BAHTERA RUMAH TANGGAKU (DIMAS STORY)#2

Episode 9

Pov marcel

Aku kini berada di ruang tamu rumah dimas, kulihat ia begitu shock tadi saat dian mengatakan kalau flash disk yang kuberikan berisi file perselingkuhan istrinya. Video itu kudapatkan dari hasil kerjasama aku dan dian untuk mendapatkan bukti itu.
Flash disk yang berisi video video perselingkuhan sinta berhasil kudapatkan berkat kerjasamaku dengan dian. Kami mendiskusikan rencana ini selepas dimas meninggalkan kami dikafe itu tempo hari.

Kami berencana bagaimana kami bisa lebih dekat dengan pak hendra dan mengambil rekaman video yang ada di handycam yang kami lihat tempo hari saat kami berkunjung ke rumah dimas. Aku kemudian memutuskan untuk berpura pura mengajak pak hendra bekerja sama. Dengan nama perusahaan besar milik ayahku, pasti tak ada yang bakal menolak. Sementara dian menawarkan diri untuk bisa mendapatkan rekaman video itu, kami hanya memerlukan satu video untuk membuktikan perselingkuhan sinta, namun ternyata yang didapatkan dian lebih dari itu.

Selama beberapa hari yang lalu aku sering menemui pak hendra dengan kedok ingin membangun kerja sama antara perusahaan ayahku dan pak hendra. Namun saat pak hendra menanyakan progres persetujuannya aku mengatakan kalo masih harus di periksa oleh ayahku.
Selama itu pula aku terkadang meminta pak hendra menemaniku untuk berkaraoke ria di tempat kerja linda pacarku dan juga dian. Dianlah yang kemudian akan menemani pak hendra sesuai yang pernah ia katakan untuk menawarkan diri menggoda pak hendra. Tujuannya agar kita bisa mengorek dan mendapatkan ramuan itu.

Sampailah pada 2 hari yang lalu saat dian bilang akan menggoda pak hendra agar ia tergiur untuk mencicipi tubuhnya demi bisa mendapatkan bukti perselingkuhan sinta. Secara logika memang masuk akal. Mana ada lelaki yang bisa menahan nafsu saat melihat wanita se sexy dian dalam keadaan setengah mabuk dan digoda seperti itu.

Di ruang karaoke pak hendra dan Dian asik berciuman. Saat mereka sedang asik bercumbu, aku menukar minuman pak hendra yang rendah alkohol dengan minuman yang kadar alkoholnya lebih tinggi agar pak hendra mabuk.

Aku sengaja memesan ruangan vip pada bos linda agar kami lebih leluasa menjalankan rencana kami. Pak hendra yang nampak terengah engah meladeni ciuman dian menyambar minuman itu dan meminumnuya, setelah itu kembali mencumbui dian ia beberapa kali menenggak minuman itu wajah pak hendra semakin memerah akibat pengaruh dari alkohol.

"Eh pak sekertaris bapak cantik juga yah", kataku memulai aksiku.

"Hummp hosh, kenapa cel kamu mau, kalo mau boleh cicipin badannya dia perekku di kantor", kata hendra lalu melanjutkan berciuman .

"Wah mantap pak, bodinya nafsuin banget, boleh kapan kapan ane cobain pak, tapi penasaran gimana badannya yah",

"Hahah kamu mau lihat badannya, beuh pokoknya montok muaachh nggak kalah ama perempuan ini", kata hendra sambil sesekali mencium dian dan meremas pantat dian yang duduk dipangkuannya.
"Bentar yah bapak yang ganteng", kata dian pada hendra yang bersandar lemas pada sofa, dian kemudian membisikanku sesuatu.

"Apa kamu yakin?" Tanyaku pada dian. Ia hanya menganguk saja.
Dian lalu kembali meraih tubuh hendra dengan menarik dasinya dan mencumbui bibir hendra. Linda menarik narik kaos lalu bertanya apa yang dibisikan dian padaku. Setelah kuberi tahu, linda nampak kaget.

"Gimana kalo kita tukaran pak, saya nyicipin badan sekertaris bapak, dan bapak bisa puas nikmatin badan cewek yang bapak pangku", kataku

"Mmuacchh, boleh boleh asal kerjasama kita secepatnya rampung yah, saya juga penasaran ama memek cewek ini".

"Hahaha oke lah pak nanti saya minta ijinkan si cewek ini ke bosnya, saya kenal pemilik tempat ini biar dia bisa nemenin bapak ampe besok malam, asal saya bisa ngentotin sekertaris bapak", kataku dalam hatiku aku merasa bersalah pada dimas berkata seperti itu pada istri dimas.
Dian kemudian membisikan sesuatu pada hendra. Lalu pak hendra tertawa terbahak bahak. Dian pun bangkit dari pangkuan pak hendra.

"Kalo begitu saya bawa temen kamu dulu yah", kata hendra.

"Aku minta ijin dulu yah say, ayo cel katanya mau diminta ijinin",kata dian sambil menarikku keluar ruangan.

Aku dan dian lalu menemui bossnya, seorang wanita berumur 45an. Awalnya ia menolak, namun setelah diyakinkan oleh dian, bossnya pun mengijinkan. Entah kenapa dian begitu semangat membantu rencanaku sampai rela mau disetubuhi oleh laki laki itu, padahal setahuku dian pun pilih pilih jika ada yang mau mendapatkan servisnya.
Saat kami kembali kulihat pak hendra tengah berbicara dengan pacarku linda sambil mengelus elus paha pacarku, memang bajingan tua bangka ini. Linda nampak risih dengan perlakuan pak hendra. Ingin rasanya kupukul wajahnya namun bisa gagal rencanaku.

"Ayo pak, katanya udah nggak sabar", kata dian menarik pak hendra yang nampak kelimpungan berdiri.

Kamipun meninggalkan ruangan itu dan segera menuju parkiran. Linda masuk duluan ke mobil dan duduk di kursi penumpang depan. Sementara pak hendra duduk di kursi belakang. Sebelum aku masuk kemobil dian berkata padaku.

"Tinggalin aja kami kalau dia ajakin ke hotel aku bakalan ngorek info dari dia, mudah mudahan di hapenya ada foto atau video perselingkuhannya sinta. Nanti aku bakalan periksa. N bakalan kasih ke kamu".

Setelah memanaskan mobil sejenak,akupun mengarahkan mobilku keluar dari karaokean itu. Dibelakang dian dan pak hendra berbincang sambil tertawa tawa. Sesekali mereka berciuman lalu berbincang lagi.

"Mau ke hotel mana kita pak", tanyaku

"Hotel? Nggak usah ke rumahku saja", kata hendra.

"Wah emang rumahnya sepi yah pak", tanyaku

"Si gembrot ada kok di rumah", kata pak hendra. Aku sama sekali tak tau siapa yang dimaksud pak hendra. Ia pun memberitahu alamat rumahnya. Dan kamipun sampai disebuah rumah yang cukup megah. Pak hendra pun mengajak dian turun dari mobil saat kami sampai didepan gerbang rumahnya. Setelah mereka masuk, akupun pergi meninggalkan dian bersama bajingan itu. Semoga saja dian bisa mendapatkan bukti.

"Aduh aku khawatir deh ama dian sayang", kata linda.

"Sudah, dian baik baik saja, semoga rencana kita berhasil".
Tak terasa mobilku pun menjauhi rumah itu. Dalam hatiku hanya berdoa semoga dian berhasil. Esoknya saat malam hari dian menghubungiku dan bilang telah mendapatkan video itu. Aku tentu begitu senang dan langsung mengabarkan dimas. Dan kini sampailah aku dirumah ini.
♤♤♤

pov Dian

Entah apakah dimas kuat menonton video video yang ada didalam flashdisk itu. Aku pun tak percaya saat melihat sekilas video video itu saat aku mengambilnya di rumah hendra. Begitu kudapatkan video itu, aku lalu menghubungi Marcel. Aku teringat kembali saat aku berada di rumah hendra.

"Sialan" kataku dalam hati saat hendra meremas remas pantatku saat kami berjalan memasuki rumahnya. Didepan pintu rumahnya ada seorang pria yang berbadan tinggi besar nampak berjaga jaga. Dalam hatiku aku berfikir buat apa ada seorang penjaga disana sementara hendra sendiri telah memiliki satpam yang kami sapa tadi.

"Si gembrot aman kan", kata hendra pada lelaki itu.

"Aman bos", kata lelaki itu.

"Ayok sayang kita masuk", kata hendra sambil tersenyum membuatku jijik dalam hati.
Sesampainya kami didalam kulihat seorang wanita mungkin seumuranku atau lebih tua kira kira 27 tahunan bertubuh gemuk dan wajahnya biasa saja sedang duduk di ruang tamu. Saat kami datang ia berjalan menuju ke arah kami dan ingin membawakan koper pak hendra. Kufikir orang ini adalah pembantu hendra.

"Udah pulang mas, wanita ini temennya mas yah, kok nggak dianterin ama sekertaris kayak biasanya mas?". Tanya wanita itu bertubi tubi.

"Ah berisik lo sana minggir gue pengen kekamar bareng cewek ini", kata hendra sambil mendorong keras wanita itu hingga ia jatuh terjengkak. Ingin rasanya aku menampar wajah hendra karna berbuat seperti itu pada wanita.

Kami pun menaiki tangga menuju sebuah kamar, didalam kamar yang cukup luas itu kulihat disudut ada sebuah meja yang diatasnya terdapat sebuah laptop dan juga handicam yang pernah kulihat dipakai merekam aksi sinta tempo hari.

"Ayo sayang aku sudah tidak sabar ngentotin kamu kata hendra sembari membuka semua pakaiannya kecuali celana dalamnya",

"Sebelum main aku nanya dong sayang wanita tadi siapa sih, pembantu yah?", tanyaku

"Haha emang mukanya kayak pembantu sih, dia istriku saya hanya nikahin dia demi semua fasilitas ini". Benar benar bajingan laki laki yang dihadapanku ini. Ingin rasanya kutusuk saja perut buncitnya memakai pisau.

"Sayang putar musik dong atau apa gitu biar lebih hot", pintaku. Tujuanku sebenarnya agar si hendra menyalakan laptopnya. Bisa saja video yang ada di handicam dipindahkan kesana karna kulihat laptop itu terhubung oleh handicam melalui kabel usb. Laptop itu juga tersambung dengan sebuah mini speaker.

Hendrapun menyalakan laptopnya, setelah memasukan kata sandi. Ia mulai memutar musik yang biasa ada di klub malam, ia lalu duduk diranjang menghadapku. Secara erotis aku berjoget didepan lelaki bejat ini, aku harus memuaskannya, membuatnya kelelahan lalu aku akan mengambil video yang ada di laptop itu.

Satu persatu penutup luar tubuhku sudah berserakan dilantai, menyisakan bra yang tak mampu membendung besarnya payudaraku yang berukuran 32c , juga sebuah g string yang menutupi memekku. Kulihat hendra begitu nanar melihat tubuhku.

"Kamu sexy sekali sayang", kata hendra sambil mengocok penisnya, kontolnya sudah mengacung tegak. Entah berapa ukuran kontolnya yang jelas cukup besar sekitar 18 juga dan juga cukup gemuk.

Aku harus cepat, efek minuman alkohol tadi pasti menurunkan stamina tua bangka ini. Segera saja aku bersimpuh menarik celana dalamnya dan langsung mengulum kontolnya. Kumainkan lidahku di kepala kontolnya, kuisap dan kujilati batang berurat itu. Namun apa ini kontolnya semakin keras dan "croot" langsung mengeluarkan banyak sekali peju.

"Ugggh maaf keluar duluan", kata hendra. Aku tertawa dalam hati kontinya saja yang besar namun cepat sekali keluarnya.

"Ihh kok keluar sih pak kan memekku belum ditoblos sama kontol gedenya bapak", kataku pura pura merajuk.

"Maaf sayang, sebentar aku minum obat dulu", kata hendra namun segera kutahan, kuhempaskan tubuhnya ke ranjang. Kulucuti gstringku tanpa membuka braku. Segera kukangkangi tubuhnya. Dan secara cepat kontolnya yang setengah tegang kupaksa masuk ke memekku setelah kuoleskan sedikit ludah pada kontolnya dan mekiku.

"Uhh udah bia ah biarin aja", kataku dengan nafas terengah, aku harus cepat membuat bajingan ini tepar.

Secara liar aku menaik turunkan tubuhku diatasnya. Memekku yang awalnya sedikit kering kini mulai membasah. Harus kuakui kontol besarnya mengisi penuh liang vaginaku. Kumainkan otot otot vaginaku meremas remas kontolnya membuatnya meringis. Konti lelaki ini makin mengeras dalam memekku
"Ahh sshh uugghh enak banget kontolnya pak", kataku dengan suara manja dan mendesah

"Ahh pelan pelan bisa keluar lagi nanti ohh uhhh", erangnya.

"Hihi masa sih pak hmm oucvhh" kataku sambil menggilas kontolnya dengan memekku, naik turun maju mundur gerakanku mengerjai penisnya.

"Ahh mau keluar sayangg ahhhh ", teriaknya dengan cepat aku berpindah dan mengocok lalu mengulum penisnya. Ia berejakulasi lagi didalam mulutku. Dengan terpaksa aku menelan pejuhnya yang sangat tidak enak rasanya. Aku lalu mengambil posisi menungging disampingnya, sambil menoleh padanya.

"Masih kuatkan pak ayo dong aku belum keluar nih",

"Hosh hosh capek neng, katanya dengan suara lirih dan kemudian langsung saja tertidur. Aku kembali tertawa dalam hatiku. Stamina keok,ejakulasi dini lagi, mau maunya sinta ditiduri oleh laki laki macam ini. Aku lalu menuju ke kamar mandi yang ada dikamar itu untuk bersih bersih. Lalu kupakai lagi pakaiannku.

Pak hendra begitu kelelahan akibat efek permainanku juga efek minuman beralkohol tadi ia langsung saja tertidur pulas diatas kasurnya. Aku lalu menuju ke depan meja dan mengutak atik handicam itu mencari video dan ternyata kosong. Aku lalu mencoba mencari video itu dilaptop dan memeriksa recent folder yang ada disana. Terdapat sebuah folder berjudul qtwtrrsaud begitu banyak sub folder didalamnya hingga kemudian kutemukan begitu banyak video didalam sana. Ada yang berdurasi beberapa menit ada juga yang sampai setengah jam.

Aku begitu tercengang, ternyata banyak sekali video sinta dan hendra didalamnya. Kupindahkan beberapa video saja kedalam handphoneku yang penting aku memiliki bukti. Aku lalu mencari cari kabel usb untuk memindahkan video video itu kedalam hapeku. Saat aku memeriksa laci aku menemukan begitu banyak obatan disana. Ada obat penambah stamina ada juga obat kuat.

Setelah mencari dilaci laci yang ada disana aku menemukan kabel usb dan lalu memindahkan video video tadi kehapeku. setelah selesai kupindahkan video video itu kusimpan kembali hapeku dan bermaksud turun kelantai satu, namun saat aku membuka pintu aku begitu terkejut wanita yang didorong tadi oleh hendra sedang berdiri didepan pintu.

"Eh mau kemana mbak, udah selesai?", tanyanya. Sungguh aku dibuat bingung oleh pertanyaannya bagaimana mungkin dia berkata seperti itu pada wanita yang tidur bersama suaminya.

"Nggak mbak aku mau nyari minum, hngg kalo boleh tau kok mbak nggak marah diperlakuin seperti tadi?", tanyaku.

"Ceritanya panjang mbak, saya cuma bisa bersabar, dan berdoa", kata wanita itu sambil memaksakan tersenyum dengan mata sembab, aku begitu iba melihatnya. Aku pun mengajaknya turun ke lantai 1. Ia pun mempersilahkanku duduk disofa lalu mengambilkanku minum kemudian ia duduk disampingku.

Aku lalu mengajaknya bercerita, aku kemudian memaksanya menceritakan kenapa dia begitu bersabar menghadapi hendra. Ia lalu menceritakan bahwa ia sebenarnya tak tahan. Beberapa kali ia mencoba bunuh diri namun ia selalu teringat akan keluarganya yang berada dikota lain. Ia sebenarnya adalah pemilik perusahaan hendra, ia bertemu hendra saat hendra masih menjadi karyawan disana. Awalnya ia bingung saat hendra menyatakan cinta padanya karna dia sadar dia bukan wanita yang cantik, namun karena kegigihan hendra akhirnya ia menerima hendra yang ekonominya biasa saja untuk menjadi suaminya. Namun semua berubah saat hendra sudah menjadi manajer di perusahaannya, segala kekayaannya hendra lah yang menikmati. Ia yang sudah berhenti bekerja sama sekali tak pernah diberikan uang oleh hendra. Semua komunikasinya terputus dengan orang tuanya, handphonenya pun ternyata dipegang oleh pria yang tadi aku lihat saat aku masuk ke rumah. Pria itu bertugas mengawasi wanita ini jika ingin kabur, juga ia mengawasi percakapannya dengan orang tuanya saat ia ditelfon ataupun menelfon. Sungguh kasihan sekali. Ia ingin bercerai namun tak memiliki bukti atau apapun itu.

Begitu ia selesai menangis aku pun memberitahu maksud dan tujuanku kemari. Ia mengiyakan jika memang sinta dan hendra telah menjalin hubungan, bahkan dari mulai 3 tahun yang lalu. Namun Ia tak tahu kalo hendra memiliki banyak rekam, kasihan sekali dimas selama itu dia dibohongi oleh istrinya sendiri, sinta mengingatkanku kembali dengan diriku yang dulu, sampai kemudian sebuah peristiwa menimpaku dan aku sangat menyesal karenanya.

Aku lalu mengatakan untuk bersabar dan akan meminta marcel untuk membantunya. Jika hendra bercerai dengan wanita ini otomatis ia akan kembali jatuh miskin dan wanita ini akan terbebas dari jerat si hendra bajingan, begitupun sinta.
Malam itu kuhabiskan waktuku menemani wanita ini. Hingga subuh menjelang dan tidur di kamar bersamanya. Esok paginya saat si hendra bajingan sudah terbangun dari tidurnya aku kembali harus melayaninya. Ia begitu kuat kali ini karna beragam macam obat yang ia konsumsi tadi. Entah berapa kali aku orgasme, namun walaupun memang nikmat namun aku sama sekali tak merasa nyaman. Begitu malam hari menjelang aku meminta izin untuk pulang, lalu menemui marcel dan lalu ia memindahkan video video itu kedalam sebuah flash disk.
Dan kini akupun sudah merasa lega, semoga saja dimas bisa kuat melihat bukti bukti perselingkuhan artinya. Aku harus bisa menenangkannya kalaupun ia mengamuk. Aku tak mau dimas mengakhiri hidupnya atau berbuat hal lainnya seperti dia. Orang yang kusayangi dulu.
♤♤♤

Pov Dimas


Kupilih salah satu video karna aku melihat latar belakang di video itu cukup familiar dan ternyata itu adalah dapurku. Nampaknya hendra menaruh handicam itu diatas meja dan menyorot kulkasku entah istriku ada dimana. Hanya ada hendra nampak memakan begitu banyak obat lalu kemudian kamera itu mati saat pintu kamar mandiku seperti ingin dibuka dari dalam.
Kupilih kembali video berlatar sama dan kini durasinya cukup lama sekitar 10 menitan. Astaga apa yang dilakukan istriku. Ia tengah mengocok penis lelaki itu dengan payudara besarnya.

"Ih bapak nggak muncrat muncrat deh, udah 10 menit juga mana sambil direkamin lagi bapak kebiasaan deh", kata sinta manja.

"Heheh ini bentar lagi sayang uhh toketmu kenyal banget",

"Uhhh keluarin cepet pak entar suamiku datang lagi",

"Haha sabar, ada si karto didepan, jangan lupa rencana kita, kan kamu mau ngerasain sensasi main disamping suamimu kan",

"Ah itu mah maunya bapak aja suka ngajarin sinta aneh aneh pake kontol bapak yang gede ini", kata sinta manja sambil sesekali menunduk menjilati penis lelaki yang dari suaranya memang hendralah dia.

Tanganku mulai terkepal saat ia begitu banyak memunratkan sperma ke daerah dada dan juga ke leher istriku. Ia pun melarang istriku mengelapnya dan malah menyuruhnya meratakan sperma itu kedadanya lalu berkata agar aku bisa mencium aroma spermanya.. Istriku lalu mengambil baju yang sama persis dipakai saat hendra dan karto berkunjung tempo dulu. Pantas saja aku merasa mencium bau anyir sperma di leher istriku.

Apa sebenarnya salahku, kenapa sinta berbuat seperti itu. Hatiku begitu sakit. Keringat dingin mulai mengalir di dahiku.

Kuputar video lain yang nampak berlatar belakang kamarku. Astaga ini kan saat aku merasa sedang bermimpi dan mendengar suara sinta. Ternyata karto dan hendra begitu asik mengerjai sinta yang duduk disampingku yang tertidur. Semua kejadian yang kudengar ternyata memang kenyataan. Tanganku semakin bergetar akibat menahan emosiku yang mulai meluap. Penisku hanya sedikit bereaksi akibat permainan mereka namun nafsuku tertutupi oleh emosiku yang meluap luap.

Kuputar lagi video lain yang nampaknya lanjutan dari video tadi. Kepalaku sudah begitu pening akibat menahan amarah yang sangat dalam. Apa ini. Sinta mengangkangi tubuhku tangannya berada diantara kedua kepalaku. Lututnya berada diantara kedua pahaku divideo itu. Hendra sialan, kemudian menusukkan penisnya yang lumayan besar melebihi ukuran penisku kedalam vagina sinta.

"Ouugghh uhh", erang sinta.

"Ahhh meki kamu nikmat banget sinta sayang, karto arahin yang benar yah, ntar lo boleh gantiin gue", kata hendra sambil menghadap kamera.

"Uhh tusuk pak kencangin dikit kontol gedenya uhhh", erang sinta

"Hahaha dasar udah ketagihan kontol besar kamu, kontol suamimu kecil yah",kata hendra sambil mengayun ayunkan pinggulnya, selangkangannya menghantam hantam pantat istriku yang padat.

"Ouuhh uhh aduh memekku, enak banget pak ahh ahh sshh", kata sinta. Keringat sinta sudah membanjiri tubuhnya. Kamera nampak mendekat kearah mereka. Dapat kulihat keringat sinta bercucuran menetesi wajahku.

"Ahh ahh memekmu nikmat bener sayang, kontolku nikmat didalamnya",

"Ahh ahh gesek trus bosku sayang uhhh",

"Ayo bilang sama suamimu kamu lebih senang aku entoti dari pada dientoti suamimu".

"Uhh saayang ahh lihhaatn nihhh akkuuhh diiennttootyi bossku ooohhh nikmat banget loh sayang ahhh uhh", kata sinta menundukkan kepalanya berbicara denganku.

"Hahah obatnya berhasil, istrinya aja dientotin tapi ampe nggak berasa ama dia, malah tidur pules, obat dari temenmu mantap karto", kata hendra tertawa tawa sambil mengencangkan pompaan kontinya.

"Uhh pakk ahh pak mau keluar ahhh",

"Ayo minta ijin sama suamimu cepetan",

"Ahh sayangg uhhb aku mau muncratt nih uhhh ahh gara gara pak hendra ahhh oohh sayang ahh keluuaarrr ohhh pakk ennnakkk", sinta berkolojotan diatas tubuhku dan hampir saja menimpaku yang sedang tertidur disana namun dengan cepat hendra menahan tubuh istriku.

Sambil tetap mendekap sinta ia kembali menggesekan penisnya didalam vagina istriku. Tubuh mereka seakan menyatu seperti sepasang kekasih. Aku begitu jijik melihat ekspresi kenikmatan mereka. Tangan hendra meremas remas payudara istriku.

"Ahh iya pak remes susuku ahh"

"Haha toketmu ini yang selalu buatku tak tahan oohh uhh"

"Ah masa toketku aja pak ohh memekku juga kan ah kencengin lagi pak uhh ohh"

"Ah memekmu juga nikmat sayang ahh mau keluar sayang memekmu kupejuhin yah".

"Ohh pejuhin pak pejuhin memek sinta, buahin sinta didepan suami sinta ohhh".

Tak lama kulihat mengejan dan menghantamkan selangkangannya ke pantat bulat istriku.

"Ahhh makan pejuhku lonte", erangnya.

Aku tak sanggup lagi menonton video itu. Aku lalu melihat kembali thumbnail video video itu. Begitu banyak. Apa ini, di tanggalnya kulihat kejadian 3 tahun yang lalu. Astaga saat kuputar video itu aku begitu tercengang istriku yang tengah hamil sedang dikerjai oleh 3 orang dan sepertinya mereka teman teman kantor istriku.
Entah siapa yang berada di bawah tubuhnya memompakan penisnya didalam vagina istriku. Sinta begitu asik naik turun sambil mengocok penis dan mulutnya tengah mengulum penis lain.

"Hahha suamimu lagi nyari kerja diluar kota kamu malah makan kontol disini dasar udah ketagihan kontol kamu", suara hendra terdengar dari video. Nampaknya hendra yang asik merekam video itu.

Sialan kamu sinta benar benar wanita sialan, kutukku dalam hati.

"Ahh ahh pak mau keluar pakk ahh".

"Iya ini bentar lagi bu kata lelaki itu.",

"Lo harus keluarin dalam memeknya ye karto kasi makan anaknya si dimas pejuhmu", suara hendra terdengar

'Ahh ahhb tumpahin pak tumpahin dalam rahim ku ohhhh keluar pakkk ahh", sinta berkelojotan bersamaan dengan itu lelaki tadi mengeluarkan pejuhnya dalam tubuh istriku.
Tak menunggu lama mereka berganti gantian menusuk vagina sinta dengan kontol kontol mereka membuat sinta berapa kali mendapatkan orgasme.

Kini sinta menungging, vaginanya dikerjai dari belakang, mulutnya mengulum penis karto sementara seorang lagi yang tak kukenal dikocok penisnya. Saat selesai membersihkan penis karto. Mulutnya kini sibuk mengulum penis besar milik pria yang dikocok penisnya tadi. Tangan pria itu meremas remas payudara sinta yang membengkak.

"Ahh enak banget bu mau keluar memeknya ohh"

"Keluarin aja pak keluarin di memekku mmpphh"

"Oohh bu sinta ahhh", erang pria itu dan mengejan diikuti oleh pria yang diservis penisnya oleh mulut sinta..kedua lubang tubuh sinta terisi oleh sperma mereka. Terakhir hendra lah yang menikmati vagina istriku sambil memegang kamera. Dan saat ingin berejakulasi ia bersimpuh didekat wajah sinta dan menyorot wajahnya.

"Ayo bilang kamu mau pejuhku, kamu suka kontolku".

"Keluarin pejuhnya pak aku suka pejuhnya aku suka kontolnya.
Bersamaan dengan itu ia memuncrat kan spermanya. Kulihat sinta malah tersenyum saja dan memasang wajah bergairah kemarahanku sudah memuncak. Aku berteriak.

"BBBBBAAANNNGGGSSSSAATTTTTTT", Prankklk suara pecahan kaca akibat meja kaca yang kupukul dengan kedua tanganku ikut menggema setelah aku berteriak. Aku benar benar benci dengan sinta. Ingin kubunuh rasanya hendra. Kulempar remot yang kupegang menerpa rak tv.

"Hei dim, sabar dim sabar", kata "Marcel menenangkanku namun aku tetap memberontak hingga ia terjatuh. Tiba tiba saja seseorang memelukku dari belakang, dianlah ternyata yang memelukku. Aku memang emosi namun aku tak ingin menyakiti dian. Rasa perih ditanganku yang berdarah tak sesakit rasa sakit hatiku.

"Tenangin diri kamu dulu", suara lembut dian terdengar dibalik punggungku. Perlahan lahan kuatur nafasku yang memburu. Linda yang berdiri dihadapanku terlihat gemetaran karna takut padaku


"Astaga", terdengar suara indah, aku menoleh pada asal suara itu. Ia memandangi video yang terpause yang menampilkan wajah sinta yang berlumuran sperma sambil menghisap penis hendra. Dibelakangnya ada andi yang berdiri ikut melihat kedalam layar tv. Marcel sigap mematikannya menekan tombol switch off pada tv.

"Lebih baik kalian tinggalin saya sendiri", aku berkata dengan suara tercekat menahan amarah.

"Nggak mau, aku bakalan nemenin kamu, kata Dian, indah sendiri berbicara dengan Andi, kulihat andi mengangguk lalu kemudian keluar rumah.

"Kalo emang gitu mau lo dim, baiklah gue pulang, tapi gue mohon jangan bertindak bodoh ye, gue tau lo suka bertindak sembrono kalo lo lagi emosi tahan emosimu", kata marcel dan mengajak linda pulang.

"Pulanglah dian, biarin aku sendiri. Kamu juga indah", kataku pada dian dan indah.

"Aku udah minta izin kok mas, biarin aku disini ngerawat lukamu".

"Aku juga". Kata dian setelah melepaskan pelukannya.

Mereka menuntunku duduk disofa. Indah lalu mengambil perban dan obat merah, mengobati luka ditangan kiriku, sedangkan dian di tangan kananku. Perhatian mereka berangsur angsur membuat emosiku sedikit demi sedikit menghilang.
Setelah mereka selesai merawat lukaku. Indah menuju kedapur rumahku mengambil sapu dan membersihkan pecahan kaca yang ada disana dan dibantu oleh dian. Setelah itu indah pamit kepadaku untuk menuju kerumahnya sebentar saja dan akan kembali. Dian menemaniku sambil mengelus elus lenganku. Ia merangkulkan tangannya di pinggangku.

"Aku nggak percaya dian, sinta bisa berbuat seperti ini, apa salahku", kataku.

"Semua ada penjelasannya kok, pasti itu, sekarang kembali kekamu, apa keputusanmu",

"Aku nggak tahu dian. Mungkin aku akan menceraikannya, aku sama sekali tak akan mentolir ini,
3 tahun aku dibohongi, 3 tahun dian". Kataku entah kenapa sekarang rasanya ingin menangis namun tetap kutahan.

"Pikirin baik baik say yah", kata dian. Dian bercerita tentang bagaimana ia mendapatkan video itu, apa yang menimpa istri hendra juga ia ceritakan, benar benar bajingan orang itu. Seandainya dia ada dihadapanku, ingin kupisahkan dan kupotong potong tubuhnya.

Tak lama kemudian indah datang membawa sebuah rantang yang ternyata berisi makanan. Ia membawanya masuk kedapur. Indah lalu memanggil kami untuk makan. Sebenarnya aku yang belum makan sejak tadi begitu lapar namun aku sama sekali tak bernafsu untuk makan akibat video video yang masih terbayang dan rasa sakit hati. Namun dian dan indah memaksaku makan. Mereka padahal baru bertemu namun mereka begitu kompak bergantian menyuapiku. Setelah selesai makan. Mereka menyuruhku tidur. Bagaimana mungkin aku tidur sementara bayangan video perselingkuhan sinta masih terbayang jelas.

"Biarin aku ngerokok dulu", kataku sambil menyalakan rokok. Sementara mereka didapur mungkin membersihkan piring bekas makan kami. Setelah beberapa batang rokokku habis. Mereka kembali keluar dan menyuruhku untuk menuju kamar. Indah dan dian lalu mengikuti masuk kekamar tidurku.

"Kalian bisa tidur disebelah ngapain masuk, plis yah tinggalin dulu aku sendiri".

"Oke deh", kata dian yang mencabut kunci pintu kamarku dari dalam lalu iapun keluar dari kamarku namun dian malah mengunci pintu itu dari luar sehingga kini aku ditinggal berdua bersama indah.

"Dian hei biarin indah keluar", teriakku dari kamar.

"Nggak apa bang, aku dan kak dian memang berencana seperti ini bang", kata indah.

"Maksudmu indah?", tanyaku

"Hamili aku sekarang bang", kata kata indah membuatku terkejut.

"Aku nggak mood indah, aku masih mikirin perselingkuhan sinta, aku masih sakit hati".

"Justru itu bang, balas perbuatan sinta. Hamili aku sekarang, jika dia bisa selingkuh abang juga bisa", kata indah.

Aku hanya terdiam. Haruska aku membalas perbuatan sinta. Aku berpikir cukup lama, sampai suara indah terdengar lagi.

"Ini ideku bang, jangan ragu, hamili aku, sekarang masa suburku, malam ini hanya kita berdua".

"Baiklah". Hanya kata kata itu yang kuucapkan. Jika kamu bisa sinta. Akupun bisa.
Episode 10


pov Dimas

Dihadapanku kini seorang wanita berjilbab memakai baju lengan panjang berwarna biru dan juga celana kain panjang berwarna hitam, berkacamata tengah memandangiku penuh harap untuk menjamah tubuhnya. Aku tak pernah menyangka akan mengalami hal ini terlebih lagi bersama Indah. Aku pun berjalan mendekatinya, meraih tangannya dan menggenggamnya. Ada sedikit rasa perih yang kurasakan di telapak tanganku akibat luka kecil goresan pecahan meja kaca yang kupukul tadi.

Akupun sedikit membungkuk mencium keningnya beberapa kali. Kemudian pindah ke pipi kiri dan pipi kanannya. Terakhir akupun mencium bibirnya yang agak tebal dibagian bawah namun semakin menambah kesan sensual pada bibirnya. Awalnya hanya kecupan kecupan kecil, lalu berubah menjadi saling menghisap bibir dan lidah. Genggaman tanganku ia lepaskan dan ia merangkul punggungku sementara tanganku menelusup disela sela tangannya dan merangkul pinggangnya.

"Hmmp muach", suara kecipak bibir kami menghiasi kamar ini. Kamar yang biasanya kupakai untuk bercinta dengan sinta namun kini aku memakainya untuk bercumbu dengan wanita lain. Namun kini aku anggap sebagai pembalasan untuk sinta karna memakai kamar ini untuk bersetubuh dengan pria lain sementara aku tidur disampingnya seperti yang ada didalam video tadi.

Cukup lama aku dan indah berciuman, nafas kami berdua kian memburu akibat nafsu yang sudah mulai merangkak naik. Aku kemudian membopong indah ketempat tidur dengan mengangkat tubuhnya menyamping. Ia awalnya kaget dan reflek merangkulkan lengannya di leherku. Kuturunkan tubuh mungilnya ditempat tidur dan mulai mencumbuinya lagi. Kini kami saling bersisian diatas tempat tidur dan saling berciuman dengan mesra.

Entah kenapa aku merasakan perbedaan kali ini saat mencumbu indah, ada perasaan sayang yang lebih kuat muncul dihatiku dibandingkan saat aku sedang bercumbu dengan sinta. Tanganku kini bergerak mengelus perutnya naik ke arah dadanya yang masih tertutupi baju. Kusingkap baju itu hingga ke dadanya menampilkan perut rata indah. Kulitnya benar benar putih dan halus. Kuelus perutnya hingga ia menggelinjang kegelian. Tanganku makin bergerak naik menuju buah dadanya yang masih tertutupi bra berenda berwarna pink.

"Sebentar mas", kata Indah tiba tiba. Ia bangkit dengan posisi duduk melepaskan jilbabnya, sehingga kini rambut panjangnya terurai. Ia pun melepaskan kaca matanya dan menaruhnya di meja kecil. Lalu ia membuka baju itu dan menyampirkannya pada dipan tempat tidur, menyisakan bra saja yang masih menutupi bongkahan sepasang payudaranya yang menyembul dibaliknya.

"Maaf yah mas, punyaku kecil, tak sebesar punya istri mas", kata indah dengan malu malu.

"Buat apa besar Indah, jika payudaranya dinikmati pula oleh lelaki yang bukan suaminya"

Indah kemudian membuka pengait branya. Terpampanglah payudara yang cukup proporsional tak terlalu besar namun tak juga kecil, membulat menggantung sempurna di dadanya. Puting dan areolanya pun kecil dan berwarna pink kecoklatan, ternyata Indah bukan namanya saja namun tubuhnya pun indah.

Aku dengan perlahan menyentuh buah dadanya, telapak tanganku pas melingkupi seluruh bagian payudaranya. Dengan posisi duduk kami kembali berciuman. Tangankupun tak tinggal diam, ikut meremas payudaranya sambil jemariku memainkan putingnya yang makin mengeras dan menegang.

Aku membaringkan tubuh indah, menciumi lehernya yang putih mulus dan jenjang itu. Tanganku masih asyik meremas payudara kanannya dengan tangan kiriku. Aku lalu menggeser tubuhku kebawah, kini sepasang payudara indah begitu dekat diwajahku. Kujilat bagian pinggir payudara terus hingga menuju keputingnya.

"Aaahhh", indah mendesah, suara desahannya makin menambah gairahku.
Puting payudaranya kumainkan dengan lidahku. Aku lalu berpindah dari payudara kiri sinta menuju payudara kanannya. Tangan sinta menjambak rambutku mengekspresikan kenikmatan yang ia rasakan. Ia menekan kepalaku ke arah dadanya sehingga kadang aku kesulitan bernapas.

Sejenak aku menjauhkan kepalaku dari dadanya. Memandangi wajahnya yang kini memerah sambil tanganku asik meremasi kedua payudaranya. Aku lalu mencoba membuka celana kain yang dikenakan indah. Ia mengangkat sedikit pantatnya memudahkanku melolosi celananya. Indah ternyata memakai celana dalam bermotif kembang. Kuelusi vaginannya yang masih terbungkus itu. Terasa lembab dibagian tengahnya. Perlahan kusingkap bagian tengah celana dalamnya menampilkan vagina yang berwarna pink, tubuh Indah betul betul sempurna. Saat pertama kali lidahku menyentuh bagian bibir vaginanya, tubuh indah tersentak bagaikan tersengat aliran listrik. Kukangkangkan kakinya agar aku yang tengah membungkukkan badan diantara kedua pahanya lebih leluasa bergerak. Kujilati permukaan vaginannya yang sudah sangat basah itu.

Cukup lama aku memainkan lidahku disana terkadang lidahku menelusup masuk ke lubang nikmatnya. Tangan indah tak berhenti menjambak rambutku.
Karna merasa terhalangi aku kemudian membuka celana dalam indah, lalu kembali mengoral vaginannya. Usapan lidahku kini merembet pada klitorisnya yang mungil namun nampak membengkak itu.

"Hmmmp uhhh sshhh" desah indah.

Aku lalu memfokuskan jilatanku pada itilnya sementara jari tangan kananku mulai kutusukan pada lubang vaginannya mencoba mencari Gspotnya. Saat kudapatkan titik itu aku menggesekan satu jari tanganku secara perlahan sambil lidahku tetap sibuk menjilati klitorisnya. Terkadang pula kusedot daging kecil itu.

"Ahh bang, ennak" erang indah

Kupercepat gesekan jariku dalam vagina indah. Kini 2 jari tangan kananku mulai menusuk dan menggesek bagian dalam vaginanya, indah hanya mengerang erang kenikmatan, ia menggeliat geliat bagai cacing kepanasan.

"Ahh terus bang diiikkit lagii uhh"
Kurasakan dinding vagina indah mulai berkontraksi sepertinya sebentar lagi ia akan mencapai klimaks. Kocokkan tanganku makin cepat.

"Ahhhh ssh ahh bang, bang dimasss uhh ouhhh kellluaarr bangg, ahhh indah pippiss uhhhh"

"serrr serr serrr ..

Indah mencapai klimaksnya, pinggulnya terangkat, ketika kulepaskan jariku dari dalam vaginanya, cairan orgasmenya menyemprot begitu kuat. Indah squirt dengan tubuh mengejang, cairan itu sedikit membasahi sedikit pipiku dan banyak membasahi bagian seprei ranjang ini.
Aku turun dari ranjang melepas seluruh pakaianku. Lalu rebahan disamping indah yang sedang mengatur nafasnya akibat sisa sisa orgasmenya. Kupeluk sejenak tubuh indah.

"Enak hosh sekali bang tadi, Andi belum pernah membuatku orgasme hosh sampai seperti itu", kata Indah dengan nafas terengah engah.

Indah lalu bangkit dan duduk menghadapku sejenak ia tersenyum kemudian membungkukkan badannya dan mencium bibirku. Tangan kanannya mengelus elus penisku lalu kemudian mengocoknya perlahan.

Ia lalu menggeser badannya dan bersimpuh diantara kakiku lalu kembali mengocok penisku. Tak berapa lama indah berusaha mengulum penisku. Ohh betapa nikmat saat perlahan ia mulai menjilati dan mengulumnya.

"Ahh Indah enak dek", desahku.

Permainan lidah ditambah kulumannya membuat penisku makin mengeras saja. Ia lalu mengangkat pinggulku lalu ia menaruhnya diatas pahanya. Ia lalu menjepit batang beruratku itu dengan payudara indahnya. Kulit payudaranya yang halus dan licin akibat peluh yang membasahi dadanya itu.

Selama 5 menit indah mengocok penisku dengan payudaranya. Ia lalu bangkit dan sambil bertumpu dengan lututnya ia mengangkangi selangkangan sejenak ia mengocok penisku. Bagin kepala penisku ia gesekkan dengan klitorisnya. Ia lalu mulai memasukkan penisku ke lubang vaginanya. Secara perlahan penisku mulai menyeruak masuk kedalam vaginanya. Indah mendongak akibat kenikmatan yang kami berdua rasakan.

"Ouugghh" kami berdua mengerang bersamaan.

Sejenak indah mendiamkan penisku didalam vaginanya. Ia sedikit memainkan otot otot vaginanya meremas remas penisku.

"Enak sekali dek, memekmu sempit sekali"

"Punya mas juga enak"

Sejenak kami saling memuji, perlahan indah menggerakkan pinggulnya maju mundur. Tangannya ia tumpukan pada dadaku. Indah lalu memvariasikan goyangan pinggulnya maju mundur, terkadang naik turun. Penisku makin lancar keluar masuk dari vaginanya, akibat cairannya yang kian membanjir.

"Ohh ohh uhhh, ahh mass enak banget", erang indah dengan suara manjanya.

"Trus dek, goyang terus", kataku menyemangati indah.
Indah lalu memutar badannya membelakangiku. Lekuk tubuhnya makin terlihat sexy dari belakang. Gerakan naik turun pinggulnya makin liar, otot vaginanya berkontraksi kembali.

"Uhhh mas, ahh kayaknya bentar lagi dapet mas" erangnya tak lama kemudian ia menggelinjang dan mengangkat pinggulnya hingga penisku terlepas dari cengkraman vaginanya.

"Ahh mas kellluuaaarr laaggiii !!", teriak indah sambil vaginanya menyemprotkan cairan orgasmenya dengan begitu kuat. Kedua tangannya yang ia tumpukan pada pahaku sedikit bergetar.

"Masukin lagi mas, tusuk lagi memekku pliss", kata indah.
Kuarahkan kembali penisku keatas bersiap memasuki vaginanya lagi. Dengan cepat penisku dan vaginanya kembali bersatu. Aku mulai aktif dengan menggerakan pinggulku keatas dengan cepat. Tak butuh waktu lama ia kembali berteriak karna ia kembali mencapai orgasmenya.

"Aargghh maassss ennaakkk", teriaknya.

Aku lalu bangkit dan secara tiba tiba merebahkan tubuh indah disampingku bersiap kembali menikmati vaginanya namun tiba tiba suara pintu terbuka sedikit mengaggetkanku kulihat Dian masuk lalu mengunci pintu.

"Aku nggak tahan dengerin permainan kalian. Kata dian yang mulai membuka dress mininya lalu bra dan gstring yang ia pakai. 


"Aku ikut yah indah, katanya setelah naik keranjang dan bersimpuh disampingku. Indah hanya mengangguk saja. Aku lalu mengangkangkan kedua kaki Indah, penisku dengan mudah kembali masuk ke vaginanya. Awalnya aku merasa canggung dengan kehadiran Dian, namun saat kulihat tubuh telanjang Dian, dengan payudaranya yang besar dan kulit yang putih kian menambah nafsuku.

Dian tak tinggal diam. Ia mencium bibirku sambil tangannya mengarahkan tanganku meremas remas payudaranya. Konsentrasiku kini terpecah untuk memuaskan kedua wanita ini. Lelah berciuman Dian lalu berdiri diatas ranjang, mengangkangi tubuh Indah dengan membelakanginya dan vaginanya tepat berada didepanku.

"Jilatin memekku Dim", kata Dian dengan suara parau sambil mencondongkan vaginanya ke Arah wajahku.
Vagina Dian yang sedikit berbulu itupun kujilati dengan rakus, sedangkan tangannya meremas remas payudaranya sendiri. Goyang pinggul indah yang menyambut hujaman penisku makin terasa liar maju mundur. Kurasakan titik klimaksku akan segera sampai.

"Ohhh mass akuu mauu kelluaarr mass ahh",

"Hmmmp ahh akuu juga dekk",

"Tummpahinn mass kelluarrin ouhh dalamm memekku, oughh hamilin aku mass"

"Hmmmppp", aku hanya menggeram dengan mulut tersumpal oleh vagina Dian, entar berapa kali kutembakkan spermaku kedalam vagina Indah.

"Argghhh masss pejuuhhnya banyak bangget, inndah keluarrr juga mass ahhhh", teriak indah dengan tubuhnya yang mengejat ejat. Aku hanya mendiamkan penisku didalam vagina indah merasakan dinding vaginanya yang kiian banjir akibat cairan klimaks kami berdua. Sementara itu Dian dengan semangat menggesekan vaginanya ke arah wajahku.
Sungguh aneh, setelah aku berejakulasi penisku masih tetap tegang hanya sedikit melemas saja, mungkin karna aku begitu bernafsu akibat hadirnya Dian dengan tubuh telanjangnya yang cepat membangkitkan gairahku.

"Ahh Dimas sayang aku mau dapet nih uhh", Erang Dian sambil sebelah tangannya makin menekan kepalaku ke arah selangkangannya.

"Uhghhhhhh", Dian mengerang ia berkelojotan sambil meremas rambutku akibat orgasme yang ia dapatkan.

Tak lama kemudian Dian mengambil posisi menungging disamping Indah. Saat kucabut penisku yang belum menegang sempurna dari vagina Indah, beberapa cairan spermaku merembes keluar.

"Dim, entot aku plis, memekku gatel banget", kata Dian sambil menggerakan pinggulnya kekanan dan kekiri. Sejenak kupandangi Indah meminta persetujuannya.

"Nggak apa bang, asalkan pejuhnya abang masukin ke memek Indah", kata indah.
Aku lalu mengambil posisi setengah berdiri dengan bertumpu pada lututku. Sejenak kugesekkan penisku kebelahan pantat montok Dian. Sensasi gesekan itu makin menambah kian mengerasnya batangku.

"Cepat dim, jangan siksa aku", kata Dian tak sabar. Aku lalu mulai mengarahkan penisku yang sudah menegang itu kearah lubang vaginanya yang nampak kembang kempis dan sudah sangat basah itu. Lalu secara tiba tiba kuhentakkan penisku menghujam kedalamnya.

"Blesshh plaakk", suara penisku yang menyeruak masuk, dan hantaman selangkanganku pada bokong sexy Dian.

"Ugghhhhh", Dian melenguh. Aku tak percaya mengalami pengalaman seperti ini dalam semalam bisa menyetubuhi 2 orang wanita cantik dan bertubuh bak bidadari seperti mereka.
Kurapat paha Dian agar vaginanya makin kuat mencengkram penisku. Kugenjot perlahan menikmati sensasi vagina Dian. Lalu tak berapa lama kupercepat genjotanku sehingga suara hantaman selangkangannku dan pantat Dian makin membahana mengisi ruang kamar ini.

"Ahh uhh terus dimm uhh enak banget", kata dian mengerang

"Uhh memekmu nikmat Dian", kataku dengan nafas tersengal.

"Ougghh uhhh dek indah remes toket yah sayang", ceracau Dian pada indah.

Indah lalu mengangkat tangan kirinya menggapai payudara indah yang bergelantungan bebas. Sementara tangan kanan Indah menggapai klitorisnya sendiri dan mulai menggesekkan tangannya pada itilnya itu. Sesekali saat genjotan penisku kulemahkan. Dian dan indah berciuman. Awalnya Indah merasa canggiung, namun lama kelamaan mulai membalas ciuman Dian.

Hujaman penisku kini makin cepat. Kedua tanganku memegangi pinggul dian yang sungguh sexy.gerakan maju mundur dian yang menyambut penisku yang sedang melakukan penetrasi. Indah terkadang meremas payudaranya, akibat bernafsu melihat permainan kami.

"Plak plak plak", suara hantaman kedua kelamin kami makin kencang.

"Ouhhh ahhh dim aku mau dapet lagii nihh sayangg uhhh",

"Keluarin Dian aku juga bentar lagi", erangku.

"Keluarin di memekku yah bang ", kata indah memandangku sayu.
Genjotanku kian kupacu dengan cepat. Kepala dian mendongak dongak karenanya. Tak lama kemudian dian melenguh lalu berteriak.

"Arrhghh addyuhh memmekkku oughh kelluaarrr Diimmmm", dian berkelojotan lalu seketika ambruk hingga penisku terlepas dari cengkraman vaginanya.

Aku lalu segera berpindah ke Indah. Dengan sekali hujaman penisku kembali memasuki vaginanya. Aku lalu merendahkan tubuhku memeluk tubuh mungilnya. Kakinya yang mengangkang ia tumpukan pada punggungku. genjotanku pun makin kupercepat hingga akhirnya.

"Arrgg Indah keluarr dekkk",

"Uhhhhhhh" Indah melenguh saat penisku kembali menembakkan sperma yang tak sebanyak saat pertama kali tadi. Indah begitu kuat memeluk tubuhku.
Sejenak kami berdua terdiam membiarkan penisku mengecil didalam vaginanya. Pinggulku seakan ingin rontok akibat permainanku dengan Indah dan Dian. Tak lama kulepaskan penisku dari vaginanya. Dan langsung menjatuhkan diri diantara mereka yang sedang berbaring.

"Hosh hosh hosh, makasih bang", kata indah memelukku dari kanan tubuhku.

"Huu makasih dimas sayang", kata dian yang ikut memeluk tubuhku dari arah kiri.
Tak kutanggapi kata kata mereka karna aku yang begitu kelelahan dan langsung saja tertidur diantara kedua orang wanita cantik yang sedang memelukku itu.
ooo0ooo

"Dim, dimas bangun kamu nggak kerja?", suara Dian membangunkanku dari tidurku, tubuhku masih merasa lemas akibat permainan semalam. Dengan malas aku mendudukan diri diatas ranjangku. Sementara disampingku ada dian yang masih tanpa busana hanya duduk menyandarkan tubuhnya pada dadaku. Tak kulihat sosok Indah. Mungkin saja ia sudah pulang.

"Jam berapa dian?".

"Jam setengah tujuh". Kata dian sambil mendongakan kepala menatapku.

"Aku siap siap dulu yah, trus nanti aku antar kamu pulang", kataku sambil membelai rambut panjangnya.

"Nggak usah aku bisa naik taksi kok, mandi sana gih, ntar kamu telat. Apa mau bareng mandinya?", kata Dian dengan tersenyum jahil

"Haha ya udah, mandi bareng kamu ntar makin telat aku", kataku berusaha bangkit dari ranjang lalu memakai celanaku dan menuju kamar mandi.

Setelah selesai mandi. Aku kemudian membuatkan sarapan untukku dan Dian walau hanya beberapa potong roti diisi selai coklat juga 2 gelas susu. Dian yang telah mandi dan memakai dress yang semalam ia pakai ikut bergabung sarapan bersamaku. Ia mengambil sepotong roti lalu kemudian duduk dipangkuanku. Entah kenapa Dian sikapnya jadi seperti itu.

"Hei manja amat sih susah makan nih kalo kamu dipangku".

"Hihi, biarin gini aja aku suapin kamu tapi pake mulut.", kata dian lalu menggigit roti itu separuh dan ia biarkan separuhnya menjulur keluar. Ia lalu mencondongkan mulutnya agar aku bisa meraih sepotong roti itu. Kucoba menggigit dan mengunyah tiap potongan roti itu hingga habis.

"Udah yah, ini aku hampir telat aku telfonin taksi yah kataku pada dian yang dibalasnya dengan menganggukan kepala.
_%_

Kini aku sedang berada di teras rumah memakai sepatuku sementara Dian berdiri sambil melihat jam tangannya.

"Aduh mending kamu berangkat duluan aja yah dim, aku disini aja nungguin taksinya. Kasihan kamu kalo telat nanti.

"Ya sudah, kamu tunggu taksinya di rumahnya Indah saja yah", kataku sambil menunjukan rumah indah.

Setelah mengantarkan Dian kerumah Indah dengan memakai motorku dan memimta agar Indah menemaninya hingga taksi yang menjemput Dian datang aku lalu memacu motorku menuju kantorku. Ditengah kemacetan kukabari teman kantorku bahwa aku akan terlambat karna terlibat macet. Untunglah hari ini kata temanku sample yang dikerjakan sedang sedikit sehingga pekerjaanku hari ini cukup santai.

Sesampainya disana sudah ada beberapa laporan hasil analisa yang harus kuperiksa. Setelah menyelesaikan pekerjaanku. Aku mencoba berkeliling melihat situasi lab. Nampak beberapa Analis sedang mengerjakan tugasnya masing masing.
Setelah aku berkeliling mengawasi pekerjaan mereka, aku lalu kembali menuju ruanganku ada foto Sinta yang kutempelkan di meja kerjaku. Terlintas kembali bayangan bayangan video yang menyulut amarahku semalam. Satu pertanyaan dalam kepalaku, kenapa sinta bisa melakukan hal seperti itu. Aku lalu mengambil foto itu dan menyimpannya dalam tas.

Aku lalu memikirkan kembali masa masa saat aku berpacaran, moment saat kami menikah semua hal indah itu kemudian berganti dengan bayangan perselingkuhannya yang sungguh liar. Dalam hatiku mengatakan aku harus berpisah dengannya aku tak bisa lagi menerima wanita ini.

Aku kemudian berencana untuk memberi pelajaran Hendra dan juga menyadarkan sinta. Namun aku tak bisa sendiri aku butuh bantuan marcel. Kuambil handphoneku lalu menghubungi marcel lewat bbm.
Dimas said:
Marcel lo sibuk nggak ntar malem?
Tak lama kemudian ada balasan dari marcel.
Marcel said:
ada acara sih ama linda gue pengen keluar kota kerumahnya dia, orang tuanya lagi sakit. Tapi gue sempetin deh emang lo mau ketemu jam berapa?
Dimas said:
jam 7 malem aja
Marcel said:
oke deh ketemu ditempat biasa ye
Dimas said:
oke deh
Setelah berbbm ria dengan marcel. Akupun melanjutkan pekerjaanku.
oo0oo[/quote]

Kini aku sedang duduk dikafe tempat pertama kali aku bertemu dengan marcel. Sambil meminum kopi hitam sambil menikmati sebatang rokok, aku menunggu kedatangan Marcel. Tak berapa lama Marcel pun muncul bersama Linda dan juga Dian.

"Udah lama lo?, sorry yah tadi ngejemput Dian dulu dari suatu tempat".

"Iya, duduk cel ada yang ingin gue omongin" .
Marcel pun duduk bersama linda diseberangku. Sementara Dian duduk disampingku. Aku lalu memberitahu rencanaku pada mereka. Linda begitu kaget dengan rencanaku. Sementara itu Marcel memasang ekspresi datar dan Dian yang duduk disebelahku entah sejak kapan sudah menggenggam tangan kananku.

"Lo yakin Dim?, urusan hendra ama bininya bisa gue handle tapi untuk urusan Bini lo apa lo udah yakin".

"Lebih baik berpisah cel, daripada aku harus menjalani pernikahan yang rasa cinta dari salah satu pihak sudah hilang, gue tetep tanggung jawab ama anak gue kok".

"Iya dim gue tau tapi apakah lo bakalan pake cara ini buat berpisah dim?".

"Ini buat pelajaran kemereka cel, sebagai pembelajaran dan pembalasan atas perbuatan mereka".

"Hmm ya sudah kalo memang keinginan lo seperti itu. Tapi gue mohon yah jangan maen tangan nanti biar gue aja, gue tau lo bisa hilangin nyawa hendra kalo lo udah maen tangan".

"Iya cel, nggak kok".

"Eh udah jam segini, gue bisa minta tolong nggak anterin Dian pulang soalnya takut kemalaman gue ampe di kota tempat tinggal orang tuanya linda, Dian lo dianterin Dimas yah".

"Iya udah sana kasian Linda dia pasti khawatir", kata Dian.
Marcel dan Lindapun pergi meninggalkanku bersama Dian. Sejenak akupun berbincang dengan Dian menyakan jam berapa dia pulang tadi pagi. Dian pun juga menceritakan saat di rumah Indah dia banyak membicarakanku dengan Indah.dan juga sempat berkenalan dengan Andi.

"Ngomong ngomong kamu dari mana Dian?", tanyaku melihatnya memakai jeans hitam dan kemeja hitam.

"Dari makam suamiku dim".

Aku begitu terkejut. Aku kira dian belumlah menikah ternyata sudah dan bahkan ia menyandang status janda.

"Hihi kaget gitu mukanya. Yok anterin aku pulang nanti aku bakalan cerita dikosanku", kata dian sambil menarik tanganku.

Setelah membayar pesananku. Aku dan dian bergegas menuju rumah mertuaku untuk mengambil helm. Kutelusuri jalan jalan kecil untuk menghindari razia polisi. Karna saat ini aku membonceng Dian tanpa Helm, selama diperjalanan dian memeluk tubuhku begitu erat, entah karena kedinginan atau karena apa.

Sesampainya di halaman rumahku aku melihat istriku Sinta sedang berdiri didepan pintu rumah sambil menggendong Nina. Saat turun dari motor Dian membuka dua kancing bagian atas bajunya sehingga bagian atas payudara besarnya terlihat. Saat aku berjalan menuju rumahku pun dian merangkul lenganku. Dapat kulihat ekspresi Sinta yang tak senang dengan perlakuan Dian padaku.

"Dari mana sayang, ditelfon kok nggak diangkat", kata sinta. Entah kenapa saat menyebut kata sayang sudah tak ada lagi rasa senang di hatiku. Kusuruh dian menungguku diluar. Aku lalu masuk ke rumah diikuti oleh sinta.

"Kenapa nggak dijawab mas tadi pertanyaanku lagi pula perempuan itu siapa mas?, nggak malu malunya ngegandeng suami orang".

Aku hanya diam saja dan mengganti baju kerjaku dengan kaos oblong dan juga celana jeans. Aku lalu mengambil 2 buah jaket satu untukku dan satunya lagi untuk Dian.

"Mas, kamu kenapa sih?".

Ingin ku berteriak didepannya. Namun ada nina yang sedang ia gendong, aku tak ingin anakku melihat kemarahanku.

"Mas mau kemana, mau jalan ama cewek yang kayak pelacur itu yah, iyakan?".

"Apa bedanya dia ama kamu?" Kataku.

"Maksud mas?",

"Pelacur itu kan yang senang jalan dengan suami orang dan bahkan tidur dengan suami orang?, lalu apa bedanya dengan kamu?", kataku dengan nada datar sambil kutatap tajam mata Sinta. Dapat kulihat ada sedikit raut ketakutan pada wajahnya.

"Aaku nggak seperti itu mas?", kata Sinta seperti ingin menangis.

"Yakin?", tanyaku lagi. Namun sinta Diam saja.

Aku lalu segera pergi dari rumah mertuaku membawakan Dian jaket dan juga helm untuknya. Kami kemudian meninggalkan rumah dan menuju kosan tempat Dian tinggal. Sesampainya disana, Dian menyuruhku menunggu didepan pintu kamarnya dan menutup pintu. Cukup lama aku menunggu hingga kemudian pintu itupun terbuka. Dian kini hanya memakai tanktop berwarna hitam dan juga hotpants berwarna putih. Ia lalu menyuruhku masuk dan menutup pintu.
Suasana dikamar Dian cukup nyaman. Kulihat ada sebuah bingkai yang cukup besar yang tertempel di dinding, didalamnya ada foto dian dan seorang lelaki tampan dengan pose yang cukup mesra. Mereka nampak sedang bergandengan tangan membelakangi sebuah matahari senja di sebuah pantai.

"Nggak apa nih Dian aku malam malam bertamu",

"Haha santai aja Dimas, disini bebas kok paling ntar tengah malem lo bakalan dengerin suara cewek ngedesah", kata dian sambil tersenyum jahil dan kemudian duduk disampingku. Ia nampak memegang secarik kertas yang sudah usang. Dian menyandarkan kepalanya di bahuku sambil menatap foto yang ada didinding.

"Aku tau kamu pasti bertanya tanya laki laki itu siapakan, dia itu almarhum suamiku",

"Apa penyebab kematiannya Dian?".

"Dia bunuh Diri", kata dian dengan suara lirih. Aku begitu terkejut mendengarnya.

"Namanya Gunawan. Laki laki paling baik yang aku kenal, kami berdua ada sahabat sejak Sma. Suatu saat gunawan menemaniku menghadiri pesta temanku. Aku dan dia sama sama mabuk saat itu. Kami kemudian berhubungan badan dan aku hamil",
Dian mulai menceritakan masa lalunya. Terdengar suaranya yang seperti ingin menahan tangis.

"Udah Dian nggak usah cerita kalo bikin kamu sedih".

"Nggak apa dimas", kata dian mencium pipiku lalu mulai melanjutkan ceritanya.

"Saat itu aku ingin menggugurkannya namun Gunawan menahanku. Ia lalu bilang bahwa ia siap bertanggung jawab. Kami berdua lalu menemui orang tua kami. Namun apa yang kami dapat kami berdua diusir dari rumah. Kamipun pergi kekota ini".

"Kami kemudian menikah disaksikan oleh 2 orang teman gunawan dan temanku yang ada dikota ini. Hanya ijab kabul saja tanpa pesta. Gunawanpun bekerja sebagai supir taxi saat itu setelah kami menikah. Walaupun kehidupan kami sederhana aku bahagia sampai pada suatu saat aku mengalami keguguran akibat terjatuh".

"Gunawan harus membiayai operasiku dengan berutang sana sini, ia menyemangatiku karna shock harus kehilangan anak kami. Disitulah kami dan orang tua kami akur kembali. Untuk membantu gunawan membayar hutang, akupun ikut bekerja, awalnya sebagai Spg lalu menjadi Lc ditempatku bekerja sekarang.

"Lama kelamaan, kami mampu membayar hutang kami, namun aku yang sudah terlena dengan pendapatan yang kudapat menjadi LC menjadikanku gelap mata. Gunawan menyarankanku berhenti bekerja namun aku tak mempedulikannya".

"Aku lalu bertemu dengan seorang pengusaha kaya di karokean. Ia mengiming imingiku banyak uang asalkan bisa mencicipi tubuhku. Akupun mengiyakan. Terkadang kami main dihotel atau divilla miliknya. Kami terus berhubungan hingga suatu hari Aku menaiki taksi yag dikendarai oleh gunawan bersama pengusaha kaya itu. Entah mengapa gunawan Diam saja saat melihat si pengusaha itu mencumbuiku yang duduk di kursi belakang. Gunawan mengantarkan kami kehotel. Ingin aku sebenarnya berlari mengejar Gunawan tapi aku sudah diseret masuk oleh pengusaha itu."

"Hiks dalam benakku ini adalah yang terakhir, begitu kata hatiku dim, hiks tapi semua sudah terlambat, saat aku pulang aku menemukan Gunawan hiks bersimbah darah. Ia memotong urat nadinya sendiri hiks".

Dian menangis, ini pertama kalinya kulihat Dian menangis seperti itu.

"Huu dia hiks hanya meninggalkan hiks surat ini", kata Dian sambil menyerahkanku secarik kertas. Aku kemudian membaca surat itu.

Dian maaf yah aku harus pergi ninggalin kamu, ntah harus kuapakan rasa sakit hatiku
Dian, semoga kamu bahagia yah dengan lelaki itu, aku lihat dia laki laki yang kaya yang bisa nyengin kamu, bahagiain kamu.
Dian jangan sedih yah sayang, aku minta maaf belum pernah bisa ngebahagiain kamu
Maaf, dan hanya maaf yah yang bisa aku ucapkan.
Selamat tinggal dian hanya kamulah satu satunya wanita yang kusayangi.
Love u always

Dian sudah menangis tersedu sedu disampingku. Aku merangkulnya mencoba menenangkannya.

"Sudah jangan menangis, jangan sedih, jadikan pengalaman buatmu untuk lebih menghargai pasanganmu.

"Hiks dim, tahukah kamu kalau aku menemukan kembali hiks sosok gunawan dalam dirimu, aku seperti melihat diriku dulu saat hiks melihat sinta, aku mohon jangan berbuat bodoh hiks yah"

"Iya dian, mending kamu tidur yah".

"Temani aku malam ini Dim yah".

Aku hanya mengangguk saja. Kami lalu berpindah ke ranjang, aku berbaring terlentang sementara dian menyandarkan kepalanya didadaku dan mulai tertidur saat tanganku membelai belai rambutnya. Setelah kurasakan cukup pegal pada bahuku aku lalu memindahkan kepala dian kebantal yang ada disampingku.

Akupun lalu turun dari ranjang dan membakar rokokku. Dian aku tak menyangka, wanita yang selalu kuanggap hidupnya senang menyimpan kenangan pahit seperti itu. Aku hanya berharap dia menemukan laki laki yang baik sebagai pengganti suaminya.
Dalam kepulan asap rokok aku termenung memikirkan rencanaku lagi, rencana yang mungkin bisa dibilang sebagai "hadiah" aniversary terakhir buat sinta. Semoga ia sadar akan perbuatannya.

Episode 11

Pov sinta.
Entah kemana perginya Dimas dengan wanita itu, aku tak mengenalnya. Apakah Dimas juga berselingkuh, apakah wanita itu adalah simpanan Dimas. Aku benar benar tak tau. Apakah dimas mengetahui perbuatanku.
Semua pertanyaan itu berputar putar dikepalaku. Diatas ranjangku yang kini terasa hampa tanpa Dimas, aku mengingat kembali kejadian beberapa hari yang lalu. Apakah dimas melihat perbuatanku di villa itu.
**
"Halo bu, Dimas udah pulang?".
"Belum nak dia belum pulang, katanya sih dia nggak nginep sini,ada temannya yang datang kerumahmu jadinya dia nemuin temannya itu disana sekalian nginep disana. Gimana kerjaan kamu nak?".
"Lancar kok bu, ya udah titip nina yah bu,aku mau istirahat dulu".
"Iya hati hati yah disana nak".
"Iya bu". Kataku lalu mematikan telfonku.
Malam ini aku sedang berada di villa milik pak Hendra, kami mengurus beberapa kerja sama dengan perusahaan lain,namun setelahnya aku harus melayani klien klien pak Hendra itu demi melancarkan proses kerja sama kami. Dengan tubuhku yang masih polos tanpa busana aku bangun dari ranjang untuk sekedar minum akibat rasa haus setelah melayani nafsu pak Hendra yang seakan tak ada habisnya yang kini sedang pulas tertidur disampingku. Entah apa jadinya jika orang tuaku apalagi suamiku melihatku dalam keadaan seperti ini,terkadang rasa takut menghantuiku jikalau perbuatanku ini sampai ketahuan oleh mereka, namun pak Hendra selalu bisa menenangkanku dan berkata jika semua akan aman dan baik baik saja.
Akupun meraih gaun tidurku yang tipis yang tergeletak tak jauh dari ranjang dan memakainya tanpa memakai dalaman apapun. Aku lalu keluar dari kamar dan menuju ke dapur. Saat aku selesai minum dan bermaksud kembali ke kamar tiba tiba saja ada yang merangkulku dari belakang, akupun spontan memberontak dan ingin melepaskan diriku.
"Tenang bu, ini saya karto". Kata pak karto supir kantorku.
"Kamu to,kirain pencuri, ngaggetin sih", kataku sambil memukul tangannya pelan yang melingkari pinggangku.
"Hehe uhh bu Sinta biar keringetan tetep wangi", kata karto sambil mengendusi leherku membuatku menggelinjang kegelian.
"Udah to,aku capek tau habis ngelayanin pak Hendra".
"Sekali lagi lah bu yah, ditinggal ngerokok sebentar tadi udah maen lagi aja ama pak Hendra mana kamarnya dikunci lagi tadi, padahalkan mau ikutan juga".
"Ya udah deh lepasin dulu dong", kataku. Karto pun melepaskan rangkulannya,aku lalu membalikkan badanku, dengan sekejap kami sudah mulai berciuman dengan liarnya, lidah karto bermain main dirongga mulutku,terkadang aku membalas perlakuannya dengan menghisap dan mengulum lidahnya.
Tangan karto pun tak tinggal diam, ia dengan gemas meremas payudaraku yang masih terbungkus gaun tidurku, kubalas perlakuannya dengan mengelus penisnya yang masih tertutupi celana pendeknya.
"Hmmpp muach muach", suara ciuman kami mulai mengisi sepinya ruang dapur di villa ini. Sambil terus berciuman karto mendudukkan tubuhku pada meja makan kosong yang dekat dengan tempatku berdiri, kami lalu berhenti berciuman kemudian karto mencoba melepaskan gaun tidurku,aku lalu membantunya dengan mengangkat kedua tanganku keatas. Setelah bajuku terlepas Karto masih menahan tanganku agar tetap diatas, ia kemudian menjilati permukaan ketiakku hingga aku menggelinjang kegelian.
"Aahh sshh geli pak", desahku.
Karto menjilati ketiak kiri dan kananku,lalu ia dengan gemas merapatkan wajahnya ke arah dadaku yang montok, ia menjilati lalu merapatkan kedua payudaraku dan mengulum kedua putingku secara bersamaan menambah sensasi nikmat yang kurasakan.
Lidah karto lalu turun melewati perutku yang mulus dan rata,tangannya mengangkangkan kakiku, ia lalu mengulum klitorisku dan terkadang lidahnya menyapu belahan vaginaku yang sudah merekah.
"Oughh pakk,iyahh ahh itilnya uhhh", desahku nikmat sambil menjambak rambut pak Karto.
Tak mau berlama lama karna kurasakan cairan vaginaku sudah merembes keluar,pak Karto lalu berdiri dan membuka celana pendeknya tanpa membuka bajunya, ia lalu mengarahkan penisnya yang panjang namun sedikit kurus itu kearah vaginaku, sejenak ia menggesekkan kepala penisnya dibelahan vaginaku.
"Uhh masukin aja pak jangan digesekin".
"Hehe nggak ah maunya digesekin aja di memek tembem bu Sinta",kata Karto sambil menggodaku.
"Ayo dong pak,entot Sinta, udah nggak tahan nih ahhh".
"Ya udah nih rasain kontolku".
Karto dengan cepat menghujamkan penisnya lalu menggenjotku dengan tempo cepat. Sambil terus memompa penisnya didalam vaginaku,ia memeluk tubuhku yang sudah basah oleh keringat,sungguh geli saat putingku tergesek oleh dada kurus pak Karto.
"Uhj ahh ahhh ahhh", aku hanya bisa mengerang karena nikmat.
"Oohh memeknya bu Sinta emang yang paling sedap".
Karto lalu melepas pelukannya pada tubuhku dan mulai meremas kedua payudaraku yang bergoyang naik turun secara cepat akibat hujaman demi hujaman penis pak karto,suara selangkangan kami yang beradu amat terdengar keras,terkadang aku mendongakkan kepalaku karna tak tahan akibat rasa nikmat.
Karto lalu menarik leherku dan mendekatkan wajahku pada wajahnya, kami lalu berciuman sambil menjilati lidah,tangan pak karto kini bertumpu pada pinggulku dan pompaannya kurasakan makin cepat dan cepat. Hingga menghantarkanku mencapai puncak kenikmatan.
"Hmmpp ahh pakkk akuu kellluaaarrr oooohhhhh"; pekikku sambil menggelinjang,tubuhku bak busur panah melenting, otot otot vaginaku berkontraksi meremas penis pak karto yang diam bersarang di vaginaku.
"Hehe udah keluarr yah bu muacchh", kata karto sambil mencium bibirku.
"Uhh uhh", aku hanya bisa mengangguk sambil mencoba mengatur nafasku.
Pak karto lalu mencabut penisnya dan menyuruhku bersimpuh di hadapannya, ia lalu mengarahkan penisnya tepat dihadapan wajahku. Dengan semangat aku lalu menghisap batang berurat itu sambil sesekali lidahku bermain di kepala penis pak Karto yang besar seperti kepala jamur itu.
"Trus non sepong terus", kata pak karto lalu memegang kepalaku dan mengocok penisnya didalam mulutku membuatku terbatuk batuk.
"Hnggg glock glock glock uhuk uhuk, pelan pelan dong pak".
"Hehe maaf yah non Sinta,abis enak banget", kata Pak karto sambil membantuku berdiri. Ia lalu mengarahkan tubuhku membelakanginya, dengan posisi menungging aku merasakan vaginaku mulai dimasuki kembali oleh penis pak Karto.
"Plak, oughhh ", desahku ketika pak Karto menampar pantatku yang membulat itu.
"Bu sinta emang sexy banget, plok plok plok", puji karto padaku sambil dengan perlahan mulai mengeluarmasukkan penisnya didalam vaginaku".
"Ouhh trus pak sodok terus umhh oughh ",desahku sambil ikut menggerakkan tubuhku maju mundur.
"Wah wah wah,pantesan ngilang lagi entot entotan toh", terdengar suara Pak Hendra.
"Hehe maaf bos,abis nggak tahan liat bodinya Sinta", kata pak Karto sambil menggenjot tubuhku dan meremas kedua payudaraku.
"Ikutan dong to,bangun tidur enak kayaknya kalo disepongin nih. Kata Pak Hendra yang mungkin sedang berdiri dibelakang pak Karto.
Pak karto lalu meraih kedua tanganku dan merubah posisiku yang semula menghadap ke meja makan, kini aku dapat melihat pak Hendra yang berdiri dihadapanku sambil memelorotkan celananya dan membuat penisnya yang cukup gemuk itu tepat berada didepan wajahku. Aku lalu mengulum penis pak hendra sambil tetap disetubuhi dari belakang oleh pak karto.
"Sedapp,trus sayang", kata pak Karto menyemangatiku yang sibuk mengocok dan menghisap penisnya yang seakan tak muat dimulutku.
"Ahhh bu saya mau kelluarr nih", erang Karto sambil memegangi kedua pinggulku sehingga kini aku tak dapat berkonsentrasi mengulum penis pak Hendra.
"Haha udah mau keluar aja lo karto". Kata Pak hendra.
"Ohh sedep bener nih memek,udah dari ahh setengah jam yang lalu pak soalnya, ah bu Sinta nggak tahan". Erang karto sambil menjawab pertanyaan pak Hendra. Dapat kurasakan penisnya kian mengeras didalam vaginaku dan menggeseki seluruh bagian sensitif didalam vaginaku membuatku tak tahan juga ikut mencapai orgasmeku.
"Ahh aku juga pak iya truss sodok aku ohhh", erangku kenikmatan sambil mengocok penis pak Hendra.
"Ahh kelluaarr bu. Croott croott", teriak pak Karto dan menghujamkan penisnya edalam dalamnya di vaginaku.
"Ohhhhhhhhh", aku hanya bisa mendesah,mulutku membentuk huruf O sambil tubuhku ikut bergetar merasakan semprotan demi semprotan air mani pak Karto dalam vaginaku,aku sudah tak mempedulikan apakah aku akan hamil karenanya atau tidak. Difikiranku saat ini hanyalah mencapai kenikmatan yang setinggi tingginya.
Dengan perlahan pak karto mencabut penisnya, saat penis itu tercabut aku merasakan hampa karena tak ada yang mengisi relung vaginaku. Dapat kurasakan cairan mani pak karto mengalir dipahaku.
"Sini dong sayang", kata pak hendra yang entah sejak kapan duduk dikursi disampingku. Dengan lemas aku menghampirinya dan duduk dipahanya lalu berciuman dengannya. Tangannya lalu masuk kevaginaku dan mengocoknya sehingga cairan mani pak Karto keluar dari dalam vaginaku.
"Nah sekarang kamu yang diatas ya sayang", kata pak Hendra sambil menuntunku duduk diantara kedua pahanya, tanganku lalu mengarahkan penis gemuknya memasuki vaginaku yang kian basah akibat cairan vaginaku dan juga air mani pak Karto yang entah kemana perginya.
"Oughhhh pakkk", desahku saat penis kesayanganku itu amblas didalam vaginaku.
Dengan tempo perlahan pak Hendra mulai menaikturunkan tubuhku mengocok penisnya didalam liang kenikmatanku dengan posisi membelakanginya. Kami berdua bagai pasangan yang baru menikah,sambil pak hendra memberikan rasa nikmat didalam vaginaku. Ia mencium dan mencumbui leher,pipi dan bibirku. Aku lalu membalas cumbuannya dengan mengarahkan tanganku kebelakang meremas lembut rambutnya sambil terus berciuman. Pinggulku pun ikut membalas setiap hentakan demi hentakan penis pak Hendra dari bawah.
Aku lalu memutar tubuhku menghadap pak Hendra lalu meneruskan ciumanku, kini aku yang sibuk menyetubuhi pak hendra yang diam saja menyambut vaginaku menggeseki penisnya yang amat keras itu.
"Truss sayang entot trus kontolku ahh".
"Ohh pak enakkan pak,enakkan memekku".
"Iya sayang enakk kok,gimana yah kalo suamimu ngeliat kamu ngentotin kontol laki laki lain".
"Hngg oughh nggak tau pakk ahh sodokin juga dong pak kontolnya".
"Iya tapi coba minta izin dulu ke suamimu sayang".
"Dimas sayang,pak hendra nggak papakan nyodokin kont ahhh kontolnya dimemekku soalnya enak banget sayang".
"Iya sayang",jawab pak hendra seakan akan dia adalah Dimas. Entah kenapa setiap berfantasi jika aku sedang disetubuhi sambil disaksikan oleh suamiku,semakin menambah kesan enak dan nikmat, ketika nafsuku sudah di ubun ubun aku sudah tak memikirkan ini benar atau salah yang jelas aku hanya ingin mencapai kepuasanku.
"Ohh makasih sayang aku cinta kamu,sodokin pak udah ada ijin dari suami uhhh ku,ayo pak sodokin kontolnya di memekku", pekikku sambil dengan cepat menghujamkan vaginaku diselangkangan pak Hendra.
"Hehe rasakan nih sayang, plak plak plak", erang pak Hendra yang kini mulai menyetubuhiku dari bawah.
"Oughh truss sayang truss", desahku nikmat dan ikut menggoyangkan pinggulku menggilas penisnya.
"Ahhh ahh kayaknya oohh udah mau keluar nih sayang", pekik pak Hendra.
"Ohh trus pak,dimas sayang, pak hendra mau mejuhin memekku loh ohh bolehkan?".
"Iya sayang",jawab pak Hendra lagi berpura pura menjadi Dimas.
"Ahh keluarinn pak bareng ama akuhh,pejuhin memekku".
"Aargggh sintaaaa", teriak pak Hendra lalu menusukkan penisnya dalam dalam.
"Oughhh pak Hendraaaaaa", teriakku yang ikut mencapai orgasmeku yang ketiga kalinya, tubuh kami sama sama mengejan, aku hanya bisa mendongakkan kepalaku saat meraih puncak orgasmeku. Setelah itu tubuhku yang lemas langsung ambruk dipelukan pak Hendra dan langsung tertidur.
***

Keesokan harinya aku terbangun siang hari, entah kapan aku dibawa pak Hendra kembali menuju kamar, tidurku sungguh pulas akibat permainan semalam. Kudapati pak Hendra masih tertidur disampingku. Aku lalu membangunkannya dan setelah itu mandi.
Usai mandi aku lalu bersiap siap untuk segera kembali pulang kerumah, akibat macet aku baru sampai dirumah ketika sore hari. Selama diperjalanan tadi aku masih saja harus melayani nafsu pak hendra dengan mengulum penisnya hingga ia memuncratkan maninya dalam mulutku. Aku menolak untuk ia menyetubuhiku karena takut aroma persetubuhanku tercium oleh orang tuaku ataupun Dimas.
Sesampainya dirumah Dimas ternyata sudah pulang, namun entah kenapa ia tak menyambutku seperti biasanya. Hal aneh lainnya saat aku hanya berdua dengannya ia tak mau mengajakku berbicara. Aku merasakan hal yang tak enak, namun baru ingin kutanyakan ia sudah pergi lagi entah kemana.
Begitulah yang kualami saat bersama pak Hendra dan sejak saat itu entah kenapa sikap Dimas kini dingin padaku, aku tak sempat berbicara padanya karena ia hanya pulang sebentar mengganti baju lalu pergi entah kemana tanpa pamit kepadaku.
Diatas ranjang aku meringkuk memeluk guling,ada apakah dengan Dimas,apakah aku ketahuan. Aku hanya bisa menangis karena perubahan sikap Dimas lalu tertidur sambil berharap jika ia tak tahu perbuatanku.

POV Hendra

Saat ini aku sedang berada diruangan kerjaku. Aku melihat keluar kulihat sekertarisku sinta tengah melamun memandangi sebuah foto. Aku teringat kembali pesta sex liar selama 2 hari kemarin bersama relasi relasiku. Mengingat betapa kesusahan namun sekaligus kenikmatan baginya melayani 4 kontol para relasiku, demi memuluskan jalan kontrak kerja samaku dengan mereka.

Aku benar benar beruntung bisa memperbudak sinta ini menjadi boneka sexku juga menjadi "modal" untuk mengembangkan perusahaan si gembrot alias istriku yang jelek itu. Aku menikahi wanita gembrot dan jelek itu demi bisa mendapatkan semua kekayaan ini. Aku dimasa mudaku aku adalah seorang petualang sex namun karena terlalu sering jajan itu lama kelamaan aku mengalami disfungsi ereksi juga ejakulasi dini. 
3 tahun lalu seorang supir baru bernama karto datang, kami biasanya bercakap cakap karena ternyata ia pun juga seorang petualang sex sepertiku dan mengenalkanku pada temamnya yang ahli membuat segala macam obat. Setelah mengkonsumsi obat obatan itu kontolku pun bisa bereaksi normal juga tak ejakulasi dini lagi saat aku mencobanya pada seorang wanita panggilan.

3 tahun yang lalu pula perusahaan ini hampir bangkrut, beberapa pegawai dan juga sekertaris mengundurkan diri. Namun aku tetap membuka lowongan kerja. Saat itulah sinta masuk ke kantor ini. Saat pertama kali melihatnya aku benar benar tergiur melihat lekuk tubuhnya. Ingin sekali aku mencicipi tubuhnya yang montok itu.

Aku kemudian mendiskusikannya bersama karto dan diapun menyarankan untuk mencoba memberi sinta obat perangsang buatan temannya karto. Saat pagi hari dirumah aku mengkonsumsi obat khususku itu. Setelah sampai dikantor aku pun menuju pantry. Disana sudah ada beberapa gelas teh yang diantarkan. sebelum OB mengantarkan teh pada karyawan, aku memasukkan obat perangsang itu kedalam gelas yang bertuliskan nama sinta yang didalamnya berisi teh hijau pesanannya dan menyuruh OB itu untuk tutup mulut. Setelah itu akupun kembali ke ruanganku sambil memperhatikan sinta yang meminum teh itu.

20 menit kemudian kulihat sinta sangat gelisah, beberapa kali ia mengelap keringat dari dahinya. Tak lama kemudian ia bergegas keluar menuju toilet, akupun mengikutinya menuju toilet awalnya aku berniat untuk langsung memperkosanya namun aku kemudian memiliki ide lain. Aku mengikuti sinta memasuki toilet itu lalu mengambil bilik tepat disampingnya.

"Aduh badanku kenapa sih gerah banget", gumaman sinta terdengar

"Aahh", suara desahanpun tak lama terdengar. Aku yakin sinta sedang bermasturbasi.

Aku dengan hati hati memanjat bagian dinding bilik itu bertumpu pada kloset toilet. Perlahan lahan akupun mengintip sinta yang kini tepat ada dibawah. Kancing blouesnya sudah terlepas semua. Ia menyingkap bra berwarna pinknya keatas memperlihatkan kedua bukit kembarnya yang montok. Ia memilin milin putingnya sambil sesekali meremas payudaranya dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya ia pakai menggosok memeknya yang tak terlihat olehku. Hanya celana dalamnya saja yang kulihat yang kini menggantung dilututnya.

Aku merogoh handphoneku kemudian merekam aksi masturbasi sinta. Efek obat yang kuminum tadi pagi pun juga bereaksi. Kontol besarku begitu sesak kurasakan terjepit oleh celanaku. Sinta dibawah sana sudah bercucuran keringat. Ia menggilas dan menggesek memeknya begitu liar.
Terkadang ia mendongak ke atas membuatku harus kembali menunduk agar tak terlihat olehnya.
Sekitar 15 menit sinta kemudian berkelojotan menandakan ia telah meraih orgasmenya. Akupun segera turun dari kloset yang kupijak menunggu sinta keluar duluan dari toilet ini.

Setelah sinta berlalu akupun kembali ke ruanganku. Sekilas sinta tersenyum padaku saat aku akan memasuki ruanganku. Aku tertawa dalam hati karna sebentar lagi sinta akan kudapatkan.
Akupun kembali bekerja sambil sesekali terbersit bayangan tubuh sinta di fikiranku.

Saat sore hari kupanggil sinta menanyakan apakah ia senang bekerja disini atau tidak. Juga menanyakan bagaimana kondisi ekonomi keluarganya. Dari penuturannya akupun tahu bahwa suaminya kena PHK, membuatnya harus bekerja.Namun semua itu hanya alibi. Aku kemudian menanyakan maksudku sebenarnya pada sinta.

"Tadi pagi kamu habis dari toilet yah sinta", tanyaku

"Iiiya pak, ada apa yah pak", kata sinta gugup.

Akupun kemudian menunjukkan video yang kurekam tadi pagi pada sinta. Ia terlihat begitu shock seperti ingin menangis.

"Dari mana kok bisa ada video ini pak".

"Saya nggak nyangka, kamu berbuat seperti ini dikantor, kamu mau kalo semua orang kantor tau kelakuan kamu?"

"Jangan pak hiks," kata sinta sambil mulai menangis.
Akupun menuntun sinta menuju ke sofa yang ada diruanganku. Ia mengikutiku saja yang sedang memegang tangannya.

"Ya sudah bapak nggak akan sebarin asal kamu mau menuruti kata kata saya, kamu nggak mau saya pecat kan, apalagi suami kamu sedang menganggur, cari kerjaan itu sulit jaman sekarang bahkan buat sarjana kayak kamu",

"Iya pak yang penting saya tetap kerja, saya bakal menuruti kata bapak".

"Bagus bagus, kalo begitu mau kan kamu muasin saya", kataku sambil berbisik pada sinta. Ia terlihat begitu terkejut seraya melepaskan genggaman tangannya.

"Saya nggak bisa pak, saya nggak mau ngecewain suami saya", kata sinta sambil menunduk dan menggelengkan kepalanya.

"Oh gitu ya sudah kamu keluar aja dari kantor, karna nggak mau nurutin kata kata saya".

"Tapi pak aku..", belum selesai sinta berbicara segera kurangkul tubuhnya dan kucium bibirnya.


Ia mengatupkan bibirnya tak membalas ciumanku. Ia sedikit meronta mencoba melepaskan rangkulanku. Menggelengkan kepalanya

"Pak stop pak pli... hmmp", aku kembali menciumnya. Kali ini sinta mulai membuka mulutnya membiarkan lidahku menjelajahi rongga mulutnya. Tubuhnya melemas didalam rangkulanku.
Kami mulai berciuman begitu liar, sesekali liur kami yang bercampur menetes membasahi kemeja yang sinta kenakan. Akupun membuka blazzer yang dikenakan sinta lalu mencoba membuka kancing bajunya.

"Pak jangan pak", kata sinta menolak , namun aku tak mempedulikannya.
Setelah kancing kemeja itu terlepas, aku mulai menciumi leher dan bagian atas payudara sinta yang masih tertutup oleh bra yang dia pakai. Ia masih saja mencoba melawan dengan mendorongku. Namun tenagaku lebih kuat. Kini sinta berbaring diatas sofa dan aku menindihnya sambil menjilati lehernya dan kembali mencium bibirnya. Aku lalu menyingkap payudara sinta ke bagian atas branya memperlihatkan putingnya. Dengan gemas bergantian kujilat dan kugigit pelan benda kenyal itu.

"Uhh hmm pak uhh", sinta melenguh

Setelah puas dengan bagian dadanya aku lalu bangkit duduk dan menyingkap rok spannya ke atas. Kutarik celana dalam yang menutupi memeknya. Aku begitu takjub pada vaginanya. Berwarna merah muda dan bulu pubisnya tercukur rapi. Saat aku mengangkangkan kakinya sinta sejenak menutupi vaginanya yang mulai basah itu. Kutepis tangannya lalu kudekatkan wajahku. Tercium aroma yang wangi dari vagina sinta. Sekertarisku ini ternyata begitu menjaga vaginannya. Aku mulai menjilati vagina sinta sambil tanganku memainkan putingnya.

"Uhh sshh pak hendra ahhh", sinta mendesah menikmati permainan lidahku, entah sudah berapa wanita yang dapat kubuat menggelinjang hanya dengan permainan lidahku. Sinta mulai menggoyangkan pinggulnya menyambut lidahku dan tak lama kemudian sinta berkelojotan menggapai orgasmenya.

"Ahhh pakk keluaar pakk", kata sinta dengan tubuh yang menggelinjang.
Aku lalu berdiri disamping sinta membuka celanaku dan menampilkan kontolku yang menegang. Sejenak sinta terbelalak dan bergumam.

"Besar sekali pak".

Aku tertawa dalam hati. Secara tak langsung ia mengatakan kalo kontol suaminya kecil. Kudekatkan kontolku ke arah wajahnya. Awalnya ia seakan menolak namun lama kelamaan malah menjilati kepala kontolku dan langsung melahapnya. Sambil tanganku bertopang pada tembok kumaju mundurkan pinggulku menusuk mulut sinta yang menghisap penisku. Oh sungguh nikmat, kalo saja aku tak mengkonsumsi obat itu mungkin aku akan cepat berejakulasi. Aku harus bisa tangguh didepan sinta agar ia makin menyukai kontolku. Dengan kasar kumajumundurkan kontolku dalam mulutnya, membuatnya terbatuk batuk. Aku lalu menarik tubuhnya dengan kasar, aku lalu memposisikan tubuhnya menungging diatas sofa. Sejenak kugesekkan kontolku searah belahan memeknya. Oh memek sinta begitu basah menandakan birahinya pun makin meninggi.

Kupegangi batang penisku dan kuarahkan menuju lubang memeknya. Kepala kontolku secara perlahan mulai tenggelam dalam liang kenikmatannya. Kuresapi secara perlahan tiap inchi memeknya yang menyambut kontolku.

"Oughhh pakk", sinta melenguh.

"Ahh memekmu enak banget sayang", kataku sambil mulai menghantamkan kontolku.

"Plak plak plak", suara selangkanganku yang menghantam pantat sinta. Sintapun tak mau kalah memaju mundurkan pinggulnya menyambut hujaman kontolku.

"Ahh ahh oughh enak banget pak, kontol bapak gede ah ahh",

"Uhh nikmatin sayang nikmatin, kontol suamimu kecilkan",

"Uhh iya pak ahh pak mau keluar pak", kata sinta.

Dengan cepat aku menggenjot tubuh sinta, membuatnya mendongak dongakan kepala, sesekali kumajukan badanku untuk berciuman dengannya.

"Hmmpp muacch ahhh pakkk kellluaarrr uhhj", erang sinta. Ia berkelojotan di dalam rangkulanku.

Kulepaskan kontolku lalu duduk disampingnya. Sinta mengerti maksudku, ia lalu mengangkangi selangkanganku dan memasukkan kontolku kembali dalam vaginanya. Awalnya ia nampak kesulitan memegangi penis besarku namun secara perlahan kontolku itupun tenggelam dalam lubang kenikmatannya.

"Uhhj enak banget", kata sinta yang mulai lupa diri bahwa ia sedang menggenjot kontol lelaki lain selain suaminya. Selagi sinta sedang asyik menghujamkan selangkangannya ke kontolku. Aku melepas kemeja dan bra yang ia pakai. Kini ia hanya memakai rok spannya saja yang melingkar di pinggulnya. Kuangkat tangannya keatas menampilkan ketiak mulusnya. Kusuruh ia memaju mundurkan pinggulnya perlahan sambil kujilati ketiaknya.

"Auhh uhh geli ah geli pak sshh".

"Wangi badanmu bikin kontolku makin keras sayang".

"Aduh ahh ahh uhh geli pak", kata sinta saat aku mulai bergantian menjilati ketiaknya.

Puas lidahku bermain dengan ketiaknya, aku mulai meremas remas buah dadanya dan juga sesekali mengulum putingnya. Terkadang aku tak dapat bernapas saat sinta menekan kepalaku erat didadanya.

Goyangan sinta makin liar, kini aku memegangi pinggulnya dengan kedua tanganku sambil saling bertatapan mata dengannya, ekspresi sinta yang keenakan betul betul membuatnya semakin terlihat sexy, terkadang ia menggigit bibir bawahnya membuatku langsung mencium bibirnya.

"Mmpphh muah ahh pak mau keluar lagi pak uhh bapak kuat sekali, uhhh kelluarr paakk ooouggh", sinta berteriak dan lalu mulutnya membentuk huruf O, ia berkelojotan dipangkuanku.

Sejenak kami berdua berpelukan, aku mengusap usap punggungnya yang mulus yang kini dibanjiri keringat. Tanpa melepaskan kedua alat kelamin kami yang masih menyatu kubaringkan ia di sofa. Dan langsung kugenjot dengan kecepatan tinggi, tubuh sinta yang kini lemas tak berdaya hanya menerima hujaman penisku. Semakin lama kurasakan kepala penisku makin geli, memek sintapun kembali berkontraksi, begitu nikmat kurasakan. Tubuhku kurapatkan dengan tubuhnya, dadaku kini menggesek kedua bukit payudaranya yang berayun kencang.

"Agh sinta aku mau keluarr"

"Oughh ahh sinta juga pakk uhh sshh".

"Ooohh aku keluariin didalam yah ooh sayang".

"Ahh uhh terserah bapakk ahhh pakk sinta keluaarrr lagii saayyang", tubuh sinta bergetar hebat.

"Ahhh sinnnttaaaa", aku meneriakkan namanya sambil kontolku menyemprotkan begitu banyak sperma kedalam memeknya yang juga mengeluarkan cairan orgasmenya. Sejenak kami hanya terdiam sambil meresapi klimaks kami yang mulai mereda.
Sejak saat itu aku maupun sinta mulai berhubungan awalnya hanya aku sendiri kemudian aku mulai mengajak pak karto sebagai rasa terima kasihku atas obat kuat yang selalu ia berikan padaku dari temannya. Dari situ pulalah aku mulai sering merekam tiap adegan sex kami, entah itu dimobil, dihotel, dikantor, dimanapun.

Sinta lama kelamaan makin menurut padaku karna ia merasa lebih puas berhubungan sex denganku daripada dengan suaminya, entah anaknya saat ini adalah anakku ataupun anaknya Dimas, atau bahkan anak pak karto, dan bisa saja malah anak salah satu relasiku. Karna mereka pun kuberi kesempatan meniduri sinta demi lancarnya kerja sama perusahaan kami. Sinta terkadang kusuruh membaca cerita panas tentang perselingkuhan seorang istri atau menonton film yang bertema perselingkuhan demi mendoktrin fikirannya, terkadang ia juga kusuruh memasang dildo getar berukuran kecil yang dimasukkan dalam memeknya lalu kusuruh ia bekerja. Sinta betul betul menjadi budakku dan budak perusahaan.

Perusahaan yang semula hampir bangkrut karna daya tarik sinta. Mertuakupun bangga padaku, padahal mereka tak tau kalau anak mereka terkadang kujadikan seperti pembantu dirumah. Aku sama sekali tak bernafsu pada wanita gembrot dan berwajah biasa saja itu. Saat mertuaku menanyakan kenapa kami belum memiliki anak, aku akan berkilah seribu satu alasan pada mereka. Didepan mertuaku aku bersikap baik pada istriku yang bernama dewi itu. Namun dibelakang, mereka tak tau perlakuanku padanya.

Kutengok jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, besok adalah hari minggu. Aku berniat mengajak sinta menuju villa milik istriku, aku harus menyiapkan banyak obat obatan ku demi bisa menikmati tubuh sinta, agar penyakit susah ereksi dan juga ejakulasi diniku tak ketahuan seperti saat aku dilayani LC kenalan Marcel.

Aku lalu keluar dari ruanganku, menelpon karto untuk menyiapkan mobil. Aku lalu mengajak sinta pulang.
oo0oo

POV Sinta

Saat ini aku sedang berada didalam mobil bersama pak hendra dan juga pak karto. Aku duduk dibelakang bersama pak hendra yang merangkulku, beberapa kali ia mencium pipiku. Jika dikondisi biasa aku akan membalasnya dan berciuman bibir dengannya kemudian berlanjut dengan oral sex atau penetrasi vaginaku dengan penisnya. Namun saat ini aku sedang tak ingin melakukan itu semua. Aku memikirkan dimas yang sikapnya selama 2 hari ini berubah drastis padaku. Tak ada lagi kecupan dikening, tak ada lagi senyuman saat aku pulang.

Bahkan ia pergi saat aku pulang kerumah di malam hari dan baru pulang sekitar jam 12 malam. Aku terkadang menungguinya dan melihatnya keluar dari rumah indah, terkadang juga ia pulang dengan mengendarai motor entah dari mana dia. Saat kutanyakan ia kemana, ia sama sekali tak menjawab. Untunglah anakku kini lebih sering kutitipkan pada orang tuaku. Nina tak akan melihatku saat aku menangisi perubahan sikap ayahnya ditempat tidurku sendirian. Sementara Dimas lebih sering tidur didepan TV.

Firasatku benar benar tak enak, apakah ia mengetahui perbuatanku dengan pak hendra. Ia kini lebih sering mendiamkanku dan tak berbicara denganku.

"Sinta besok kan hari minggu ke villaku yuk", kata pak hendra sambil membelai rambutku.

"Umm nanti aku kabari yah pak", kataku.

"Tumben biasanya kamu langsung mengiyakan saja kok sekarang kayak gini?", tanya pak hendra.

Aku lalu menceritakan kekhawartiranku pada pak hendra namun ia langsung tertawa. Membuatku bertanya tanya.

"Kenapa ketawa pak?".

"Haha tenang aja sinta. Kita kan mainnya selalu rapi nggak mungkin suamimu tahu sayang".

Aku hanya diam saja sambil menenangkan hatiku lalu tersenyum pada pak hendra. Ia kemudian mencium bibirku dan aku membalasnya, kami berpagutan dengan liarnya. Sesekali tangan pak hendra meremas payudaraku dari luar bajuku.

Mobil kurasakan berhenti namun aku dan pak hendra masih terus berpagutan, tak menghiraukan suara pak karto yang memanggil manggil kami. Tiba tiba kurasakan ada sesuatu yang menghantam pintu mobil dengan keras membuatku kaget dan melepaskan bibirku dari pagutan pak hendra. Saat kutengok ke samping kananku kulihat seseorang berdiri disamping mobil.

Kuturunkan kaca mobil untuk melihat siapa orang itu. Aku begitu kaget ternyata suamiku Dimas, apa ia melihatku, apa ia yang meninju bagian pintu mobil itu. Saat kulihat tangannya, ada sedikit bengkak disana. Ia menundukan kepalanya memandangiku tajam, pandangannya lalu beralih ke pak Hendra. Dapat kulihat wajah pak hendra begitu ketakutan melihat tatapan Dimas, begitupun denganku.

"Lama sekali turun dari mobilnya, kalian ngapain",

"Ini sayang hmm ngebicarain masalah kerjaan", kataku berbohong.

"Ohh masalah kerjaan", kata Dimas sambil mengangguk anggukan kepalanya.

"Hmm anu pak hendra saya pulang dulu pak", pamitku pada pak Hendra, aku lalu turun dari mobil dan berjalan berdampingan dengan Dimas. Kulihat raut wajahnya kembali datar kini. Ia masih memakai baju kantornya berarti ia bersamaan sampai dirumah denganku dan pak hendra.
Kami berdua sama sama masuk kedalam kamar tidur kami. Ia membelakangiku melepaskan kemejanya. Sudah 2 hari ini ia tak menyentuhku ataupun aku menyentuh tubuhnya. Aku lalu berjalan kebelakangnya dan lalu memeluknya.

"Mas kenapa, mas marah, kenapa 2 hari ini mas ngediemin aku, katakan mas hiks", aku mulai menangis mencurahkan seluruh isi hatiku. Walaupun secara seksual aku terpuaskan oleh hendra, namun hatiku benar benar mencintai Dimas, pria yang menjadi suamiku ini. Pria yang baik dan bertanggung jawab.

"Mas jangan diam aja mas, kalo aku punya salah katakan mas", kataku sambil tetap sesenggukan. Air mataku membasahi punggung bajunya. Tiba tiba dimas berbalik dan memelukku, kubalas pelukannya dengan erat.

"Maaf yah sinta, karna nyuekin kamu", bisik dimas padaku. Ia lalu mencium keningku. Padahal baru 2 hari namun aku begitu merindukan kecupan dimas didahiku, kecupan yang selalu membuatku tenang. Setelah melepaskan pelukannya ia lalu mengusap air mataku.

"Besok hari perayaan aniversary kita, aku sebenarnya sibuk buat mengurus hal itu sayang hehe maaf yah". Kata dimas sambil tertawa kecil. Membuatku gemas dan mencubit pipinya

"Ihh jahat kamu mas, jahat mas jahat", kataku sambil mencubitnya.

"Adwuuh swakkitt, lweppasin atuh".

"Nggak ini hukuman kamu gara gara diemin aku rasain nih rasain".

"Aawmpwun aduh".

Aku tertawa kecil dalam hati melihatnya mengaduh dan memohon ampun padaku. Setelah kulepaskan kedua tanganku yang mencubit pipinya.aku lalu mencium kedua pipinya lalu bibirnya. Namun tak lama kemudian ia melepaskan ciumanku.

"Udah ah saatnya mandi eh iya besok aja pak hendra dan pak karto yah sayang", kata dimas

"Loh kok diajak sih mereka kan spesial buatku kok mereka harus ikut?".

"Nggak apa atuh, soalnya lumayan besar nih acara kan aku juga ngajak teman temanku kayak marcel, andi dan indah juga.

"Ya sudah kalau gitu nanti aku telfon pak hendra sekalian ngajakin pak karto juga".

"Sip deh muaach, mandi ah".

"Mandi bareng yuk", kataku sambil mengedipkan kedua mataku.

"Haha mending mandi sendiri", kata dimas sambil mengacak acak rambutku kemudian lari dan menyambar handuknya yang tergantung di atas kursi lalu ia keluar dari kamar.

"Ihh dimas jelek", kataku berteriak manja padanya.

Aku lalu menelfon pak hendra mengabarkan padanya bahwa ia diundang ke acara aniversari pernikahanku dengan dimas, pak hendra mengiyakan dan ia juga mengajakku kembali untuk pergi ke villa setelah acara tersebut. Aku hanya mengatakan liat saja nanti.
***

Kini aku dan dimas sedang berbaring diatas tempat tidur, saling berangkulan setelah makan malam berdua dengan posisi aku dipangku dimas tadi. Ia terlihat melamun sambil menatap langit langit.

"Kamu kenapa sayang kok melamun?", tanyaku sambil mengusap usap rambutnya.

"Hehe nggak lagi kepikiran aja ama kisah cintaku pas smp".

"Hooh yang pas kamu diselingkuhin ama pacar pertamamu yah sayang?".

"Hehe iya, semoga kejadian itu nggak keulang lagi, selama ini kamu setiakan sayang?".
Pertanyaan dimas membuatku terdiam cukup lama, aku merasa sangat bersalah selama 3 tahun aku mengkhianatinya. Entah bagaimana perasaannya jika tahu hubunganku dengan hendra.

"Nggak kok sayang aku tetap setia", kataku berbohong. Maafkan aku dimas, setelah aniversary ini aku janji aku akan jadi istri yang baik untukmu, aku akan berhenti bekerja mengurus nina, anak yang entah hasil dari benihmu atau benih pria lain itu. Tapi aku janji tak akan mengecewakanmu. Yah setelah esok hari, aku berjanji akan menjaga bahtera rumah tangga kita.

"Ya sudah tidur yuk jam 10 besok kita harus bangun pagi. Buat acara spesial kita", kata dimas sambil memejamkan matanya. Akupun memeluk tubuhnya erat. Esok hari begitu kunantikan. Besok adalah hari yang indah buatku, besok adalah hariku untuk menjadi istri yang baik bagi dimas. Aku berjanji akan menjalankan tugasku sebagai istri yang baik buatmu.
Dalam ketenangan dan kehangatan pelukan dimas. Aku tertidur berharap semoga besok menjadi hari yang indah buatku



0 komentar: