BAHTERA RUMAH TANGGAKU (DIMAS STORY) # 1
EPISODE 1
“Sinta bangun sayang” kataku sambil mengelus pipi wanita yang telah mengisi hidupku selama 4 tahun ini. Ia tengah terlelap sambil memeluk tubuhku.
Namaku Dimas, seorang pria berumur 28 berwajah biasa saja dengan fisik biasa saja, namun tinggiku sedikit diatas rata rata dengan tinggi badan 1,83 M. Sedang wanita yang sedang menggeliat akibat elusan tanganku pada pipinya adalah sinta seorang wanita cantik dengan tubuh sexy berkulit putih berumur 27 tahun ini adalah istriku.
Parasnya yang cantik selalu menjadi pemandangan awal aku mengisi hari hariku.
Aku begitu beruntung mendapatkan istri seperti dia yang mau menerima aku yang bisa dibilang bukanlah lelaki tampan, apa lagi kaya karna aku hanyalah lulusan smk dibidang analis kimia dan sempat bekerja di perusahaan yang bergerak dibidang batubara namun 3 tahun lalu akibat krisis banyak karyawan itu yang dipecat akibat tambang perusahaan itu yang terpaksa ditutup. Membuatku menjadi pengangguran hingga sekarang. Padahal selama aku mengabdi selama 4 tahun sejak aku lulus smk disana, aku telah menjadi seorang supervisor lab namun dengan jabatan yang kupegang akupun tak luput dari pemecatan.
Selama 3 tahun ini sinta bekerja menjadi sekretaris di sebuah perusahaan dan hasil jerih payahnya menjadi sumber kehidupan kami. Terkadang aku malu pada istriku karna aku yang hanya bisa tinggal dirumah akibat belum ada satu perusahaan pun yang menerima lamaran kerjaku. Mengasuh anak kami yang berumur 2 tahun yang saat ini tengah terlelap di ranjang khususnya terletak disamping tempat tidurku. Dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya.
“jam berapa sayang” kata sinta dengan suara parau sambil memandangku sayu
“udah jam 6 sayang bangun gih, keburu jemputan kantor datang kamukan lama mandinya haha” candaku sambil menowel hidung mancungnya
“hihi lama mandikan biar bersih sayang” balasnya sambil tangannya mengelusi pipiku sambil tertawa kecil. “maaf yah sayang semalem aku kecapean jadi nggak bisa menuhin janji buat ngelayanin kamu” sambungnya lagi
“nggak apa kok sayang udah mandi sana”perintahku pada sinta
“kasi aku waktu 20 menit” kata sinta, membuatku sedikit bingung
“maksudnya sayang?” tanyaku
Sinta tak menjawab ia bangkit dan kemudian mencium bibirku. Tangannya memeluk kepalaku sambil jari jarimya bermain dirambutku
“hweh awasw twelat nwantwi muach muach’” kataku disaat kami berciuman ingin ku melepaskan diri. Namun sinta menahan kepalaku
Dengan perlahan sinta menidurkan tubuhku yang tengah duduk setengah berbaring di ranjang. Ia kemudian menaiki tubuhku dan menindihnya, mulutnya kini asik menciumi dan menjilati leherku membuatku menggelinjang geli. Ia lalu bangkit menduduki selangkanganku. Membuka gaun tidur transparannya dengan menariknya keatas. Saat tangannya ia angkat keatas terpampanglah ketiak mulusnya. Dengan tersenyum nakal ia menggodaku dengan meremas payudara bercup 34 bnya.
Ia ternyata tidur hanya memakai celana dalam dibalik gaun tidurnya. Tangannya lalu mengelus pelan dadaku yang sedikit kurus terus naik keleherku. Ia lalu menurunkan tubuhnya menjilati putingku. Sinta memang selalu lebih dominan saat kami bercinta. Inipun kuketahui saat malam pertama kami. Ia adalah type wanita yang sangat agresif dan liar saat berhubungan badan.
Aku kemudian membalikan badan membuatnya terjatuh di sisi kananku, giliranku kini yang menindih tubuhnya. Kedua bukit kembarnya mulai kukerjai. Sebelah kanan kuremas sedangkan yang sebelah kanan aku isap. Karna sinta kini telah berhasil membangkitkan nafsuku
“sshh ahh,uuhh”, sinta mendesis menahan nikmat yang kuberikan pada payudaranya
Tanganku kemudian mengelusi perutnya lalu turun menuju sela sela pahanya, tepat di depan mulut miss v nya yang masih tertutupi celana dalam merah . dapat kurasakan celana dalamnya mulai sedikit basah akibat vagina sinta yang mulai lembab. Kumasukkan tanganku kedalam celana dalamnya dan mulai mengelusi vaginanya mengikuti garis bibir kemaluannya.
“aghh ahh” desah sinta saat jari tengahku mulai kucolokkan masuk kedalam vaginanya, mengorek ngorek dan mengocoknya dengan perlahan, tangan sinta tak tinggal diam masuk kedalam balik celana kolorku, berusaha menggapai penisku yang berukuran standar 14 cm yang sudah mulai ereksi sejak bangun tidur tadi.
Aku kemudian menarik turun celana dalamnya berusaha melepaskan pembungkus liang senggama istriku itu, genggaman tangan sinta pada batang penisku terlepas karna aku bergerak turun menjauhi jangkauan tangannya sambil menarik celana dalamnya
Setelah terlepas akupun mulai membuka lebar kedua kaki sinta dan duduk diantara 2 kakinya, ia mengangkang membentuk huruf M, aku kemudian menundukkan kepalaku dan mulai menjilati vagina istriku
“ahh jilat sayang , terus iyahh ituuhh itilnya juga uuhh” erang sinta saat lidahku secara liar mulai menjilati kemaluannya hingga ke klitorisnya yang mulai membengkak dan membesar. Tangan sinta ,meremas remas rambutku pahanya mulai bergerak mencoba menjepit kepalaku. Tak lama kemudian kurasakan cairan vagina sinta makin banyak merembes keluar, pahanya menjepit kepalaku dan pinggulnya terangkat keatas. Nampaknya sinta sudah mendapatkan klimaksnya.
Setelah pahanya tak lagi menjepit kepalaku. Aku menarik diri sambil berusaha mencari udara segar, akibat kesusahan bernapas tadi. Sinta memandangiku dan memberikanku isyarat untuk berbaring disampingnya. Ia lalu bangkit dan menarik celana kolorku dengan sekali hentakan. Penisku langsung mengacung tepat dibawah wajahnya. Ia kemudian menggenggamnya dan mulai mengocok secara perlahan membuatku sedikit menggelinjang
Sinta lalu memasukkan penisku kedalam mulutnya, menjilati kepala tongkolku. Harus kuakui sinta sangat lihai dalam mengoral penisku, terkadang ia melahapnya hingga mentok, terkadang hanya menjilati kepalanya sambil mengocok batangnya. Hanya sebentar dia mempermainkan penisku dengan tangan dan lidahnya. Ia lalu setengah berdiri bertumpu pada lututnya mengangkangi tubuhku. Ia menggenggam penisku, mengarahkannya ke liang senggamanya.
“blessh” akhirnya kemaluan kami menyatu. Sinta secara perlahan mulai menaik turunkan badannya diatas selangkanganku. Kepalanya mendongak keatas, tangannya bertumpu pada dadaku. Tanganku pun tak tinggal diam meremas bukit kembarnya
“ahhh uuhh” desah sinta
“ouughh enak sekali memekmu sayang” kataku
“uhh ahhh sshhh kontolmu enak juga kok say ahh sshh” ucapnya sambil menaikkan tempo genjotannya
Aku terkadang meraba bongkahan pantat istriku yang bulat ini, lekuk tubuhnya benar benar bagai bidadari, pantas saja terkadang teman teman smaku yang kadang mampir kerumah begitu mengagumi bentuk tubuh istriku ini. Aku tau karna terkadang mereka memandangi sinta seperti menelanjanginya.
“oughh ahhh ahhh” erangan sinta makin terdengar keras akibat iya yang melonjak lonjak diatas selangkanganku, memberi rasa nikmat pada batangku yang keluar masuk di vaginanya
“uuh pelan pelan sayangg ahh nanti nina uhh bangunn, ah” kataku memperingatkan sinta agar memelankan suaranya takut anakku terbangun karena suaranya
Sinta kemudian memutar badannya membelakangiku sambil tetap penisku menancap pada tubuhnya. Ia kemudian secara cepat menggoyang pinngulnya terkadang naik turun terkadang bergoyang kedepan dan belakang. Aku yang gemas kemudian bangkit memeluknya dari belakang sambil meremas payudaranya. Rambutnya kusampirkan kekiri. Kunikmat tiap genjotan sinta sambil memejamkan mata. Selang tak lama kurasakan laharku akan keluar, dinding vagina sinta kurasakan juga mulai berkontraksi meremas penisku.
“ahh aku mau keluaarr sayangg” erangku
“barengan sayang uuhh oughh” kata sinta
“ahhh keluarr saayanngg” teriakku
“uuhhhhhh sshhh” hanya itu yang keluar dari mulut sinta
“crott croott” beberapa kali aku menembakkan sperma sambil mengejat ejat menumbuki pantat sinta yang telah berhenti bergerak diatasku. Kepalaku kusandarkan pada lehernya, sembari mengatur nafasku yang terengah engah
Saat aku menarik kembali kepalaku yang bersandar ada hal aneh yang kulihat di tengkuk sinta seperti bekas memerah akibat gigitan serangga, atau seperti bekas cupangan yang terlihat sedikit samar. Baru saja aku ingin menanyakannya sinta sudah bangkit dan segera turun dari ranjang, meraih handuknya dan menuju kamar mandi. Kutengok jam memang sudah hampir jam setengah tujuh. Aku kemudian bangkit meraih tisu yang ada diatas meja dan membersihkan penisku. Kemudian memakai celana kolorku.Aku kemudian segera menuju dapur lalu mulai memasak nasi goreng untuk sarapan aku dan sinta
Tak sampai 20 menit nasi goreng buatanku pun sudah jadi dan sudah kuhidangkan diatas meja makan. Sembari menunggu sinta aku kemudian membuat kopi dan menyalakan sebatang rokok, selang 20 menit istrikupun datang memakai kemeja putih, blazzer hitam dengan rok span ketat yang menutupi setengah pahanya. Riasan wajahnya makin mempercantik istriku rambutnya ia biarkan tergerai di punggungnya
“lama amat sih sayang mandinya” tegurku sembari menghembuskan asap rokok dari mulutku
“ihh kan harus bersih, aduh ngerokok lagi masih pagi pagi juga ih” kata sinta sambil mengibas ibaskan tangannya mencoba menghalau asap rokokku yang akan menerpa wajahnya
“heheh iya deh aku matiin cerewet amat ini nyonya “ kataku sambil tersenyum jahil. “udah makan dulu tuh sebelum pak karto datang slurrpp”. Himbauku pada sinta sambil mulai menyeruput kopiku
Pak karto ada supir kantor yang ditugaskan oleh pak hendra, bos sinta untuk mengantarkan dan menjemput istriku dari rumah. Awalnya aku menyarankan agar sinta menolak namun setelah kupikirkan lagi. Yang kami punyai hanyalah sebuah motor matic yang kadang kupakai untuk keperluan seperti kepasar. Dengan terpaksa aku membiarkan saja dia diantar jemput seperti
Sinta kemudian lahap memakan nasi goreng buatanku, ia kemudian memandangiku lalu menyodorkan sendok yang dipegangnya padaku membuatku mengernitkan dahi.
“kenapa?” tanyaku singkat
“cuaappin” jawabnya manja. Aku sambil tertawa kecil menyuapi sinta
Tak lama kemudian makanan sinta sudah habis. Terdengar suara klakson mobil sebanyak 2 kali di depan rumah sederhana kami. Sinta kemudian menengok jam tangannya dan menarik tanganku menuju keruang tamu. Sinta kemudian sibuk memakai sepatu high heelsnya sementara aku berusaha memakai bajuku yang semalam kusampirkan di kursi ruang tamu akibat kegerahan menunggui sinta pulang kerja.
Aku lalu keluar duluan dari rumah. Kulihat seorang pria tua berumur 50an tengah merokok sambil bersandar di badan mobil aku kemudian berjalan menuju kearahnya setelah memakai sendalku. Saat aku menengok ke sebelah kiri yaitu rumah tetanggaku yang berbatasan dengan rumahku terpisahkan dengan hanya barisan papan yang cukup rendah dan juga tanaman tanaman yang tumbuh disana kulihat indah tetanggaku wanita berparas cantik berjilbab mengantarkan suaminya yang bekerja sebagai seorang security. Saat indah menyodorkan tangan untuk menyalami suaminya namun suaminya pergi begitu saja tak menyambut tangan istrinya dan segera menaiki motor besarnya. Kulihat indah hanya tersenyum kecut ketika ia memandangku dan kubalas dengan senyum kecil. Lalu ia masuk kembali kerumahnya.
“eh pak dimas, ibu sintanya udah siapkan pak” sapa pak karto padaku
“udah tuh nggak tau ngapain didalam” kataku sambil meraih rokok dan korek di saku celana kolorku lalu membakarnya sebatang
Tak kusadari sinta telah berada di belakangku berdiri menjinjing tas nya. Ialu tersenyum ke pak karto. Dapat kulihat tatapan mata pak karto berubah memandangi istriku dari atas kebawah dan sedikit meneguk ludah
“ehhm pak” tegurku
“eh iya ayo bu nanti telat” ajak pak karto sambil membukakan pintu belakang.
“ya sudah hati hati yah sinta” kataku sambil mencium kening istriku lalu beranjak masuk kerumah. Aku kemudian segera mengecek anakku nina aku kira dia sudah terbangun dari tidurnya namun ternyata tidak. Aku kemudian berjalan kedapur. Dan membereskan meja makan. Setelah itu aku lalu menuju kembali keluar rumah bermaksud untuk menyapu teras. Namun saat aku keluar kulihat mobil sedan yang menjemput istriku masih ada. Aku kemudian mencoba kembali mendekati mobil itu saat aku sudah hampir dekat mobil itu bergoyang goyang sebentar lalu berhenti. Aku kemudian mengetok pintu supir. Agak lama pak karto membuka kaca jendela mobil apa lagi kaca mobil dilapisi dengan kertas film yang membuatku tak bisa melihat kedalam. Kulihat sinta duduk di samping pak karto padahal setahuku tadi sinta duduk di belakang.
“eh kenapa belum berangkat pak” tanyaku sambil memandangi sinta yang sedikit memperbaiki rambutnya
“anu pak dimas mobilnya tadi mogok” kata pak karto gugup
“loh sini saya periksa pak,” jawabku
“eh nggak usah pak saya coba starter lagi” kata karto sambil mencoba menyalakan mesin mobilnya
”brrruumm brruummm” suara deru mesin mobil itu. Mereka kemudian berpamitan kembali padaku dan mulai menjalankan mobilnya. Ditengah kebimbangan akupun kembali menuju rumahku dan mulai menjalankan aktivitasku sebagai bapak rumah tangga
EPISODE 2
“hoaammm” aku menguap akibat rasa kantuk dan bosan. Hari ini adalah hari minggu tepat 4 hari setelah peristiwa “mobil mogok” itu. Aku tengah duduk merokok diteras di siang hari yang cukup panas ini, sementara istriku didalam tengah menidurkan anakku nina. Tak berapa lama sebuah becak melintas membawa seorang wanita cantik berjilbab dan berhenti tepat di samping rumahku. Ternyata indah baru saja dari pasar, nampak cukup banyak belanjaan yang diturunkan oleh tukang becak itu dari atas becaknya dan menaruhnya tepat di depan gerbang rumah itu dimana indah tengah berdiri setelah turun dari becak itu. Situkang becak nampaknya buru buru karena ia menurunkan belanjaan itu begitu saja dan pergi setelah indah memberikannya sejumlah uang untuk ongkos becaknya. Karena iba akupun segera mendatangi indah dengan berjalan menuju luar rumahku dan menuju rumah indah.
“sini abang bantu dek”,kataku pada indah sambil berusaha mengangkat sebuah karung berisi beras.
“udah bang nggak usah ada mas andi kok didalem indah bangunin aja dia buat bantuin ngangkat ini semua” kata indah padaku sambil berusaha menahanku.
“udah nggak apa kasian si andi juga palingan molor kan?,udah sini saya bantuin”, kataku yang sudah memikul karung beras yang cukup berat itu dibahuku, sementara indah membawa sebuah kantong plastik besar dan juga satu krak telor dan juga beberapa plastik kecil berisi ikan dan sayuran.
“aduh jadi ngerepotin gini bang”, kata indah saat kami sudah berada di dapur rumahnya.
“hehe nggak apa dik, itung itung bantu tetangga” kataku yang kemudian duduk di kursi meja makan di rumahnya yang sama sederhananya dengan rumahku.
“ya udah bentar yah bang, indah bikin kopi”, kata indah padaku. ingin ku menahannya namun ia sudah terlanjur menyendoki kopi yang tersimpan di dalam toples. Setelah membuatkanku kopi, ia kemudian membereskan belanjaanya dan dimasukkan kedalam lemari. Rupamya isi kantong belanjaan itu ialah beberapa macam bahan bahan untuk membuat kue. Ia juga memasukkan ikan dan sayuran tadi kedalam kulkas. Setelah itu ia membasuh tangannya, membuat teh lalu duduk di kursi yang berseberangan dengan tempatku duduk sambil meminum tehnya.
Indah seorang wanita berusia 23 tahun adalah istri andi, mereka sudah bertetangga denganku sejak 2 tahun yang lalu sejak mereka menikah, wanita dengan wajah khas keturunan arab ini begitu cantik hidungnya mancung, berbibir tipis dan beralis tebal. Jujur saat pertama kali melihatnya akupun sampai terpana karna keelokan parasnya ini. Sikapnya begitu ramah dan santun, juga dengan dirinya yang selalu berbusana muslimah begitu menarik perhatianku. Aku tak tahu bagaimana lekuk tubuhnya karna cara berpakaiannya itu.
“kak sinta adakan bang”, kata indah yang mengaggetkan ku yang sedang menatap wajahnya.
“uhuk, uhuk” ada kok dek” kataku sambil terbatuk batuk
“eh abang kenapa, pelan pelan aja minumnya” kata indah sambil tersenyum, sungguh cantik
“hehhe nggak apa kok dek, oh iya kok banyak amat belanjaannya”.
“oh hihi. Itu sebenarnya indah pengen buatin kue ke suami soalnya hari ini mas andi ulang tahun, mumpung hari ini hari minggu dan mas andi lagi libur, indah pengen ngerayain berdua, nggak salahkan bang indah nyenengin suami”.
“ya nggak dong malah bagus”, kataku.
Tak lama kemudian andi suami indah datang dan segera mencuci wajahnya di wastafel dan menyeruput teh milik indah. Lalu duduk di samping indah dan merangkulnya
“udah lama lu dim” kata andi padaku. dapat kulihat tatapan mata andi sangat sinis padaku. mungkin karena cemburu aku berbincang dengan istrinya
“hehe nggak sih, ini juga baru mau pamit. Indah makasih yah kopinya” kataku
“loh kemana bang”.
“ini mau kerumah dulu tidur siang haha” kataku sambil berlalu
Samar samar kudengar suami indah menanyakan tentang diriku. Aku habis melalukan apa dirumahnya. Indah menjawab kalo aku membantunya namun tak di percayai andi, andi juga menanyakan buat apa dia beli bahan kue segala, dijawab oleh indah untuk merayakan ulang tahun andi, namun sambil berkata dengan nada sinis andi mengatakan tak usah karna dia bukan anak kecil lagi. Percekcokan mereka masih terdengar hingga aku berada di ruag tamu dan kemudian memutuskan pulahg.
Aku terkadang merasa kasihan dengan indah karna perlakuan suaminya namun apalah dayaku. Aku juga seorang lelaki yang sudah beristri dan tak mungkin mencampuri urusan rumah tangga orang lain kecuali jika andi sudah berbuat keterlaluan.
Setelah sampai di dalam rumah kulihat istriku yang hanya memakai tanktop dan hotpants putih tengah asik menonton acara infotaiment. Akupun kemudian duduk disampingnya. Ia hanya sekejap memandangiku kemudian menonton tv kembali
”tok tok tok!! terdengar suara ketukan pintu. Akupun lalu bergegas keluar dan membukakan pintu ternyata pak hendra datang dengan memakai pakaian santai bersama pak karto datang kerumah kami. Kulihat pak hendra membawa tas berukuran kecil yang terselempang di badannya.
“eh pak hendra silahkan masuk pak, sin sinta ada pak hendra nih.” Panggilku pada sinta
“ayo pak silahkan masuk, mari pak karto”.
“iya pak dimas, oh iya kamar kecilnya dimana yah?” kata pak hendra padaku
“masuk aja kedalam pak didalam ada sinta kok”. Kataku lagi
Pak hendra kemudian masuk ke dalam rumah. Sementara aku dan pak karto duduk di sofa di ruang tamu. Pak karto sedikit canggung bertemu denganku. Mungkin karena peristiwa 4 hari yang lalu.
“dari mana nih pak”, tanyaku membuka pembicaraan
“dari nemenin bapak hendra ketemu temen temennya pak dimas” kata pak karto
Cukup lama aku dan pak karto berbincang membahas masalah lapangan pekerjaan ataupun politik di negeri ini. aku baru menyadari kalo istriku belum datang begitu juga pak hendra. Baru saja aku ingin berpamitan memanggil istriku namun pak hendra dan istriku sudah bergabung bersama kami. Istriku berganti pakaian dengan memakai sebuah kaos pink bermotif hello kitty yang cukup longgar. Ia berjalan sambil membawa nampan yang berisi tiga cangkir kopi dan menyuguhkannya ke pak karto. Kulihat pak karto mencuri curi pandang ke dalam kerah leher baju istriku berusaha melihat dadanya karna posisi istriku yang membungkuk setelah itu sinta duduk di sampingku sementara pak hendra duduk disamping pak karto. Kulihat dibagian selangakangan celana pak karto ada noda basah, dan juga resletingnya belum tertutup sempurna.
“maaf pak sekalian buang air besar tadi” kata pak hendra
“tenang aja pak santai diminum kopinya pak” kataku sambil menawarkan mereka minum
Setelah meminum kopi kami kemudian berbincang, istriku sesekali menyandarkan tubuhnya padaku namun ada bau aneh yang tercium disekitar lehernya, samar samar aku mencium bau amis seperti bau cairan sperma laki laki. Tak berapa lama aku merasa rasa kantuk yang besar mendatangiku. Berulang kali aku menguap menahan rasa kantukku.
“wah sepertinya pak dimas mengantuk, kami kalo gitu permisi dulu pak”, kata pak hendra padaku sambil berpamitan. Aku yang tak bisa menahan kantuk kemudian menyuruh sinta untuk mengantarkan mereka. Sementara aku kemudian menuju kamarku dan langsung tertidur
“ougghh sshh aahhhh”
“uhh nikmat sayang terus goyang”
“uhh ahh ahh kontol gede enak ah ahhh sshh”
Aku samar samar mendengar suara erangan dan desahan disampingku namun aku tak bisa membuka mataku. Badanku terasa sangat lemas dan juga rasa kantuk begitu besar begitu menggangguku. Namun aku penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Kupasang telingaku baik baik
“plok plok plok” suara seperti orang menepuk tangan begitu jelas di samping kananku. Kasur ini pun terasa bergoyang goyang seperti ada gempa. Ada apa dengan tubuhku aku sama sekali tak bisa bergerak. Kudengar pula suara tangisan anakku nina
“sluurpp slurrp , ayo terus cantik sepong kontol itu”
“uh nikmat jilat juga lidahnya sayang ya begitu”
“ahh ahh sshh uhh terus sodok yang kencang aduhh bool kuu ahh pakk keluarr” suara erangan wanita disampingku begitu nyaring
“hhaha yang dientot bool, malah keluar di memek dasar” samar samar suara laki laki terdengar
“masih mau lagi kan adek yang sexy” kata seorang pria lagi
“hosh hosh mau aku mau, pengen dientot kontol gede kalian”
“ya udah cepet sini naik diatasku” kata seorang pria dengan napas berat kali ini aku mendengar suaranya begitu lantang di sampingku yang tengah terlentang tertidur
“bangsat ada apa ini kenapa dengan diriku”, aku mengutuk diriku sendiri yang tak mampu bergerak
“uuuhhhhhh oughh” suara wanita yang mendapat kenikmatan terdengar
“ahhh nikmat memek kamu enak banget ayo goyang sayang”
“uhh uhh sshh aahh kontol bapak nikmat ahh sshh “
“Ya terus goyang bikin toket kamu yang indah ini ikutan goyang”
“aggghh uuhh , mana pak kontolnya satu lagi”
“ini sayang uuhhh nikmat banget seponganmu sayang”
“cep clep plok plok ghlock gholok” hanya itu yang terdengar. Ada apa ini kenapa aku, apa ini hanya mimpi tapi terasa sangat nyata bagiku. Percakapan mesum mereka suara desahan dan erangan wanita itu juga suara lelaki yang mendengus bagai kuda terdengar begitu nyata. Apa mungkin istriku, tapi dengan siapa. Aku bertanya tanya dalam hati
“uhh sudah sayang bapak masukin di bool mu yah sayang”
“plop, ah iya pak masukin aja cepet cepet”, kata siwanita begitu tak sabar
“siap siap neng satu dua ti..”
“agghhhhhh”, lengkingan suara wanita itu mengalahkan suara tangis anakku
“uhh nikmat sekali boolmu sayang”
“ iya pak ayo pak tusuk kedua luubangg kuuh uuhh ouggh”
Aku hanya bisa meremas remas seprei, mencoba bergerak namun tak bisa. Goyangan dikasur ini begitu keras hingga ranjang kami menderit derit. Si wanita tak lagi mendesah tpi mengerang penuh kenikmatan. Suara tumbukan alat kelamin begitu lantang terdengar
“wow sempit banget sayang, bapak kocok yah”
“uhh ahhh “ suara desahan wanita itu terdengar lirih
“muach muach slurrpp sluurp”
“ahh toketku diapain pak uhh jangan digigit” desah wanita itu
“hehhe habisnya bapak gemes sih toket kamu kenyal, apalagi nih putingnya”
“haha uhhh oouugghh sshh ya sudah nikmatin toketku pak nih nih”
Desahan dan erangan kemudian terdengar lagi sesekali terdengar suara orang menampar kulit seseorang. Anakku tak berhenti menangis karna ulah berisik mereka. Tak lama kemudian ranjang bergoyang goyang kembali kali ini begitu keras lebih keras dari yang tadi akupun sampai terlonjak lonjak karenanya. Siapa kedua pria ini apakah ini benar benar mimpi aku bingung aku dengan sekuat tenaga berusaha bergerak dan membuka mata namun tak bisa. Hanya membuatku lemas dan lemas. Tiba tiba saja terdengar erangan dari wanita itu
“ahhh pak pak mau keluarr ahh sshhh”
“ahh sama bapak juga barengan yah neng” kata si pria dengan nafas berat
“uggh ahhhh paakkk kellluaarrrr aahhh ennnakkk” teriak wanita itu yang sekarang benar benar kukenali kalau itu suara sinta
“ahhhh terima benihku lonte uhhhh” suara pria disampingku yang merasakan begitu nikmat
Aku masih mendengar adanya tumbukan seperti orang menepuk tangan. Namun terdengar semakin cepat dan cepat hingga terdengar suara dengusan pria itu, juga terdengar suara tepukan yang keras dan berulang kali dengan ritme yang agak lambat. Seiring dengan itu Aku yang benar benar lemas kemudian tertidur kembali karna kelelahan berusaha bergerak.
Aku terbangun tepat tengah malam. Lampu di kamar tidurku mati kulihat bayangan istriku yang tengah tertidur disampingku. Aku kemudian menyalakan lampu tidur dan bangkit menuju dapur lalu makan akibat kelaparan. Baru kali ini aku tertidur cukup lama. Aku masih memikirkan peristiwa tadi apakah itu hanya mimpi namun begitu nyata. Apakah istriku selingkuh namun aku menepis kemungkinan itu tidak mungkin istriku selingkuh. Ini pasti mimpi yah hanya mimpi. Setelah makan kemudian aku kembali masuk ke kamar dan menengok anakku nina yang pulas tertidur sambil menghisap dotnya. Aku kemudian naik kembali ke ranjang dan berusaha tidur karna besok aku harus pergi ke sebuah perusahaan untuk interview kerja. Besok nina akan dijaga oleh kakek nenek dari pihak istriku karna aku satu satunya keluargaku yang tinggal dikota ini sementara Seluruh keluargaku berada di luar kota. Ayah dan ibuku sudah meninggal saat aku bekerja selama 2 tahun. Kematian mereka hampir bersamaan. Sementara aku tak punya saudara karna aku anak tunggal.
Kuputuskan memejamkan mata namun sebelum aku mematikan lampu tidur aku memperhatikan sebuah kejanggalan, ya kejanggalan itu adalah seprei yang kupakai saat ini berubah. Ingin kubangunkan sinta namun ia tampak nyenyak tidurnya.
Kuurungkan niatku dan berpikir positif kalo mungkin ini hanya perasaanku saja. Aku kemudian tertidur sambil menunggu esok hari dan menganggap seluruh kejadian ini hanya mimpi
0 komentar: