Ibu Sekdes di Desa Terpencil

 
________________________________________
Pada waktu KKN di suatu daerah terpencil di Jawa Tengah (Di suatu desa kecil yang belum terjangkau angkutan dari arah kota, bahkan untuk mencapai jalan raya yang dilalui mobil angkutan, harus berjalan kaki selama 2 jam), kukira warganya masih terbelakang dan kurang pergaulan. Maklum di salah satu dusun, yang dihuni sekitar 100 keluarga, hanya satu yang mempunyai TV dengan menggunakan aki. Tetapi kenyataannya lain. Inilah pengalamanku hidup ditengah-tengah penduduk tersebut, tentu saja pengalamanku di bidang seks.

Aku kebetulan menginap di rumah Sekdes, yang ternyata seorang ibu muda berumur aku taksir kurang dari 40 tahun. Langsing, kulitnya mulus dan rupawan. Memang lain dibandingkan dengan penduduk kebanyakan di sekitarnya. Dan yang menjadikan aku sangat bernafsu adalah karena statusnya yang janda beranak satu.

Disuatu sore, menjelang malam, ketika baru datang dari kampus untuk konsultasi skripsi, kudapati rumah Mbak Yati (begitulah panggilan Sekretaris Desa yang rumahnya kutempati itu) tampaknya sepi. Badanku basah kuyup, karena kehujanan sepanjang perjalanan kaki dari jalan raya. Aku dorong pintunya dan ternyata tidak terkunci. Aku segera menuju ke kamarku, kulepas semua pakaianku dan kukeringkan dengan handuk. Tiba-tiba ada suatu langkah mendekati kamarku, kuintip dari balik korden, Mbak Yati mendekat ke kamarku. "Ini kesempatan," pikirku.

Aku terus mengeringkan kepalaku dengan handuk sehingga mataku tertutup dan pura-pura tidak tahu kalau Mbak Yati mendatangi kamarku. Tanpa kusengaja kemaluanku jadi bertambah besar. Tergantung kesana-kemari ketika tubuhku tergoncang karena gosokan yang keras di kepalaku.

Benar saja Mbak Yati menyingkapkan korden, namun aku pura-pura tidak melihatnya, walaupun dari pori-pori handuk aku melihat Mbak Yati dengan raut wajahnya agak terkejut, tetapi dia diam saja. Bahkan sepertinya dengan seksama memperhatikan alat vitalku yang makin lama makin besar oleh tatapan Mbak Yati. Aku pura-pura terkejut ketika kulepas handukku dari kepalaku. "Oh, Mbak Yati, kirain siapa," Aku sengaja membiarkan kemaluanku tidak kututupi, ada perasaan bangga mempertontonkan kemaluanku disaat sedang gagah-gagahnya.

"Dik Windu, datang kok nggak bilang-bilang," bicaranya cukup tenang, seakan-akan tidak melihatku aneh.
"Iya Mbak, baru datang terus kehujanan."
"Aduh, nanti masuk angin, aku ambilkan minyak angin ya."
"Nggak usah Mbak, takut panas."
"Lha iya biar anget gitu lho."
"Maksud saya, taku panas kalau kena ini, lho Mbak."
"Ah Dik Windu bisa aja, mikiran apa sih kok ngacung-ngacung kayak gitu," kali ini Mbak Yati mau melihat terpedoku, aku bahagia sekali.
"Ih, gede banget sih Dik."
"Pernah aku ukur 17 cm kok Mbak," Aku berjalan mendekatinya.
"Dik Windu bisa aja, pake diukur-ukur segala," kupegang pundaknya, dan dia diam saja.
"Kok sepi Mbak, kemana anak-anak lain."
"Anu.. khan, lagi bertemu Bapak Bupati," tampaknya ia agak gugup dan seperti mau melangkah ke belakang. Tetapi kutahan dia, bahkan ketika kucium pipinya ia diam saja. Kulanjutkan dengan bibirnya, ia juga diam saja. Bahkan memberikan sambutan yang hangat.

Kini Mbak Yati yang aktif menciumi tubuhku dengan gemasnya, aku diam saja, dan kulucuti pakaiannya. Ketika kubuka BH-nya, aku tertegun, payudaranya masih kencang dan mulus, ukurannya sedang. Perutnya ramping, cembung di bawah, sedikit di atas jembutnya. Mbak Yati terus menyerangku dengan kecupan-kecupan yang membuatku kelabakan dan jatuh ke tempat tidur karena terdorong oleh kuatnya desakan Mbak Yati yang sudah telanjang bulat itu. Aku hanya bisa memegang payudaranya sambil memijat, mengelus dan memelintir putingnya.

Mbak Yati terus mengecup setiap inci dari tubuhku, dadaku, lenganku, perutku dan pahaku. Kejantananku yang sudah sangat keras dipegangnya terus seakan sudah menjadi hak miliknya saja. Dikecupnya ujung kemaluanku, aku mengelinjang kegelian. Namun Mbak Yati tidak meneruskan. Sambil tersenyum manis ia berkata, setengah berbisik, "Nanti saja.." Sambil memeluk dan menciumku dengan hangat dan membalikkan posisinya sehingga aku berada di atasnya. Kini posisiku lebih leluasa, aku bisa pandangi kemolekan tubuh Mbak Yati, setiap senti dari permukaan tubuh itu kuciumi dengan penuh nafsu. Nafas Mbak Yati makin memburu, lama kutempelkan pipiku pada perutnya. Perasaan senang luar biasa menyelimutiku. Sambil tanganku terus meremas-remas payudaranya. Kuturunkan kepalaku ke bawah, kuciumi paha sebelah dalam Mbak Yati, hingga sampailah ke jaringan lunak yang berada di tengah selangkangannya. Kujilati benda itu, hingga Mbak Yati menjerit kecil sambil mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, seakan-akan menginginkan aku menjilatinya. Liang kewanitaan Mbak Yati sudah sangat basah, aku terus menjilati daging kecil yang ada di bagian atas kemaluannya, yang menurutnya bernama "itil" ya mungkin bahasa kerennya ya "klitoris" itu.

Setelah jenuh aku menjilati liang kewanitaannya, aku bersiap-siap mengarahkan batang kejantananku ke liang senggamanya, Dengan cekatan ia bimbing batang kejantananku hingga di depan gerbang kewanitaannya. Dengan sekali sentak masuklah kepala burungku. Tampak masih lumayan seret, sehingga tidak semuanya langsung bisa menghujam ke dalam liang kewanitaannya. Setelah beberapa kali maju mundur barulah semuanya tenggelam hingga kurasakan ujung kemaluanku menyentuh dinding kewanitaannya yang paling dalam. Mbak Yati melenguh, menjerit dan makin memelukku dengan kuat. "Terus Dik.. terus Dik.. Tahan Dik, aku.. mau.. keluar, Ohhh..." Dia memelukku dengan kuat sambil meluruskan kakinya, hingga batang kejantananku terasa terjepit. Dengan nikmatnya. Hingga akupun tidak tahan lagi membendung air maniku bertahan. Aku segera mencabut kejantananku dan kukocok-kocok hingga muncratlah air maniku di atas perutnya.

Beberapa detik kemudian heninglah suasana di kamar itu. Tampaknya hari sudah mulai malam, hujan terus turun dengan derasnya. Namun nafas Mbak Yati yang memburu dan tubuhnya terbaring dengan lunglai. Aku terlentang di sampingnya. Dia segera tertidur dengan kepala di atas perutku, menghadap ke kemaluanku. Akupun tampaknya terlena juga. Pada waktu Mbak Yati membangunkanku, untuk makan malam. Aku memakai piyamaku dan menuju ke ruang makan, Mbak Yati mengenakan daster yang tipis. Ketika kurogoh dari bawah dasternya, ternyata ia tidak memakai celana dalam. Mbak Yati mengelak dengan genit meskipun sempat tersentuh juga.

Dalam percakapan selama makan malam, baru kutahu bahwa dia mempunyai anak perempuan yang sedang sekolah di Sekolah Pekerja Sosial di Semarang. Setiap minggu ia pulang ke rumah. Nani, anak Mbak Yati, memang manis dan supel. Pada suatu hari minggu ia memang datang dan aku sempat ngobrol dengan Nani. Waktu itu ibunya sedang ada tugas mendampingi Pak Kades menerima kunjungan anggota DPRD. Saking akrabnya aku ngobrol dengan Nani, hingga tidak canggung-canggung lagi ia masuk keluar kamarku maupun sebaliknya. Bahkan ketika Nani memintaku untuk membuat salah satu tugas teks pidato, aku tanpa sungkan-sungkan masuk ke kamarnya. Secara tidak sengaja aku menemukan amplop kecil di atas meja belajarnya. Ketika kubuka ternyata gambarnya adalah gambar porno kategori XXX. Nani cuek saja ketika kuamati gambar-gambar tersebut. Tidak terasa bagian bawahku mulai berontak.

Tiba-tiba Nani membungkukkan badan di depanku, sambil ikut melihat gambar-gambar porno tersebut. "Nani, nggak pakai BH lho.." Aku kaget bukan kepalang, mendengar suara manja itu, dan kulihat wajahnya sudah sangat dekat dengan wajahku. Dan yang lebih dahsyat lagi adalah, dengan posisi menduduk itu maka payudaranya yang bebas tidak terbungkus BH itu tergantung indah.

Aku segera meraihnya, sambil kucium bibirnya. Sebagai tindakan naluri dan refleks priaku saja. Nani membalasnya dengan tidak mau kalah lahapnya. Kubuka T-shirtnya, dan kuciumi putingnya yang kecil tetapi panjang, seperti puting ibunya. Dan kulepas semua pakaiannya, terakhir adalah celana dalamnya. Kuraih kemaluannya, jembutnya masih jarang, sehingga belahan liang kewanitaannya yang berwarna merah jambu dapat terlihat dengan jelas. Ia susupkan tangannya ke dalam celana pendekku. Begitu menemukan batang pelerku yang sudah sangat tegang ia lemas dan menarikku ke tempat tidurnya.

Aku melepaskan pakaianku, hingga telanjang bulat. Aku baringkan di tempat tidurku, dengan posisi telentang, memberikan kesempatan bagi Nani untuk menikmati bagian tubuhku yang sangat kubanggakan itu. Benar saja, ia dengan sigap meraih kemaluanku dan mengulumnya, meskipun masih sangat tidak profesional, tetapi kuhargai juga keberaniannya. Barangkali ia hanya ingin mempraktekkan apa yang pernah ia lihat pada foto porno. "Jangan kena kena gigi," seruku ketika giginya menggesek ujung kemaluanku, yang membuatku nyengir. "Eh sorry, Mas.." Lalu ia jilati seluruh permukaan batang kejantananku, hingga kedua pelerku tidak luput dari serangan ini. Aku hanya meringis menikmatinya.

Setelah tidak ada lagi variasi darinya memperlakukan kemaluanku, kubimbing dia untuk terlentang. Ia menurut ketika kubuka pelan-pelan pahanya, kini dengan jelas liang kewanitaan yang manis bentuknya itu. Ketika kusibakkan, kulihat warna merah menantang, sedangkan lendirnya sudah banyak mengalir ke sprei batiknya. Posisiku sudah siap untuk menyetubuhinya. Batang kemaluanku sudah tepat di depan mulut liang kewanitaannya.

"Nan, masih perawan nggak, aku masukin ya?" pintaku.
Nani tidak menjawab namun dengan kuat ia menarik bokongku, hingga amblaslah batang kejantananku memasuki wilayah terlarangnya. Memang baru separuh, sempit sekali, aku hampir tidak tega ketika Nani meringis sambil memejamkan matanya.
"Kenapa Nan, Mas cabut ya.."
"Jangan," bisik Nani sambil menjepit punggungku dengan kedua kakinya.

Kugerakkan maju mundur pelan-pelan, karena sempitnya liang kewanitaannya. Membuat Nani mengeleng-gelengkan kepalanya kekiri dan kekanan hingga sebuah jeritan panjang. Namun segera kuciumi mulutnya agar jeritan itu tidak terdengar tetangga.

Orgasme Nani lama sekali, seperti orang kesurupan, kepalanya kupegangi kuat-kuat agar mulutnya tidak lepas dari ciumanku. Sehingga suara jeritan itu tertelan sendiri. Badannya kejang, pelukannya kencang sekali.

Akhirnya tumpahlah kenikmatan Nani. Aku sangat gembira bisa memuaskannya. Biarpun maniku belum keluar, aku puas sekali. Nani tertidur, aku segera berpakaian, dan dengan berjingkat ke arah kamarku dekat kamar Mbak Yati. Di depan kamar Mbak Yati kudengar suara, saat kusingkap dan aku terkejut ternyatan ada Mbak Yati. Aku ketakutan dan hampir tidak bisa bicara. Dengan suara seadanya aku mendesis, "Oh, Mbak kok sudah pulang." Tidak kusangka Mbak Yati tersenyum manis, mendekatiku dan mencium bibirku. "Jangan buat anakku hamil, ya."
"Jadi, Mbak tahu kalau akau habis begituan sama Nani?"
"He eh, anak sekarang memang lain dengan jaman saya dulu, baru kenal sudah tidur bareng."
Aku hampir tidak percaya ini, kemaluanku masih belum lemas, karena memang belum keluar. Mbak Yati tahu itu. Ia lepaskan celanaku dan segera dihisap-hisapnya kejantananku dengan lihainya hingga keluarlah maniku ke dalam mulutnya. Mbak Yati tersedak, dan segera menuju dapur meminum air kendi. Aku hanya bengong saja. Lama tidak bergerak dari tempatku berdiri. Kemaluanku tergantung dengan santainya. Dan terbayangkan hari-hariku yg sangat indah selanjutnya...

0 komentar:

Antara Aku Dan Tante Mulat


Namaku Adith, umurku 30 tahun dengan tinggi badan 185 cm dan berat badan 82 kg. Aku kini bekerja sebagai supervisor di salah satu perusahaan di Jakarta. Aku lebih menyukai wanita setengah baya. Aku sangat suka membaca cerita di 17Tahun.com khususnya di bagian “Setengah Baya”. Aku ingin menceritakan kisah nyata dengan tanteku sendiri, Tante Mulat. Cerita yang dituangkan di sini adalah kisah nyata dan bagi yang kebetulan merasa sama nama atau kisahnya mohon dimaafkan itu hanyalah kebetulan. 
*****
KejAdithan ini terjAdith sekitar 6 tahun yang lalu, waktu itu aku masih berusia 24 tahun. Aku mempunyai seorang tante bernama Lina yang umurnya waktu itu 36 tahun. Tante Mulat adalah Adithk dari Mamaku. Tante Mulat sudah menjanda selama lima tahun. Dari perkawinan dia dengan almarhum suaminya tidak di karunia anak. Tante Mulat sendiri melanjutkan usaha peninggalan dari almarhum suaminya. Dia tinggal di salah satu perumahan yang tidak jauh dari rumahku. Dia tinggal dengan seorang pembantunya, Mbak Sumi. Tante Mulat ini orangnya menurutku seksi sekali. Payudaranya besar bulat dengan ukuran 36C, sedangkan tingginya sekitar 175 cm dengan kaki langsing seperti peragawati dan perutnya rata soalnya dia belum punya anak. Hal ini membuatku sering ke rumahnya dan betah berlama-lama kalau sedang ada waktu.
Dan sehari-harinya aku cuma mengobrol dengan Tante Mulat yang seksi ini dan dia itu orangnya supel benar tidak canggung cerita-cerita denganku. Dari cerita Tante Mulat bisa aku tebak bahwa dia itu orangnya kesepian sekali semenjak suaminya meninggal. Maka aku berupaya menemaninya dan sekalian ingin melihat tubuhnya yang seksi. Setiap kali aku melihat tubuhnya yang seksi, aku selalu terangsang dan aku lampiaskan dengan onani sambil membayangkan tubuhnya. Kadangkala timbul pikiran kotorku ingin bersetubuh dengannya tapi aku tidak berani berbuat macam-macam terhadap dia, aku takut nanti dia akan marah dan melaporkan ke orang tuaku.
Hari demi hari keinginanku untuk bisa mendapatkan Tante Mulat semakin kuat saja. Kadang-kadang kupergoki Tante Mulat saat nabis mAdithth, dia hanya memakai lilitan handuk saja. Melihatnya jantungku deg-degan rasanya, ingin segera membuka handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu. Kadang-kadang juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang. Benar-benar memancing gairahku.
Sampai pada hari itu tepatnya malam minggu, aku sedang malas keluar bersama teman-teman dan aku pun pergi ke rumah Tante Mulat. Sesampai di rumahnya, Tante Mulat baru akan bersiap makan dan sedang duduk di ruang tamu sambil membaca majalah. Kami pun saling bercerita, tiba-tiba hujan turun deras sekali dan Tante Mulat memintaku menginap saja di rumahnya malam ini dan memintaku memberitahu orang tuaku bahwa aku akan menginap di rumahnya berhubung hujan deras sekali.
“Dith, tante mau tidur dulu ya, udah ngantuk, kamu udah ngantuk belum?”, katanya sambil menguap.
“Belum tante”, jawabku.
“Oh ya tante, Adithth boleh pakai komputernya nggak, mau cek email bentar”, tanyaku.
“Boleh, pakai aja” jawabnya lalu dia menuju ke kamarnya.
Lalu aku memakai komputer di ruang kerjanya dan mengakses situs porno. Dan terus terang tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang sambil melihat gambar wanita setengah baya bugil. Kemudian kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali berukuran sekitar 15 cm karena aku sudah terangsang sekali. Tanpa kusadari, tahu-tahu Tante Mulat masuk menyelonong begitu saja tanpa mengetuk pintu. Saking kagetnya aku tidak sempat lagi menutup batang kemaluanku yang sedang tegang itu. Tante Mulat sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang hingga langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis.
“Hayyoo lagi ngapain kamu, Dith?” tanyanya.
“Aah, nggak apa-apa tante lagi cek email” jawabku sekenanya. Tapi Tante Mulat sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku.
“Ada apa sih tante?” tanyaku.
“Aah nggak, tante cuma pengen ajak kamu temenin tante nonton di kamar” jawabnya.
“Oh ya sudah, nanti saya nyusul ya tante” jawabku.
“Tapi jangan lama-lama yah” kata Tante Mulat lagi.
Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak menuju ke kamar tante dan menemani Tante Mulat nonton film horor yang kebetulan juga banyak mengumbar adegan-adegan syur.
Melihat film itu langsung saja aku menjAdith salah tingkah, soalnya batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi. Malah Tante Mulat sudah memakai baju tidur yang tipis dan gilanya dia tidak memakai bra karena aku bisa melihat puting susunya yang agak mancung ke depan. Gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu, tapi apa boleh buat aku tidak berani berbuat macam-macam. Batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku terpaksa bergerak-gerak sedikit guna membetulkan posisinya yang miring. Melihat gerakan-gerakan itu Tante Mulat rupanya langsung menyadari sambil tersenyum ke arahku.
“Lagi ngapain sih kamu, Dith?” tanyanya sambil tersenyum.
“Ah nggak apa-apa kok, tante” jawabku malu. Sementara itu Tante Mulat mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat di atas ranjang.
“Kamu terangsang yah, Dith, lihat film ini?”
“Ah nggak tante, biasa aja” jawabku mencoba mengendalikan diri.
Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin rasanya kuhisap-hisap sambil kugigit putingnya. Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante Mulat pun rupanya sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu.
“Menurut kamu tante seksi nggak, Dith?” tanyanya.
“Wah seksi sekali tante” kataku.
“Seksi mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi sambil membusungkan payudaranya sehingga terlihat semakin membesar.
“Wah seksi tante dong, abis bodynya tante bagus sih” kataku.
“Ah masa sih?” tanyanya.
“Iya benar tante, swear..” kataku.
Jarak kami semakin merapat karena Tante Mulat terus mendekatkan tubuhnya padaku, lalu dia bertanya lagi padaku..
“Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama tante”.
“Mmaauu tante..” Ah, seperti ketiban durian runtuh, kesempatan ini tidak tentu aku sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada Tante Mulat.
“Wahh barang kamu lumayan juga, Dith” katanya.
“Ah tante bisa aja.. Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih.. Sampe saya gemes deh ngeliatnya..” kataku.
“Ah nakal kamu yah, Dith” jawabnya sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku.
“Waahh jangan dipegangin terus tante, ntar bisa tambah gede loh” kataku.
“Ah yang benar nih?” tanyanya.
“Iya tante.. Ehh.. Ehh aku boleh pegang itu nggak tante?” kataku sambil menunjuk ke arah payudaranya yang besar itu.
“Ah boleh aja kalo kamu mau” jawabnya.
Wah kesempatan besar, tapi aku agak sedikit takut, takut dia marah tapi tangan si tante sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus payudaranya.
“Ahh.. Arghh enak Dith.. Kamu nakal ya” kata tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku.
“Loh kok dilepas sih Dith?” tanyanya.
“Ah takut tante marah” kataku.
“Oohh nggak lah, Dith.. Kemari deh”.
Tanganku digenggam Tante Mulat, kemudian diletakkan kembali di payudaranya sehingga aku pun semakin berani meremas-remas payudaranya.
“Aarrhh.. Sshh” rintihnya hingga semakin membuatku penasaran.
Lalu aku pun mencoba mencium Tante Mulat, sungguh di luar dugaanku, Tante Mulat menyambut ciumanku dengan beringas. Kami pun lalu berciuman dengan nafsu sekali sambil tanganku bergerilya di payudaranya yang sekal sekali itu.
“Ahh kamu memang hebat Dith.. Terusin Diith.. Malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama tante yah.. Arhh.. Arrhh”.
“Tante, aku boleh buka baju tante nggak?” tanyaku.
“Oohh silakan Dith”, sambutnya.
Dengan cepat kubuka bajunya sehingga payudaranya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat payudaranya yang memang aku kagumi itu.
“Arrgghh.. Arrgghh..” lagi-lagi tante mengerang-erang keenakan.
“Teruuss.. Teerruuss Dith.. Ahh enak sekali..”
Lama aku menjilati putingnya sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya. Lalu sekilas kulihat tangan Tante Mulat sedang mengelus-elus bagian klitorisnya sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk kulepaskan.
“Aahh buka saja Dith.. Ahh”
Nafas Tante Mulat terengah-engah menahan nafsu. Seperti kesetanan aku langsung membuka CD-nya dan lalu kuciumi. Sekarang Tante Mulat sudah bugil total. Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu. Lalu dengan pelan-pelan kumasukkan jariku untuk menerobos liang kemaluannya yang sudah basah itu.
“Arrhh.. Sshh.. Enak Dith.. Enak sekali” jeritnya.
Setelah puas jariku bergerilya lalu kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin dan mengkilap itu. Lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluannya dengan lidahku turun naik seperti mengecat saja. Tante Mulat semakin kelabakan hingga dia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil meremas payudaranya.
“Aah.. Sshh tante udaahh nggaakk tahaann laaggii.. Tante udaahh maauu kkeeluuaarr.. Ohh”, dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan jariku kucobloskan ke liang kemaluannya yang semakin basah.
Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya akan orgasme. Lalu kupercepat jilatanku dan tusukan jariku sehingga dia merasa keenakkan sekali lalu dia menjerit..
“Oohh.. Aarrhh.. Tante udah keeluuaarr Diith.. Ahh” sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan dan lidahku masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan orgasmenya kujilati sampai habis. Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali.
“Wah ternyata kamu hebat sekali, tante sudah lama tidak merasakan kepuasan ini loh..” ujarnya sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya di bibirku ikut belepotan ke bibir Tante Mulat. Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang di elus-elus oleh Tante Mulat dan aku pun masih memilin-milin puting tante yang sudah semakin keras itu.
“Aahh..” desahnya sambil terus mencumbu bibirku.
“Sekarang giliran tante.. Tante akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh tante”.
Tangan Tante Mulat segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnnya batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit tapi kudiamkan saja karena terasa enak juga diremas-remas oleh tangan Tante Mulat. Lalu aku juga tidak mau kalah, tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu. Rupanya Tante Mulat mulai terangsang kembali ketika tanganku meremas-remas payudaranya dengan sesekali kujilati putingnya yang sudah tegang itu, seakan-akan seperti orang kelaparan, kukulum terus puting susunya sehingga Tante Mulat menjAdith semakin blingsatan.
“Aahh kamu suka sekali sama dada tante yah, Dith?”
“Iya Tante abis tetek tante bentuknya sangat merangsang sih.. Terus besar tapi masih tetap kencang..”
“Aahh kamu memang pandai muji orang, Dith..”
Sementara itu tangannya masih terus membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna kemerahan tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus. Lalu Tante Mulat mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai akhirnya Tante Mulat berjongok di bawah ranjang dengan kepala mendekati batang kemaluanku. Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang telah mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan lidahnya.
Aku benar-benar merasakan nikmatnya service yang diberikan oleh Tante Mulat. Lalu dia mulai membuka mulutnya dan lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya. Selang beberapa menit setelah tante melakukan hisapannya, aku mulai merasakan desiran-desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat Tante Mulat kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas ranjang. Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di depanku.
“Aahh Dith, ayolah masukin batang kemaluan kamu ke tante yah.. Tante udah nggak sabar mau ngerasain memek tante disodok-sodok sama batangan kamu itu”.
“Iiyaa tante” kataku.
Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke arah lubang kemaluannya tapi aku tidak langsung memasukkannya tapi aku gesek-gesekan terlebih dulu ke bibir kemaluannya sehingga Tante Mulat lagi-lagi menjerit keenakan..
“Aahh.. Aahh.. Ayolah Dith, jangan tanggung-tanggung masukiinn..”
Lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku. Uh, agak sempit rupanya lubang kemaluannya sehingga agak sulit memasukkan batang kemaluanku yang sudah tegang sekali itu.
“Aahh.. Sshh.. Oohh pelan-pelan Dith.. Teruss-teruuss.. Aahh”
Aku mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam liang kemaluan Tante Mulat sehingga dia merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya. Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat Tante Mulat juga ikut-ikutan bergoyang. Rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat Tante Mulat menjAdithkan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan ayam. Sementara itu aku terus menjilati puting dan menjilati leher yang dibasahi keringatnya. Sementara itu tangan Tante Mulat mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi.
“Oohh.. Sshh.. Dith.. Enak sekali.. Oohh.. Ohh..” mendengar rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan ini.
“Aahh.. Cepat Di, tante mau keluuaarr.. Aahh”
Tubuh Tante Mulat kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik. Rupanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang sedang merojok-rojok liang kemaluannya.
“Aahh.. Sshh.. Sshh”, desahnya, lalu tubuhnya kembali tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya.
“Wahh kamu memang hebaat Dith.. Tante sampe keok dua kali sedangkan kamu masih tegar”
“Iiyaa tante.. Bentar lagi juga Adithth keluar nih..” ujarku sambil terus menyodok liang kemaluannya yang berdenyut-denyut itu.
“Aahh enak sekali tante.. Aahh..”
“Terusin Dith.. Terus.. Aahh.. Sshh” erangan Tante Mulat membuatku semakin kuat merojok-rojok batang kemaluanku dalam liang kemaluannya.
“Aauuhh pelan-pelan Dith, aahh.. Sshh”
“Aduh tante bentar lagi aku udah mau keluar nih..” kataku.
“Aahh.. Dith.. Keluarin di dalam aja yah.. Aahh.. Tante mau ngerasain.. Ahh.. Shh.. Mau rasain siraman hangat peju kamu..”
“Iiyyaa.. Tante..”
Lalu aku mengangkat kaki kanan tante sehingga posisi liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku.
“Aahh.. Oohh.. Aahh.. Sshh.. Tante, Adith mau keluar nih.. Ahh” lalu aku memeluk Tante Mulat sambil meremas-remas payudaranya. Sementara itu, Tante Mulat memelukku kuat-kuat sambil menggoyang-goyangkan pantatnya.
“Aahh tante juga mau keluar lagi aahh.. Sshh..” lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat. Seerr.. Seerr.. Croott.. Croott..
“Aahh enak sekali tante.. Aahh.. Ahh..” Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh Tante Mulat untuk menuntaskan semprotan maniku itu. Lalu Tante Mulat menbelai-belai rambutku.
“Ah kamu ternyata seorang jagoan, Dith..”
Setelah itu dia mencabut batang kemaluanku dari liang kemaluannya kemudian dimasukkan kembali ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya. Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap olehnya. Dan kemudian kami berdua pun tidur saling berpelukan. Malam itu kami melakukannya sampai tiga kali.
Setelah kejadian itu kami sering melakukan hubungan seks yang kadang-kadang meniru gaya-gaya dari film porno. Hubungan kami pun berjalan selama dua tahun dan akhirnya diketahui oleh orang tuaku. Karena merasa malu, Tante Mulat pun pindah ke Bandung dan menjalankan usahanya di sana. Aku benar-benar sangat kehilangan Tante Mulat dan semenjak kepindahannya, Tante Mulat tidak pernah menghubungiku lagi.

0 komentar:

SYAHWAT

RENI PRAMESTI
Reni Pramesti seorang wanita cantik dengan penampilan berjilbab , walau pun usiannya sudah menginjak 39 tahun iya masih kelihatan tetap menarik, reni adalah istri kedua seorang pemborong atau kontraktor yang bernama burhan al-rasyid pria yang masih keturanan arab, dari hasil pernikahannya iya di karuniai satu putra bernama arman al rasyid, burhan menikahi reni setelah satu tahun pernikahannya dengan istri pertamannya niken, dan tidak lama setelah menikah reni pun hamil sampai akhirnya melahirkan putra bernama arman, kelahirannya reni hanya terpaut satu tahun saja dengan kelahirannya niken, setelah niken melahirkan satu tahun berikutnya reni pun melahirkan ,dan niken melahirkan seorang putri bernana alya al rasyid sedangkan reni melahirkan seorang putra bernama arman.

NIKEN NUR AZZIZAH
Niken nur azzizah istri pertama burhan al-rasyid iya tidak kalah cantik dan menarik dari istri keduanya, walau pun usianya telah menginjak 40 tahun tapi iya tetap cantik dan mempesona, dari hasil pernikahannya iya di karuniai satu putri bernama alya al-rasyid.niken seorang istri yang sangat pengertian dan penyabar, iya rela berbagi suami dengan reni istri keduanya, dan pernikahannya dengan reni pramesti itu atas saran dari niken , waktu itu suaminya burhan memenangkan tender proyek bikin hotel di daerah kalimantan, yang estimasi waktunya di perkirakan selesai pembangunannya dalam waktu tiga tahun, karena kondisi kehamilan niken yang lemah pada waktu itu sehingga niken tidak bisa ikut bersama suaminya, sehingga suaminya berangkat sendiri ke kalimantan untuk mengnangani proyek tersebut, setelah di kalimantan burhan pulang hanya enam bulan sekali bahkan lebih, dengan kondisi yang demikian niken menyarankan kepada suaminya untuk menikah lagi di kalimantan agar terhindar dari zina, karena niken tahu betul libido sex suaminya sangat tinggi, atas alasan itulah yang mendorong niken menyarankan suaminya menikah kembali di sana ,dengan syarat cari calon istri akhwat yang soleh, dan sampai akhirnya burhan mendapatkan reni pramesti sebagai istri burhan.
Alya Al-rasyid adalah putri dari niken nur azizah istri pertama burhan al-rasyid, iya sangat cantik seperti umminya niken nur azizah , alya adalah seorang anak yang penurut terhadap kedua orang tuanya, serta taat beragama karena ummi menanamkan nilai-nilai agama terhadapnya , iya sudah kuliah di salah satu perguruan tinggi di kota bandung.
Indri yogaswara wanita cantik yang selalu tampil sexy, iya adalah adik niken istri pertama burhan yang tinggal di kota jakarta , usianya sama seperti dengan reni pramesti istri kedua burhan yaitu berusia 39 tahun, iya hanya terpaut satu tahun saja dengan kakaknya niken nur azizah yang berusia 40 tahun, indri adalah seorang wanita karier iya bekerja di salah satu perusahaan properti sebagai sales manager, iya menikah dengan handoko yang berpofesi sebagai manager hotel, dari pernikahannya iya belum di karunia anak, pernikahan indri bisa di bilang telat, dalam usia 30 tahun indri baru menikah dengan handoko , yang berbanding terbalik dengan niken dan reni mereka keduanya menikah di usia yang sangat muda belia, mungkin indri enjoy dengan kariernya sehingga iya sedikit melupakan masalah pribadinya.

Prolog
Panas terik mentari menyinari sebagian isi bumi,. Tubuhku seakan dekat dengan kobaran api disiang hari.. namun manusia seakan tak peduli dengan semua itu. Mereka masih tetap melakukan aktivitasnya masing-masing. siang itu jam12 ummi niken dengan mobil honda jazz di perjalanan menuju rumahnya reni pramesti hanya untuk sekedar mencari tahu tentang sekolahnya arman, walau pun arman hanyalah anak dari istri kedua suaminya, akan tetapi niken sangat menyanyanginya dan mereka pun sangat peduli satu sama lainnya, beberapa saat kemudian niken telah sampai di tempatnya reni , setelah memarkirkan kedaraan niken turun dari mobilnya, dan melangkah masuk menuju rumah reni.
''assallamuaikum''ucap niken.
''walaikum sallam'' jawab seorang perempuan dari dalam yang tak lain adalah reni pramesti.
''ooohh....ummi silakan masuk'' sahut reni. niken lalu masuk dan duduk disofa ruang tamu.
''begini bu reni , saya mau menanyakan tentang kelanjutannya sekolah arman''
''wah..repot..repot ummi niken datang kerumahku hanya untuk menanyakan sekolahnya arman , padahal kalau masalah itu biar saya yang datang ke rumah ummi niken.''
''engak apa-apa bu reni, kebetulan saya keluar rumah mau belanja bulanan juga''
''begini ummi arman keterima di salah satu perguruan tinggi negri di jakarta , jadi arman mau kuliah di jakarta saja''
' syukurlah bu , kalau iya keterima kuliah di jakarta, tapi ngomong-ngomong rencananya gimana nanti tinggal di jakarta''.
''nanti di jakarta arman kost ummi''
''lebih baik di jakarta arman jangan kost bu, arman tinggal saja di rumah adik saya indri, lagian supaya ada yang mengawasi arman di sana bu''.
''aduh...nanti engak ummi, arman disana nanti ngerepotin''
''engak apa-apa bu, engak usah sungkan seperti itu''
''baiklah kalau begitu ummi''
Setelah cukup lama berbincang-bincang ummi niken pun pamit pulang , di perjalanan iya mampir ke swalayan untuk belanja bulanan , setelah selesai belanja lalu ummi niken langsung pulang menuju rumahnya , setelah sampai di rumah iya langsung masuk kekamarnya untuk istrahat.

NIKEN NUR AZIZAH
Alarm di hp membangunkanku dari tidur siang, pertanda jam sudah menunjukan pukul 5 sore, yaa karena sebelum aku tidur , aku terlebih dahulu telah menseting alarm di hpku.
Tubuhku menggeliat lalu aku beranjak dari tempat tidur untuk menuju kamar mandi, yang kebetulan kamar mandi berada didalam kamarku.
Setelah didalam kamar mandi ku tarik keatas dasterku dan kuturunkan cd warna putih motif bunga-bunga, lantas kemudian aku duduk di closet.
''ceeerrr....creeeeer.....creeeerr....''air kencing keluar dari vagina, lalu kuambil shower yang berada di samping closet, dan aku menyemprotkan air shower ke vaginaku.
Geli rasanya ketika semprotan shower air mengenai vagina , aku langsung merinding dan darahku langsung berdesir, syahwat di dalam diriku mulai timbul.
Memang akhir-akhir ini vagina lebih sedikit sensitiv, mungkin karena sudah seminggu aku belum di jamah lagi oleh suamiku mas burhan, sehingga syahwatku masih begitu besar karena belum tersalurkan.
Akan tetapi hari mas burhan setelah bekerja langsung pulang kerumahku, setelah seminggu lamanya mas burhan tinggal bersama reni istri keduannya , kini mas burhan giliran tinggal seminggu bersamaku dan aku sangat bahagia karena aku bisa melepaskan kerinduan dengan suami yang aku cintai.
Mas burhan dan aku serta reni telah sepakat untuk membagi waktu, seminggu tinggal bersamaku dan seminggu tinggal bersama reni istri keduanya.
Setelah selesai buang air kecil aku langsung mandi membersihkan badanku , dan beberapa saat kemudian aku pun selesai mandi dan langsung kukeringkan badanku dengan handuk , lalu ku buka lemari baju dan ku ambil cd g-string warna hitam serta bh hitam dengan ukuran 36B lalu ku pakai.
Aku sengaja banyak mengkoleksi cd g-string, dikarenakan mas burhan sangat suka sekali ketika aku memakai cd g-string , bukankan seorang istri hukumnya wajib tampil cantik dan seksi di depan suaminya, jadi semua itu aku lakukan untuk suamiku tercinta.
Memang awalnya aku mengenakan cd g-string kurang begitu nyaman , karena tali cd g-stringnya suka nyelip di antara kedua bongkahan pantatku, akan tetapi lama kelamaan aku jadi terbiasa mengenakan cd tersebut.
Setelah mengenakan pakai dan selesai berdandan aku langsung beres-beres rumah dan menyiapkan makan malam untuk suamiku, karena aku tidak punya pembantu dan memang aku tidak memerlukan pembantu jadi semua pekerjaan rumah aku yang handle di bantu oleh anakku alya.
Beberapa saat kemudian semuanya telah beres dan makan malam telah siap , aku lalu bersantai duduk di sofa ruang tengah sambil menonton televisi.
''Assalammualikum'' terdengar suara salam dari depan rumahku.
''waallaikum sallam''jawabku. ternyata yang datang adalah alya anakku.
''ummi mau pergi kemana''?
''ummi engak kemana-mana''
''tapi kok..ummi telah berdandan rapi''tanya alya heran.
''ummi berdandan untuk abimu, karena malam ini abi akan pulang''
''ooohh...'' jawab alya.
''nah..kamu sendiri jam segini baru pulang''?
''ooh yaaa ummi ,tadi habis pulang kampus alya mampir kerumah jihan dulu untuk menyelesaikan tugas kampus.''
''yaa sudah sekarang kamu mandi lalu makan'' ucapku.

Kemudian alya melangkah menuju kamarnya , seiring itu hpku berbunyi pertanda ada panggilan masuk , lalu ku ambil hpku yang berada di atas meja , ternyata panggilan masuk dari mas burhan suamiku.
''assalamuaikum mas'' ucapku salam
''waalaikum sallam, ummi sayang mas mau ngabarin hari ini mas harus ke surabaya di karenakan proyek di sana ada sedikit masalah.''
''mas berapa hari di sana''?
''mas belum tahu nanti kalau sudah pekerjaan selesai mas langsung pulang.''
Mendengar kabar suamiku malam ini tidak pulang aku sangat kecewa , tapi apa boleh buat aku harus menerimanya semuanya itu dengan ikhlas , sudah jadi resiko seorang istri kontraktor yang sibuk aku sering di tinggal keluar kota ,malam ini telah ku bayang aku akan memadu kasih dengan suamiku dan aku harus melupakan semuanya itu.
Ya..tuhan berilah aku kekuatan untuk menjalani semuanya itu , dan berilah kekuatan untuk mengendalikan syahwat yang menggebu-gebu di dalam diriku.

RENI PRAMESTI.
''sayang kemana saja kamu seharian ini , kamu main sampai lupa waktu'' ucapku ngomel terhadap arman.
''arman tadi kumpul bareng sama teman arman bu..., habis beberapa hari lagi arman sudah harus kejakarta untuk kuliah'' sahut anakku.
''ada yang mau ibu bicarain sama kamu''
''ibu mau bicara apa''?
''yaa sudah sana kamu mandi , nanti sehabis mandi baru kita bicara'' ucapku.
Lalu arman melangkah menuju kamarnya dan beberepa saat kemudian keluar dari kamarnya dan menuju kamar mandi.
Dan aku pun meyiapkan makan malam , setelah makan malam tersaji di meja makan , lalu aku menuju dapur untuk mengambil piring , ketika aku menuju dapur kaki ku terhenti di depan pintu kamar mandi yang pintunya tidak tertutup dengan rapat, sehingga aku dengan jelas bisa melihat kedalam kamar mandi.
Kulihat arman sedang berada di bawah siraman air shower , dan mataku spontaan tertuju pada benda hitam yang besar dan panjang yang menggantung di badannya arman.
Darahku langsung berdesir , dan jantungku berdetak dengan kencang ketika aku melihat penis arman yang menggantung kekiri dan kekanan.
''Masyaaallah besarnya penis anakku'' ucapku dalam hati.
jantungku berdebar ketika melihat semuanya itu , dan terlihat juga badan atletis arman dengan tonjolan otot di lengannya, aku masih terpaku di depan pintu kamar mandi, dan kurasakan vaginaku berkedut-kedut lalu dengan cepat aku menarik napas panjang untuk mengontrol semuanya itu.
''Yaa tuhan apa yang terjadi dengan diriku''ucapku.
Kemudian aku melangkah kembali kemeja makan dan duduk di kursi meja makan, sambil menenangkan pikiranku .
''yaa ampun sampai aku lupa mengambil piring''ucapku.
Ku lihat arman keluar dari kamar mandi , badannya hanya di balut oleh handuk saja , entah kenapa mataku langsung tertuju pada tonjolan di balik handuk yang di pakai oleh arman.
''bu...bu..kok ibu melamun''ucap arman membuyarkan lamunanku.
''eng..enga...engak sayang ibu cuma menunggumu makan malam bareng''.
''arman tadi di luar sudah makan , ibu makan saja engak usah nunggu arman''
''baiklah sayang''
kemudian arman menuju kamarnya dan aku langsung mengambil piring kembali yang tadi lupa, lalu aku menyantap makan malam.
''bu..jangan terlalu banyak makan malam nanti jelek''ucap arman sambil duduk di kursi meja makan depanku.
''maksudmu ibu ini jelek sayang..''
''engak...bu maksud arman kalau ibu kegemukan nanti ibu jelek''
''memang sekarang ibu ini gimana sayang''?
''ibu cantik, arman takut nanti kalau ibu gemuk , ibu kurang cantik ucap arman.
Mendengar apa yang di katakan oleh arman hatiku sangat senang sekali , karena suamiku tidak pernah memujiku seperti itu.
''ah..kamu ini. ibu cantik dari mananya, ibu ini sudah tua''ucapku.
''benar bu, ibu masih tetap cantik , abi sangat beruntung sekali mendapatkan ibu'' ucap arman dengan polos.
''ah..masa sih..''ucapku memancing arman.
''iya bu , nanti arman kelak kalau punya istri pengen yang cantik seperti ibu.''
mendengar kata-kata itu aku terdiam sejenak,''perempuan yang mendapatkanmu juga sangat beruntung sekali, karena kamu mempunyai penis yang besar yang bisa setiap saat memuaskanmu'' pikirku.
''bu..bu kok ibu melamun lagi''ucap arman.
Lalu aku langsung mengalihkan pembicaraan , kepersoalan lain.
''Ar tadi ummimu datang kesini, dia menanyakan tetang kuliahmu dan nanti di jakarta kamu tinggal dimana''?
''terus ibu jawab apa bu''
''ibu bilang nanti di jakarta kamu akan kost, tapi ummimu tidak setuju , dia menyarankan kamu tinggal saja di rumah adiknya ummi yaitu tante indri.'''
''ah..bu arman engak mau , arman mau ngekost saja bu..'' protes arman.
''sudahlah sayang kamu jangan ngebantah ummimu, lagian abi sama ibu juga telah sepakat kamu akan tinggal di rumah tante indri.''
Waktu berjalan begitu cepat , esok hari yaitu hari sabtu arman sudah harus berangkat kejakarta karena hari senin arman sudah mulai kuliah, besok rencana ummi niken dan aku yang akan mengantar ke jakarta, jadi malam ini aku dan arman akan menginap di rumahnya ummi niken supaya pagi-pagi kami langsung berangkat.
''sayang ibu sudah siapin semua keperluanmu, tinggal bajumu saja yang belum ibu siapin''
''besok saja bu di siapin bajunya''.
''lho..kenapa besok, hari inikan kita mau nginap di rumahnya ummi karena pagi-pagi kita akan berangkat''
''ohh..jadi malam ini kita nginap di rumah ummi begitu bu''
''betul sayang..sudah sekarang kamu mandi dulu, ''
Arman lalu bergegas menuju kamar mandi , lantas aku kemudian menuju kamarnya arman untuk mengemasi bajunya kedalam koper.
Sesampai di kamarnya arman lalu aku membuka lemarinya dan satu persatu bajunya mulai aku masukin kedalam koper, lalu aku iseng membuka laci yang berada di dalam lemari, dan aku pun mendapati beberapa cd g-stringku.
Ternyata cd g-string yang akhir-akhir ini hilang berada di kamarnya araman , ''jadi semua ini arman yang ngambil cd g-stringku, tapi untuk apa dia mengambil cdku''pikirku.
Lalu aku mengambil satu persatu cdku , ketika aku mengambil cdku aku mencium bau khas yang sangat menyengat yaitu bau spermanya arman, dan barulah aku mengerti akan semuanya itu.
Ternyata cdku di jadikan obyek untuk arman onani, dan tiba-tiba aku di kagetkan oleh arman yang sudah berada di sampingku, arman sudah selesai mandi tubuhnya hanya di balut handuk saja ,dan dia melihat ke arahku sedang memegang cd g-string.
Tapi aku sedikit heran dengan sikap arman yang tenang dan santai seolah-olah tidak ada apa-apa.
''ar...bisa jelaskan sama ibu apa semuanua ini''?tanyaku dengan nada tinggi.
''itu cd g-string ibu , arman lupa mengembalikannya bu.''jawab arman dengan tenang.
''ARMAN....apa yang kamu lakukan''?bentakku.
''bu apa salah arman hanya meminjam cd ibu''
''iya tapi untuk apa kamu mengambil cd ibu''?
''iya bu...arman gunakan untuk sekedar onani saja , apa salah bu kalau arman onani , dari pada arman jajan di luar masih mening arman onani..''
''iya tapi mengapa kamu harus onani dengan cd dalam ibu''
''habis ibu kalau bersetubuh sama abi tidak mengenal tempat ,terkadang di ruang tengah , terkadang di dapur, jadi mamancing syahwat arman bu..., arman ini sudah dewasa dan arman ini juga norman punya syahwat seperti abi.''
Mendengar semua itu aku hanya terdiam seribu bahasa, dan memang kuakui aku sering bersetubuh sama mas burhan di sembarang tempat di rumahku semua ini salahku, aku pikir melakukan ini semua ketika arman tidak ada di rumah.
Kami berdua beberapa saat terdiam sejanak , lalu kulihat arman membuka lilitan handuk di tubuhnya, dan handuk itu terjatuh kelantai, sehingga kini arman telanjang bulat di depanku.
''bu sebenarnya arman telah bosan hanya onani saja, sebelum arman berangkat kejakarta meninggalkan ibu, arman ingin mencicipi tubuh ibu'' ucap anakku sambil mendorong tubuhku sehingga aku terjatuh di atas tempat tidur.
''bruuugs'' aku tejatuh di atas tempat tidur.
lalu arman langsung menerkam tubuhku , laksana harimau menerkam mangsanya , dan mencium bibirku. aku pun berontak , sekuat tenaga aku berusaha melepaskan pelukan arman.
''arman jangan nak.....ini ibumu sayang'' ucapku tapi arman terus mencium bibirku.
''istigfar sayang...jangan di lakukan ini ibu nak...'' ucapku lagi .
tapi arman malah semakin beringas, aku memekik ketika tangan arman meremas kedua buah payudaraku, aku pun masih terus meronta-ronta, sementara arman masih terus meremas payudaraku, bahkan sambil terus mencium bibirku,tangan kanan arman beralih ke bawah menuju salangkanganku, aku merasakan jemarinya menekan selangkanganku, sementara itu penisnya arman sudah benar-benar ngaceng tegak berdiri.
''Kayanya ibu sudah terangsang yaa''? dia menggodaku, berbisik di telinga.
Aku menggeleng lemah, ''tidaaak....,Aahkk...., lepaskan ibu nak..., aaahk.....ooughs....., cukup sayang lepaskan ibu ini dosa nak...'' aku memohon tapi tak sungguh-sungguh berusaha menghentikan perbuatan yang di lakukan anakku terhadapku.
''coba lihat bu..., kontol arman? ibu maukah melakukannya ,kontol arman pasti membuat ibu ketagihan''ucap arman dengan vulgar.
''Jangan nak...ibu mohon...., dan ibu berjanji tidak akan melaporkan perbuatanmu kepada abimu, tapi tolong jangan seperti ini lepaskan ibumu nak....''ucapku memohon kepada anakku arman.
''yakin mau di lepaskan''?
''yaaaaakiiiin.....''aku memekik ketika arman kembali meremas kasar payudaraku.
Tapi tak lama kemudian tiba-tiba arman memangut bibirku,meredam suaraku dengan memangut bibir merahku, menghisap dengan perlahan membuatku kaget sekaligus terbawa syahwatku semakin meningkat.
Oh Tuhan... dia mencium bibirku, menghisap mulutku begitu lembut, aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya, Suamiku tak pernah melakukannya seenak ini, tapi dia... Aahkk... dia hanya anakku, tapi dia bisa membuatku merasa nyaman seperti ini, dan lagi............
"Cukup..." Aku tersadar kudorong dadanya.
Astaga... Apa yang kulakukan barusan, hampir saja aku menikmati sentuhannya di bibirku.
Aku yang panik berusaha memberontak, tapi dengan cepat arman memanggut bibirku kembali, ia menghisap bibirku dengan perlahan, memaksaku membuka mulutku dan menghisap, membelit bibir dan lidahku. Sementara tangan kanannya kembali hinggap diatas payudaraku.
Oohkk...oooohhkkk..... Tubuhku menggeliat!
Kenapa dengan diriku ini, ciuman arman terasa begitu menyentuh, penuh perasaan dan sangat bergairah. "Aahkk... aaahhk,," Tangan itu, kumohooon jangan naik lagi, aku sudah tidak tahan lagi, vaginaku... Aahkk... hentikan, cairanku sudah keluar.
Kurasakan tangan anakku kini sedang membelai paha bagian dalamku, sementara kedua payudaraku saat ini sedang di remas nikmat di balik gamis yang kukenakan, dan mulutku kini dengan suka rela tanpa perlawanan berarti membalas lumatan arman anakku.
Tidak.... Gamisku sudah di singkap keatas, arman pasti bisa melihat kedua paha mulusku, dan lagi celana dalamku g-stringku yang bermotif leophard atau loreng-loreng pasti sudah lecek karena precum ini tak mau berhenti keluar.
Mamang kesehariannya aku selalu memakai cd g-string , di karenakan perintah mas burhan suamiku dan suamiku sangat menyukainya.
Satu-persatu kancing gamisku di buka... Dengan sangat perlahan arman anakku menarik kebawah cup braku, sehingga payudarahku berukuran 36A melompat keluar.
Lalu... Oh Tuhan... lidahnya menari-nari di sekitaran payudaraku mengelilingi aurolaku, membuat aku semakin tidak tenang, nafasku memburu dan jantungku... Aahkk!
Celana dalamku g-stringku digeser kesamping... Perlahan kakiku di lebarkan, dan kurasakan jilatan di paha kananku, lalu bergantian dengan paha kiriku.
Aaahkkk... Kepalaku mendongak keatas ketika ujung lidah anakku membelai bibir vaginaku, rasanya... Ya Tuhan, Aahkk... Aku belum perna merasakan ini, Suamiku tidak pernah mau melakukan ini.
Arman begitu lihai memainkan lidahnya, dia mengecup dan menghisap clitorisku, membuatku di paksa untuk bertahan mati-matian agar tidak mendesah sanking nikmatnya, rasanya aku ingin mulutku di sumpal, atau di lakban agar aku tidak perlu mengerang ataupun mendesah nikmat seperti ini.
Lidah arman anakku menari-nari, melakukan gerakan naik turun dan terkadang melingkar.
Kemudian kurasakan lidahnya menyeruak masuk kedalam vaginaku, dan menari-nari di sana membuatku semakin tidak tahan. "Aaahkk... Nak....!" Aku mendesah... Oohk... Akhirnya aku tidak tahan lagi.
Rasanya terlalu geli nikmat di payudarahku ataupun di vaginaku. Aku merasa sedikit lagi aku mau pipis, dan perasaan ini semakin membuatku meras bersalah.
Maafkan aku Mas, aku mencintaimu tapi ini terlalu menyiksaku Mas.
"Aku... dapeeeeet!" Aku memekik ketika orgasme melandaku.
Deg... didalam hati aku terus meminta maaf keSuamiku atas apa yang telah terjadi saat ini, dan memohon ampun kepadanya.
"Ibu sudah siap?" Bodoh... anakku malah bertanya seperti itu kepadaku.
Aku mendesah berat. "Jangan araman sayang, ini dosa besar, kita tidak boleh seperti ini, kamu pasti mengerti apa maksudku ibu? jadi tolong hentikan permainan gila ini." Kataku malah terdengar seperti memohon kepadanya untuk tetap melanjutkan permainan ini.
"Aaahkk..." Wajahku mendongak keatas takala kepala penis itu mulai beraksi.
Tangan arman anakku meraih payudarahku, dia meremasnya cukup keras sambil jemarinya memencet dan memelintir puttingku, membuatku merintih nikmat, membuatku semakin tidak tahan ingin segera di setubuhi olehnya.
"Percayalah, Ibu pasti menyukai dosa ini!"
Dia berujar sambil mendorong pinggulnya, menekan penisnya yang terus masuk kedalam lorong vaginaku, menembus leher rahimku, membuat mataku terbelalak kaget, sanking panjangnya penis arman anakku.
Dia tersenyum, wajahnya menggambarkan kepuasan karena telah berhasil menancapkan senjatanya jauh di dadalam tubuhku.
Aku menggigit bibirku, menahan perih yang bercampur nikmat di dalam vaginaku yang langsung meresponnya, dengan cara menjepit erat penis milik anakku itu.
"Memek Ibu rasanya nikmat sekali, masi ngejepit erat kontolku! Padahal Ibu sudah tidak perawan dan perna melahirkan, tapi... Aahkk!" Erang arman anakku saat ia menarik perlahan penisnya, kemudian ia mendorongnya lagi hingga mentok.
Tanpa bisa berbuat apapun arman anakku melesatkan penisnya semakin lama semakin cepat, memompa dan menusuk vaginaku dengan hentakan-hentakan kecil membuat tubuhku terguncang dan rasa ngilu bercampur nikmat di sekujur tubuhku.
"Aaaahkk... arman..sayang! Aaaahh... Ah...." Aku memohon, menggeleng-gelengkan kepalaku sankin nikmatnya tusukan yang di berikan arman anakku
Maafkan aku Mas... Maafkan Istrimu ini yang sudah mengkhianati janji suci kita, tapi penis anakku arman rasanya... Aahkk... jaug lebih nikmat ketimbang saat kamu melakukannya.
Kupandangi ekspresi wajah arman anakku yang tampak begitu puas karena telah berhasil menyetubuhiku.
Ekpresi itu sangat wajar, siapapun yang berhasil menyetubuhi wanita sepertiku, pasti akan merasa sangat bangga dan merasa sangat beruntung bisa merasakan jepitan dinding vaginaku.
Lihatlah diriku, seorang wanita yang selama ini selalu menjaga penampilannya dan selalu menjunjung tinggi harga dirinya sebagai seorang wanita yang telah bersuami. Sedang berbaring hanya mengenakan kaos kaki dan kerudung lebar yang sudah acak-acakan dan parahnya lagi, seseorang pemuda yang tidak lain anakku sendiri sedang menyetubuhi diriku.
"Gimana rasanya Bu? Enakkan?" Dia tersenyum mengejekku.
Tapi apa yang ia katakan memang benar, dosa ini terlalu nikmat untuk kuabaikan begitu saja, karena rasa ini tak perna kurasakan sepanjang pernikahanku bersama Suamiku.
"Sayang... ibu pipis lagi!" Rintihku dengan teriakan penuh gairah.
Aku tidak tau apa yang arman anakku inginkan, tapi tiba-tiba pipi pantatku di buka, dengan bersamaan kurasakan ada benda besar yang ingin masuk kedalam anusku. Segera aku menoleh kebelakang dan... "Astafirullah." Benda besar milik arman anakku sudah menempel di anusku.
Tubuhku langsung meronta, tapi pegangan kedua tangan arman di pantatku yang erat membuatku tak bisa bergerak. "Jangaaan nak..! Yang itu saya belum pernah!" Aku memohon kepada arman anakku agar tidak memasuki anusku.
Selain karena takut anusku robek, aku juga merasa aneh kalau sampai lobangku di masukin penis arman anakku, apa lagi kalau anusku yang di masuki, rasanya sangat memalukan dan menjijikan.Membayangkannya saja aku sudah ingin muntah, apa lagi sampai melakukannya.
"Tahan ya Bu."
"Tu... tunggu naak...." Aku memekik pelan saat anusku di masuki kepala penis arman anakku.
Arman tak perduli dengan ucapanku, dia tetap memaksakan penisnya masuk semakin dalam keanusku, hingga aku merasa anusku dipaksa membuka selebar mungkin.
Mataku terbelalak dan mulutku terbuka lebar saking sakitnya.
Kucoba untuk membiasakan diriku dengan kondisiku saat ini, dan ternyata aku mulai menikmatinya.Aku mendesah nikmat. "Tidak perna... Aahkk... Soalnya ini tidak boleh, ini biang penyakit! Aahkk... Sudah... aku tidak mau lagi..ia kembali menggoyangkan pinggulnya.
Lima menit kemudian, arman anakku mengerang bersamaan denganku, kami mencapai puncaknya bersama-sama, spermanya arman anakku menyirami anusku ,dan arman pun abruk di sampingku.
Lalu arman kembali memakai baju tanpa di cuci terlebih dahulu kemaluannya.
Setelah semuanya siap lalu kami pergi kerumahnya ummi niken dengan menggunakan mobil suzuki ertiga putih, aku dan ummi niken di kasih fasilitas kendaraan oleh mas burhan , jadi kami masing masing punya kendaraan.
Dalam sepanjang perjalanan menuju rumah ummi kami pun saling diam tidak bicara.
Beberapa saat kemudian kami sampai di rumahnya ummi niken , dan kami di sambut oleh ummi beserta alya putrinya ummi , lalu kami berkumpul sambil berbincang dengan hangat.
Besok paginya kami bertiga berangkat kejakarta , setelah beberapa jam di perjalanan akhirnya kami sampai di jakarta di rumahnya tante indri.




0 komentar: