Ratna Tungga Dewi
"huhhfftt... Panas amat sih siang ini" gerutuku
"maaf om ndak ngliat kok" jawabku sambil cengengesan dan masih menutup dadaku
Kemudian om eko mencoba berdiri, di saat itu aku langsung buru buru masuk kamar dan menutup pintunya.
Aku berpakaian dengan menggunakan kaos ketat dengan potongan leher sedang berwarna putih dan sedikit menerawang. Kemudian aku keluar menuju ruang makan untuk menyantap makanan. Sesampainya di sana kulihat om eko sedang melahap sepiring nasi lengkap dengan lauk pauknya.
Aku mendekat dan langsung duduk di depannya.
"wuihhhh... Laper ya om?!" tanyaku sambil mengambil nasi ke piring.
"hemmmbt" katanya yang masih mengunyah
Setelah aktifitas makanku selesai aku mencuci piring di dekat ruang makan.
Aku yang sedang asik mencuci piring dikejutkan dengan himpitan tubuh seseorang yang membuat aku merapat ke tepian bak cuci. Ada tangan nakal yang meraba bagian perut rataku. Dan kurasakan remasan di pantat sebelah kanan ku.
Aku tak memberikan sinyal penolakan tapi malah memejamkan mataku.
"kamu sudah besar ya rat... Sexy lagi" bisik suara om eko di telingaku
Aku hanya tersenyum sambil menikmati tangan tangan nakal om eko.
( chupppzzz... )*
Om eko mendaratkan sebuah ciuman di bawah telingaku yang membuat tubuhku bergetar. Aku sedari tadi hanya mematung, inilah yan membuat om eko meningkatkan serangannya.*
Dia mencium leherku kini. Dan tangan yang tadi di perutku sekarang merambat naik ke buah dadaku dan segera meremasnya.
"mhhhhh..." desahku lirih
Kurasakan ada sebuah tonjolan yang mengganjal di belahan pantat sekelku yang bergerak naik turun secara perlahan.
Ya tuhan aku menikmati pencabulan ini. Tapi ketika tangan om eko yang sebelah kiri ingin membelai bagian sensitifku. Ibu memanggil om eko
" koooo tulung sih. Mesinku rusak" teriak ibu
Om eko melepaskan aktifitas cabulnya dan segera berlari ke arah ibu.
"rat ntar di lanjut ya" katanya sebelum berlari menjauh.
Sebenarnya ini bukan pertama kalinya om eko mencabuliku. Mungkin sudah tak terhitung lagi berapa kali. Tapi yang paling ku ingat adalah saat masa aku masih berseragam SMP.
Waktu itu sedang musim hujan.*
Om eko yang baru datang dari luar kota memang selalu mampir ke tempat ibu untuk bersilaturahmi dan melepas rasa lelah karena om eko merupakan adik kesayangan ibuku.
(( DHUAAAAR ))
Suara petir menyambar
Kami bertiga sedang asyik menonton acara tv dan waktu menunjukkan jam 7 malam.
(( Phettt ))
Tiba tiba listrik padam aku yang agak phobia segera meraih sesuatu untuk ku genggam sebagai penenang hatiku.
Tak di sangka ternyata aku menggenggam batang kemaluan om eko yang masih terbungkus kain sarung.
Aku tak langsung melepasnya. Pasti pembaca ingin tau kenapa bisa aku meraih batang kemaluan om eko ini
Sebelum listrik padam kami bertiga sedang nonton tv dengan posisi ibuku duduk di sofa belakang ku duduk dan om eko sedang tiduran di sampingku dengan kain sarung beserta kaos singlet.
Aku duduk persis di depan tv.
Aku masih menggenggam batang kemaluan om eko. Dia tak menjerit atau pun mencoba melepaskan cengkraman jariku.
Aku yang merasa penasaran akhirnya malah menarik narik kain sarungnya keatas untuk memegang batangnya secara langsung.
"mhhhh" desahnya lirih
Kontolnya kini sedikit berubah bentuk yang semula kecil dan lembek kini besar, panas dan keras.
Aku kian asyik dengan batang ini, jariku malah menaik turunkan batang itu dengan tempo cepat.
Sebenarnya om eko mendesah hebat tapi di tahan agar ibu tak menaruh curiga.
"nduk tolong hidupin lilin sih biar ada cahaya" kata ibu
" ya bu sebentar" jawabku.
Tapi tak ku segerakan perintah ibu tapi masih asyik memainkan batang itu. Tapi karena aku tak mau durhaka akhirnya aku lepas dan beranjak pergi mencari hape yang kuletakkan di dekat tv.
Aku menyalakan hp ku dengan menyentuh layarnya dan menuju segera ke dapur.
Rupanya om eko mengikutiku, sesampainya di dapur aku mencari lilin itu di bagian bawah laci dapur dan harus membungkuk kan badanku.
Saat aku sedang mencari aku merasakan ada sesuatu endusan di pantatku. Ternyata om eko sedang menciumi pantat ku yang ranum.
Karena aku waktu itu menggunakan rok flirt alias rok dengan model seragam sd ( berlipat- lipat) otomatis hidungnya tepat berada di belahan memeku yang terbungkus celana dalam warna putih.
"ohhh" desahku.
Sejurus kemudian aku merasa celana dalamku di singkapnya dan lidahnya langsung menyapu dari atas kebawah area memek ku.
"ahhhhhhh" desah ku lagi
Rupanya om eko tak hanya menjilat tapi juga menyedot nyedot memekku. Aku yang masih belum mengerti akan pencabulan malah menikmatinya.
Kini tangan om mencoba melebar lebarkan pantatku dengan ditarikny kekanan dan kekiri yang menambah sensasi baru untuk ku.
(( sssrrruuppphhh....ssrruuphhhh ))
"ouuucchhhh...emmmmhhh" desahku
kemudian. . .
(( BYAAAAKKK ))
Lampu menyala. . .
Om eko langsung menyudahinya aku malah tersungkur seperti orang sujud karena merasa lemas di bagian dengkulku
" tuh rasaain. Itu balasan om" katanya sambil tersenyum nakal
Aku mencoba berdiri dan kembali ke ruang tv. Tapi selanjutnya malah di suruh ibu tidur dengan alasan besok sekolah.
Aku pun menurutinya. Saat menuju kamar aku berpapasan dengan om eko. Dia langsung memelukku dan mencium bibirku, tapi cuman sebentar lalu dia berbisik.
"kamar jangan di kunci ya sayang".*
Aku hanya mengangguk kan kepala.*
Didalam kamar aku mencoba menutup mataku tapi malah teringat kejadian tadi dan membuat aku sulit tidur. Setelah 1 setengah jam aku juga belum bisa memejamkan mataku. Tiba tiba terdengar suara pintu yang di dorong pelan.
"wah blom bobok ya sayangku" ucap om eko
"belom om... Susah merem" kataku
" lanjutin yuk" katanya sambil menutup pintu kamar dan menguncinya.
Dia langsung menyerangku yang masih belum siap untuk diserang.
Badanya menindihku hingga aku seperti orang yang terkena sesak nafas. Aku di ciumnya. Dari kening, pipi, bibir bahkan leher secara kasar.
Kini dia mencoba menarik kaos yang ku pakai keatas dan menarik miniset alias bh anak juga keatas.
Payudaraku yang belum sempurna tapi sudah menggembung segera dilumatnya. Aku kembali hanya memejamkan mata.
"ahhhh" desah ku saat ujung payudara ku di hisapnya.
Tanganku meremas sprei dan om ku semakin menikmati dadaku.
Setelah itu dia berdiri di samping ranjang untuk melepas kain sarungnya. Aku kaget bukan main ternyata kemaluannya besar dan panjang. Ada perasaan takut tapi ada perasaan nikmat.
"ratna sayang ayo coba di emut" pintanya manja
Aku hanya menggelengkan kepala tapi dasar si om dia malah memegang kepalaku untuk di dekatkan ke arah kontolnya.
Hidungku di pencetnya hingga membuat mulutku menganga. Kontolnya kini menyeruak masuk di mulutku. Setelah melepas cubitan hidungku dia menggerakkan kepalaku maju mundur.
"ohhh...ratnaaaaahhh"
Kontolnya kurasakan semakin membesar di mulutku hingga aku merasa pegal di area mulutku ini.
Dia mempercepat gerakannya, aku hanya pasrah saja atas perbuatan nya ini.
Tangannya aktif meremas payudaraku. Rasa nikmat, sakit, pegal dan jijik jadi satu.
Om eko kian mempercepat gerakan maju mundurnya sampai sampai kontolnya memenuhi kerongkongan ku dan membuat aku mual dan akhirnya muntah
"Hhhooekkkkhh"*
"sudah si om... Ratna capek" Pintaku dengan tetesan air mata karena muntah dan tetesan air liur yang membasahi bibirku.
Om langsung menjilat bibirku dan kembali memasukkan kontolnya.
5 menit kemudian mulutku merasakan ada semburan hangat. Rupanya si om orgasme di mulutku.
Kontolnya pun dicabutnya dan mencium keningku. Lalu meninggalkan ku dengan keadaan yang cukup mengenaskan. Rambutku acak acakan, mulutku belepotan sperma dan buah dadaku terlihat tanpa ada penutup. Aku tak membenahi itu lalu segera tidur.
Itulah saat pertama kali aku di cabuli oleh om ku
sementara ini dulu kisahku.*
0 komentar: