhh yah terushhh dorong yang kuat... sirami adikmu ini sayanghhhh...” ucap ibu, aku mamasukan jauh ke dalam vagina ibu kudekatkan kepalaku ke tengkuk ibu
“oh... bu, arya benar-benar kangen... malam ini arya akan bersihkan vagina ibu dengan pejuhku bu... akan arya siram adik arya dengan pejuhku...” bisikku pelan
“iya sayang bersihkan ibumu yang melonthe ke ayahmu ini, ahhh... emmmmhhhh... biarkan didalam dulu sayanghhh... tempik lonthemu ini masih kangen dengan kontol besarmuwhhh...” racaunya
Aku sampingkan wajahku disamping wajahnya, kulihat matanya terpejam bibir bawahnya. Sedikit lidahku menjilat kuping ibu yang membuatnya menggelinjang. Kulihat susunya tertekan di pintu gerbang, bahkan ada beberapa bagian susunya yang keluar dari sela-sela pintu gerbang itu. pinggulku mulai bereaksi dengan menggoyang perlahan, tangan kananku menari-nari di vagina ibu mencari klitorisnya. Kugoyang semakin keras dan kumainkan klitoris ibu dengan lembut. Diawal terdengar desahan manis ibu, desahan yang pelan dengan menggigit bibir bawahnya.
“buka matanya, kenapa? ndak ma ya?” godaku, ibu langsung membuka matanya ketika goyangan pinggulku masih pelan
“Ergh... anakku, tuanku kontol ah ah enak bangeth... mmmhh tersu goyang tuanku sayang” ucap ibu menoleh ke arahku. Memabuatk aku semakin menggila ketika ku melihat wajah ibu yang merah merona dan sangat membuatku bernafsu. Pinggulku semakin mengehentak sangat keras...
“arghh tuannn owhhh ya kontol ... argh kontol... tuan arghhh lebih keras tuan yah tersh akhhh bersihkan tempikku tuan bersihkan tempik ibumu yang juga lonthemu tuan yah terus terushhh akhhh... nikmat tuan... nikmath sekali... kontol tuanku sayang nikmat arghh...” teriak ibu yang sudah tidak peduli lagi dengan lingkungan sekitar. Aku hanya bisa menikmati sensai dedek arya keluar masuk vagina ibu dan sensasi perbudakan lembut ini, jelas saja aku tidak ingin kasar karena dia adalah yang pertama dan yang selalu memberikannya kepadaku.
“arhhh... aryaaahhh... kontol kamu enakhhh sayang, ibu kangen sekali sayang yah terus... jadikan ibumu budakmu sayanghhhh yah lebih keras lagi erghhh...” racau ibuku
“yah bu, aku akan membersihkan vaginamu, akan kubersihkan seluruh tubuhmu dengan pejuh kesukaanmu ini bu, malam ini kamu lontheku bu... yah enakhhh bangethhh buhhh... tempikmu enak bangethhhh...” racauku yang merasakan vagina ibu menjadi lebih licin dari sebelumnya tapi sensasi sempitnya masih terasa sempit dan kenyal
“argh tuankuwh... lonthemu mau keluarhhh... arghhh... ah ah tersuhhhh mmh hh ah ...” racaunya
‘jangan keluar dulu! Aku belum keluar, jangan sekali-kali keluar tanpa seijinku!” ucapku keras, aku tarik kedua tangan ke belakang dengan masih memepet tubuh bagian atas ibu ke pintu gerbang villa.
“tapi tuannnhhhhh ibumu ah lonthemu... mau keluar... aku mohon tuanhhh aku sudah tidakk tahan lagihhhhhh...” racaunya
“tunggu atau aku hukum kamu!” ucapku
“maafkan aku tuanhhh tapi lonthemu sudah tidak tahan arghhhhhhhhhh....” teriak ibu, tubuhnya melengking, kuhentikan sejenak, terasa caira hangat namun hanya sepersekian detika langsung aku goyang kembali pinggulku
“argh tuan... arghh... sakit tuan... istirahat sebentar tuan...arghhh.. ” mohon ibuku
“kamu melanggar! Harus dihukum... ah ah ah tempikmu belum bersih!” ucapku tegas
“arghh tuan... erghhh... tuanhhhh... owh maafkan lonthemu tuan... maafkanhhh arghhh terserah tuanhhh hukum lonthe tuanhhh....” racau ibuku, tubuhnya terlihat lemas tapi aku terus memompa. Hanya desahan yang aku dengar dari bibir ibuku, lama memompa...
“arghhh... ibuku, lontheku terima ini!” teriakku
“iya tuan, aku jugahhhhh ahhhhh...” teriak ibuku
Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot...
“arghh... egh egh eg egh egh egh egh egh egh akhirnya tempikmu sekarang sudah bersih ibuku, owh lontheku...” ucapku yang masih memegang kedua tangannya kebelakang
Sejenak aku berdiam dalam posisi yang sama, kulepaskan tangan ibuku. aku kira ibu akan bertahan untuk berdiri, tapi ternyata tangan ibu hanya berpindah dan tubuhnya merosot jatuh duduk. Tubuhnya bersanda ke gerbang villa, aku langsung berlutut. Aku merasa bersalah...
“eh maafk...” ucapu terhenti
“hashh hashh hashh hashh hashh... eh tuan, tempikku sudah bersihkan? Mulutku belum tuan, masih ada sisah hash hash peju tuan? Tolong tuan bersihkan mulutku jugahhh hash hash hash...” ucap ibu membuatku terkejut
“ah, bu sud...” ucap ibu menutup mulutku dengan tangannya
Aku raih kepalanya dan aku masukan dengan paksa kontolku ke mulut ibu yang masih mengatur nafas. Tanpa berlama-lama ibu membersihkan, kontolku dari sisa-sisa kenikmatannya dan juga pejuhku. Kepalanya aku maju mundurkan, selayaknya seorang tuan yang memperkosa budaknya.
“sudah bu, ayo masuk...” ucapku
“sudah bersihkan tuan? Sekarang aku milik tuan seutuhnya kan? Tuan disinilah 3 hari tuan, aku masih kangen...” ucap ibu yang tidak bisa aku tolak, aku mengangguk
“ayo... berdirilah...” ucapku
“ah, tuan aku tidak pantas berjalan, aku ingin merangkak disamping tuan...” ucap ibu,
Aku menggelengkan kepala karena aku tak tega dengan itu semua. Aku berlutu, kuraih tubuh ibu dan kumasukan lagi dedek arya yang masih berdiri tegak. Aku bopong ibu dengan posisi vaginanya dimasuki oleh dedek arya. aku masuk ke villa, kututup pintu gerbang. Ibu memelukku dengan erat dan menyandarkan kepalanya dibahuku.
“tuanku sayang barang-barangnya ada di jok belakang” ucap ibu,
Segera aku buka pintu belakang mobil, dan kutarik koper besar itu dengan masih tetap menggendong ibu. kubiarkan semua pakaianku dan pakian ibu berada didepan mobil. Ketika membuka pintu villa memang agak kesulitan tapi dengan bantuan ibu akhirnya bisa masuk. Masuk ke villa memang ada sebuah ruang tamu kecil, hanya ukuran 3 x 3 meter saja, setelah itu melewa ruang tamu sebuah ruangan luas. Dikiriku ada sebuah tangga naik kelantai dua, sebuah tempat yang hanya untuk bersantai terdapat dua kursi dan satu meja saja diatas sana. Diruang luas ini, terdapat tuang TV, dapur yang menjadi satu kemudian ada teras dibelakang rumah dan juga kolam renang kecil serta satu kamar hanya satu kamar saja untukku dan ibu. Ah, imajinasiku terbang luas untuk menikmati tubuh wanita ini. segera aku rebahkan tubuh ibu di sofa.
“sudah bu... istirahammmmmmmmm....” ucapku yang langsung disumbat oleh bibirnya
“ahh... setelah kamu bangun, kamu ingin aku jadi apa terserah tapi sekarang hash aku adalah lonthemu, jadi perlakukan aku seperti yang aku mau” ucap ibu
“tapi, sekali-kali ibu yang menja...” ucapku terhenti
“sssstttt... kamu tahu aku kan sayang? Aku adalah wanita penurut jadi tidak mungkin menjadi yang kamu pikirkan, atau kalau kamu tidak mau... lebih baik lupakan aku sebagai ibumu” ancam ibu
Aku menghela nafas sebentar, kupandangi wajah ibu yang seakan-akan ingin selalu menjadi bawahku. Kudorong ibu dengan sedikit kasar, dan kulepaskan tank-topnya. Aku kemudian duduk disofa, disamping ibu.
“Turun dari sofa!” ucapku, ibu kemudian bangkit dan hendak berdiri
“siapa yan suruh berdiri! Ulangi! Turun sambil merangkak!” ucapku sedikit keras, kulihat di wajahnya tampak memerah tapi ada raut kebahagiaan diwajahnya. Ibu kemudian kembali rebah dan memiringkan tubuhnya, turun dari sofa dengan kedua tangannya terlebih dahulu. Pantat besarnya itu aku tampar ketika didepan wajahku ibu, berdiam sebentar.
“siapa suruh kamu diam! Cepet!” ucap ku, ibu kemudian turun dan merangkak
“merangkak berputar, kemudian jalan kearahku! Kulum kontol anakmu!” ucapku,
Aku melihat ibu seperti itu malah ada sedikit gairah yang membakar tubuhku. Ibu merangkak berputar kemudian bergerak kearahku, kepalanya tepat di depan dedek arya yang masih tegang. Hanya dengan memandangya saja ibu sudah tahu apa keinginanku. Lidahnya menyapu dedek arya, menjilat dan mengulumnya. Terasa nikmat tapi tidak membuatku merasakan ingin cepat keluar.
“Arghh... gunakan susumu, cepat! Seharusnya kamu tahu itu!” ucapku
Tanpa berlama, lama ibu sedikit maju. Pertama dia mengulum batangku, selanjutnya dedel arya diselipkan diantara kedua susu besarnya. Ibu sedikit meludah untuk mempermudah perjalanan dedek arya diantara kedua susunya. setiap kali ibu menurunkan kebawah, ujung dedek arya langsung dikulumnya ketika naik kuluman dilepaskan. Sebuah pemandangan yang penuh dengan sensasi, ditambah lagi tubuh putih mulus ibu yang membuatku semakin bergairah.
“tuanhh... enak tidak tuan?” ucap ibu yang mencoba memanjakanku
“yah... enak, beri aku pemandangan indah lagi” ucapku
“tuan panggil aku lonthe, tuan tidak pernah memanggilku lonthe” ucap ibu
“argh... ya berikanaku yang lebih indah lagi lontheku” ucapku, menuruti keinginan ibu
Ibu langsung memompanya dengan sangat cepat, susunya naik turun memberikan aku pemandangan yang indah. Ditambah lagi ketika ibu turun, batang dedek arya naik, dan lidahnya menjulur menjadi landasan dedek arya untuk masuk kemulutnya. Terus dan terus seperti itu...
“argh... aku mau keluar, aku mau keluar di mulut ibu eh lontheku” ucapku dengan dahi mengrenyit
“tuan masukan ke memeku tuan, sirami adikmu” ucap ibu
“argh... aku ingin dimulut, biar mulutmu bersih tidak ada sisa-sisa dari mahesa!” bentakku
Ibu sedikit terkejut namun kembali lagi memompa...
“aku... ah kulum kocok dengan mulutmu aku ingin keluar di mulut! Cepaaaaat!” teriakku
Ibu langsung mengulum batang dedek arya, sembari mamaju mundurkan kepalanya dan Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... beberpa kali tembakan masuk kedalam mulut ibu. disedotnya kuat batang dedek arya, hingga terlepas dan berbunyi “plup”. Diperlihatkan spermaku sebentar dan kemudian ditelah oleh ibu tanpa sisa.
“ahh... aku sudah bersih tuan, batang tuan sudah lemas” ucap ibuku,
Ibu kemudian bangkit dan mengambil air minum. Setelahnya ibu kembali ke dasar selangkanganku. Aku raih kepala bagian belakan dan kucium bibirnya. Susunya aku remas secara perlahan.
“Bangunkan lagi, jika kamu tidak bisa aku tidak akan memasukan kontolku ke vaginamu lagi” ancamku
“bisa tuan, aku pasti bisa...” ucap ibu tersenyum
Ibu kemudian melumuri kembali batang dedek arya dengan ludahnya. Diapitnya dedek arya dengan susu besarnya itu, sejenak aku memandang ibu sangat telaten dan itu yang aku suka. Perlahan demi perlahan aku mulai menikmati sensasi ini. batang dedek arya sedikit mulai sedikit kembali bergairah. Aku hanya menikmati pemandangan ini, apalagi ketika memulainya rambut panjang ibu dikucir sanggul membuatku semakin terpikat kecantikannya. Batang dede arya langsung berdiri tegak setelah hampir 15 menit ibu memanjakannya.
“ah, sudah berdiri tuan, bolehkan aku masukan?” ucap ibu
“iya, sekarang puaskan dirimu” ucapku layaknya seorang tuan bagi ibuku
Ibu kemudian berdiri menghadapa kearahku, dedek arya dipegang oleh tangannya diarahkannya ke vagina ibu. perlahan aku bisa melihat bagaimana dedek arya teersenyum memasuki liang senggamanya. Ibu kemudian naik turun dan memompa dedek arya dengan penuh semangat, tangku ku letakan di belakang kepalaku menikmati sensasi dari ibuku sendiri. susunya naik turun, ibu memohon untuk diremas tapi aku menolaknya.
“remas sendiri! aku ingin lihat kamu menjadi wanita seksi malam ini” ucapku
“argh... begini tuan yah... owh lebih enak kalau diremashhh tuanhhhh tapihhhhh apapunnh aku lakukanh untuk tuanhhha hhh kontol tuan menyentuh bibr rahimku yah... enak seklai tuan, kontolmu enak sekali didalam vaginaku, aku ingin memompanya terushhh yah enakhhh, tempikku digaruk sama kontol tuanhhh...” racau ibuku
“terushhh mendesah, dan mendesah aku ingin mendengarnya!” ucapku
“yah tuanhhh ah aku ingin keluar bersamah tuanh... ah kontol tuanh paling nikmat sekalihhh owhhh enak tuanhhhh enakhhhh sangat nikmat didalam sanahhhh ah panjang kuathhh dan arghhhh mentokkhhhh tuanghhhh...” racau ibuku
Selang beberapa saat kemudian, tubuh ibu memompa semakin kencang. Aku merasakan dedek arya kembali ingin memuncratkan sesuatu dari dalam sana. Tubuh ibu semakin menggila, semakin bergoyang ke kanan dan kekiri. Kupegang punggung ibu agar tidak terjatuh kebelakang, walau tahu tubuhnya sudah tidak seimbang ibu terus memompanya.
“tuanhhh aku mau... keluar” ucap ibu
“Aku juga...” ucapku, langsung aku tarik tubuh ibu dan kurebahkan di sofa giliran aku berada diatas dan...
“Aku sirami rahimmu bu...” teriakku
Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot...
Aku benamkan lebih dalam lagi batang dedek arya, kupeluk tubuh ibu dan ibu memelukku. Terasa cairan hangat mengalir dibatang dedek arya. tubuh kami mengejang bersama-sama, mengejang mengeluarkan nikmat bersama.
“Ah... terima kasih Ibu... lontheku...” ucapku
“sama-sama, anakku.. tuankuhh...” ucapnya
Nafas kami berstu bersama, tak lama kemudian aku angkat tubuh ibu dengan dedek arya masih menancap di vaginanya. Kuangkat tubuhnya dan kurebahkan di kasur kamar. kupeluk tubuhnya dan ku cium bibirnya. Aku pindah kebelakang tubunya dan kuselimuti tubuhnya dengan selimut. Kupeluk dengan erat...
“bu...” ucapku
“iya...” balasnya
“apakah kita bisa bangun pagi?” ucapku
“bisa sayang, nanti lonth...” ucap ibu aku potong
“sudah selesai...” ucapku
“iya, nanti ibu bangunkan kamu sayang...” ucap ibu
Kuremas susunya yang besar itu dan sembari satu tanganku memeluk tubuhnya dan terlelap semalaman...
Setelah mendahului mobil sedan hitam itu, wongso tampak menancap gas dengan sangat dalam. Jalan-jalan yang sepi di laluinya dengan sangat cepat. Suara deru motornya menghiasi malam ini, ya malam dimana dia akan kembali kerumah untuk melepas lelah setelah pertempuran malam ini. sesampainya di rumah tersebut, diparkirnya motornya dan turun dari motor. Gerakannya terhenti ketika melihat seorang perempuan berdiri dari duduknya dan wajahnya hampir menangis.
“Asmi, kok belum bobo...” ucap wongso
“hiks... ndak bisa bobo...” ucap asmi yang berdiri tak jauh dari wongso
“nunggui mas ya?” ucap wongso sambil menggaruk-garuk kepala belakangnya. Dilihatnya asmi tampak mengangguk ke arahnya, wongso kemudian berjalan cepat dan langsung memeluknya. Bibri mereka berpagutan, tak ada kata-kata kecuali mendesah.
Kleeek....
“ning kamar dhuwur, ojo ning ngisor adimu wes turu... (di kamar atas, jangan dibawah, adikmu sudah tidur)” ucap ibu wongso yang keluar dari warung kemudian berlalu melewati mereka berdua tanpa melihat mereka
“eh, gih mak (iya bu)” ucap wongso, melihat ibunya masuk rumah. Dipandanginya asmi.
“kok ndak bilang kalau ibu masih diwarung...” ucap wongso
“iih, mas tadi asal nubruk saja... dinda kan jadi bingung... ya dinda pilih nubruk juga, enak sih..” ucap asmi
“ih nakal deh dinda...” ucap wongso, sambil membetet hidung asmi
“mas ndak papa, kok ada darah?” ucap asmi
“Sudah ndak papa hanya luka kecil kok” ucap wongso, mereka masih berpelukan
“bener ndak papa?” ucap asmi, dan wongso mengangguk
“sudah ndak merah...” bisik asmi tiba-tiba
“Eh...” wajah wongso menjadi sangat riang, langsung dibopongnya asmi ke dalam rumah. Ketika sampai di ruang TV.
“aku wegah nek mantuku dudu asmi, kudu asmi (aku tidak mau kalau mantuku bukan asmi, harus asmi)” ucap ibu wongso yang ternyata duduk di depan TV yang tidak menyala
“EH, mak kok masih ...” ucap
“ngenteni (nunggu) bapakmu, mak’e kan juga kangen bapakmu, memang asmi saja yang kangen kamu!” ucap ibu wogso
“Ojo berisik! (jangan berisik!)” ucap ibu wongso
“gih mak...” ucap wongso yang langsung membawa asmi ke lantai atas
Asmi direbahkan perlahan, pintu kemudian dikunci. Tanpa menunggu lama, wongso langsung memelorotkan celana panjang kolor asmi. Dilihatnya gundukan yang masih terbungkus celana dalam.
“tempe memang makanan khas daerah kita, dan paling lezat diantara makanan yang lain...” ucap wongso lirih, asmi bangun dan kemudian memgang dagu wongso
“tapi tempe ini saja, awas kalau ada tempe lain. Tak potong itu terong!” ucap asmi
“woooo.... ini tempe AS pasangan terong WONG! Boleh mas mencicipinya dinda?” ucap wongso
“jangan mencicipi, dimakan juga boleh kok... tapi nanti tempenya disausi ya kang mas wongso...” ucap asmi
“Aduh, adanya mayones, ndak papa ya?” ucap wongso
“oh iya, mayones... he’em... yang banyak ya mas, kan mayonesnya satu minggu ndak dikeluarkan...” ucap asmi
“aw....” jerit asmi ketika lidah wongso mulai menjilati tempe yang masih terbungkus itu
Dengan sangat cepat wongso melepas celana dalam asmi, dijilatinya tempe itu. ah, rasa harum dirasakan oleh wongso. Tempe aroma melati, ya karena sedikit cipratan minyak melati di tempe milik asmi. Wongso tampak sangat ganas, jilatanya menyapu semua sudut tempe asmi. Asmi hanya bisa mengerang kenikmatan, desahan dan rintihan kenikmatan yang tertahan berasal dari mulut asmi. Jari wonsgo mencoba masuk...
“jangan mas, terong... asmmau terong... ndak kacang panjang, emooooh...” ucap asmi manja
“oh ya sayang, ini ya?” ucap wongso yang berdiri dan melepas celananya
“aaaaa... kangen mmmmm slurppp... emmmmm slurrrp....” asmi dengan sigap langsung memegang terong itu dan dijilati, dikulumnya
“oh dinda, ouwh... bibir kamu adalah tempathhh owh terindah untuk terong kang mas... erghhh terus dinda oughhh yah....” rintih kenikmatan wongso
“ough dinda sudah... nanti mayonesnya keluar sayang...” ucap wongso mengehntikan kuluman asmi setelah beberapa saat asmi megulum terongnya
“Sini, mas tempenya masih hangat...” ucap asmi yang langsung menunggi
“siap sayang... jangan sedih ya sayang, sayang kan tahu kalau pertama habis puasa mas keluarnya cepet..” ucap wongso
“iiih mau cepet mau lama, yang penting CEPET MASUKAN!” ucap asmi diakhiri bentakan, wongso terkejut dan langsung memasukannya perlahan
“Arghhh... ouwh mas... besar panjang, asmi suka... ini buat asmi ouwhhh... yah pelan mas... mmmmhhh.. arhhh mas... aduh mas pelannnhhhhh erghhhh....” rintih asmi
“EGHHH!... mentok mashhhhh” asmi terkejut ketika terong wongso masuk sangat dalam dan menyentuh rahimnya
“ouwh dinda... tempemu hangat...” ucap wongso yang kemudian memeluk asmi
“Susu mas, ehhhhhh susunya juga masih hangat mas... erghhh mmmhhh” ucap asmi
“oh iya, mas kok lupa.... besar dan kenyal, ini milik mas arghhh ah tempemu luar biasa! Ah sempit, selalu sempit.... selalu nyedothhhh oughhh...” ucap wongso
“terus mas goyang terus.... arghhh... remas yang kuathhh oughhh terus mashhhh terussss enak banget, terong mas enak bangethhh owhhh....” rintih kenikmatan asmi
Wongso terus menggoyang pinggulnya dan terus meremas kuat susu asmi. Kepala asmi menoleh kebelakang dan bibirnya kemudian disambut oleh bibir wongso. Tak lama dalam posisi gaya anjing, wongso langsung membalikan tubuh asmi. Dimasukan kembali terong perkasanya kedalam tempe asmi, sambil menggyang kepalanya menunduk dan melumat bibir asmi. Lumatan tidak lama, setelahnya bibirnya turun ke susu asmi dan menyedotnya dengan sangat keras.
“Aduh... owhhh... emmmhhh mashh... kontol owk kontol mas, asmi suka kontol mas, suka terong mas... ah tempik asmi suka kontol mas yah terus mash terushhhh... ergh..... terushhhh...” racau asmi, namun wongso tidak membalas karena sibuk menjamah susu dan menggoyang pinggulnya
Setelah beberapa saat...
“oh dinda... pejuhku mau keluar.. mayonesnya mau keluar... tempik kamu ini bikin kontolku nyut-nyutan sayang owhh....arghhh susumu naik turun sayang indah sekali argh argh argh ....” racau wongso
“itu susu mas, kontol mas... argh mas, dinda mau keluar,... arghhh” racau asmi
“iya sayang mas juga...” ucap wongso
Goyangan semakin cepat, tubuh asmi sedikit menegang... dan ...
Crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot
Bersamaan keluarnya wongso, tubuh asmi juga ikut melengking dan kemudian megejang. Mereka saling berpelukan sangat erat, hingga nafas mereka kembali teratur.
“hangat banget pejuh mas...” ucap asmi
“punya dinda juga...” balas wongso
“tresno karo mas (cinta sama mas)” ucap asmi
“I LOVE YOU” balas wongso, mereka kemudian berciuman
“Masih banyak ndak mas mayonesnya...” ucap asmi
“pasti banyak kok tenanng saja...” ucap asmi
“kalau banyak, sampai pagi ya mas... kalau bisa besok juga... seharian...” ucap asmi
“waduh...” ucap wongso
“tenang, besok warung tutup ibu, bapak, sama adik mas mau jalan-jalan katanya” ucap asmi
“lho mas kok ndak diajak...” ucap wongso
“asmi yang minta...” ucap asmi kembali, wongso tersenyum lebar karena mulai detik ini hingga kepulangan keluarganya dia akan berolah raga seharian.
“waduh... mati aku, lusa aku harus rongten pinggul ini...” bathin wongso
Setelah itu mereka melepas semua pakaian mereka. Tubuh asmi yang rebah di kasur, tubuh yang langsing dihiasi dengan payudara besar menjadi pemandangan indah untuk wongso yang berlutut diatas asmi sedangkan terong yang kembali menegang seakan akan siap memasuki tempe asmi. Wongso mengambil sesuatu dari celananya, digenggamnya agar asmi tidak melihatnya dan kemudian diletakan diantara payudara asmi. Ketika genggaman tangan wongso terbuka, mata asmi berbinar-binar.
“mas...” ajak asmi, yang melebarkan kedua tangannya dan...
---
Dewo pulang setelah diantar aris, motor akhirnya dibawa oleh aris pulang ke rumah kekasihnya. Sedangakan dewo diturunkan aris tepat didepan rumahnya. Dewo memasuki rumah yang sepi ini, kedua orang tua dewo selalu tidur lebih awal karena memang seorang pedagang selalu harus bangun pagi. Didepan rumahnya dewo mencuci mukanya, menghilangkan bekas darah dan lain sebagainya.
Rumah yang tampak sepi sudah menjadi kebiasaan dewo, mengambil minuman dingin dan meminumnya. Melangkah ke kamarnya dengan sejuta rasa lelah, dewo duduk dikursi putar yang beroda dikamarnya. Meja kamarnya selalu menjadi tempat ternyaman baginya untuk meletakan kepalanya. Beberapa saat kemudian dewo mengangkat tubuhnya, merenggangkan tubuhnya, kedua tangannya terbuka lebar tapi tiba-tiba saja kedua tangan itu diraih oleh seseorang dan ditekuk kebelakang sandaran kursi. Dan klek... klek... tangan dewo terborgol dibelakang. Dewo diam tak berani menoleh kebelakang karena dia sudah tahu siapa yang ada dibelakangnya walau dia sedikit heran kenapa bisa orang ini bisa berada didalam kamarnya tanpa sepengetahuan dia. Sebenarnya dewo bisa saja berdiri, karena yang terborgol hanya tangannya. Terdengar suara pintu kamarnya tertutup dan terkunci.
“berbalik...” ucap orang tersebut, ya suara seorang wanita
Dewo memundurkan sedikit kursi beroda itu dan memutar kursi tersebut...
“Eh....” dewo terkejut
Seorang wanita, berambut panjang hingga pantat berdiri didepannya. Susunya sekal, menempel didada wanita tersebut, tubuhnya langsing. Wajahnya memakai rias secukupnya, wanita itu terlihat sangat cantik sekali ditambah bibirnya bergincu tipis. Tangan kanannya memegang kipas yang ditutupkan kemudian dipukul-pukulkan di telapak tangan kirinya. Pandangannya tajam kearah dewo. Dan yang jelas adalah wanita tersebut telanjang, dengan sebah kalung emas bergantungkan liontin bertulisakn D2, sebuag rantai monel mengelilingi pinggul wanita ini. dengan sepatu hak tinggi dia berdiri didepan dewo. Ya, wanita ini adalah dewi, mahasiswi perbankan. Kenapa dia bisa tergila-gila pada dewo? Karena memang dewo seorang pekerja keras dan diusia mudanya sudah membantu mengembangkan usaha Ayahnya dan berkembang pesat dan semua itu karena dewo. Bukan karena kekayaan dewo, tapi karena sifat pekerja keras dewo, kejujuran dewo, kasih sayang dewo dan... mungkin kalian perlu membaca percakapan dibawah ini, kenapa dewi tergila-gila...
Dewi melangkah ke arah dewo, dan dewo hanya bisa menelan ludah menyaksisakn tubuh indah itu. kaki dewi yang memakai sepatu hak tinggi itu naik ke tepat diselangkangan dewo tapi tidak menekannya. Diarahkannya kipas tertutup itu untuk menganat dagu dewo.
“Kamu siapa?” ucap dewi
“Aku... aku...” ucap dewo terbata-bata
“SIAPA?!” bentak dewi sedikit keras
“Aku budakmu...” ucap dewo
“Aku siapa?” ucap dewi
“Kamu, ratuku, eh Tuan Putriku... Nyonyaku...” ucap dewo dengan wajah sedikit takut tapi tetap bisa menikmatinya
“ohh... kamu budakku ya? hmmm.... jadi tubuh kamu milik siapa?” ucap dewi pelan dengan wajah menakutkannya
“Tubuhku milik nyonya....” ucap Dewo
“hmmm.... siapa yang menyuruh kontol kamu tegang!” ucap dewi sedikit keras
“Eh maaf nyah, maaf...” ucap dewo sedikit keras tapi tetap saja batang dewo tidak bisa tertidur
“Hmmm.... dasar budak nakal kamu” ucap dewi, sedikit mengelus dan kemudian mencubit pipi dewo
“aku ingin...” ucap dewi terpotong
“WO, WI OJO SERU-SERU NGKO DIRUNGOKE TONGGONE! IBU KARO BAPAK MEH NGURUSI DAGANGAN DHISEK! (WI, Wo, jangan keras-keras nanti didengar tetangga! Ibu sama bapak mau ngurusi dagangan dulu!)” ucap ibu dewo, dewi spontan langsung mendekat ke arah pintu tanpa membukanya. Ya ibu dan bapak dewo selalu bangun malam mempersiapkan dagangan kalau dagangan banyak, tapi bangun jam 3 atau jam 4 jika dagangan masih sedikit
“Inggih bu, pangapuntenipun gih bu... (Iya bu, maafnya gih bu)” ucap dewi yang tiba-tiba wajahnya berubah menjadi lebut. Dewo hanya diam dan mengamati dewi
Dewi masih dibelakang pintu kamar dewo, menempelkan kupingnya. Setelah beberapa saat terdengar bunyi pintu rumah ditutup dan dikunci. Dewi kembali ke arah dewo, dan wajahnya kembali menyeramkan. Kakinya diangkat kembali ke selangkangan dewo.
“Sampai mana tadi budak?” ucap dewi
“Sampai, nyonya bilang aku ingin, begitu nyah” ucap dewo dengan wajah takutnya
“oh iya iya...” ucap dewi kemudian menarik kaos dewo dan mendekatkan bibirnya di telinga dewo
“Aku ingin keluar tiga kali, setelah itu aku akan menjadi budakmu, kalau sampai kamu keluar dan aku belum keluar tiga kali....” ucap dewi berhenti, sebenarnya dia bingung ingin melanjutkan kata-katanya
“menjadi budak nyonya seterusnya aku juga mau nyah... jadikan aku budakmu terus aku mau nyah” ucap dewo
“ooo jadi kamu ingin jadi budakku terus begitu?” ucap dewi
“Eh kalau nyonya inginnya seperti itu, aku mau nyah...” ucap dewo
“Tapi aku tidak suka sama cowok yang Cuma bisa jadi budak saja, ndak gentle! Ndak laki! Apa perlu aku mencari cowok lain saja?” ucap dewi dengan sedikit godaan, walau pada dasarnya dewi tidak mau selain dewo
“Nyonya... jangan nyah, budakmu ini pasti bisa buat nyonya keluar berkali-kali... pasti nyah...” ucap dewo dengan wajah memohon
“kalau begitu buktikan, dasar budak!” ucap dewi
“berdiri!” ucap dewi,
Dewo kemudian berdiri dari kursi, dewi melihat dengan satu ujung bibir yang menyungging. Perlahan dewi berjalan memutari dewo, sambil kadang memukulkan kipas tertutupnya itu di pantat dewo. Diambil sebuah gunting dan di robeknya semua pakaian yang menutupi dewo setelah pakaian celana dewo dilorotkan kebawah, bentakan keluar dari mulut dewi agar dewo melepas sendiri celana yang sudah turun hingga lutu dewo. Sembari menelan ludah, dewi sesekali melirik selangkangan dewo.
“Siapa yang menyuruh berdiri?” ucap dewi
“maaf nyah, saya tidak bisa menahannya...” ucap dewo dengan ketakutan
“oooo... jadi sudah mulai berani kamu ya budak!” bentak dewi, walau dalam darahnya berdesir ingin sekali menerkam selangkangan dewo
“maaf nyah maaf...” ucap dewo sekali lagi meminta maaf kepada dewi
“berlutut!” ucap dewi
Dewo kemudian berlutu, matanya kemudian ditutup kain oleh dewi. Dijambaknya rambut dewo kebelakang, hingga kepala dewo menengadah keatas. Dewi kemudian berjalan kedepan, dikangkanginya kepala dewo.
“Ayo jilat budak!” ucap dewi, dewo mencium bau harum di vagina dewi langsung menjulurkan lidahnya. Dewi menggigit bibir bawahnya, menahan desahnya.
“bodoh! Itil aku budak!” ucap dewi, walaupun sebenarnya jilatan dewo sudah pas pada itiil dewi
“Arghh... yah begitu budakku... arghhh kamu pintar sekali, sedot! Jiilat yang kuat!” bentak dewi yang selalu mencoba keras terhadap dewo tapi seandainya dewo bisa melihat ekspresi dewi yang sudah terbawa ole nafsunya. Lama sekali dewo menjilati vagina dewi, hingga dewi merasakan sensasi luar biasa dari perbuatannya sendiri.
“Argh... dasar budak pintar! Arhgh... terus aku mau keluar owhh yah terus budakku owh.... agh lidahmua pas sekali yah terushhhhh....” rintih dewi hingga akhirnya tubuhnya mengejang menjambak rambut dewo dengan sangat keras
Tubuhnya lemas, dewi mundur dan duduk didepan dewo sambil merasakan sisa-sisa kenikmatan dari lidah dewo. Dipandanginya sejenak batang dewo yang menjulang keatas, tangannya sudah hampir meraihnya namun tidak secepat itu. dewi kemudian mengangkangi batang dewo, diarahkannya batang itu ke vaginanya. Diturunkannya pantat dewi, dewi menahan sakit merasakan batang besar itu masuk. Matanya terpejam, bibir bagian bawah masuk kedalam mulutnya. hingga blesh...
“ARGH!...” teriak dewi tak mampu menahan lagi, kedua tangannya memegang bahu dewo
“nyonyah... nyonyah tidak apa-apa?” ucap dewo
“Diam kamu budak! Kontol kamu ini kecil tahu!” bentak dewi
“maaf nyonyah... maaf, tapi budakmu ini berjanji akan memuaskannn erghhh...” ucap dewo mulai merintih ketika tubuh dewi yang sudah tidak tahan memompa masuk batang dewo
“Argh! Jangan sekali-kali arghh kamu mendesah... atau aku tampar kamu... arghhh...” ucap dewi, dan dewo hanya mengangguk menahan nimmat dibatang kemaluannya
“Aduh mas, batang kamu ini besar sekali, sumpek didalam vaginaku. Ugh... mas dewo... cintaku ough... aduh mas, mentok banget sayangku, ouegh...” bathin dewi
Dewi kemudian memompa semaki kencang semakin keras, hentakan demi hentakan dirasakan sangat nikmat oleh vaginanya. Kepala Dewi menggeleng-geleng merasakan nikmat dari dalam vaginanya. Pinggulnya seakan kehilangan kontrol dari otaknya, bergoyang memompa sendiri tanpa mau berhenti. lama dalam posisi itu, hingga akhirnya tubuhnya ambruk ke arah dewo, tangannya sudah tidak mampu lagi memgang bahu dewo. Cairan hangat dirasakan oleh dewo pada batang kemaluannya. Dewi mengatur nafasnya, kembali menjadi kejam untuk kesekian kalinya. Dewi kemudian naik ke tempat tidur dewo dan berposisi menungging.
“Budak berdiri kamu! has has has... cepat!” bentak dewi
Dewo kemudian berdiri, dewi sedikit bangkit dan memegang batang dewo. Ditariknya batang itu dan diarahkannya ke vaginanya. Dewi kemudian membentak dewo untuk menggoyang. Tubuh dewi menjadi sangat lemas, kalah akan rasa nikmat yang diberikan oleh batang kemaluan dewo. Tangannya sudah tak mampu lagi menahan tubuh bagian depanya. Tapi dewo terus menggoyang dan menggoyang. Dewi di kasur dan dewo berdiri diatas lantai kamarnya. Gonacangan yang diberikan dewo membuat dewi semakin kelojotan tak karuan.
“argh... argh... terushhh terushhh aku hampir sampai terush yah terushhh owh... dalam sekali enakhh sekali oughh... yah terushhh ahhh kontol kamu enak nikmat sekali ough... yah terushhh aku hampir sampai arghhh yah arghhh arghhh ah ah ah ah ah ah....”
“terushhh owghhhhh aku sampaiiiiii arghhhhhhhh....” racau dewi, tubuhnya jatuh kedepan batang dewo terlepas dari vaginanya
Dewo masih berdiri tegap dengan mata tertutup. Dewi mencoba mengatur nafas meraskan kenikmatan ketiga yang dirasakannya. Dewi membalikan badannya dan menatap dewo dengan senyum kepuasan. Dewo bangkit dan mearik dewo hingga terjatuh disampingnya, dibuka borgol pada tangan dewo kemudian dewi membalikan tubuh dewo. Klek... klek.. klek...
Dewi membuka telapak tangan dewo, diletakannya sesuatu ditangan dewo. Penutup mata dewo dibuka...
“Tuan budakmu siap melayani tuan...” ucap dewi dengan tali yang melingkar di lehernya, dewo terkejut melihat dewi seperti ini padahal sebelum-sebelumnya tidak pernah seekstrim ini. ditariknya dewi hingga jatuh dipelukannya.
“okay... sekarang Cuma satu syaratku saja...” ucap dewo dengan tersenyum
“Apa tuan...” ucap dewi tersenyum
“itu yang berdiri di selangkanganku jangan sampai terlepas dari dalam selangkanganmu manis... atau...” ucap dewo sembari mengelus leher dewi
“jangan tuan, budakmu akan selalu memasukan batang tuan di vagina... jangan cari cewek lain tuan...” ucap dewi
“Ssssttt.. mana mungkin aku cari cewek lain... paling aku akan mencari cewek lain dengan nama rahayuningtiyas...” ucap dewo, dewi tersenyum karena rahayuningtiyas adalah namanya, Dewi Rahayuningtiyas.
“oh ya budakku yang cantik, kayaknya kamu ini kurang masa Cuma tali saja dileher kamu. harus aku tutup mata kamu” ucap dewo,
Dewo tersenyum dan bangkit, duduk bersimpuh. Ditutupnya mata dewi dengan penutup mata yang baru saja dia kenakan. Dewo kemudian berdiri ditariknya kedua tangan dewi kebelakang, diikat dengan kedua tangan dewi dengan kain, ikatanya longgar. Tapi dewi merasakan sesuatu yang aneh, setelah kedua tangannya diikat. Dewo kemudian merebahkan tubuhnya, mengangkangan kakinya dengan batang yang tegak.
“budakku... ayo puasi aku, dan tepati janjimu...” ucap dewo, sedikit banngkit untuk membuka penutup mata dewi
Dewi, membuka matanya tangannya kemudian dia paksa untuk lepas dari ikatan dewo. Dilihatnya sesuatu ditangannya, dan juga dirabanya sesuatu dilehernya. Air matanya keluar, senyum kebahagiaan terlukis di bibirnya. Ditubruknya dewo, dengan cepat batang dewo juga dimasukan dengan paksa ke vaginannya.
“tuan... selamanya kamu akan jadi tuanku dan juga budakku...” ucap dewi, dewo tersenyum dan langsung meaik turunkan pinggul dewi
Selanjutnya?
---
Aris pulang dengan tubuh sangat lelah setelah malam ini bertualang bersama koplak. Memasuki halaman rumah yang sudah menjadi tempat tinggalnya selama ini. kamarnya berada terpisah dari rumah utama, berada dibelakang rumah utama. Aris melepas semua pakaiannya dan kemudian membasuh semua luka dan kotoran di kran depan kamarnya. Sejenak dia menyulut dunhill mild, hingga satu batang terbakar habis. Dengan rasa lelah, dia memasuki kamarnya, dinyalakan lampu kamar. Aris tampak terkejut, melihat apa yang ada diatas kasurnya. Tangannya masih bergerak perlahan menutup pintu kamarnya hingga tertutup rapat.
“miaow...” ucap seorang wanita yang menirukan suara kucing. Tubuhnya telanjang dengan bandi kucing berada dikepalanya. Dan ekor-ekoran yang diikatkan pada pinggangnya.
“EH... Risa... eh kok...” ucap Aris masih terkejut, Risa ya nama wanita itu, pacar aris kemudian bangkit layaknya seekor kucing yang merangkak menuju ke arah aris.
“Risa sayang...” ucap aris kedua kalinya tapi tak digubris oleh wanita tersebut. Risa terus merangkak mendekati ari, dibukanya celana aris dengan kasar hingga muncul batang yang menegang perlahan dihadapan wajah risa.
“Risa ugh.... erghhh sayang... sayang ughhh... risa sudah sayang... erghhh...” ucap aris
Tapi risa tetap diam dan terus menjilati batang aris, sesekali dikulumnya batang itu hingga masuk sampai tidak terlihat lagi. Aris hanya bisa bersandar pada dinding dan melihat risa, kekasihnya, menikmati batang kemaluannya. Pandangan aris tidak bisa leas dari risa, susunya yang masuk dalam kategori besar itu menggelantung walau hanya terlihat dari samping tapi itu membuat darah aris mendidih. Ditariknya perlahan kepala risa.
“Ayo sayang disana...” ucap aris meunjuk ke arah tempat tidurnya.
“miaow...” ucap risa yang kemudian merangkak cepat ke arah tempat tidur.
Risa memposisikan diri menungging ke arah aris. Aris dengan lembut mengelus-elus pantat risa, risa hanya bisa memiaow-miaow saja. aris kemudian berjongkok dilantai, tiba-tiba risa bangkit dan menggeleng-gelengkan kepala ke arah aris.
“mau langsung?” ucap aris
“MIAAAAAOOOOW...” ucap risa dengan senyum lebar, risa kemudian menungging kembali
Aris mengarahkan batang kemaluannya ke vagina risa, dengan perlahan tapi pasti, masuknya batang itu sedikit membuat pinggul risa terangkat. Hingga pada bagian dalam vaginanya terasa sangat penuh membuat risa menahan jeritnya. Laki-laki inilah yang risa beri selaput dara miliknya, yang membuat hari-hari risa penuh dengan kebahagiaan. Kadang marah, kadang cuek tapi itulah namanya hubungan selalu ada rasa seperti itu. cemburu? Pastilah kalau tidak ada rasa cemburu, tak ada cinta namanya.
“digoyang mashhh...agh...” ucap risa tiba-tiba
“kucing manisku... he he he... boleh ndak mas megang susunya...” ucap aris menggoda
“boleh sih... tapi digoyang dong mas...” ucap risa
“begini sayangku... ufthh... kamu itu aneh-aneh saja... aduh sayang susu kamu besar, memek kamu nyepit banget sayanghhhh erghhhh...” ucap aris yang membungkuk sambil menggoyang pinggulnya dan meremas susu besar risa.
Pinggulnya terus bergoyang, tak puas dengan posisi kucing nungging ini. aris dengan perlahan membalikan tubuh risa, risa yang matanya sudah tampak memperlihatkan kepuasan itu menurutinya. Tubuhnya berbalik dengan batang aris masih menancap dengan cepat aris langsung menurbuk susu itu, sambil terus menggoyang pinggulnya. Aris menjilati puting susu risa dengan sangat ganas, kedua tangan aris meremas pangkal susu risa dengan keras. Risa hanya mampu memegang kepala aris, menikmati sensasi menjadi kucing manis aris.
“miauhhhhh... sayang, risa mau kehhhluarhhh erhhhh ah ah ah ah... sayang risa pengen peju arishhh... risa pengen dipejuhin arishhhh ahhhh ahhhah ah ah ah ah....” racau risa menerima setiap gempuran aris
“pejuhin dimana sayanghhh ah ah ah ayo sayang... risa pengen dipejuhin dimana, aris mau sayanghhh owhhh...” racau aris yang bangkit dan memegang pinggul risa
“risa pengen mimi peju arishhh erghhh risa mau keluar sayanghhh...” racau risa
“iya sayang.... ah ah ah ah...” jawab aris
Dengan posisi terlentang ini, pemandangan dimata aris sungguh indah. Membuat darahnya mendidih, menguap ditambah lagi wajah risa yang memerah dan juga susu risa yang naik turun. Lama menggoyang, tubuh risa tiba-tiba saja mengejang bertepatan dengan ujung batang aris hendak muncrat. Dengan cepat dicabutnya batang aris dari vagina risa, aris langsung melompat ke atas kasur dan diarahkan batangnya kemulut risa. Mulut risa membuka dan aris langsung mendorong masuk batangnya kedalam mulut risa. Risa mengulum sambil sedikit mengejang, karena orgasmenya.
Setelah semua sperma keluar, aris mengelus kepala risa...
“kok mas cepet banget? Hassssssh hassssssh” ucap risa
“mungkin kelelahan sayang, istirahat bobo yuk...” ucap aris
“tapi nanti pagi... habis sarapan kucing jantanku ini harus dan pokoknya harus... didalam kamar ndak boleh keluar-keluar slrrrp... slurrpp...” ucap risa
“kalau keluar untuk ngrokok sebentar sayang...” ucap aris dengan batangnya dijilati risa
“merokok apa dirokok? Sluurrrp... pilih sendiri” ucap risa, aris tak bisa apa-apa lagi
“dirokok sayang tapi... pakai ini lagi ya kucing betinaku...” goda aris yang langsung memposisikan tubuhnya disamping risa. Aris mencoba mencium risa
“eit... sebentar sayang, masa sayang mau ngrasain peju sayang sendiri... ndak boleh peju sayang Cuma buat risa, nanti ya sayang risa mau cuci mulut dulu...” ucap risa bangkit dan mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya, keluar sebentar dan berkumur diluar kamar aris
Setelahnya, sepasang kekasih ini tidur dengan berpelukan erat. Lampu kamar yang telah dimatikan membuat suasana semakin panas. Ah... kucing jantan dan betina... Aris kemudian menggenggamkan sesuatu di tangan risa.
“eh... mas...” risa terkejut dan langsung membuka selimut, melihat apa sebenarnya ditangan namun aris tetap memejamkan matanya pura-pura tidur. Mata risa berbinar-binar...
“mas... miaow banguuuuun... kucingmu pengen lagi...” ucap risa
“besok saja sayang, kan masih lama...” ucap aris tetap memejamkan matanya, ditariknya risa kedalam pelukannya
“ini benar mas?” ucap risa menanyakan kotak transparan yang digenggamnya
“kalau ndak benar, terus?” ucap aris
“hati-hati lho mas...” ucap risa
“Eh, hati-hati kenapa?” ucap aris membuka matanya, diangkatnya dagu risa
“kalau nikah sama kucing entar anaknya banyak, tahu sendiri kan kucing anaknya ndak mungkin Cuma satu” goda risa
“ndak papa anaknya banyak, Yang penting bapaknya Cuma kucing jantan ini” ucap aris
“iiih... papa ucing ndak boleh lemes lho besok” ucap risa
“ibu ucing tuh yang ndak boleh lemes... bobo dulu yuk” ajak aris
Apa mungkin besok aris juga akan memakai bando telinga kucing ya? ah... tak ada yang tahu, yang jelas semuanya akan menjadi liar esok hari...
“Thanks Ar...” bathin aris, sebuah memori berputar kembali di otak aris dimana dia dulu mengijinkan risa untuk mengikuti acara cosplay yang diadakan oleh kelompok pecinta cosplay disebuah gedung. Tapi arya datang ke aris, mengatakan agar risa tidak diijinkan karena itu acara yang tidak resmi dan para aggotanya tidak jelas berasal darimana tapi aris menolaknya karena dia sangat mencintai risa, aris sempat adu mulut dengan arya hingga sebuah bogem mentah medarat di pipi arya. Bahkan aris sampai menuduh arya kalau arya iri dengannya. Ingatan aris masih jelas, ketika itu arya hanya tersenyum dan pergi. Setelah 2 jam kepergiaan arya, aris mendengar kabar kalau digedung tempat risa mengikuti acara digrebek oleh satuan aparat keamanan. Aris datang ke gedung, dan bertanya kepada aparat yang masih sibuk dan dia mendapatkan informasi kalau kelompok itu hanya memanfaatkan identitas untuk pesta narkoba serta pesta seks. Kelompok tersebut memang sudah lama menjadi incaran polisi setempat, dan mejadi target operasi. Saat itu dia kalut dan bingung namun dari belakang sebuah tangan memeluknya, dia mendapatan risa dalam kondisi selamat. Tangis haru menyelimuti merea berdua.
“Waktu risa mau di gituin... arya datang dengan marah dan mengobrak-abrik tempat itu sendirian. Tadi arya sempat dihajar habis-habisan tapi dia terus berkelahi dan bisa membawa risa keluar bersamaan dengan aparat datang” ucap risa, aris terhenyak tak menyangka arya yang menyelamatkan kekasihnya. Sekilas dilihatnya arya tersenyum dengan darah dikepalanya, tak jauh dari tempatnya berdiri. Aris menangis sejadi-jadinya... dia melepaskan pelukan risa, risa paham, tapi langkah aris terhenti... ketika sebungkus rokok terbang kearahnya...
“Rokok dulu bro...” ucap arya
“Makasih cat...” ucap aris yang sedang menangis
“sekali sahabat selamanya sahabat... dasar ahli keris!” ucap arya, mereka bertiga kemudian tertawa bersama-sama
---
“KOKO SAYAAAAAAAAAAAAAAAAANG!” teriak dira ketika dira sudah berada didepan cafe milik eko
“iya, sayangku dira....” ucap eko yang berlari kemudian berdiri didepan cafe, sembari membuka tangan
“EKO CINTAKU, DIRA PULAAAANG!” teriak dira, yang berlari kearah eko
Mereka kemudian berpelukan didepan cafe, dengan sangat bernafsu dira menarik eko ke cafe yang tentunya sudah sepi ini. ditengah-tengah cafe ini, dira langsung melorotkan celana eko. Ganas, sangat ganas, dira melumat batang eko dengan sangat kejam, menyedotnya. Membuat eko menjambak rambut dira, bukannya ditahan malah kepala dira dimaju mundurkan dengan sangat kasar. Dira bahkan tidak menghentikan aksi eko tapi menikmatinya. Kepalanya maju mundur, lidahnya menyapu batang eko.
“Ayo Cintaku eko, sodok memek dira, anus dira... batang eko pokoknya untuk dira...” goda dira
“owh diraku sayang, kamu memang benar-benar seksi sayang... mulai malam ini, sampai besok pagi eko akan siksa memek sama anus dira...” ucap eko
“aw... iiiih takuuuut... jangan disiksa dong eko sayang tapi kalau bisa lebih kejam lagi sayangkuwh...” ucap dira
“eh eh eh... ternyata diraku ini mula nakal ya...” ucap eko
Tanpa basa-basi lagi, eko menubruk dira hingga terlentang. Celana dalam dira tak perlu dilepas, karena sudah ada lubang berbentuk bibi pada celana dalam dira. Diarahkannya, batang eko itu kedalam memek sintetis dira. Dira menjerit kegirangan, tangannya langsung melepas semua pakaiannya yang dikenakannya sendiri. payudara yang berada didadanya tampak membusung bergerak naik turun. Tubuh telanjang dira membuat eko semakin beringas,. Ah, entah kenapa bisa seperti ini? kalau memang menyukai sesama kenapa dira harus dioperasi menjadi perempuan. ternyata semua berawal dari eko yang jatuh cinta kepada Sudira dalam keadaan laki-laki, awalnya eko memang menyukai dira dengan tubuh prianya. Tapi akhirnya, karena mereka saling mencintai dan berpandangan hidup bersama. akhirnya dira meminta eko untuk menghoperasinya menjadi perempuan. eko pun setuju, itu demi kelangsungan kebersamaan mereka.
Goncangan demi goncangan terus didapat oleh dira, dengan cekatan eko membalik tubuh dira. Diangkatnya tubuh dira hingga berdiri. Dira mengerti maksud eko, dira sedikit membungkuk. Eko langsung memasukan batangnya ke anus dira.
“Ayo sayangku, kita jalan-jalan di cafe sudah lama kita ndak jalan-jalan muteri cafehhh hash hash...” ucap eko sambil menggoyang pinggulnya
“Eghh eko nakkhhhalll ughhh kontol eko gede banget... ughh ayo sayang...” ucap dira
Sambil menggoyang mereka berjalan mengitari cafe, tak ada orang tak ada satupun. Sepi, hanya desahan dan rintihan kenikmatan keluar dari mulut mereka. hingga didekat kolam, dira yang mengulum batang kemaluan eko hingga muncrat kesemuannya. Wajahnya penuh dengan sperma eko..
“sampai pagi sayang?” ucap dira, eko hanya mengangguk
“dira, mau ndak aku ajak ke belanda...” ucap eko
“iiih jauh banget masa main saja ke belanda?” ucap dira
“kita nikah sayang...” ucap eko
“Eh... eko??????” ucap dira
“eko mau apa? Mau masuk dari mana? Anus, vagina, apa mulut... cepet eko... cepeeet..” ucap dira
“aku mau kamu sayang...” ucap eko, selebihnya? (nubie ndak tahu permainan seks antar lelaki yang sudah berganti kelamin dengan lelaki, so... i dunno)
“Din gantian kamu yang depan, capek bro!” ucap tugiyo, diatas motor yang melaku semakin pelan
“aku kesel tenan bro, wes rak kuat aku (aku capek beneran bro, dah ndak kuat aku)” ucap udin yang tampak lesu
“sama saja bro... apa kita tidur ditrotoar saja bro?” balas tugiyo
“iya bro setuju, tapi cari yang ada nasi kucing bro, lumayan bisa makan ma minum” ucap udin
“wah ide bagus itu bro...” balas tugiyo
Motor kemudian melaju dengan sedikit cepat dari sebelumnya. Tampak wajah mereka terlihat sangat lelah dan tak mampu lagi untuk membuka mata. Dengan mata yang tinggal beberapa watt lagi ini mereka berdua mencari tempat nongkrong yang bisa dijadikan tempat tidur juga.
Ciiit.....
“Edan!” teriak udin dan tugiyo yang langsung mengerem mendadakn motornya ketika ada motor yang menyalip mereka dan berhenti mendadak didepan mereka berdua
“WOI MAU MA....” Teriak tugiyo terhenti, ketika melihat seorang pembonceng turun dan membuka helmnya, seorang perempuan
“ealah tug...” ucap udin
Orang itu mendekati mereka berdua...
“turun, kesana...” ucap perempuan tersebut, tugiyo men-standar samping motornya dan turun
Kini tugiyo membonceng seorang perempuan dengan motor yang berhenti mendadak tadi. Sedangkan udin membonceng perempuan yang menyerobot tempat tugiyo sebelumnya. Motor yang diboncengi udin kemudian bergerak pelan mendekati motor yang diboncengi tugiyo. Motor yang menyala kemudian digas dengan sangat dalam menimbulkan suara sangat keras. Udin dan tugiyo hanya diam tak berani memprotes sama sekali. Tapi karena rasa tidak enak dengan orang-orang disekelilingnya.
“Ani, jangan dikeras-keras ndak enak didengar sama warga sekitar, ya sayang?” ucap udin lembut
“Ana sayang pelan sayang” ucap tugiyo lembut
“suka-suka!” ucap perempuan bernama ani dan ana, saudara kembar. Ani kekasih udin sedangkan ana kekasih tugiyo
“tapi sayang...” ucap udin terhenti
“Diam!” bentak ani
Udin memandang tugiyo dan menaikan bahunya, tugiyo pun sama halnya dengan udin merasa heran. Udin dan tugiyo kemudian memeluk tubuh kekasihnya masing-masing. Kepala mereka berdua maju berada dibahu kekasihnya. Dilihatnya senyum mengembang di bibir kekasihnya. Motor langsung melju dengan kencang tanpa sepatah kata keluar dari mulur mereka. perjalanan yang lumayan jauh dan membuat udin serta tugiyo mengantuk.
“Sudah sampai mas” ucap ani kepada udin, begitu pula ana yang memberitahukan kepada tugiyo telah sampai
“lho kok kerumah sayang?” ucap tugiyo
“Sepi...” ucap ana kepada tugiyo,
Ana kemudian turun dan membuka pintu gerbang rumahnya, selang beberapa saat tugiyo memasukan motornya ke dalam rumah diikuti ani dengan udin. Dengan senang tugiyo dan udin mengikuti ana dan ani masuk kedalam rumah. Udin langsun saja merebahkan sofa panjang ruang tamu, melihat sudah tidak ada tempat lagi untuknya. Tugiyo berjalan masuk kedalam danmerebahkan tubuhnya sofa ruang keluarga.
“nih mas minumnya” ucap ani kepada udin, udin kemudian bangkit dan meminum secangkir kopi hangat dari ani
“pada kemana?” ucap udin
“keluar, kerumah kakek sama nenek” ucap ani
“kok ndak ikut?” ucap udin
“Ikut? Setelah mas pamitan seperti tadi pagi? (koplak menyerang malam, jadi pamitnya pagi)” ucap ani
“eh, maaf... namanya juga menolong teman yang” ucap udin merasa bersalah
“terus? Kalau beneran kenapa-napa gimana? Aku kamu suruh menikah sama temen kamu yang masih hidup gitu? Iiiih sebel banget sama mas, emang arisan apa? huh” ucap ani
“he he he maaf, namanya juga ndak tahu didepan ada apa sayang” ucap udin
“sebel banget... Cuma minta maaf doang gitu?” ucap ani. Udin memandang wajah wanita yang duduk didepannya, kemudian beranjak dan duduk disampingnya. Pelan, tangan udin memeluk tubuh ani dari samping. Ani langsung merebahkan tubuhnya kesamping didalam dekapan udin
“kangen... hiks banget...” ucap ani
“iya maaf...” ucap udin, sambil mengecup kepala ani
“besok lagi hiks kalau mau pamit ngomongnya jangan aneh-aneh... khawatir tau ndak?” Ucap ani menengadahkan kepalanya
“iya cuprutku...” ucap udin
“ennnng...” wajah ani berubah menjadi sangat manja
Bibir udin kemudian bergerak pelan dan mendarat di bibir ani. Mereka berciuman dengan sangat lembut. Tangan udin ditarik tangan ani untuk meremas payudara ya masih terbungkus kaos lengan pendek itu.
“Din, aku tak kekamar dulu ngantuk” ucap tugiyo
“Eh, ya yo...” ucap udin melepaskan ciuman sesaat, kemudian dilanjutkan lagi ciuman itu
“Kamar aja yuk mas..” ucap ani
“bukannya kamu satu kamar sama ana?” ucap udin
“pas masih perawan iya, kan sudah ada mamasku...” ucap ani manja
Dibopongnya tubuh ani, ani kemudan menunjukan kamar barunya. Setelah masuk ceklek... tanpa basa-basi karena tubuh sudah sangat lelah udin menyosorkan bibirnya ke bibir ani.
“ayo mas, mas butuh istirahat kan? Cepet mas... masukin saja langsung, ndak papa... masih ada besok erghh mmmhhh mmh ...” ucap ani
“besok?” ucap udin kaget
“iya, kan kerumah kakek sama neneknya sampai lusa... jadi... awas kalau besok pulang?! Jangan pernah kembali lagi kesini!” ancam ani
“he he he kalaupun harus pulang bulan depanpun mau kok” ucap udin sambil meremas pantat ani, ani menjerit langsung membetet hidung udin
Sambil berciuman ani dan udin saling melepas pakaian mereka berdua. Bibirnya hanya terlepas ketika mereka saling melepas kaos mereka. dengan nafsu yang mulai bangkit, udin mengangkat tubuh ani dan direbahkannya di sepringbet. Dipandanginya sejenak tubuh wanita telanjang itu, kulit sedikit gelap dan membuat udin semakin bernafsu. Apalagi payudara ani yang membusung dan puting susu yang mencua ke atas. tangan ani terbuka lebar...
“Ayo mamasku... kok lama sekali? Apa sudah bosan?” ucap ani menggoda
“iya, aku bosan...” ucap udin
“Eh... mas kok bilangnya gitu sih...” ucap ani ngambek
“bosan kalau jadi pacar kamuuuu....” udin melompat dan mengangkangi ani
“kamu harus jadi ibu dari anak-anakku” ucap udin yang mundur dan membuka kedua paha ani
“iiiih sok romantis deh... ya udah, buat satu gimana?” ucap ani
“beneran? Sudah siap?” ucap udin, ani menggeleng
“katanya buat satu...” ucap udin, yang sudah mengarahkan batang kemaluannya tepat di depan vagina ani
“hi hi hi... ngomong dulu sama bapak, sama ibu baru ani mau...” ucap ani
“lha sekarang berarti?” ucap udin
“sekarang... ya sekarang, kalau mamas benar-benar sudah siap, ayo siapa takut..” tantangan berbalik ke udin
“hmmm... sebentar, tabungannya kurang dikit lagi, tunggu beberapa bulan lagi, aku pasti melamar kamuuuuwhhhhhhh owhhhhh sempiiiiiiitttthhhh...” rintih udin yang memasukan batang kemaluannya ke dalam vagina ani
“mas pelllhhhhlannnnnghhhh ughhh... dalem banget itu mashhh.... ughh” racau ani meikmati sensasi batang udin masuk kedalam
“iya punya dedek sempit teruushhhh ufthhhh.... erghhh..... ah enak banget punya mas keenakan didalam sana sayang ughhh yah enak banget ah ah ah ah aha...” ucap udin yang mulai menggoyang pinggulnya, tubuhnya kemudian membungkuk, tangannya meremas susu sekal milik ani. Memang tidak terlali besar tapi sudah membuat tangan udin kesulitan meremas.
Bibir mereka berciuman dengan sangat lembut berkebalikan dengan pinggul mereka yang berdansa dengan sangat liar. Tangan udin meremas dan kadang memilin-milin puting susu ani, membuat ani menjerti tertahan namun bibirnya seakan tak mau lepas dari bibir udin. Kedua tangan ani memeluk leher udin sembari tubuhnya menikmati hujaman-hujaman dari batang udin.
“oh mas... dedek mau keluar... erghhh.... dalem bangethhh... mashhh... terushhh yang kenceng mashhh dedek mau keluar mau...” ucap ani
“mas juga mau keluar... bareng-bareng sayang ugh....” ucap duin
Selang beberapa saat, udin menghentakan sangat dalam batagng kemaluannya. Tubuh ani melengking bersamaan dengan hantaman keras batang kemaluan udin ke bagian yang sangat dalam dari vaginanya. Tubuh ani mengejang sesaat, udin langsung memeluknya dan menciumi bibirnya. Di elusnya rambut ani dengan sangat lembut, mata ani masih terpejam mencoba mengatur nafas.
“Sayang... kecapekan ya? ndak seperti biasanya?” ucap ani
“he’em...” ucap udin, dipegang kedua pipi udin dengan kedua telapak tangan ani
“sana ngrokok dulu... tapi dikit saja ya sayang...” ucap ani
“Eh... iya sayang makasih ya sayang” ucap udin
“nanti kalau sudah selesai, itu langsung ditancepin lagi sayang terus bobo ya...” ucap ani
Udin menganggukkan kepala kemudian keluar hanya mengenakan celana kolor. Dilihatnya tugiyo sedang duduk santai menikmati rokok di depan TV yang padam. Udin kemudian duduk di samping tugiyo.
“Cepet bener?” ucap udin
“Biasalah kecapekan aku din, biasanya juga dia keluar tiga mpe empat kali aku baru keluar” ucap tugiyo
“Sama... huffftttthh...” balas udin sembari mengeluarkan asap
“ndak nyangka dulu kita hampir sempat berantem gara-gara ani dan ana ya yo?” ucap udin
“ha ha... kalau saja si cat tembok itu ndak melerai kita dan membawa ana, ani pada saat itu mungkin kita sudah jadi musuh abadi... ha ha ha” ucap tugiyo
“memang bajingan itu si cat ya yo, ha ha ha..” ucap udin
Setelah sebatang rokok udin habis...
“aku kembali dulu din, mau istirahat... mungkin besok pagi baru lanjut” ucap tugiyo
“sama yo, aku juga mau istirahat... besok pagi yang dilantai atas aku apa kamu?” ucap udin
“kamu sajalah, aku dbawah... ntar pas sorenya kita gantian, kamu dilantai bawah aku dilantai atas” balas tugiyo
“yo...” ucap udin, menghentikan langkah
“apa din?” ucap tugiyo yang memandang wajah udin yang tampak serius
“ana itu kan mbaknya, aku sudah punya rencana mau nikahin ani yo. Kamu kapan?” ucap udin, tugiyo tersenyum
“aku sudah bilang sama ana, yang jelas, ndak lama kok din, setelah lulus mungkin...” ucap tugiyo
Tawa mereka pecah sembari berangkulan menuju kamar kekasih masing-masing...
---
“Jok yakin kamu berhetni disini?” ucap parjo
“Yakin jo, ini kos-kosan ita” ucap
“walah lha kok ndak dari dulu kamu bilang sama aku kalau kosnya disini, tuh jarak tiga rumah dari kos ita kan kosnya Falah” ucap parjo
“weh... ngerti gitu aku nebeng kamu kalau mau nginep di kosnyaita joooo jo... ya dah, besok kalau kamu pulang kabar aku, aku nebeng...” ucap joko
“oke brada...” ucap parjo yang kemudian melanjutkan laju motornya
Joko masuk ke halaman kos ita dengan santai karena dia mempunyai duplikat kunci dari pintu gerbang kos ita. Semua kekasih cewek yang berada di kos ita selalu mempunyai duplikat kunci gerbang. Ketika memasuki area kamar kos, terdengar suara bising dari masing-masing kamar yang dilalui joko. Desis, rintih, dan juga racau terdengar sangat jelas didetiap langkah joko. Hingga didepan kamar ita, jokok mengetuk pintu tapi tak ada jawaban dari dalam. Joko nekat membuka pintu kamar ita. Dinyalakan lampu kamar ita, dengan senyum manis jokok memandang lembut wajah ita yang tampak terlelap dalam tidurnya. Dielus lembut kepala ita dengan sangat pelan, dipandanginya wajah lelap wanitanya itu.
“egh... emmmmhhh.... hoaaam.... mas...”
“Eh... Mas Jokooooooooooo....” teriak ita dengan sangat keras dan langsung memluk joko
“mas hiks hiks hiks, ita khawatir banget sama mas... maafin ita tadi ita ketiduran hiks hiks hiks...” ucap ita yang pelukannya dibalas dengan pelukan erat oleh joko
“ndak papa sayang, mas sudah janji kan untuk kembali?” ucap joko
“he’em...” ucap ita yang melepas pelukan dan memandang lelakinya
“bobo yuk mas...” ucap ita
“he’em...” ucap joko
“eh, sebentar mas... mas terluka biar ita basuh dulu lukanya...” ucap ita yang kemudian bangkit dan mengambil sedikit air hangat
Ita kemudian melepaskan semua pakaian joko hingga jokok hanya mengenakan celana dalam. Dibasuh tubuh joko dengan air hangat tersebut. Perlahan batang kemaluan joko mulai merangsek dan berdiri.
“iiih... kok berdiri gitu sih mas?” ucap ita
“hadeeeh... gimana ndak berdiri ita sayang, kamunya saja pakai celana dalam. Kaosnya longgar belahan dadanya rendah, ndak pakai BH lagi. Gimana ndak berdiri?” ucap joko menggoda
“iiih mesum...” canda ita
“bukannya mesum sayang, kalau ini sampai ndak berdri harusnya ita yang khawatir he he he” ucap joko
“oh iya ya... untung saja berdiri, kalau ndak iiih malah tambah ngeri ya mas?” ucap ita
“he’em...” ucap joko, dengan nafas yang tertahan. Ita tersenyum kecil ketika melihat kekasihnya menahan deru nafasnya
“pacarku ini kelihatanya sedang sakit pernafasan hmmm... harus segera diobati...” ucap ita sembari memandang joko
“eh... mas ndak sakit Yang beneran...” ucap joko sedikit takut karena tiba-tiba ita mengucapkan tentang penyakit
“mau diobati ndak sayang?” ucap ita yang berdiri dan meletakan mankok berisi air hangat di meja
“Eh.. sayang, jangan bercanda... kalau mas sakit pernafasan, sakit kenapa? jujur saja mas takut...” ucap joko yang benar-benar ketakutan. Ita tersenyum dan kemudian melangkah ke arah joko. Dilepaskannya celana dalam yang menutupi vagina ita. Joko sedikit berpikir...
“Ini lho yang bikin sakit pernafasan mas, ade tidurin ya biar mas... nafasnya enak...” ucap ita yang mengangkangi batang kemaluan joko dan diarahkannya ke dalam vaginanya
“Eh... sayang...” ucap joko tertahan ketika jari manis ita menyilang di bibirnya
“ssst... ini hidangan pembuka sayang... tadi ita ditelepon sama ibunya mas, suruh jaga rumah sama mas... jadi besok tergantung mas mau masak apa... ergmmmmhhhh” ucap ita menurunkan perlahan pinggulnya
“maksudnya apa masak apa?Arghhh sayang, itu belum licin... seret banget... ughhh...” balas joko
“ergh!...” rintih ita
“dalem banget mas, enak punya mas...” dipandanginya mata joko
“Maksudnya, yang didepan mas ini bahan masakannya.. terserah mas, bahan masakan ini mau dimasak arghhh apa aah ah ah ah ah ah... mas enak banget kontol mas... ah ah ah ah...” ucap ita, seorang mahasiswi di jurusan kepewatan yang sekarang menaikan pinggulnya naik turun
“ogh sayang... eerhhmmmm... ah jangan ah ah ah keras arghh keras nantihh didengarhhhh sama hhh temanhhh kosmuhhh....” ucap joko
“argh... masa bodoh, merekah jugah samah sajah... arghh.. tapi merekahhh ah ah ah ah sayanghhh ah enak banget hhhhh ughhh... tapi merekah ndak sama pacarnyah sayangh... Cuma ita yang selaluh owhh sama mashhh... dan akan selaluh samah mashh yah enak bangethhhh emmmhhhh... mas ita cinta mas jokohhhhhh ouwh...” racau ita
“mas juga cinta itakhhhhhhh yah terusshhh sayangkuh ya terushhhh terushhh ehmmmm enak banget memek kamu sayanghhh...” racau joko dengan kedua tangannya menyangga tubuhnya
Tangan ita memeluk kepala joko, begitu mendapat pelukan kepala joko menggesek-gesek di dada ita. Tangan joko memeluk ita dengan sangat erat, ita terush bergerak dan bergerak naik turun. Vaginanya terus melahap batang joko.
“Arghh ita hampir sampai...” ucap ita
“iya sammmmyangmmm mas jummmmgahhh...” balas jokok dengan kepala tenggelam didada ita
Tubuh ita melengking bersamaan dengan keluarnya sperma joko. Tubuh joko ambruk kebelakang dan ditimpa oleh ita. Dalam diam mereka mengatur nafas.
“mas, besok ita mau pindah kos...” ucap ita setelah nafas merek normal
“pindah kemana?” tanya joko
“kerumah mas...” ucap ita
“Eh?... “
“nanti mas mintakan ijin sama ibu dan bapak ya sayang...” ucap joko tanpa protes sedikitpun, ita memeluk joko dengan erat
“sudah... tadi pas telepon, ibu menyuruh ita tinggal bareng mas. Awalnya ita menolak tapi... ibu malah marah-marah, ya ita akhirnya nurut. Sebenarnya ita mau-mau saja, ya gaya dikit nolak... eh, malah ibu ngambek...” ucap ita
“berarti, kamu siap ya?” ucap joko
“siap kenapa?” balas ita yang bangkit di atas dada joko
“siap, aku nikahi...” ucap joko tersenyum
“he’em... dua tahun setelah lulus ya mas?” ucap ita
“lamanyaaaaaa... mending aku hamili saja ini cewek kalau kelamaan...” jawab joko sambil membuang muka. Ita meraih pipinya dan memandang joko.
“he’em mas... cepetan” ucap ita dengan senyum lebar
“HEH! Beneran? Habis lulus saja sayang, mimik pilnya dulu gih?” ucap joko
“yeee malah gitu bete deh...” ucap ita, dengan wajah ngambeknya
“bukan begitu, anu sayang... sebenarnya sudah siap semua, mas juga sudah bangun rumah kecil-kecilan. Tanahnya hasil pemberian kakek mas tapi cincinya lupa mas beli... jadi nunggu tabungan mas kumpul dulu, habis kemarin semangat kerja buat bikin rumah dulu sama kuliah sore he he he, sbar ya sayang...” ucap joko
“Mas.... ita cinta massssss....” ucap ita
Ciuman lagi, suaranya keras, sampai-sampai tetangga kos ita keluar dan mencoba mengntip permainan mereka tapi sayang semua tertutup rapat hanya rintihan dan desahan sangat keras terdengar oleh mereka. Hubungan mereka menjadikan semua wanita di kos ini iri, satu hal karena hanya ada satu laki-laki yang keluar masuk kedalam kamar kos ita, dan itu joko. Tak ada yang lain...
---
“akhirnya mas datang juga...” ucap serang wanita didepan pintu gerbang kosnya, sebenarnya perempuan ini sudah melihat dari kejauhan ketika ada motor yang berhenti di depan sebuah kos-kosan tak jauh dari kosnya
“maaf terlambat...” ucap parjo, mematikan motornya dan memandang wanita berkerudung sedang ini. perempuan tersebut langsung naik ke jok belakang parjo
“mas... ayo....” ucap perempuan itu
“kemana?” ucap parjo
“kerumah mas...” ucap perempuan itu
“sayang, mas capek tapi pengen pacaran sama kamu boleh?” ucap parjo
“eh... kerumah mas dulu saja... ini bukan kos falah lagi...” ucap falah
“Lho kok?” ucap parjo heran
“tadi siang setelah mas dari kos, ibu mas dateng kesini. Ibu takut sendirian dirumah, jadi falah diminta untuk menemani ibu” ucap perempuan bernama falah, kekasih parjo
“lho kan mbakku ada dirumah sama suaminya” ucap parjo
“mereka pindah mas, mas kan tahu sendiri kalau mbaknya mas beli rumah di desa tetangganya mas” ucap falah, membuat parjo teringat kalau memang sebelum berangkat kakak perempuannya sudah mengemasi barang-barangnya
“owh... kalau begitu nanti sayang nanti tidur di kamar mbaknya mas ya?” ucap parjo dengan senyum lebar
“iya...” balas falah singkat
“asyiiiiik.... hmmm.... yang...?” ucap parjo terpotong
“iya...” ucap falah
“kalau ada pillihan selamanya tinggal dirumah mas mau?” ucap parjo
“eh... mau tapi...” ucap falah sedikit tertunduk dibelakang parjo
Parjo mengambil sebuah kotak kecil dari sakunya kemudian dibuka dan ditunjukan ke falah yang berada di belakangnya. Wajah falah terangkat tatkala melihat kotak berisi cincin itu.
“Setelah kamu lulus, dan mas juga lulus dari kuliah sore mas. Mas mau melanjutkan usaha bapak, dan melanjutkan usaha bapak berarti mas menggantikan bapak. Kalau ada yang menggantikan bapak, harus ada yang menggantikan ibu juga. Ibu sudah terlalu tua, mas Cuma pengen ibu santai dirumah dan menimang seorang bayi kecil dipelukannya. Itu jika kamu mau, tapi kalau sayang tid..” ucap parjo terhenti, ketika tangan falah menutup kembali kotak cincin itu dan mendorongnya kedepan. Parjo terkejut dengan sikap falah yang seakan menolak.
“cepet pulang...” ucap falah singkat
“yang berasti sayang tid...” ucap parjo terpotong kembali
“Agar mas bisa memakaikannya di jariku, dedek dah ndak sabar...” ucap falah yang langsung memeluk tubuh parjo
“berartiiii...” ucap parjo
“ndak mau kalau kaya gini, dasar cowok ndak romantis...” ucap falah, parjo hanya tersenyum namun dalam hatinya dia sedang melayang tinggi di udara. Falah yang memeluk parjo dibelakang tersenyum riang bahkan air matanya keluar dengan sendirinya tanpa diperintah.
“Yang...” ucap parjo
“Hmmm cepet jalan mas...” ucap falah
“ndak pakai BH ya?” ucap parjo
“iiiih mesum banget sih jadi cowok?” ucap falah
“he he he kan hafal... sayang...” ucap parjo
“yang nyuruh ndak pakai siapa coba? ” ucap falah
“he he he...” ucap parjo cengengesan, memang keinginan parjo agar falah tidak mengenakan BH ketika bersamanya. Yah, memang ada-ada saja parjo maklumlah kegedean, dada falah maksudnya.
“iiiih sebel cepetan jalan, sebenarnya ini mau dibiarin nggantung apa gimana? Kalau mau dianggurin ya sudah, dedek tak jalan kaki saja jadi sampe rumah langsung bobo” ucap falah, sambil menekankan bagian dadanya ke punggung parjo
“eh, jelas mau dibuka dong sayang... tancap gas!” ucap parjo yang langsung menancap gas motornya melaju dengan kencang. Dalam perjalanan, parjo menyuruh falah untuk mengabari udin kalau mulai malam ini falah sudah pindah kos ke rumahnya.
---
“Ugh... sayangkuwh mmmhh arghhh... ugh enak banget sih sayang... “ ucap seorang perempuan diatas karyo
“jelas enak dong sayang... buat kamu apa sih yang ndak enak?” ucap karyo yang terus meremas payudara besar yang menggantung indah di dada perempuan
“ergh... ayang... ughh...penuh banget tempik eneng...” ucap perempuan tersebut yang masih menggoyang pinggulnya
“aduh sayangkuwhh..owgh yati, jangan dijepit dulu oghh.... yang... aduh duh erghhhh nakal deh eneng yati arghh... enak yang terush yang goyang yang kenceng...” ucap karyo menikmati goyangan perempuan bernama yati, karyati, kekasih yang selama ini menemaninya
Seorang atliit gulat dengan tubuh berbobot 120 Kg-an ini sedang menikmmati goyangan yati kekasihnya. Yati seorang mahasiswi jurusan boga, tubuhnya memang sedikit gemuk, perutnya memiliki 1-2 lipatan lemak dengan pyudara yang membuat karyo tergila-gila. Tapi bukan hanya di bagian dadanya saja yang membuat karyo gila, semuanya.
Perempuan yang dulu sering diejek gendut-gendut walaupun tidak gendut-gendut banget, ya pas-lah, oleh tema-teman perempuannya menjadikan dia minder. Hingga suatu hari ketika karyo yang sedang jogging, pandangan karyo tidak bisa lepas dari perempuan yang sedang murung disebuah taman. Kulitnya kuning langsat, wajahnya ayu, namun wajahnya sedih. Karyo yang sedang jogging berlari melingkari taman tersebut padahal saja jalur joggingnya tidak seperti itu. karena pandangan yang selalu tertuju pada yati, karyo tersandung dan terjatuh tepat didepan bangku yati. Yati terkejut langsung menolong karyo. Dibantunya karyo untuk duduk dan dibersihkan sedikit luka pada lutut karyo.
Kemudian pandangan mereka bertemu, sejenak berhenti seakan ada sebuah medan magnet yang bergerak melalui mata mereka. Hati mereka tertartik satu sama lain, ah akhirnya mereka duduk bersama dan mengobrol walau akhirnya berpisah karyo tak lupa menanyakan nama dan nomor telepon. Yang membuat yati jatuh cinta adalah karyo tidak pernah mempermasalahkan fisik yati, dan juga bagaimana di “Zangief” (karakter pada street fighter) melindunginya serta menjadi tameng dan juga penenang hati ketika yati diejek. Pernah suatu ketika yati diejek oleh teman laki-lakinya, dengan marah karyo layaknya badak bercula satu mengobrak-abrik dua kos laki-laki. Untung saja disitu ada Arya dan wongso yang mampu meredam amarah karyo, fyuuuuh... dua kos tidak jadi rubuh.
“Mas karyo... yati mau keluar mas... arghhh owh kasurku kamu buat gulingmu mau keluar arghhh....” racau yati ketika batang karyo mengobrak-abrik vaginanya
“keluarkan saja gulingku, kasurmu ini mau menerimanya arghhh... gila.. tempikmu rapet banget sayang... arhhhh.... yah terus... susumu indah sekali yang... “ raacau karyo
“ayang... ayang... eneng mau keluarhhh.... arghhh... eneng keluarrrr ayaaaaannggghhh...” teriak yati menjerit didalam kamar karyo, tubuhnya ambruk mengejang sesaat
“giliran kasur diatas ya...” ucap karyo sambil memeluk yati yang mengatur nafasnya. Tubuh mereka kemudian berganti posisi, dengan batang yang masih menancap tegas! di vagina yati.
“ayang ndut... eneng suka deh... tutupin eneng dong sayang dingin nih tubuh eneng ndak pakai pakaian” goda yati
“iya enengku, akan ayang tutupin tubuh eneng...” ucap karyo
“aow... iiih udah ndut batangnya panjang lagi, jangan dikurangin atau ditambahin endutnya, eneng suka kalau ayang segini...” ucap yati
“eneng juga ya.... mmmhhh...” ucap karyo sambil mencium bibirnya.
Yati memeluk leher karyo, tangan kanan karyo masuk kedalam sela-sela bantal. Sambil berciuman, karyo kemudian menarik tangan kiri yati untuk masuk kedalam sela-sela bantal. Yati tampak terkejut ketika merasakan sesuatu ditangannya. Karyo kemudian bangkit dan meremas susu yati dengan senyum. Yati secara perlahan menarik tangan kirinya perlahan, dilihatnya sesuatu melingkar dijari manisnya.
“ayaaaaaaaaaang... cepetan digenjot ayang cepetan ayang... peluk yati, peluk eneng, peluk gulingmu ayang.... cepetan ayang...” teriak yati,
----
Setelah mengantar karyo pulang kerumahnya, hermawan mengarahkan motornya ke arah sebuah rumah yang selalu dia singgahi. Motor berhenti didepan rumah itu, dilihatnya rumah yang gelap tersebut, rasa kangen membakar hatinya. Ah, tapi tak bisa untuk bertemu malam ini karena tak ada janji. Dengan rasa rindu membakar hatinya, dijalankan motor kembali berharap angin yang menerpanya meadamkan api rindu itu.
“Aku tahu kamu pasti kesini...” ucap seorang perempuan di belakang hermawan, ketika hendak menarik gas. Dimatikan motor tersebut dan hermawan turun dari motor, dilihatnya seorang perempuan dengan kaoslinggar dihiasi rok berumbai hingga lututnnya.
“maaf aku ndak bisa lama-lama tanpa melihat wajah kamu” ucap hermawan
“aku bisa kok bertahan lama ndak lihat wajah kamu, udah bosen lihat wajah kamu...” ucap perempuan tersebut
“eh... ke... kenapa? adakah yang lain...” ucap hermawan, melihat wanita tersebut berjalan mendekatinya. Tubuh hermawan yang tinggi walaupun sedikit pendek dari arya melihat kebawah ke arah perempuan yang memiliki tinggi selehernya.
“Kok tanya gitu?” ucap perempuan tersebut
“ka... katanya bisa bertahan tanpa...” ucap hermawan yang kaku dan merasa sedikit marah
“iya, akubisa bertahan tanpa melihat wajahmu...” perempuan tersebut langsung memeluk tubuh hermawan
“aku tidak bisa bertahan kalau aku tidak memeluk tubuh ini, bahkan aku tidak bisa bertahan hidup jika tubuh ini hilang...” ucap perempuan tersebut, hermawan langsung tersenyum
“terus kenapa bisa bertahan tanpa melihat wajahku jelek ya?” ucap hermawan dengan kedua tangan memeluk tubuh perempuan tersebut
“ganteng” jawab singkat perempuan tersebut
“terus?” ucap hermawan
“susah tahu ndak, meluk sambil lihat wajah! Huh dasar !” ucap perempuan tersebut, hermawan tersenyum dan menggaruk-garuk kepala
“Mau begini terus?” ucap hermawan melihat kebawah, dijawabnya dengan anggukan kepala perempuan tersebut
“ndak capek” ucap hermawan
“ada tempat bersandar kenapa capek?” ucap perempuan tersebut
“eh... hmmm... yang sebentar...” ucap hermawan mendorong tubuh perempuan tersebut
“dah ndak suka kalau dipeluk lag...” ucap perempuan tersebut tertahan ketika tubuh hermawan jatuh berlutu dihadapannya
“Hera... maukah kamu menjadi istriku?” ucap hermawan seketika itu dengan kedua tangan menyodorkan sebuah lingkaran emas
Hera, ya nama wanita itu Hera wahyunindya. Seketika itu tubuh hera menjadi sedikit lemas, air matanya keluar kepalanya menggeleng. Membuat hermawan sedikit sedih melihat reaksi dari hera.
“ndak mau...” ucap hera
“eh... ke kenapa?” ucap hermawan
“ndak mau nolak...” ucap hera yang langsung menyodorkan tangan kirinya, hermawan memakaikan lingkaran itu dan berdiri. Hera langsung saja memeluk hermawan, tangisnya pecah. Kepalanya kemudian menengadah ke atas, mereka berciuman lembut. Selang beberapa saat hermawan dan hera naik ke motor tersebut.
“mas...” ucap hera dibelakang hermawan
“iya..” ucap hermawan
“ade lupa pakai celana dalam...” ucap hera tersenyum, walau sebenarnya dia memakai celana dalam tapi dia yakin kalau hermawan mengerti maksudnya
“berarti sudah ndak pakai roti tawar?” ucap hermawan girang
“he’em...” ucap hera
“ke rumah mas saja..” ucap hera
Jelas saja, hera sudah dianggap sebagai bagian keluarga hermawan begitupula hermawan sudah dianggap keluarga oleh hera. Dengan senyum mengembang hermawan menancap gas menuju kerumahnya.
“Dasar cat tembok, seandainya saja dulu kamu tidak mempertemukanku dengan perempuan ini... ah bajingan kamu cat!” bathin hermawan, yang teringat ketika arya mengerjai mereka berdua agar bisa bertemu. Saling suka tapi tidak berani mengatakan itulah hermawan dan hera, tapi dengan ide licik arya mereka akhirnya jadian.
---
“Ndan, aku Cuma butuh istirahat 2-3 hari saja ndan. Setelahnya aku tetap ingin kembali untuk melihat situasi” ucap anton, ketika telah sampai ditempat tujuan
“kamu ini aneh dikasih waktu libur malah mau berangkat, ya sudah terserah kamu” ucap komandan
Anton kemudian pulang dengan menggunakan motor kantornya. Dengan pelan dia mengarahkan motornya ke rumah kontrakannya. Anton sudah mengontrak rumah sendiri, dengan tujuan agar semua rahasia tentang pekerjaan tidak diketahui oleh keluarganya. Memasuki rumah, anton langsung membuka kulkas dan meminum air dingin menghilangkan haus dilehernya.
“Angkat tangan...” ucap seorang perempuan yang asing dibelakang anton, anton meletakan botol minuman tersebut dan mengangkat tangannya. Terasa sebuag benda menonjok-nonjok punggungnya.
“siapa kamu?” ucap anton tegas
“iiih... sama pacar sendiri lupa” ucap peremuan tersebut, anton berbalik dan terekejut karena wanita tersebut adalah anti yang memegang sebuah centong sayur
“lho? Lha tadi suaranya beda sama yang sekarang...” ucap anton
“sebel!” ucap anti yang lansung berjalan menjauhi anton dan duduk disofa
“maaf sayang, kan ndak tahu, dan... kok sayang bisa masuk ke rumah kan ndak ada kuncinya?” ucap anton yang berjalan cepat mendekati anti. Anti kemudian menarik anton.
“Kamu memang intel, tapi kamu tidak bisa membodohi pacarmu sayang. Pacarmu ini sudah menduplikatkan kunci sayang, biar pacarmu ini bisa tahu ada cewek lain yang masuk kerumah ini apa tidak!” bentak anti
“ada...” ucap anton memeluk anti dari belakang
“eh, siapa! Sayang kok berani-beraninya! Lepasin ndak!” ucap anti marah ketika mendengar jawaban anton
“ndak...” ucap anton
“pokoknya lepasin, mas sudah berani masukin cewek lain kerumah ini, anti ndak terima!” ucap anti
“ndak ya ndak...” ucap anton, membuat anti semakin marah
“lepasiiiiiiiiiiiiiin, anti benci sama mas...” ucap anti
“cewek itu unika sama wati...” ucap anton membuat anti terdiam
“itu kan... iiih nyebelin!” ucap anti, anti unikawati. Anton kemudian melepaskan pelukannya. Dan tubuhnya tetap dibelakang anti. Diraihnya tangan kiri anti.
“karena sudah masuk kedalam rumah tanpa seijin pemilik rumah, dan termasuk tindakan kriminal. Maka anda saya tangkap!” ucap anton tegas,
“Eh... mas apa-apaan sih, sebel!” ucap anti
“kamu akan saya borgol dan akan saya penjarakan!” ucap anton, yang kemudian memasangkan sebuah cincin yang terhubung dengan sebuah rantai kecil. Anti terkejut ketika jari manisnya terpasang cincin tersebut, satu cincin di jari manisnya dan satu cincin di jari manis anton dan terhubung oleh sebuah rantai kecil.
“mas...” ucap anti lembut, wajahnya memerah
“kamu dipenjara dirumah ini lho, kok bisa-bisanya sok imut gitu...” goda anton
“iya dipenjara dirumah ini kan? Terus jadi tahanannya mas kan?” ucap anti yang matanya berkaca-kaca
“iya, dan harus mmm...” ucap anton terhenti mulutnya tersumbat oleh bibir anti yang tiba-tiba berbalik ke arah anton
“melayani mas kan? Terus ini dipakai terus gitu? Berarti ndak boleh lepas?” ucap anti
“ya dilepaskan pas mau kerja saja kalau dirumah, dipasang lagi, biar cepet menghasilkan..” ucap anton
“berapa?” ucap anti
“delapan, 5 pemain inti 3 cadangan” ucap anton
“ndak sekalian 16 mas, 11 pemain inti 5 cadangan?” ucap anti, seorang mahasiswi di jurusan pendidikan jasmani guru sekolah dasar
“terserah kamu sayang, mas nurut...” ucap anton yang semakin rebah tubuhnya disofa
“capek sayang?” ucap anti, anton mengangguk
“libur berapa hari?” ucap anti, seakan tahu kalau anton besok libur
“kok tahu kalau besok libur?” ucap anton
“punya pacar seorang intel, harus pintar menyadap kan?” ucap anti sembari menarik sebuah mikropon kecil dari kerah anton
“ah... gurus SD tapi pintar nyadap ya? 2-3 hari” ucap anton tersenyum
“istirahat dulu sayang, sini anti peluk, besok rambutnya dipotong ya sayang, sama nih kukunya juga” ucap anti
“dasar guru SD... besok aku obrak-abrik rumah ini biar kamu yang beresin” ucap anton
“ndak papa mau diobrak-abrikm, ntar anti bersihin tapi ininya harus nancep terus besok” ucap anti, meremas selangkangan anton. Mereka berpandangan dan tersenyum manis, berpelukan dengan jari diborgol oleh cincin.
“yang susah banget meluk kamu, ini dipaki dijariku semua saja ya” protes anti
“iya sayang iya, bobo yuk besok kamu lebih capek dari mas lho” ucap anton
“nantangin nih?” ucap anti, mereka kemudian berciuman hingga kantuk menidurkan mereka.
Anti seorang mahasiswi dari jurusan pendidikan keolahragaan yang kepincu dengan anton ketika pertama kali melihatnya. Begitupula dengan anton yang langsung jatuh hati. Mereka akhirnya mengenal dan menjadi sepasang kekasih. Namun pernah suatu hari anti menelepon anton untuk dijemput distasiun kereta api setelah anti pulang dari berpergian. Tapi anton yang sedang bertugas tak bisa mejawab telepon. Anti, merasa takur ketika karena anti pulang pada malam hari. Jalanan sepi hingga segerombolan orang mencoba memperkosanya. Tak disangka arya yang pada saat itu sedang mengantar teman kuliahnya pulang setelah rapat kegiatan di kampus melihat anti. Anti selamat karena arya. itulah mengapa persahabatan mereka bak sebuah intan yang sulit tergores, karena arya, anton bersyukur anti selamat.
---
Semua berawal dari para lelaki yang pergi dengan meninggalkan kata-kata perpisahan yang sangat menyayat hati bagi pasangan mereka. Mungkin semua mereka lakukan karena apa yang akan mereka hadapi adalah sebuah momen yang mengakhiri hidup mereka, bagaimana tidak? Mereka yang biasa hanya berhadapan dengan berandal-berandal jalanan harus berhadapan dengan para gengster yang lebih berpengalaman daripada mereka. Hati wanita mana yang tidak hancur ketika kekasihnya berpamt seakan tak akan kembali. Namun semua telah terjadi walau pada akhirnya mereka melukis wajah mereka dengan darah sang kekasihpun tak peduli lagi, yang penitng mereka telah kembali dengan senyuman. Ditambah lagi hadiah yang mereka berikan pada pada kekasihnya lebih dari harapan sang kekasih. Berharap hanya kembali saja namun yang kembali membawa sebuah hadian lagi. Ah, semua telah mereka persiapkan sebelumnya “jika mereka bisa kemblai”, untungnya bisa kembali. Ah, koplak bikin koplak saja... koplak, apa itu dari singkatan kopi dan kolak ya? ha ha ha tak ada yang tahu... koplak koplak ha ha ha ha...
“Bu... ibu... eeee....” ucap ku ketika ibu membuka jaketnya.
Sedari tadi ketika ibu mencegatku ketika berboncengan dengan wongso, ibu megenakan jaket dan celana yang tidak ketat. Aku terpesona sesaat, hilang akalku ketika ibu membuka jaketnya. Dada ibu yang membusung memperlihatkan sebuah gunung yang seakan-akan mau tumpah. Sebuah tank-top dengan tali menggantung dibahu ibu berwarna hitam sangat kontras dengan kulit ibu yang putih. Tank-top ketat itu memperlihatkan sebuah lekukan tubuh wanita setengah baya, bahkan jika saja ada beberapa orang yang melihat ibu pastinya dia tidak mengira kalau wanita ini sudah berumur.
“Apa sayang?” ucap ibu
“boleh arya yang mengemudi saja?” ucapku ketika ibu hendak menjalankan mobil
“ndak papa? Kamu ndak capek?” ucap ibu
“ndak bu...” ucapku
Ibu hanya tersenyum kepadaku, kami kemudian berpindah tempat duduk. Kulepas semua pakaian berat di tubuhku hanya menyisakan kaos dan juga celana. Tanpa berlama-lama kujalankan mobil, ini semua akan berakhir karena waktu itu telah datang. Tapi dalam sisi bathin aku merasa kasihan juga dengan ibu tapi apa mau dikata janji harus ditepati. Mobil berjalan, lampu-lampu kota menemani kami berdaua. Kedua tangan ibu kemudian merangkul tangan kiriku.
“Dian manja ya sama kamu, sayang?”ucap ibu tiba-tiba
“ndak juga bu, biasa saja” ucapku dengan wajah sedikit malu
“ndak usah bohong, tuh wajah kamu merah” goda ibu
“ya seperti itulah bu...” ucapku
“3 hari ya sayang, manjain ibu..” ucap ibu tiba-tiba
“iya bu pasti, kok ibu tahu kalau dian manja?” ucapku
“Dari kotak musik...” ucap ibu
“egh, maksud ibu?” tanyaku
“ibu sengaja memberikan kotak musik itu agar ibu bisa tahu kamu mau kemana, ada penyadanya sayang, apa kamu tidak heran kenapa ibu tiba-tiba pulang ke rumah ketika kamu pulang saat itu? itu ibu mendengar semua percakapan kamu, maaf kalau ibu nguping... karena dian sudah tahu semuanya jadi ibu tidak mungkin sering-sering bersamamu” ucap ibu, kupelankan mobil dan kucium bibirnya
“ndak papa bu, arya juga sebenarnya sudah kangen sama ibu waktu itu. ndak enak sama dian kalau ijin ketemu ibu...” ucapku kembali menambah sedikit laju mobil
“Ibu tahuh semua, juga tentang kenapa dian berada di gedung itu...” ucap ibu
“eh... kenapa ibu tidak memberitahu arya kalau dian...” ucapku sedikit naik nada suaraku
“ssssttt... jangan marah sayang, ibu tahu juga ketika kamu sudah berangkat. Setelah kamu berangkat, kamu berpesan pada dian agar dirumah kan? Tapi ibu mendengar dian menangis dari kotak musik itu. ibu juga lihat kamu ketika hendak berangkat, selang beberapa saat ibu melihat dian. dan ibu mencegatnya...” ucap ibu
“eh... terus...” ucapku
“ibu bertemu dengannya, saat itu...” ucap ibu
“sebenarnya ibu mikirnya Cuma pegang-pegang, tapi pas lihat vagina dian, ibu jadi tahu” ucap ibu
“lho kok ibu tahu, dari hanya melihat sedangkan biasanya wanita kan...” ucapku
“iiih... ya tahulah, ibu kan belajar sayang. Ingat Ibumu ini juga sekolah seperti kamu” ucap ibuku
“he he he...” tawa cengengesanku
“jaga dian setelah kita menjadi yang seharusnya...” ucap ibu pelan
“iya bu, pasti... tapi bagaimana dengan ibu?” ucapku sambil menjalankan mobil kembali
“ada... hmmm... ibu ma memberi tahu kamu sesuatu...” ucap ibu tiba-tiba
“eh, apa bu?” balasku penasaran
Ibu kemudian mengambil sematponnya, aku memperlambat mobilku. Ibu membuka galeri di sematpon ibu, dan memerlihatkan sesuatu yang sebenarnya aku belum begitu famliar. Kulihat ada dua garis di foto itu, tapi tetap saja aku tidak tahu.
“apa maksudnya itu bu?” ucapku, karena foto itu hanya memperlihatkan foto perbesaran pada sebuah batang bergaris dua
“ibu hamil...” ucap ibu dan sesaat itu juga aku mengerem mobil, hampir saja sematpon ibu terjatuh
“kamu kenapa sayang? Sudah jangan kaget seperti itu?” ucap ibu
“tapi ibu hamil, dengan... eee... denganku? Kalau memang denganku, arya siap bert...” ucapkku terhenti karena sebuah jari menyilang di bibirku
“sssstttt... bukan sayang, ini dari ayahmu si mahesa” ucap ibu
“eh... jadi ibu melakukannya dengan...” ucapku kaget dan sedikit emosi
“ssssttt... sayang, dulu ibu berpikir untuk hamil darimu tapi setelah ibu berpikir lebih matang... cukup kita melakukan hubungan ibu dan anak ini tanpa ada sebuah peniggalan darimu. Kamu masih ingat waktu itu ibu datang bulan, setelah datang bulan ibu melakukannya denganmu dan ibu memintamu mengeluarkan di mulut dan wajah ibu?” ucap ibu dan aku mengangguk
“setelah itu kamu tahu kan kalau ibu berada dirumah bersama dengan ayahmu? Ibu membuat dia menyetubuhi Ibu, karena ibu tahu setelah ini semua berakhir ibu akan sendirian. Jika ibu mendapatkannya dari kamu, bagaimana perasaan dian jika suatu saat tahu semua itu? ibu juga wanita nak, jadi ibu harap kamu tidak marah... kita sudah banyak melakukan kesalahan dan ibu tidak ingin memperpanjangnya, cukup 2-3 hari ini, kamu menyirami benih ayahmu ini, jika kamu bersedia...” ucap ibu
“bu, jujur saja arya sedikit tidak terima tapi jika alasan ibu mengenai dian dan jujur saja arya memang tidak ingin menanam benih di ibu itu juga karena dian. kalau begitu, arya akan menyiraminya... dan mulai malam ini hingga menuju akhir, arya milik ibu...” ucapku sambil memandang ibu
“ibu juga milikmu, jadikan ibu semua yang kamu inginkan. Lakukan semuanya di semua tempat yang kamu inginkan... sepanjang malam, sepanjang hari... hingga kita berpisah...” ucap ibu
Kami kemudian berciuman, dan saling melumat. Dedek arya terbangun dan ibu megelusnya...
“Waktu kita tidak banyak. Kita ke tempat ini...” ucap ibu sambil memperlihatkan sebuah foto di sematponnya
“kamu ingatkan? Ibu tidak pernah ikut liburan, sepanjang hari ibu berada disini kecuali kalau ibu iseng pengen dengar percakapan kamu sama dian, ibu keliling-keliling perumahan dian” ucap ibu, aku mengangguk
Aku jalankan mobilku kesalah satu tempat dimana dulu aku dan ibu pernah berajalan-jalan kesana. Disebuah villa milik kakekku yang berada ditempat yang nyaman dan sejuk. Setiap libura sekolah saat aku masih SD, aku dan ibuku selalu berlibur ke tempat ini. mobil tepat berada didepan villa, tak ada tetangga disamping kanan dan kiri villa ini. ada tetangga villa pun itu juga berada sangat jauh dari villa kakekku. Aku turun dan membuka gerbang villa, aku kembali masuk ke dalam mobil dan memasukan mobil. Semua aku lakukan sendiri, karena penjaga villa hanya datang ketika pagi dan sore saja. sedangkan sekarang panjaga itu diliburkan oleh Ibu semenjak ibu berada di villa. Aku berjalan ke pintu samping kiri. Kubuka pintu itu dan kami berpandangan sejenak...
“Ayo bu... mmmmmhhhhh.... “ ucap ku namun ibu menarikku ke dalam dan melumat bibirku, aku kalah dengan perlakuan ibu
Aku mencium ibu dengan penuh nafsu, kuremas susu besar milik ibu. Maafkan aku dian tapi malam ini hingga bertemu aku milik ibu dan ibu milikku setelah semuanya berakhir aku akan bersamamu selamanya. Susu ibu tampak menggarahkan, besar dan sekal namun kini sudah ada yang mengalahkannya tapi pikiran itu aku tampik. Aku akan menikmati apa yang ada didepanku. Lama kami saling melumat, kutarik ibu keluar dari mobil dan ku gandengan hingga didepan mobil sedan yang aku tunggangi. Ku angkat dan kududukkan di atas kap mobil.
“arghh... sayang, masih panas mesinnya...” ucap ibu
“tapi ndak papa kan bu, sebentar saja...” ucapku, ibu mengangguk dan langsung ku rebahkan
Kucium kembali bibirnya, tanganku kembali ke dada ibu. sambil meremasnya tangaku menggeser tali tank-top dan juga tali BH yang berada di bahu ibu. dengan paksa aku tarik tank-top berenda itu kebawah, ibu yang memang tahu kengnanku langsung mempermudah aku untuk melepas tank-top itu. ciumanku bergeser dari bibirnya, ke pipinya, kembali ke bibirnya dan turun ke dagunya. Dari daru itu aku mulai menjilati kebawah menuju leher ibu, semakin kebawah lidahku kini menyusuri belahan dada ibu.
“sayang, susu ibu, menyusu seperti dulu sayang... erghhmmmm...” desah ibu
“slurpp... slurrp...”
Kedua tanganku meremas pangkas susu ibu, membuat susunya bertambah menantang. Secara beragantian bibirku menyusu ke setiap puting ibu. ibu mendesah, tangannya secara lembut mengelus kepalaku dengan desahan yang selalu keluar dari bibirnya.
“oh... sayang hisap yang kuat sayang, jadikan hariiihh inihhh erghh... milik kitahhh... aku istrimu dan kekasihmuwhhh owhhh sayanghhh arghh jangan digigithhhh mmmhhh... sayanghhhhh erghhh...” racaunya ketika aku sedikit menggigit dan menarik puting susunya
“argh sayang sudah sayanghhh punggung ibu panas...” ucap ibu, aku langsung bangkit diikuti ibu
“jahat banget, coba kalau nanti punggung ibu gosong gimana?” ucap ibu
“sebentar...” ucapku masuk kedalam, kuambil jaket dan kuletakan di kap mobil
“duduk bu... cepeeeetan” rengekku
“iya sayang...” ucap ibu
Sejurus kemudian aku melepaskan celana ibu, hingga yang tersisa ditubuh ibu adalah tank-top yang berada diperutnya. Aku berjongkok, kuangkat paha ibu, lidahku mulai bermain-main. Kubuka lebar vagina ibu dengan kedua jariku, lidahku mulai menyaput setiap nanometer vagina ibu. ibu mngerang, mendesah merasakan kenikmatan yang aku berikan kepanya. Jariku seakan tak mampu bertahan di bibir vagina ibuku sendiri, seperti halnya dedek arya yang sebenarnya sudah tidak tahan lagi untuk masuk kedalam. Ku masukan jari tengahku dan ku tekuk ke atas bagian dalam vagina ibu, sambil aku menjilati klitoris ibu, kukocok dengan pelan... pelan... pelan hingga pada RPM tinggi.
“arghh... sayang... emmmh.... aiiiiiihhh.... ahhhh owhhhh anakkku tempik ibu kamu apakan arghhh yah mmmhhhh ufthhh sayanghhh geli ahhh enak nikmaathhh sayang ya terushhh sayanghhhh sudah lama kamu ndak main didalam sanahhh aahh ahhh ahhh ahh... “
“pas itu sayanghhh erghhh terus sedikith lagih buat ibumu ini keluarhhhh yah terushhh arghhhhhh.... egh egh egh egh egh” teriak ibu keras, karena memang tidak ada orang disekitar sini.
Aku menengok ibu yang bersandar dengan kedua tangannya dibelakang, tubuhnya mengejang. Ibu tersenyum padaku dengan lembut. Aku dekati ibu dan ibu kini tampak lebih nakal pandangannya, tangannya meraih bahuku.
“aku akan jadi siapapun terserah kamu, tapi aku ingin jadi lonthemu sekarang sayang, kamu mau tuanku yang ganteng?” ucap ibu sembari jari kanannya menyapu keatas daguku, aku heran tapi terbawa oleh nafsu. Tangan kirinya kemudian menarik bahuku, hingga bibirnya tepat disamping telingaku
“beri kenangan bermain diluar sayang, ibu juga ingin merasakan seperti ima” ucap ibu membuatku kedua mataku terbelalak, tapi apa mau dikata otakku sudah tidak bisa berpikir jernih lagi yang ada hanyalah waktu yang sedikit
“hmmm... jujur saja aku lelah, tapi aku tidak ingin melewatkan wanitaku ini... sekarang kontolku ingin merasakah kehangatan...” ucapku
“panggil dong...” goda ibuku
“Apa sayang???...” ucapku
“lonthe...” ucap ibuku
“apa semua itu perlu diperjelas? kalau berdebat kapan mainnya? Memangnya tempik kamu ndak gatel apa?” ucapku semakin nakal, sambil lidahku menjilat leher ibu
“ergh... mmmhhhh...” ucap ibu mendorongku dan turun dari kap mobil
Dibukannya celana ku higga terlepas, digenggam batang dedek arya, sambil berjalan mundur ibu menarikku ke luar dari villa. Aku gugp dan bingung tapi kepalang tanggung, setahuku tak akan ada orang diluar sini tengah malam seperti ini. Ditengah jalan ibu memandangku, dengan bibir bagian bawahnya digigit. Kuraba selangkangan ibu, hingga aku menemukan klitorisnya, sedikit aku remas dengan jari dan jempolku tepat pada klitorisnya.
“aw... tuan... sakiiit...” ucap ibu, kucium bibirnya
“segeralah... bibirmu akan tampak lebih indah jika mengulum kontolku “ ucapku
Ibu langsung turun kebawah, kakiku sedikit aku buka lebar. Ah, ditengah jalan yang hanya terdiri dari bebatuan kecil tersusun rata ini aku menikmati kuluman ibu. sejenak aku memandangi bintang namun pemandangan yang indah adalah yang berada dibawahku. Kulihat ibu memegang dedek arya dan ditekan hingga menempel pada perutku, lidahnya menyapu bagian bawah zakarku. Tidak sampai disitu, bibirnya mengulum buah zakarku dengan sangat ganas.
“arghh... kulum... cepat kulummmhhhh...” pintaku tapi tak ada respon dari ibu dan ibu malah menjilati batang kemaluanku, melihat ibu berada bawah sedari tadi sebenarnya sudah membuatku ingin merasakan kulumannya. Aku pegang kepala ibu dan aku arahkan bibirnya ke dedek arya
“ayo ibuku, lontheku... buka mulutnya yang lebar dan masukan semua kontolku didalam mulutmu!” ucapku sedikit keras dan memaksa, ternyata memang malam ini ibu ingin aku menjadi tuannya. Kedua tangan ibu turun dari batangku, mulutnya terbuka dan langsung melahap batanngn dedek arya. kepalanya maju mundur.
“arghhh enak bu, owh lontheku enak banget kulumanmu owh... ya terushhhh mmmh... jangan gunakan tanganmu ya sayang... aku lebih suka melihatmu seperti ini” racauku sembari menyuruh ibu
“mmmmhhh mmmhaik muan (baik tuan)...” ucap ibu, tak tega rasanya tapi aku harus menuruti semua kemauan ibu
“yah kulum dengan benar... yah sepeti itu, arghhh... emhhh lidahmu jilat kontolku dengan lidahmu, ohhh ibu.... lontheku!” ucapku sedikit keras, ibu langsung saja menuruti semua keinginanku
Kulumannya yang divariasi dengan jilatan lidahnya membuat aku semakin memuncak. Segera aku tarik tubuh ibu, dengan pelan aku tari tubuhnya mendekati gerbang. Kepalanya aku tekan pelan agar menempel pada gerbang, kedua tangannya menahan tubuh atasnya agar dadanya, susunya menempel pada pintu gerbang. Bagian pinggulnya aku tarik kebelakang, sehingga posisi ibu sekarnag menungging dengan susunya menempel pada gerbang. Ah, pemandang seperti di film-film yang pernah aku tonton.
“katakan padaku, apa ini kemarin dimasuki suamimu?” ucapku dengan sedikit keras sembari jariku bermain-main disekitar vaginanya
“arghh... iya tuan... kemarin suamiku memasukan kontolnya yang kecil ke dalam tempikku arghhh” ucap ibu
“berani-beraninya kamu ya?hmmm... sekaranng harus dibersihkan dulu... kamu mau?” ucapku dengan senyum bergaya
“mauhhhh erghhh tuan mauhhh emmmmhhhh itilku owhhh... perih tuan jangan sdihhh owhhhh pencethhh...” ucap ibuku memohon sedikit tersenyum namun wajahnya memerah
“owh.. melawan ya? atau tidak mau aku bersihkan?” ucapku
“mau tuannhhh bersihkan tuanhhh aku mohonnhhhh maafkan ibumu, lonthemu ini yang main dengan suaminyahhhh erghhh...” ucap ibu
“arghhh... sempiiitthhh sekali bu arghhh mmmmhhhh.... yah enak sekali tempikmu bu mmmhhh....” racauku ketika batang dedek arya sudah mulai memasuki vagina ibu
“ahh... pelanhhhhh kontol besarmu itu mmmmmhhhhh.... erghhhhh.... yah teruskan anakku, tuanku owhhh... bersihkan tempik ibumu dari bekas-bekas ayahmuhhhh mmmhhh yah terushhh dorong yang kuat... sirami adikmu ini sayanghhhh...” ucap ibu, aku mamasukan jauh ke dalam vagina ibu kudekatkan kepalaku ke tengkuk ibu
“oh... bu, arya benar-benar kangen... malam ini arya akan bersihkan vagina ibu dengan pejuhku bu... akan arya siram adik arya dengan pejuhku...” bisikku pelan
“iya sayang bersihkan ibumu yang melonthe ke ayahmu ini, ahhh... emmmmhhhh... biarkan didalam dulu sayanghhh... tempik lonthemu ini masih kangen dengan kontol besarmuwhhh...” racaunya
Aku sampingkan wajahku disamping wajahnya, kulihat matanya terpejam bibir bawahnya. Sedikit lidahku menjilat kuping ibu yang membuatnya menggelinjang. Kulihat susunya tertekan di pintu gerbang, bahkan ada beberapa bagian susunya yang keluar dari sela-sela pintu gerbang itu. pinggulku mulai bereaksi dengan menggoyang perlahan, tangan kananku menari-nari di vagina ibu mencari klitorisnya. Kugoyang semakin keras dan kumainkan klitoris ibu dengan lembut. Diawal terdengar desahan manis ibu, desahan yang pelan dengan menggigit bibir bawahnya.
“buka matanya, kenapa? ndak ma ya?” godaku, ibu langsung membuka matanya ketika goyangan pinggulku masih pelan
“Ergh... anakku, tuanku kontol ah ah enak bangeth... mmmhh tersu goyang tuanku sayang” ucap ibu menoleh ke arahku. Memabuatk aku semakin menggila ketika ku melihat wajah ibu yang merah merona dan sangat membuatku bernafsu. Pinggulku semakin mengehentak sangat keras...
“arghh tuannn owhhh ya kontol ... argh kontol... tuan arghhh lebih keras tuan yah tersh akhhh bersihkan tempikku tuan bersihkan tempik ibumu yang juga lonthemu tuan yah terus terushhh akhhh... nikmat tuan... nikmath sekali... kontol tuanku sayang nikmat arghh...” teriak ibu yang sudah tidak peduli lagi dengan lingkungan sekitar. Aku hanya bisa menikmati sensai dedek arya keluar masuk vagina ibu dan sensasi perbudakan lembut ini, jelas saja aku tidak ingin kasar karena dia adalah yang pertama dan yang selalu memberikannya kepadaku.
“arhhh... aryaaahhh... kontol kamu enakhhh sayang, ibu kangen sekali sayang yah terus... jadikan ibumu budakmu sayanghhhh yah lebih keras lagi erghhh...” racau ibuku
“yah bu, aku akan membersihkan vaginamu, akan kubersihkan seluruh tubuhmu dengan pejuh kesukaanmu ini bu, malam ini kamu lontheku bu... yah enakhhh bangethhh buhhh... tempikmu enak bangethhhh...” racauku yang merasakan vagina ibu menjadi lebih licin dari sebelumnya tapi sensasi sempitnya masih terasa sempit dan kenyal
“argh tuankuwh... lonthemu mau keluarhhh... arghhh... ah ah tersuhhhh mmh hh ah ...” racaunya
‘jangan keluar dulu! Aku belum keluar, jangan sekali-kali keluar tanpa seijinku!” ucapku keras, aku tarik kedua tangan ke belakang dengan masih memepet tubuh bagian atas ibu ke pintu gerbang villa.
“tapi tuannnhhhhh ibumu ah lonthemu... mau keluar... aku mohon tuanhhh aku sudah tidakk tahan lagihhhhhh...” racaunya
“tunggu atau aku hukum kamu!” ucapku
“maafkan aku tuanhhh tapi lonthemu sudah tidak tahan arghhhhhhhhhh....” teriak ibu, tubuhnya melengking, kuhentikan sejenak, terasa caira hangat namun hanya sepersekian detika langsung aku goyang kembali pinggulku
“argh tuan... arghh... sakit tuan... istirahat sebentar tuan...arghhh.. ” mohon ibuku
“kamu melanggar! Harus dihukum... ah ah ah tempikmu belum bersih!” ucapku tegas
“arghh tuan... erghhh... tuanhhhh... owh maafkan lonthemu tuan... maafkanhhh arghhh terserah tuanhhh hukum lonthe tuanhhh....” racau ibuku, tubuhnya terlihat lemas tapi aku terus memompa. Hanya desahan yang aku dengar dari bibir ibuku, lama memompa...
“arghhh... ibuku, lontheku terima ini!” teriakku
“iya tuan, aku jugahhhhh ahhhhh...” teriak ibuku
Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot...
“arghh... egh egh eg egh egh egh egh egh egh akhirnya tempikmu sekarang sudah bersih ibuku, owh lontheku...” ucapku yang masih memegang kedua tangannya kebelakang
Sejenak aku berdiam dalam posisi yang sama, kulepaskan tangan ibuku. aku kira ibu akan bertahan untuk berdiri, tapi ternyata tangan ibu hanya berpindah dan tubuhnya merosot jatuh duduk. Tubuhnya bersanda ke gerbang villa, aku langsung berlutut. Aku merasa bersalah...
“eh maafk...” ucapu terhenti
“hashh hashh hashh hashh hashh... eh tuan, tempikku sudah bersihkan? Mulutku belum tuan, masih ada sisah hash hash peju tuan? Tolong tuan bersihkan mulutku jugahhh hash hash hash...” ucap ibu membuatku terkejut
“ah, bu sud...” ucap ibu menutup mulutku dengan tangannya
Aku raih kepalanya dan aku masukan dengan paksa kontolku ke mulut ibu yang masih mengatur nafas. Tanpa berlama-lama ibu membersihkan, kontolku dari sisa-sisa kenikmatannya dan juga pejuhku. Kepalanya aku maju mundurkan, selayaknya seorang tuan yang memperkosa budaknya.
“sudah bu, ayo masuk...” ucapku
“sudah bersihkan tuan? Sekarang aku milik tuan seutuhnya kan? Tuan disinilah 3 hari tuan, aku masih kangen...” ucap ibu yang tidak bisa aku tolak, aku mengangguk
“ayo... berdirilah...” ucapku
“ah, tuan aku tidak pantas berjalan, aku ingin merangkak disamping tuan...” ucap ibu,
Aku menggelengkan kepala karena aku tak tega dengan itu semua. Aku berlutu, kuraih tubuh ibu dan kumasukan lagi dedek arya yang masih berdiri tegak. Aku bopong ibu dengan posisi vaginanya dimasuki oleh dedek arya. aku masuk ke villa, kututup pintu gerbang. Ibu memelukku dengan erat dan menyandarkan kepalanya dibahuku.
“tuanku sayang barang-barangnya ada di jok belakang” ucap ibu,
Segera aku buka pintu belakang mobil, dan kutarik koper besar itu dengan masih tetap menggendong ibu. kubiarkan semua pakaianku dan pakian ibu berada didepan mobil. Ketika membuka pintu villa memang agak kesulitan tapi dengan bantuan ibu akhirnya bisa masuk. Masuk ke villa memang ada sebuah ruang tamu kecil, hanya ukuran 3 x 3 meter saja, setelah itu melewa ruang tamu sebuah ruangan luas. Dikiriku ada sebuah tangga naik kelantai dua, sebuah tempat yang hanya untuk bersantai terdapat dua kursi dan satu meja saja diatas sana. Diruang luas ini, terdapat tuang TV, dapur yang menjadi satu kemudian ada teras dibelakang rumah dan juga kolam renang kecil serta satu kamar hanya satu kamar saja untukku dan ibu. Ah, imajinasiku terbang luas untuk menikmati tubuh wanita ini. segera aku rebahkan tubuh ibu di sofa.
“sudah bu... istirahammmmmmmmm....” ucapku yang langsung disumbat oleh bibirnya
“ahh... setelah kamu bangun, kamu ingin aku jadi apa terserah tapi sekarang hash aku adalah lonthemu, jadi perlakukan aku seperti yang aku mau” ucap ibu
“tapi, sekali-kali ibu yang menja...” ucapku terhenti
“sssstttt... kamu tahu aku kan sayang? Aku adalah wanita penurut jadi tidak mungkin menjadi yang kamu pikirkan, atau kalau kamu tidak mau... lebih baik lupakan aku sebagai ibumu” ancam ibu
Aku menghela nafas sebentar, kupandangi wajah ibu yang seakan-akan ingin selalu menjadi bawahku. Kudorong ibu dengan sedikit kasar, dan kulepaskan tank-topnya. Aku kemudian duduk disofa, disamping ibu.
“Turun dari sofa!” ucapku, ibu kemudian bangkit dan hendak berdiri
“siapa yan suruh berdiri! Ulangi! Turun sambil merangkak!” ucapku sedikit keras, kulihat di wajahnya tampak memerah tapi ada raut kebahagiaan diwajahnya. Ibu kemudian kembali rebah dan memiringkan tubuhnya, turun dari sofa dengan kedua tangannya terlebih dahulu. Pantat besarnya itu aku tampar ketika didepan wajahku ibu, berdiam sebentar.
“siapa suruh kamu diam! Cepet!” ucap ku, ibu kemudian turun dan merangkak
“merangkak berputar, kemudian jalan kearahku! Kulum kontol anakmu!” ucapku,
Aku melihat ibu seperti itu malah ada sedikit gairah yang membakar tubuhku. Ibu merangkak berputar kemudian bergerak kearahku, kepalanya tepat di depan dedek arya yang masih tegang. Hanya dengan memandangya saja ibu sudah tahu apa keinginanku. Lidahnya menyapu dedek arya, menjilat dan mengulumnya. Terasa nikmat tapi tidak membuatku merasakan ingin cepat keluar.
“Arghh... gunakan susumu, cepat! Seharusnya kamu tahu itu!” ucapku
Tanpa berlama, lama ibu sedikit maju. Pertama dia mengulum batangku, selanjutnya dedel arya diselipkan diantara kedua susu besarnya. Ibu sedikit meludah untuk mempermudah perjalanan dedek arya diantara kedua susunya. setiap kali ibu menurunkan kebawah, ujung dedek arya langsung dikulumnya ketika naik kuluman dilepaskan. Sebuah pemandangan yang penuh dengan sensasi, ditambah lagi tubuh putih mulus ibu yang membuatku semakin bergairah.
“tuanhh... enak tidak tuan?” ucap ibu yang mencoba memanjakanku
“yah... enak, beri aku pemandangan indah lagi” ucapku
“tuan panggil aku lonthe, tuan tidak pernah memanggilku lonthe” ucap ibu
“argh... ya berikanaku yang lebih indah lagi lontheku” ucapku, menuruti keinginan ibu
Ibu langsung memompanya dengan sangat cepat, susunya naik turun memberikan aku pemandangan yang indah. Ditambah lagi ketika ibu turun, batang dedek arya naik, dan lidahnya menjulur menjadi landasan dedek arya untuk masuk kemulutnya. Terus dan terus seperti itu...
“argh... aku mau keluar, aku mau keluar di mulut ibu eh lontheku” ucapku dengan dahi mengrenyit
“tuan masukan ke memeku tuan, sirami adikmu” ucap ibu
“argh... aku ingin dimulut, biar mulutmu bersih tidak ada sisa-sisa dari mahesa!” bentakku
Ibu sedikit terkejut namun kembali lagi memompa...
“aku... ah kulum kocok dengan mulutmu aku ingin keluar di mulut! Cepaaaaat!” teriakku
Ibu langsung mengulum batang dedek arya, sembari mamaju mundurkan kepalanya dan Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... beberpa kali tembakan masuk kedalam mulut ibu. disedotnya kuat batang dedek arya, hingga terlepas dan berbunyi “plup”. Diperlihatkan spermaku sebentar dan kemudian ditelah oleh ibu tanpa sisa.
“ahh... aku sudah bersih tuan, batang tuan sudah lemas” ucap ibuku,
Ibu kemudian bangkit dan mengambil air minum. Setelahnya ibu kembali ke dasar selangkanganku. Aku raih kepala bagian belakan dan kucium bibirnya. Susunya aku remas secara perlahan.
“Bangunkan lagi, jika kamu tidak bisa aku tidak akan memasukan kontolku ke vaginamu lagi” ancamku
“bisa tuan, aku pasti bisa...” ucap ibu tersenyum
Ibu kemudian melumuri kembali batang dedek arya dengan ludahnya. Diapitnya dedek arya dengan susu besarnya itu, sejenak aku memandang ibu sangat telaten dan itu yang aku suka. Perlahan demi perlahan aku mulai menikmati sensasi ini. batang dedek arya sedikit mulai sedikit kembali bergairah. Aku hanya menikmati pemandangan ini, apalagi ketika memulainya rambut panjang ibu dikucir sanggul membuatku semakin terpikat kecantikannya. Batang dede arya langsung berdiri tegak setelah hampir 15 menit ibu memanjakannya.
“ah, sudah berdiri tuan, bolehkan aku masukan?” ucap ibu
“iya, sekarang puaskan dirimu” ucapku layaknya seorang tuan bagi ibuku
Ibu kemudian berdiri menghadapa kearahku, dedek arya dipegang oleh tangannya diarahkannya ke vagina ibu. perlahan aku bisa melihat bagaimana dedek arya teersenyum memasuki liang senggamanya. Ibu kemudian naik turun dan memompa dedek arya dengan penuh semangat, tangku ku letakan di belakang kepalaku menikmati sensasi dari ibuku sendiri. susunya naik turun, ibu memohon untuk diremas tapi aku menolaknya.
“remas sendiri! aku ingin lihat kamu menjadi wanita seksi malam ini” ucapku
“argh... begini tuan yah... owh lebih enak kalau diremashhh tuanhhhh tapihhhhh apapunnh aku lakukanh untuk tuanhhha hhh kontol tuan menyentuh bibr rahimku yah... enak seklai tuan, kontolmu enak sekali didalam vaginaku, aku ingin memompanya terushhh yah enakhhh, tempikku digaruk sama kontol tuanhhh...” racau ibuku
“terushhh mendesah, dan mendesah aku ingin mendengarnya!” ucapku
“yah tuanhhh ah aku ingin keluar bersamah tuanh... ah kontol tuanh paling nikmat sekalihhh owhhh enak tuanhhhh enakhhhh sangat nikmat didalam sanahhhh ah panjang kuathhh dan arghhhh mentokkhhhh tuanghhhh...” racau ibuku
Selang beberapa saat kemudian, tubuh ibu memompa semakin kencang. Aku merasakan dedek arya kembali ingin memuncratkan sesuatu dari dalam sana. Tubuh ibu semakin menggila, semakin bergoyang ke kanan dan kekiri. Kupegang punggung ibu agar tidak terjatuh kebelakang, walau tahu tubuhnya sudah tidak seimbang ibu terus memompanya.
“tuanhhh aku mau... keluar” ucap ibu
“Aku juga...” ucapku, langsung aku tarik tubuh ibu dan kurebahkan di sofa giliran aku berada diatas dan...
“Aku sirami rahimmu bu...” teriakku
Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot... Crooot...
Aku benamkan lebih dalam lagi batang dedek arya, kupeluk tubuh ibu dan ibu memelukku. Terasa cairan hangat mengalir dibatang dedek arya. tubuh kami mengejang bersama-sama, mengejang mengeluarkan nikmat bersama.
“Ah... terima kasih Ibu... lontheku...” ucapku
“sama-sama, anakku.. tuankuhh...” ucapnya
Nafas kami berstu bersama, tak lama kemudian aku angkat tubuh ibu dengan dedek arya masih menancap di vaginanya. Kuangkat tubuhnya dan kurebahkan di kasur kamar. kupeluk tubuhnya dan ku cium bibirnya. Aku pindah kebelakang tubunya dan kuselimuti tubuhnya dengan selimut. Kupeluk dengan erat...
“bu...” ucapku
“iya...” balasnya
“apakah kita bisa bangun pagi?” ucapku
“bisa sayang, nanti lonth...” ucap ibu aku potong
“sudah selesai...” ucapku
“iya, nanti ibu bangunkan kamu sayang...” ucap ibu
Kuremas susunya yang besar itu dan sembari satu tanganku memeluk tubuhnya dan terlelap semalaman...
0 komentar: