Nikmatnya jadi anak bunda
Sekitar Tahun Lalu
Dan akhirnya Kreek… Ahhhh Hikz Hikz Hikz….. Air Mata pun menetes di pipi si Mitha, “kenapa kamu tega lakuin itu ke aku sih Ndre.. kamu tau kan? Apapun yang kamu minta bakal aku kasihkan buat kamu tetapi Tolong !!! Tolong !!! mintalah dengan baik … "
Melihat air mata yang Mitha yang mengalir di pipinya, Andre hanya bisa diam, diam menerawang atas apa yang telah Dia perbuat terhadap sesuatu yang sangat berharga milik Mitha…
"Bagaimanapun kamu harus bertanggung jawab Ndre.. Kamu harus !!"
"Ma’ ma’afin Gua Mith akan ku ganti deh buku loe yang rusak ini OK .. Please jangan menangis lagi.. "
Yupz hanya buku pelajaran Matematika si Mitha saja yang robek akibat aksi brutal si Andre yang datang terlambat ke kelas dan belum mengerjakan Tugas Matematikanya, saat dia datang di liat nya si Mitha (gadis yang jatuh hati kepadanya sejak kelas 1 SMA yang lalu dan selalu sekelas dengannya dan selalu Di tolaknya) sedang memegang buku tugasnya.. lalu tragedy pun berlanjut Si Andre tanpa babibu langsung menarik buku si Mitha dan secara reflex si Mitha menarik balik buku tersebut dan berakibat Kreeek dan Robek !!!
Jam Istirahat di hari yang sama " Mith! Ini .. " Ujar Andre sambil menyerahkan uang Rp.35 rbu untuk mengganti buku Mitha yang telah dirusaknya.
"Ndak usah Ndre.. Thankz .. aku ndak butuh uang mu.. tapi nanti sepulang sekolah anterin aja aku beli buku baru .. “ Kata Mitha, untung saja tadi Bu Dina lupa dengan PR yang diberikannya.
"Ok nanti Gua anterin” Kata Andre yang tidak kuasa menolak .. meski dia teringat kasus yang hampir sama beberapa bulan lalu dia tidak sengaja meng”iya kan permintaan Mitha untuk mengantar pulang dan berujung jalan-jalan atas kemauan sepihak Mitha dari beli es Oyen sampai beli Pop Corn alias nonton bioskop dan berakhir pulang jam 9 Malam (yupz masih pake seragam sekolahan)
TEEEET TEEEET TEEEEET … tanda bel pulang sekolah …..dan akhirnya ke toko buku bersama dan SKIP SKIP SKIP .. si Andre ndak mau kecolongan lagi diantar pulangnya si Mitha dengan berbagai alasan supaya cepet nganter pulang kali ini.
“Kok hari ini loe tambah cakep dibanding biasanya?” Ujar Andre
Posisi sudah sampai di rumahnya si Mitha, dan Mitha mempersilahkan Andre masuk dan Mitha pamit ganti baju, ganti baju seragam sekolah dengan kaos atasan warna Kuning, tetep pake Rok yee..
“ah, biasa aja, Kamu sih Ndre ndak ndak pernah perhatian sama Aku” kata si Mitha.
#Tentang Mitha ini gambaran wajah dan pribadi ini mirip – mirip dengan Vika nya Mas Wildick dalam kisah “CINTA TAK PERNAH MEMIHAK” #
Memang kadang Mitha suka bercanda yang aneh-aneh atau ngomong hal-hal yang nggak jelas juntrungannya dengan si Andre tetapi baru kali mereka berbicara berhadap-hadapan di Ruang Tamu rumah Mitha, terakhir nonton bioskop berdua pun kayak nonton sama zombie
“iya bener. Gua serius nih. Belum pernah gua liat loe secakep ini,” kata Andre dengan muka serius.
“iih, gombal dah. udah ah jangan ngomong kayak gini lagi,” kata Mitha namun diam-diam ingin tahu apa kelanjutan yang bakal dilakukan Andre sambil berbunga-bunga setelah 3 tahun dia selalu gagal menarik perhartian si Andre.
Emm tapi “Masa sih?” si Mitha keceplosan tidak bisa menutupi kegembiraanya.
“omong2, loe tahu ga apa yang ada di pikiran gua sekarang?” kata Andre.
“iih kamu ada-ada aja,” kata Mitha, “udah ah jangan kayak gini,” kata Mitha lagi sambil berusaha melepaskan dirinya dari Andre
Setan dari dunia para semproters pun hinggap di tubuh Andre yang tiba-tiba dia memegang pundak Mitha.
Namun Andre tak menanggapi lagi ucapan Mitha, malah tiba-tiba ia merengkuh Mitha dan berusaha mencium bibirnya.
Mitha kaget dengan reaksi mendadak Andre.. Karena gerakan Andre yang tiba-tiba dan ia tak bisa melawannya, mau tak mau ia membiarkan bibirnya diciumi Andre sampai-sampai dengan berat tubuhnya ia mendorong Mitha sehingga terbaring.
Lalu dengan penuh nafsu Andre menciumi leher Mitha yang putih mulus. Setelah itu kembali ia mengunci dan melumat habis bibir Mitha sampai-sampai Mitha dibuatnya bernapas terengah-engah.
Tiba-tiba dengan kekuatan yang tak disangka-sangka Mitha mampu mendorong tubuh Andre sehingga ia terlepas dari sergapan Andre.
Napas Mitha masih terengah-engah dan ia masih setengah terbaring, ketika tiba-tiba, plakkkk, sebuah tamparan keras mendarat di pipi Andre.
"Please Ndree Mintalah Dengan Baik…” kata Mitha dengan hampir menangis lagi dan sebuah kalimat yang sama seperti tadi pagi di sekolah
"Mith.. Maafin gua sekali lagi .. G tau kenapa gue khilaf aja tadi.. Jujur Mith gua selama ini terlalu takut untuk memandangmu, apalagi harus menjawab perasaan dari loe, loe tau kan siapa gua ini.. maafin gua Mith Maafkan Gua.." jelas Andre yang kemudian kembali mencium bibir Mitha, sepertinya ia ingin membalas tamparannya yang keras tadi.
Kali ini Mitha berusaha mengelak namun karena kalah tenaga dan ia dalam posisi yang kalah (ia dalam posisi terbaring sementara Andre duduk dan satu tangannya terpegang), lagi-lagi bibir Andre berhasil menyentuh bibir Mitha dan ia mulai merasakan nikmatnya ciuman bibir Andre.
Sampai akhirnya tubuh Mitha melemas dan pasrah saja menikmati apa yang dilakukan Andre terhadapnya. Sementara Mitha kini ikut larut dalam irama permainan Andre dan sesekali terdengar lenguhannya. Setelah puas menciumi Mitha, Andre melepaskan ciumannya.
Mitha mendapat kesempatan untuk duduk. Lalu ia berkata,” Yang Kamu lakukan tadi benar-benar ehmmm hmmm…… “ Ujar Mitha sambil mengatur nafasnya!!
Namun tak diduga-duga, setelah selesai mengatakan itu, tiba-tiba Mitha mencium bibir Andre dan melumatnya. Hal yang tak disangka-sangka ini tentu membuat Andre membalas lumatan Mitha.
Sehingga kini keduanya dengan liar saling berciuman dan berpagutan di atas sofa yang empuk itu. Bahkan kedua lidah mereka beberapa kali saling bersentuhan.
Beberapa saat setelah itu, tiba-tiba Mitha melepaskan dirinya dari Andre. “Aku sudah menunggu mu selama ini Ndre.. Lupakan lah dunia .. aku sudah mengharapkan ini sejak lama Ndree, Memelukmu menciummu,, dan selalu dekat denganmu Ndree .. Aku ingin,” kata Mitha.
Kembali Andre mencium bibir Mitha. Mitha pun membalas dengan ciuman yang tak kalah hangatnya. Sejenak mereka berpagutan sambil melakukan french kissing, bibir bertemu bibir, lidah bertemu lidah.
Setelah puas, lalu Andre menciumi leher Mitha sambil mengecup-ngecup. Karena terlalu bernafsu, Andre menekan tubuh Mitha sampai akhirnya ia tertidur ke atas sofa nya. Kini dengan leluasa Andre menindihnya dan terus mengecup-ngecup leher Mitha bergantian kiri dan kanan. Sampai di lehernya membekas kemerahan bekas kecupan Andre.
Tangan Andre bergerilya meraba-raba seluruh bagian tubuh Mitha, terutama paha dan dadanya. ia meraba dan meremas-remas dengan lembut kedua dadanya bergantian.
Tak puas sebelum betul-betul meraba kulit tubuh Mitha, Tak puas dengan itu, ia membuka kaus kuning yang dikenakan Mitha. Tanpa perlawanan sama sekali, ia berhasil melakukan itu.
Kini nampaklah di depannya tubuh Mitha yang putih mulus yang bagian-bagian terpentingnya masih tertutup. Bra-nya juga berwarna coklat muda yang coraknya sama dengan celana dalamnya. akan tetapi ini tak berlangsung lama.
Karena sesaat kemudian ia membangunkan Mitha dan tanpa basa basi lagi segera tangannya merengkuh punggung Mitha untuk melepaskan kait bra-nya. Sekali lagi, tanpa perlawanan, ia berhasil melakukan itu dan dengan agak terburu-buru ia menjauhkan bra tersebut dari tubuh Mitha, sehingga kini dengan bebasnya ia dapat melihat payudara Mitha.
Sementara Mitha dengan wajahnya menatap dengan pasrah, segera Andre mencoba kekenyalan payudara Mitha itu. Kedua tangannya merengkuh kedua payudaranya, meraba-rabanya, dan meremas-remasnya dengan lembut. Hmm, benar-benar kenyal dan padat. Benar-benar masih segar dan muda.
Sementara itu, tindakan Andre yang meraba-raba payudaranya ini juga membuat Mitha terangsang. Bagaimana pun, ia adalah gadis normal yang tentunya menjadi terangsang dengan sentuhan-sentuhan erotis seperti itu dari seorang cowok. apalagi cowok yang selalu di idam-idamkannya selama ini. ia mulai mendesah-desah ketika Andre meraba-raba dan meremas-remas payudaranya yang sungguh kencang, kenyal dan padat berisi.
Andre segera menyambutnya dengan ciumaan di bibirnya yang juga dibalas oleh Mitha. Mitha jadi makin terangsang, lebih-lebih lagi ketika jari-jari Andre bergeser-geser diatas putingnya. Karena putingnya sangat sensitif dan payudaranya adalah titik nyala seksnya. Setelah beberapa saat Andre melakukan ini, kini tanpa dapat dicegah vaginanya menjadi basah oleh cairan.
Beberapa saat lamanya Andre menikmati bibir dan payudara Mitha. Sementara Mitha juga menikmati sentuhan-sentuhan kurang ajar (tapi sungguh nikmat) dari Andre terhadap dirinya.
Tiba-tiba HP Mitha berbunyi. Karena masih rada kecapean, awalnya Mitha enggan mengangkatnya. Namun karena HP-nya berbunyi terus menerus, dengan terpaksa ia mengangkatnya.
“Halo.”
“Halo Mith, ini Papi. Papi bisa pulang siang nih Sekarang lagi mampir beli es Oyen kesuakaanmu , kamu mau nitip berapa bungkus?”
“Lho! Kok Papi sudah pulang? Tumben banget?”
“iya soalnya tadi pagi customer Papi telpon, meeting-nya diubah nanti Malam. eh, kok napas kamu ngos-ngosan sih Mith?”
“i-iya Pi, lagi asyik in nihhh,(putting ranum Mitha di iseep kuat oleh Andre) asyik main nge dance Pi.. trus Papi telpon.”
“ooh, makanya tadi nggak diangkat-angkat. Kirain lagi mandi tadi. Gimana, mau nitip makanan juga nggak?”
“ehhm, boleh deh Donat Kentang deh Pi. 6 ya .. eh8 dehh Es Oyennya 2 aja.”
“oK deh. Papi beliin. Bentar lagi juga nyampe rumah kok.”
“oK deh Pi. Byee.”
“Bye.”
“Wah, gawat. Papi sudah mau nyampe rumah. Yuk, kita mesti buruan beres-beres,” kata Mitha sambil buru-buru mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai’
“Tunggu dulu. Kita mesti bicara dulu. Sorry ya atas perbuatan gua tadi. Gua bener-bener lupa daratan.” gara-gara setan dari semproters nih..
“Bibir Mitha pun menyentuh bibir Andre lagi
“Loe nggak marah sama gua?”
“Kenapa mesti marah? Ndre I Love You,” kata Mitha sambil mukanya memerah.
“Emmm tapi Mith.. gua.. ..”
“iiih, sudahlah dari surat cintaku yang pertama kan sudah aku jelasin.. Aku akan menerimamu apa adanya tolong jangan buat keadaanmu menjadi batasan di antara kita,” kata Mitha yang mukanya makin memerah.
“eh, surat pertama .. surat cinta?? Surat yang mana yah ??,” kata Andre.
“idiih, JAHAAAAT deh,” kata Mitha sambil memerah mukanya.” “awas, yah...”
Namun tiba-tiba Mitha tersadar kembali.
“eh, yuk kita mesti cepat-cepat beres-beres dan keluar. entar keburu Papi datang.
Dan Andre pun Pulang…
Hmmm Ndree I love You So much, …”kata Mitha sambil melihat Andre pulang
Nggeeeen ngeeeeen nggeeen.. “ Ayah Mitha pun pulang dan cerita pun di lanjut kemudian hari…
Dan Mitha pun menjadi lebih dekat dengan Andre pada hari ini. Harapan yang menjadi kenyataan .. bahkan menjadi kenyataan yang lebih dari harapannya.
Dan akhirnya Kreek… Ahhhh Hikz Hikz Hikz….. Air Mata pun menetes di pipi si Mitha, “kenapa kamu tega lakuin itu ke aku sih Ndre.. kamu tau kan? Apapun yang kamu minta bakal aku kasihkan buat kamu tetapi Tolong !!! Tolong !!! mintalah dengan baik … "
Melihat air mata yang Mitha yang mengalir di pipinya, Andre hanya bisa diam, diam menerawang atas apa yang telah Dia perbuat terhadap sesuatu yang sangat berharga milik Mitha…
"Bagaimanapun kamu harus bertanggung jawab Ndre.. Kamu harus !!"
"Ma’ ma’afin Gua Mith akan ku ganti deh buku loe yang rusak ini OK .. Please jangan menangis lagi.. "
Yupz hanya buku pelajaran Matematika si Mitha saja yang robek akibat aksi brutal si Andre yang datang terlambat ke kelas dan belum mengerjakan Tugas Matematikanya, saat dia datang di liat nya si Mitha (gadis yang jatuh hati kepadanya sejak kelas 1 SMA yang lalu dan selalu sekelas dengannya dan selalu Di tolaknya) sedang memegang buku tugasnya.. lalu tragedy pun berlanjut Si Andre tanpa babibu langsung menarik buku si Mitha dan secara reflex si Mitha menarik balik buku tersebut dan berakibat Kreeek dan Robek !!!
Jam Istirahat di hari yang sama " Mith! Ini .. " Ujar Andre sambil menyerahkan uang Rp.35 rbu untuk mengganti buku Mitha yang telah dirusaknya.
"Ndak usah Ndre.. Thankz .. aku ndak butuh uang mu.. tapi nanti sepulang sekolah anterin aja aku beli buku baru .. “ Kata Mitha, untung saja tadi Bu Dina lupa dengan PR yang diberikannya.
"Ok nanti Gua anterin” Kata Andre yang tidak kuasa menolak .. meski dia teringat kasus yang hampir sama beberapa bulan lalu dia tidak sengaja meng”iya kan permintaan Mitha untuk mengantar pulang dan berujung jalan-jalan atas kemauan sepihak Mitha dari beli es Oyen sampai beli Pop Corn alias nonton bioskop dan berakhir pulang jam 9 Malam (yupz masih pake seragam sekolahan)
TEEEET TEEEET TEEEEET … tanda bel pulang sekolah …..dan akhirnya ke toko buku bersama dan SKIP SKIP SKIP .. si Andre ndak mau kecolongan lagi diantar pulangnya si Mitha dengan berbagai alasan supaya cepet nganter pulang kali ini.
“Kok hari ini loe tambah cakep dibanding biasanya?” Ujar Andre
Posisi sudah sampai di rumahnya si Mitha, dan Mitha mempersilahkan Andre masuk dan Mitha pamit ganti baju, ganti baju seragam sekolah dengan kaos atasan warna Kuning, tetep pake Rok yee..
“ah, biasa aja, Kamu sih Ndre ndak ndak pernah perhatian sama Aku” kata si Mitha.
#Tentang Mitha ini gambaran wajah dan pribadi ini mirip – mirip dengan Vika nya Mas Wildick dalam kisah “CINTA TAK PERNAH MEMIHAK” #
Memang kadang Mitha suka bercanda yang aneh-aneh atau ngomong hal-hal yang nggak jelas juntrungannya dengan si Andre tetapi baru kali mereka berbicara berhadap-hadapan di Ruang Tamu rumah Mitha, terakhir nonton bioskop berdua pun kayak nonton sama zombie
“iya bener. Gua serius nih. Belum pernah gua liat loe secakep ini,” kata Andre dengan muka serius.
“iih, gombal dah. udah ah jangan ngomong kayak gini lagi,” kata Mitha namun diam-diam ingin tahu apa kelanjutan yang bakal dilakukan Andre sambil berbunga-bunga setelah 3 tahun dia selalu gagal menarik perhartian si Andre.
Emm tapi “Masa sih?” si Mitha keceplosan tidak bisa menutupi kegembiraanya.
“omong2, loe tahu ga apa yang ada di pikiran gua sekarang?” kata Andre.
“iih kamu ada-ada aja,” kata Mitha, “udah ah jangan kayak gini,” kata Mitha lagi sambil berusaha melepaskan dirinya dari Andre
Setan dari dunia para semproters pun hinggap di tubuh Andre yang tiba-tiba dia memegang pundak Mitha.
Namun Andre tak menanggapi lagi ucapan Mitha, malah tiba-tiba ia merengkuh Mitha dan berusaha mencium bibirnya.
Mitha kaget dengan reaksi mendadak Andre.. Karena gerakan Andre yang tiba-tiba dan ia tak bisa melawannya, mau tak mau ia membiarkan bibirnya diciumi Andre sampai-sampai dengan berat tubuhnya ia mendorong Mitha sehingga terbaring.
Lalu dengan penuh nafsu Andre menciumi leher Mitha yang putih mulus. Setelah itu kembali ia mengunci dan melumat habis bibir Mitha sampai-sampai Mitha dibuatnya bernapas terengah-engah.
Tiba-tiba dengan kekuatan yang tak disangka-sangka Mitha mampu mendorong tubuh Andre sehingga ia terlepas dari sergapan Andre.
Napas Mitha masih terengah-engah dan ia masih setengah terbaring, ketika tiba-tiba, plakkkk, sebuah tamparan keras mendarat di pipi Andre.
"Please Ndree Mintalah Dengan Baik…” kata Mitha dengan hampir menangis lagi dan sebuah kalimat yang sama seperti tadi pagi di sekolah
"Mith.. Maafin gua sekali lagi .. G tau kenapa gue khilaf aja tadi.. Jujur Mith gua selama ini terlalu takut untuk memandangmu, apalagi harus menjawab perasaan dari loe, loe tau kan siapa gua ini.. maafin gua Mith Maafkan Gua.." jelas Andre yang kemudian kembali mencium bibir Mitha, sepertinya ia ingin membalas tamparannya yang keras tadi.
Kali ini Mitha berusaha mengelak namun karena kalah tenaga dan ia dalam posisi yang kalah (ia dalam posisi terbaring sementara Andre duduk dan satu tangannya terpegang), lagi-lagi bibir Andre berhasil menyentuh bibir Mitha dan ia mulai merasakan nikmatnya ciuman bibir Andre.
Sampai akhirnya tubuh Mitha melemas dan pasrah saja menikmati apa yang dilakukan Andre terhadapnya. Sementara Mitha kini ikut larut dalam irama permainan Andre dan sesekali terdengar lenguhannya. Setelah puas menciumi Mitha, Andre melepaskan ciumannya.
Mitha mendapat kesempatan untuk duduk. Lalu ia berkata,” Yang Kamu lakukan tadi benar-benar ehmmm hmmm…… “ Ujar Mitha sambil mengatur nafasnya!!
Namun tak diduga-duga, setelah selesai mengatakan itu, tiba-tiba Mitha mencium bibir Andre dan melumatnya. Hal yang tak disangka-sangka ini tentu membuat Andre membalas lumatan Mitha.
Sehingga kini keduanya dengan liar saling berciuman dan berpagutan di atas sofa yang empuk itu. Bahkan kedua lidah mereka beberapa kali saling bersentuhan.
Beberapa saat setelah itu, tiba-tiba Mitha melepaskan dirinya dari Andre. “Aku sudah menunggu mu selama ini Ndre.. Lupakan lah dunia .. aku sudah mengharapkan ini sejak lama Ndree, Memelukmu menciummu,, dan selalu dekat denganmu Ndree .. Aku ingin,” kata Mitha.
Kembali Andre mencium bibir Mitha. Mitha pun membalas dengan ciuman yang tak kalah hangatnya. Sejenak mereka berpagutan sambil melakukan french kissing, bibir bertemu bibir, lidah bertemu lidah.
Setelah puas, lalu Andre menciumi leher Mitha sambil mengecup-ngecup. Karena terlalu bernafsu, Andre menekan tubuh Mitha sampai akhirnya ia tertidur ke atas sofa nya. Kini dengan leluasa Andre menindihnya dan terus mengecup-ngecup leher Mitha bergantian kiri dan kanan. Sampai di lehernya membekas kemerahan bekas kecupan Andre.
Tangan Andre bergerilya meraba-raba seluruh bagian tubuh Mitha, terutama paha dan dadanya. ia meraba dan meremas-remas dengan lembut kedua dadanya bergantian.
Tak puas sebelum betul-betul meraba kulit tubuh Mitha, Tak puas dengan itu, ia membuka kaus kuning yang dikenakan Mitha. Tanpa perlawanan sama sekali, ia berhasil melakukan itu.
Kini nampaklah di depannya tubuh Mitha yang putih mulus yang bagian-bagian terpentingnya masih tertutup. Bra-nya juga berwarna coklat muda yang coraknya sama dengan celana dalamnya. akan tetapi ini tak berlangsung lama.
Karena sesaat kemudian ia membangunkan Mitha dan tanpa basa basi lagi segera tangannya merengkuh punggung Mitha untuk melepaskan kait bra-nya. Sekali lagi, tanpa perlawanan, ia berhasil melakukan itu dan dengan agak terburu-buru ia menjauhkan bra tersebut dari tubuh Mitha, sehingga kini dengan bebasnya ia dapat melihat payudara Mitha.
Sementara Mitha dengan wajahnya menatap dengan pasrah, segera Andre mencoba kekenyalan payudara Mitha itu. Kedua tangannya merengkuh kedua payudaranya, meraba-rabanya, dan meremas-remasnya dengan lembut. Hmm, benar-benar kenyal dan padat. Benar-benar masih segar dan muda.
Sementara itu, tindakan Andre yang meraba-raba payudaranya ini juga membuat Mitha terangsang. Bagaimana pun, ia adalah gadis normal yang tentunya menjadi terangsang dengan sentuhan-sentuhan erotis seperti itu dari seorang cowok. apalagi cowok yang selalu di idam-idamkannya selama ini. ia mulai mendesah-desah ketika Andre meraba-raba dan meremas-remas payudaranya yang sungguh kencang, kenyal dan padat berisi.
Andre segera menyambutnya dengan ciumaan di bibirnya yang juga dibalas oleh Mitha. Mitha jadi makin terangsang, lebih-lebih lagi ketika jari-jari Andre bergeser-geser diatas putingnya. Karena putingnya sangat sensitif dan payudaranya adalah titik nyala seksnya. Setelah beberapa saat Andre melakukan ini, kini tanpa dapat dicegah vaginanya menjadi basah oleh cairan.
Beberapa saat lamanya Andre menikmati bibir dan payudara Mitha. Sementara Mitha juga menikmati sentuhan-sentuhan kurang ajar (tapi sungguh nikmat) dari Andre terhadap dirinya.
Tiba-tiba HP Mitha berbunyi. Karena masih rada kecapean, awalnya Mitha enggan mengangkatnya. Namun karena HP-nya berbunyi terus menerus, dengan terpaksa ia mengangkatnya.
“Halo.”
“Halo Mith, ini Papi. Papi bisa pulang siang nih Sekarang lagi mampir beli es Oyen kesuakaanmu , kamu mau nitip berapa bungkus?”
“Lho! Kok Papi sudah pulang? Tumben banget?”
“iya soalnya tadi pagi customer Papi telpon, meeting-nya diubah nanti Malam. eh, kok napas kamu ngos-ngosan sih Mith?”
“i-iya Pi, lagi asyik in nihhh,(putting ranum Mitha di iseep kuat oleh Andre) asyik main nge dance Pi.. trus Papi telpon.”
“ooh, makanya tadi nggak diangkat-angkat. Kirain lagi mandi tadi. Gimana, mau nitip makanan juga nggak?”
“ehhm, boleh deh Donat Kentang deh Pi. 6 ya .. eh8 dehh Es Oyennya 2 aja.”
“oK deh. Papi beliin. Bentar lagi juga nyampe rumah kok.”
“oK deh Pi. Byee.”
“Bye.”
“Wah, gawat. Papi sudah mau nyampe rumah. Yuk, kita mesti buruan beres-beres,” kata Mitha sambil buru-buru mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai’
“Tunggu dulu. Kita mesti bicara dulu. Sorry ya atas perbuatan gua tadi. Gua bener-bener lupa daratan.” gara-gara setan dari semproters nih..
“Bibir Mitha pun menyentuh bibir Andre lagi
“Loe nggak marah sama gua?”
“Kenapa mesti marah? Ndre I Love You,” kata Mitha sambil mukanya memerah.
“Emmm tapi Mith.. gua.. ..”
“iiih, sudahlah dari surat cintaku yang pertama kan sudah aku jelasin.. Aku akan menerimamu apa adanya tolong jangan buat keadaanmu menjadi batasan di antara kita,” kata Mitha yang mukanya makin memerah.
“eh, surat pertama .. surat cinta?? Surat yang mana yah ??,” kata Andre.
“idiih, JAHAAAAT deh,” kata Mitha sambil memerah mukanya.” “awas, yah...”
Namun tiba-tiba Mitha tersadar kembali.
“eh, yuk kita mesti cepat-cepat beres-beres dan keluar. entar keburu Papi datang.
Dan Andre pun Pulang…
Hmmm Ndree I love You So much, …”kata Mitha sambil melihat Andre pulang
Nggeeeen ngeeeeen nggeeen.. “ Ayah Mitha pun pulang dan cerita pun di lanjut kemudian hari…
Dan Mitha pun menjadi lebih dekat dengan Andre pada hari ini. Harapan yang menjadi kenyataan .. bahkan menjadi kenyataan yang lebih dari harapannya.
==============
“Ndree udah sampai rumah belum??” SMS terkirim
“Ndre blz gpl plz”
“Hmm dah 3 jam nih semenjak kepulanganmu aku jadi khawatir nih”
“Yaudah aku otw sekarang ke rumahmu, Aku khawatir nih… Tunggu aku di rumah mu yah”
Kemana nih si Andre kok tidak jawab- jawab sms ku..
“G usah Mith, sorry baru blz pulza Hbiz tadi and gua dah sampek rumah” hihihi habiz ku ancam ke rumahnya aja baru bales dasar nih Andre..
“Ok, terimakasih ya tadi Ndre I love You, kita dah jadian kan nih”
“Maafin gua Mith” Hah koq Andre minta maaf sih .. Apa nih maksud nya
“HAH?? MAAF?? Buat Buat Apaan Ndre?”
Dasar Andre ini kenapa sich……
“Ndree BALESS DOnk.. aku call yah”
Ndree angkat please !!!
“Ndre aku ndak peduli dengan latar belakang kamu dan tetek bengek kamu, aku tuh benar-benar sayang sama kamu Ndree” Bales donk Ndre kamu koq buat aku kayak gini..
“Yaudah Ndre kita ndak jadi Jadian deh kita temenan aja” lagi deh coba !!
“OK Thankz Mith” HAH koq dibales gini haduuuuh Ga Peka bangett SIhhhh
“Loh Ndree kamu koq gitu sih….”
Dan ratusan sms lagi dari Mitha untuk Andre yang terpaksa di Skip Skip Skip saja .. tetapi intinya seperti di atas hehe dan si Andre tetep kekeh ndak membalas lagi
Kukuuruuuyukkk Kukuruuuuyukzzz Pagi baru Hari baru
Mitha pun kesiangan kali ini kesiangan ke sekolah dengan matanya yang sembab, dia masuk ke kelas.. Sayang sekali meski 3 tahun se sekolah dan se kelas dengan Andre tetapi dia ndak pernah sebangku dengan Andre “bukan muhrim” kata guru Agama.
Jam Istirahat datang ..
“Ndre kita harus ngomong penting sekarang”
“Iya Mith kita memang kita harus berbicara tapi nanti yah sepulang sekolah” Andre menjawab tanpa memandangku
Pelajaran sekolah pun dilanjut, hmm jadwal hari ini ada Pelajaran Bahasa Indonesia 3 Jam Istirahat, Biologi 2 jam, Matematika 1 jam Istirahat dan lanjut Matematika lagi (gak penting banget kayaknya detail ini) jadi lanjut saja
TEEEET TEEEET TEEEEET … tanda bel pulang sekolah.
“Kita bicara di mana Ndre?” Pikiranku melayang dengan resah..
“Di sini saja Mith, Mith loe tau kan gua tuh siapa .. gua ini Cuma seorang ………………….”
WUUUUUUUUUUSSHHH !!!! adegan mundur lagi nih ke beberapa tahun sebelumnya
(Emmm Sekitar 12 tahun yang lalu saat Andre dan Mitha masih kecil)
==============
POV : Lindia
==============
“Lin, nanti sore jam 7 Malam di Hotel Kalpataru, bisa nggak?” Waah Asyik nih kebetulan dah kangen banget nih sama Mex.
“Kalau untukmu Mas Mex pasti bisa dong” balasku manja karena aku tahu pelanggan satu ini bukan saja kelas kakap tetapi kelas paus.
Namaku Lindia Karim, panggilan Lins atau Lin tentu dari sekilas percakapan tadi sudah ketahuan profesiku. Yups aku seorang WP, bukan kelas Atas atau Bawah, karena bagiku Kelas itu sama saja, tetap saja ujung2nya sama-sama main Atas dan seringnya Main Bawah.
Dan Lelaki yang barusan menelponku Mex pengusaha kelas Paus Nama Lengkap belum kuketahui, masih muda sekitar 33 tahunan? Dia adalah pelanggan tersayangku. Koq ke Hotel Kalpataru (hotel standar di Kota berinisial M di Jawa Timur) bukannya di Hotel hotel mewah? “Tidak Mau” Jawab nya takut ketemu sama relasi relasi besarnya (Masuk Akal juga Sih)
Sepuluh menit sebelum waktu yang disepakati, Aku sudah berada di lobby Hotel Kalpataru, dan langsung berjalan menuju lantai 2 tempat kamar Mex berada.
“Ah tepat waktu, dia baru saja datang , si Mex bawa apa itu yah??? “ Mex pun juga sudah datang sambil membawa 2 botol Krating**** dengan wajah yang sedap dipandang dengan kulit kuning bersih.
Dan Mereka pun masuk Kamar (yaiya masak masuk kantong ajaib)Lindia pun mengambil tempat di samping Mex,
“Aku sudah kangen dengan kamu, akhirnya bisa juga kita ketemu setelah 8 bulan tidak ketemu, semoga kamu baik-baik saja” kata Mex
“Seperti yang kamu liat aku baik-baik saja” heem pertanyaan standart sih tapi koq aku seneng banget yah kalau Mex yang tanya ..Hmmmm ada apa ini baru kali ini ada keraguan dan merasa canggung ketika ada laki laki memelukku” batinku
Serasa ini lah pertama kaliku bercinta dengan seorang yang benar-benar kusayang. Dengan masih penuh keraguan kita pun berciuman saling melumat bibir, tangan Mex sudah bergerilya berada di dadaku, memulai remasan remasan ringan pada kedua buah dadaku, Aaachh….. aku pun menggelinjang saat tangan Mex mulai menyusup disela-sela resliting depan blus dan menyelinap dibalik braku. Diraihnya putingku dan dipermainkan dengan penuh gairah, AKu pun mendesah antara geli dan nikmat. Ciuman Mex sungguh romantis dan penuh gairah, dia seakan tahu betul bagaimana memuaskanku.
Hanya beberapa menit sejak ciuman pertama tadi , Aku sudah dalam keadaan topless, sempat Mex memandang sejenak kedua buah dada milikkuyang menggantung indah.
hanya itu yang dia bisikkan lirih kepadaku, sebelum mendaratkan lidahnya pada putingku, disusul kuluman dan sedotan ringan oleh bibirnya,”Emmmhh” nikmat sekali rasanya.
Tangan Mex beralih dari kedua buah dada turun ke selangkanganku, dengan mudah dia melepas celana milikku tanpa mengangkat mulutnya dari putingku. Sedetik kemudian akupun sudah dalam keadaan telanjang dihadapan laki laki muda pujaanku itu.
Mex sudah jongkok di depanku yang terbuka lebar, menunjukkan liang sempit kenikmatanku yang sedikit dihiasi bulu bulu halus. Kembali bibir dan lidah Mex mendarat ditubuh milikku, disusurinya kedua paha dan berhenti di sekitar selangkangan, dia tidak langsung menyentuh daerah vagina tapi justru mengitarinya dengan jilatan jilatan menggairahkan.
“Ssshhhhh”” kuremas rambutnya dan kutekankan ke selangkanganku berharap dia segera melakukan jilatan pada vagina, tapi dia tak terpengaruh.
“Mex, please” pintaku sambil mengerang penuh kenikmatan, dia hanya menatapku sambil tersenyum.
Akhirnya aku menjerit lepas saat lidahnya menyentuh klitorisku, disusul dengan ciuman bibirnya pada vaginaku, desahanku semakin keras saat jari jari tangannya ikutan bermain pada liang kenikmatanku. Mex semakin liar bermain main di vaginaku, permainan oralnya sungguh menghanyutkan, tak dapat dipungkiri aku sangat menikmatinya.
Mex berdiri di depanku, aku segera membuka celananya dan menarik turun berikut celana dalamnya, tampaklah penisnya yang sudah keras Tegang, tidak terlalu istimewa, sama seperti umumnya (13-16 cm Rata2 Orang Indonesia katanya). Kuraih kejantanannya dan kukocok kocok dengan tanganku, dia mulai mendesis. Kujilat kepala penisnya lalu kumasukkan ke mulutku, perlahan lahan hingga lebih separoh berada di dalam. Mex memegang kepalaku, sebelum aku mulai gerakanku, dia mendahului dengan mengocokkan penisnya di mulutku, aku semakin bergairah dibuatnya. Sekilas kulihat tangannya meremas remas di selangkangannya sendiri. Aku semakin over acting, kujilati sekujur batang penis Mex hingga ke pangkal lalu kembali mengocok dengan mulut, desahan Mex makin terdengar penuh gairah.
Sambil mengulum Mex, tanganku bermain di klitorisku membuat aku ikutan mendesah beriringan dengannya. Aku dan Mex sudah tak tahan lagi, dia kembali berlutut diantara kakiku. Kami berciuman saling melumat bibir sambil mengusapkan penisnya ke vaginaku yang sudah basah. Namun sebelum Mex mendorong masuk penisnya,
“Ahhhhhh Pake ini dulu” katanya sambil menyodorkan kondom yang sudah dia buka, kami saling berpandangan lalu tersenyum bersamaan. (PEKAN KONDOM nih dan Budayakan Pake Kondom katanya biar aman, meski aku yakin posisiku Aman 100% bersih)
Sedikit demonstratif, kupasangkan kondom ke penis Mex dengan mulutku, dibalas dengan pandangan kagum dari laki laki itu. Mex menyapukan sejenak kepala penisnya, perlahan didorong memasuki celah celah kenikmatanku sambil kembali melumat bibirku, lidah kami saling beradu seiring melesaknya penis itu semakin dalam.
Kami berpandangan ketika kejantanannya sudah masuk semua, sama sama tersenyum memberi isyarat, tatapannya begitu romantis menghanyutkan. Dia mulai gerakan menarik dan mendorong dengan perlahan dan semakin cepat, gerakan dan tatapannya membuaiku dan semakin cepat. Tanpa malu akupun mendesah lepas tanpa dibuat buat, sungguh nikmat bercinta dengannya, dia tahu kapan saatnya melakukan apa, sungguh seorang penakluk wanita. Tangannya dengan halus meraba raba dan meremas lembut kedua buah dadku, sesekali dikulumnya putingku, semua dilakukan tanpa menurunkan irama kocokannya. Kakiku diangkat ke pundaknya, penisnya semakin dalam menghunjam liang vaginaku, dan desahanku semakin lepas tanpa kendali.
Mex memutar tubuhku untuk posisi dogie, tubuhku bertumpu pada sandaran sofa, agak kecewa aku karena tidak bisa menatap wajahnya yang cool itu. Namun kekecewaanku tak berlangsung lama saat Mex kembali mengisi vaginaku dengan kejantanannya yang serasa semakin tegang, diraihnya kedua buah dadaku yang berayun sembari memulai kocokannya. Sesekali dia mencium dan menjilati punggung hingga tengkukku, aku menggeliat geli bercampur nikmat, dan jeritanku tak tertahankan saat dia mengulum telingaku. Kocokan Mex semakin menggila, remasannyapun makin kuat namun lebih nikmat.
Tiba tiba dia menarik tubuhku ke atas dan SKIP SKIP SKIP SKIP (HAHAHA SORRY YAH segini aja dulu)
“Gila kamu Mex, enak banget” bisikku setelah denyutan penis nya habis.
“Mau lanjut? Sampai pagi” tanya Mex sambil menciumku mesra..
“Maaf Mex aku harus pulang, Kasihan ANDRE (kecil) dia sudah menungguku, aku ada janji mengajaknya ke BNS (BNS belum ada kalee jaman itu)” jelasku padanya, yups aku sudah punya Jagoan neon yang keberi nama Andre Putra Pratama, dan Mex pun mengetahuinya dari curhatan – curhatanku dipertemuan sebelumnya.
“Oh OK, no problemo terimakasih waktu mu” ucap Mex sambil memberikan beberapa lembar (biru merah atau apa yah ndak tau nih uang 15 tahunan dulu)
“Oh shiit aku juga lupa nih Putriku juga titip es Oyen dan Donat kentang, harusnya aku janjiin dia Sore tadi” Mex pun bergegas merapikan diri takut di omelin peri tercintanya juga.. Usia Anak kita seumuran
Dan WHuuuuuiiiiisssss Kembali ke Era 1 tahun lalu alias di Parkiran sekolah diantara percakapan Andre dan Mitha
==============
POV : Mitha
==============
“Di sini saja Mith, Mith loe tau kan gua tuh siapa .. gua ini Cuma seorang Anak haram, bahkan nyokap gua saja tak bisa menjawab siapa bokap gua”
“Nyokap gua pun hanya seorang pemilik salon dan panti pijat kecil”
“Bahkan loe tahu sendiri kan, info yang beredar .. itu PP PLUS PLUS dan sebagainya”
“Gua malu Mith maluu atas latar belakang Gua”
“OK loe mungkin bisa terima apapun yang orang katakan tentang gua tetapi gimana dengan Papi mu dan semua orang temanmu”
“OK loe sanggup ndak dengerin mereka.. tetapi inget Mith .. kita berhubungan pun pasti ada pertengkaran dan gua gak mau kelak loe emosi dan menyebut tentang latar belakang gua pasti akan Sakit apalagi sampai loe sebut Nyokap Gua, Nyokap gua orang yang paling gua sayang” Jelas Andre dengan hampir menangis (hampir saja yah)
“Gak akan Ndree aku lakuin itu” jawab ku.. aku sudah tahu dari dulu sebenarnya inilah yang akan di permasalahin Andre
Andre pun berdiri dan pergi keluar kelas berjalan diantara lorong menuju kebelakang sekolah (ke kamar mandi mungkin buat nenangin diri sambil cuci muka gitu rencananye). Dan Mitha pun mengejarnya ke belakang..
“Ndre stop, please Ndree berhenti dulu, kita omongin hal ini sampai tuntas ndre” air mataku pun tak kuasa kubendung lagi..
“Kamu sayang ndak Ndre sama aku?” tanyaku lirih kepadanya di depanku…
“Ya Mith gua sayang sama loe” Oh Tuhan .. “Aku pun juga sayang sekali Ndre kepadamu”
“Itu aja cukup Ndre buat ku”..
Haizzz suara apa nih ???
“Ahhhh ahhhh Ahhhhhh Puas sekali aku Ton, nikmat banget … terimakasih yah … Ceklek Pintu kamar mandi pun terbuka keluar lah si Anton sambil benerin resletingnya … meninggalkan si Lusi yang masih bersandar di dinding dalam kamar mandi sambil mengangkat salah satu kakinya”
“Eh ada loe Ndre … eh Ada Mitha juga … ngapain loe pade tangis tangis an di depan kamar mandi ?? ” Tanya Anton temen seangkatan ku juga tanpa paham situasiku dan ingat situasi nya sendiri (sambil aku yang sekilas melihat “sesuatu” yang barusan masuk melewatin resleting)
“Eh anjiiing tutuppppp” teriak Lusi karena pintu terbuka kamar mandi itu tepat di depan Andre berdiri (ada Anton juga diantara mereka) sedangkan posisiku sedikit bergeser di belakang Andre jadi tetep sedikit terlihat si Lusi yang rok nya masih terangkat..
“Udah kalian itu cocok satu sama lain, sini masuk aja berdua ke kamar mandi nih.. AMAN koq di sinii Gua yang bakal jaga” ucap Anton enteng hedewww bener2 nih g tau situasi nih orang…
“Apalagi ini kan udah udah saling cinta janganlah kalian tangis-tangisan gini ingat kita sudah kelas 3 mau Ujian nih, segala usaha melepaskan penat sangat diperlukan, bukannya tangis-tangisan gitu” ujar anton yang bikin ku tak bisa berkomentar sambil melihatnya selesai memakai sabuknya
“Iya bener tuh kata Anton” ujar Lusi sambil membuka pintu keluar kamar mandi masih dengan nafas ngos2 an habis Eheem ehhemm
“Hmmmmmm” tanpa dikomando aku dan Andre kompak ber Hmmmmmmm bersamaan kita berbalik arah meninggalkan Anton dan Lusi.
“Yaudah Ndre yang jelas rasa sayang loe itu saja udah cukup buat ku untuk selalu bertahan dan setia kepadamu Tolong pikirkan dulu yah, aku tidak mengharapkan lebih dari mu, hanya kebersamaan bersamamu melewati hari lah yang aku inginkan” ucap ku lirih sambil mencium keningnya dan aku putuskan tuk pergi meninggalkannya biar dia tenang..
Aku lirik Andre masih terdiam di tempatnya dan tak kuharap untuk memanggilku tuk kembali.
Kukuuruuuyukkk Kukuruuuuyukzzz Pagi baru Hari baru
Masih di rumahnya Andre dan..
==============
POV : Andre
==============
“Ndree bangun ndree” sambil ku usap mataku kudengar Anton membangunkanku
“Jam berapa nih Ton?”
“Jam 5 kurang seperempat, kan loe harus jemput si Mitha Juga” Anton berkata kepadaku sambil ku lihat dia sudah mandi dan sudah siap-siap dengan baju seragamnya ..
“Echh, loe koq udah langsung mau pake aja baju seragam gue terus loe koq tau kalau gua bakal jemput si Mitha?”
“gue liat loe punya 3 seragam jadi ndak papa dong gua pinjem 1 and gua kemaren sms an juga sama si Mitha terus dia cerita gitu ckckck” si Anton meringis ndak jelas lagi
“Yaudah gua siap-siap dulu”
“Mbak Pur, Mbak Pur tolong siapin sarapan yah?”
“Iya Mas Andre sudah siap juga koq sarapannya” jawab mbak Pur di seberang dapur.
OK bagian ini diskip aja dulu sampai mau berangkat jemput si Mitha plus ke sekolah
“Bunda, Andre pinjem mobilnya dulu yah? Sepeda Andre kan masih di Batu dan mau pake jemput Mitha juga nih” ijin ku kepada Bunda yang sudah duduk – duduk santai di teras
“Iya Ndre bawa ajah, oh iya Ndre nanti bunda juga mau keluar jalan – jalan nih, sama temen bunda yang kemaren Bunda ceritain itu tu”
“hah.. yang Bunda bilang cakep itu ?? hmmm yaudah deh tapi Bunda hati – hati loh ya.. kalau dia berani macem-macem sama Bunda.. calling Bang John saja hohooho”
“Koq Bang John?? Ndak lah Ndre dia baik banget koq palingan Bunda yang bakal terkam si dia hihihiihi”
“Ah Bunda nih mulai genitnya yaudah Andre pamit dulu”
Ku keluarin mobil Bunda, city car Chevrolet new Aveo, g tahu kenapa koq Bunda sejak punya mobil dulu demen banget sama merk mobil ini, dan ku liat keluar kaca jendela ..
“Woee preet kupreeet ayooo berangkaat, ngapain loe pake cium cium tangan Bunda” teriakku kepada Anton yang senyum senyum pegang tangan Bunda sambil mencium tangan Bunda, lebih lama dan lebih smooth dari yang biasa aku lakuin
“Iye – Iye Ndre sabar, kan kita memang harus pamitan dan minta doa dulu ke orang tua” sambil si Anton nyengir
“Lets Go Ndre” Anton pun berjalan ke arahku dan masuk ke mobil, kita pun berangkat ke rumah Mitha yang butuh waktu kisaran 40 menit untuk sampai kerumahnya ..
“Halo Mith, gua udah meluncur ke rumah loe sekarang nih,paling 15 menitan sampek” gua telepon Mitha agar sudah siap ketika gua datang
“wah sigap amat, pangeran cintaku nih baru jam 6 sudah mau sampai rumah, Oke aku siap-siap nanti kalau aku belum selesai tunggu aja di taman depan yah, ada Ayah yang sudah ngrawat taneman sejak tadi pagi”
“what .. Ada bokap loe?? Waduh gak papa kan?”
“Gak papa apaan, biasa aja kale Ndre kan kamu udah jadi pacar aku sekarang”
“waduh, yaudah deh.. cepetan yah Mith”
“Oke honey see you” cekleek tut tut tut ..
“waduh gawat nih Ton, ada Bokap Mitha nih, masak gua harus turun temuin Bokapnya dulu?” tanyaku kepada Anton berharap dia mau nemenin turun ntar
“Emang loe selama ini belum pernah ketemu bokapnya si Mitha Ndree?”
“Belom pernah Ton, selama ini gue ke rumahnya cuma 3 x an paling dan itu pun gua selalu menghindar kalau Bokap nya mau pulang kerja”
“Wah parah juga loe Ndre nih gua kasih nasehat yah”
“What?? Nasehat ogah ah nasehat dari loe selalu APEK”
“Gini ndre tips temuin calon mertua tuh”
“Pertama Loe Jangan gugup Ndre, saat pertemuan loe yang pertama sama ortu dia, tuh Ortu dia sebenarnya juga gugup sebenarnya, tentu pertanyaannya nama siapa, alamat mana dsb itu Ndree, Intinya loe jangan gugup melebihi gugupnya ortu dia”
“Kedua loe jaga sikap, tetep apa adanya aja ndak usah berlebihan terutama tidak norak, alias sopan lah ndre”
“Ketiga kalau loe mampu buat Ortunya terkesan, mungkin Ortunya ndak wajib suka sama loe ndre tapi nggak ada salahnya loe tunjukin wawasan sama kemampuan – kemampuan loe tetapi tetep nyambung dalam obrolan biar ndak terkesan Gak Jelas gitu”
“Keempat dan terpenting Ndre, elu harus bisa nebak kira-kira mood siOrtu gimana dan loe harus tahu taraf hubungan loe sama anaknya, loe gak boleh bahas kawin lah atau apalah yang gak cocok waktunya”
“Gitu ndre” ku dengar penjelasan si Anton sambil mangut-mangut
“Wah ente cukup berpengalaman juga ya Ton, itu hasil pengalaman ente ya?”
“Kagak ndre, hasil googling aja kemaren kemaren hehe, tapi sukses koq Ndre..”
“hedew, Ok jangan gugup jangan gugup” batin gua selama perjalanan dan masuk lah gua ke kompleks perumahan si Mitha
“Mith, halo.. gua sudah masuk kompleks perumahan loe nih.. bisa ndak gua tunggu sini aja kalau loe udah siap baru gua samperin loe?”
“Gak mau ah.. Jemput ke sini sekarang Aku udah siap koq ndre, ndak usah takut sama Ayahku, aku dah bilang juga koq, hari ini bakal di jemput pacar Mitha”
“WHAAT, loe udah bilang di jemput pacar gitu, mateng deh gua”
“santai aja kali Ndre, Ayah lagi sedang happy koq, nggak tahu sejak tadi senyum – senyum sendiri sambil siramin taneman, katanya mau ada reuni gitu”
“waduh, yaudah gua mau sampek di depan rumah loe ini”
Dan sampai lah ke rumah Mitha, gua pun turun mobil dan menuju gerbang rumah si Mitha “jangan gugup-jangan gugup” batinku sambil ku liat dari luar gerbang rumahnya ada 2 orang yang sedang bersih – bersih di taman depan rumah Mitha yang cukup luas, kalau ku tebak yang agak tua, sambil bawa peci adalah mungkin tukang kebun Mitha, sedang yang satunya, Emm se usia 40-50 tahunan badan tegap, wajah setengah mirip – mirip Aktor Jeremi Thomas sambil bawa Celurit, Ahh pastilah dia Bokapnya si Mitha, wah keliatannya sih orangnya baik tapi juga serem juga nih,
“Ton cepet turun, ayok ikut gua masuk”
“Ogah ah Ndre, selamat berjuang kawan”
“heh, turun cepet sini atau loe bakal gua tendang di sini loe naik angkot aja ke sekolah”
“cepet turuuuun!!”
“iya – iya gua turun” akhirnya si Anton ikut juga menemaniku di babak baru kehidupan gua
“Permisi” teriakku dengan agak sopan
“Iya masuk langsung aja mas, ndak di kunci koq” kata bokapnya si Mitha sambil mendekat sambil menganyun – ayunkan celuritnya
“Waduh Ton gimana nih waduh ton, mampus kita”
“Haalah ndre, santai aja kale yuk masuk, buka tuh pintu”
“cengkreng – gredeeek gredeek” ku buka pintu pagar nya terus ku geser gerbang rumah ini
“Ya mas, mau jemput Mitha yah” tanya Bokap Mitha ke arah kita berdua
“Iya, Pak kamm”” belum sempet ku jawab si Bokap Mitha sudah mengangkat celuritnya..
“Jadi siapa di antara kalian yang jadi pacar Anak bapak?? Tanya dia dengan agak tegas ..
“waduhh.. gawaat nih.. “ aku pun sedikit merinding
“Ini Pak.. Ini Pak.. saya cumak antar saja.. Ini Pak si Andre ini yang jadi Pacarnya Mitthaa, beneran Pak” Haiiizzz Antoooonnn, si Anton menunjuk ke arahku seolah-olah gua adalah si pencuri atau apaan gitu, aseem si Antoon neh
“Oh jadi kamu yang pacarnya Mitha” sambil kemudian Bokapnya Mitha memeluk pundakku, mengajakku ke arah teras rumah
“Yuk mu masuk ke rumah atau di teras sini aja? wah bapak ini sudah menunggu – nunggu kapan Mitha bakal punya cowok?”
“Jadi nama kamu Andre yah, sejak kapan mulai pacaran sama Mitha?”
“eeh nganu Pak, iya saya pacarnya Mitha dan nama saya Andre Putra Pratama, dan kita baru jadian kemaren Pak”
“Oh, bagus – bagus, sudah sarapan atau ngopi dulu kalian?”
“Ndak Pak saya eh anu kami sudah sarapan dan sudah minum susu tadi di rumah” jawabku masih setengah gugup (bukan setengah dink)
“Yaudah, Ndre bapak seneng banget denger Mitha punya cowok, habis nya bapak liat temennya cewek – cewek mulu, takutnya si Mitha ndak suka ama cowok, bapak jadi takut saja”
“Whaat” batinku nih bokapnya si Mitha ngomong apaan sih, tapi baik juga ternyata orangnya hihihi, terima kasih Tuhan
“emm , iya Pak” jawabku .. sambil duduk di teras, dan anton pun juga duduk di samping gua
“Yaudah bapak tinggal dulu, mau nerusin bersih – bersih taman nih, Mitha sebentar lagi juga paling juga sudah keluar” sambil dia berlalu kembali kearah taman ..
Nah loh balik lagi ngapain yah si Bapak
“Nganu, tadi belum sempet kenalan nama bapak, Mexmilian Pradopo, tolong yah di jaga si Mitha, dia butuh kasih sayang yang tulus, maklum Ibunya sudah tiada sejak masih kecil, dan bakal Bapak kejar kemanapun kamu pergi jika kamu sakitin dia”
“Siap Pak” buset dah nih bapak ada – ada aja ….kemudian dia berbalik sambil senyum senyum sendiri kayak udah sukses ngerjain aku… Parah- Parah nggak jelas nih
“hay sayang, udah lama nunggu, udah ketemu Ayahku juga kan?” si Mitha pun keluar dari rumahnya,
“loh koq ada Anton juga?” tanya mitha agak heran ada Anton dan gua lebih heran lagi..
“loh mith, bukannya kalian udah sms an dari tadi malam, soalnya Anton bilang..” belum selesai gua ungkap keheranan gua
“hehehe sorry Ndree, nganu kemaren iseng – iseng gua baca sms hape loe, ckckck”
“wah kurang aja loe ton” sambil gua keplak kepalanya..
“yaudah, kita berangkat dulu say”
“please donk Mith jangan panggil – panggil sayang atau gimana gitu .. baru juga jadian malu nih kalau kedengaran temen – temen atau Ayah loe” protes ku kepada Mitha yang manggil – manggil aku sayang, sedikit agak risih ndak biasa aja sih
“ndak papalah say, yukk”
“Yah, Mitha berangkat dulu, gimana yah, cakep kan cowoknya Mitha”
“iya lumayan koq, ya score masih di bawah ayah lah 3 – 4 level”
“hidiiww ayah nih, yaudah Yah berangkat dulu”
Ku liat dan ku dengar percakapan bapak dan anak yang hedeww ndak bisa ku komentari hanya ku tertunduk malu mendekat
“Pak, saya berangkat dulu, nanti pulang sekolah juga akan saya antar Mitha pulang”
“iya hati – hati yah, salam ke bapak ibu guru” hedew makin ndak jelas aja nih orang
Dan kita pun berangkat ke sekolah, butuh sekitar 10 menit untuk sampai ke rumah si Sekolah, hingga kita pun masih aman dari keterlambatan yaitu jam 7 pagi, sampai di gerbang si Anton pamit turun duluan dan kita pun Berpisah, sedang Mitha ikut mengantarku masuk memarkir mobil
“Say, hatiku seneng banget deh hari ini”
“seneng kenapa Mith?”
“Ihh.. koq ndak peka banget sih, ya seneng lah, kamu udah jemput aku, udah kenalan sama Ayah aku dan makin seneng sekali melewati masa sekolah SMA kita ini yang sisa beberapa bulan lagi”
“Biasa aja kali Mith, oh iya jangan panggil-panggil sayang dulu yah, lets it flow aja dulu Oke, malu nih sama temen - temen”
“ndak usah malu lah donk say, eh aku turun sini aja deh, ndak ikut nganter kebalakang ndak papa yah? Mau ada perlu sebentar nih”
“Yaudah, gitu lebih baik daripada kita keliatan berjalan berdua – duaan sampai kelas nanti”
“Andre koq gitu sih, yaudah.. ku tunggu di kelas yah Say”
“Ok” jawabku pendek
Gua pun akhirnya parkir mobil sendirian, dan selesai ku parkir mobil nih, gua pun berjalan kembali menuju ruang kelas gua yang ada di bagian lain sekolah ini.. dan di tengah perjalanan ke kelas ku temui Anton terlihat setengah ribut dengan seorang cewek yakni si Lia anak kelas 1 SMA gua,
“Abang koq jahat amat sih, kemaren Lia liat mobil Abang di pakai si Lusi, waktu Lia samperin, kan Lia kira itu si Abang tuh, eh ternyata itu Lusi, malah sempet bilang dia itu sekarang ceweknya si Abang, gimana sih Abang Ah..” kata si Lia setengah manja kepada si Anton
“Aduh, dik Lia, gini aja deh, Abang mau ada ujian harian ini, nanti aja yah sepulang sekolah kita bicarain lagi, kita janjian di tempat biasa” jawab Anton ku kira dia berkata sambil berusaha menghindar
“Aduh Abang gimana sih”
“Gini ya dik Lia, Sueeewweer gua suka semua – semuuua yang ada di kamu, Senyum manis kamu, kerenyit dahi kamu,.. Mata kamu, Semua atas perhatian kamu, Abang suka banget”
“Lah terus apa lagi bang?” tanya Lia kepada Anton
“Hanya satu hal yang gua ndak suka dari kamu, yaitu pacar Kamu” si Anton pun berlalu meninggalkan si Lia dan aku pun berlari mengejarnya
“Gila loe Ton, cewek loe ada berapa sih, tuh si Lia loe tahu kan dia punya cowok, malah kakak kelas kita dulu yang sekarang masuk AKPOL itu bukan, terus tetep kamu deketin gitu?”
“EH ndre, haduh ndre biasa aja kali ndre, tuh cowok nya Lia kemaren ngomel- ngomel ke gua jadi yaudah gua tinggal aja si Lia meski gua yakin bisa aja kecengin si dia”
“gila loe Ton, jadi bener loe udah tahu si Lia udah punya cowok tetep loe deketin ...Akpol lagi”
“Wah prinsip loe harus di benerin nih Ndre, gini Ndre, justru mudah itu cari cewek yang udah punya gebetan atau pacar gitu Ndre”
“Koq bisa gitu Ton? “
“Jaman sekarang, ini memang benar susah cari pacar kece, saingannya banyak”
“Makanya cari cewek yang udah punya pacar Ndre, saingannya kan cuma 1 itu aja Ndre, tapi tuh cowoknya si Lia serem banget seperti loe bilang Akpol jeh.. udah ngancem aja bakal nge Dor gue jadi gua mundur teratur, mengalah untuk menang haha, Penting gua udah dapat!”
“Hah dapat apaan loe Ton?”
“ada deh Ndre..”
“Wah loe Ah” kita pun berpisah di persimpangan dia masuk ke Kelasnya … aku pun lanjut ke Kelasku dan sudah ada kejutan yang menantiku..
Si Mitha sekarang udah pindah jadi sebangku sama gua, jadi dia tadi cepet – cepet turun mau tuker bangku..
Hedew …
“Say, kita sebangku aja yah biar bisa selalu deket, cuma ntar jam pelajaran agama aja kita pisah lagi, udah aku atur semua nya hehehehe”
“haduh, Mith, kenapa sih loe lakuin itu biasa aja kali”
“Karena Kusuka Dirimu” jawab Mitha pelan sambil senyum senyum
==============
POV : Andre
==============
Puft akhirnya gua memantapkan hati menerima kenyataan bahwa gua memang sayang sama Mitha dan kuputuskan untuk membuka hati gua untuk sebuah hubungan.
Mengingat juga sedikit tentang kemaren yaitu terjadi tragedi pagi buta di mana gua pertama kalinya ketemu dengan bokapnya si Mitha, cukup melegakan juga ternyata orangnya cukup baik dan terbuka berlanjut hubungan gua dengan Mitha bener – bener melebihi apa yang gua bayangin, Si Mitha tiap hari setelah “The Day” (hari di mana gua jadi jadian) selalu ngasih arahan apa – apa yang mesti kita lakuin setelah pulang sekolah. Yups setelah pulang sekolah karena gua tolak jika harus menjemput dia untuk ke sekolah karena waktu dan jarak yang tidak memungkinkan untuk gua santai, tetapi untuk pulang sekolah dst sih bebas – bebas aje.
“Say ini sepulang jam pelajaran aku pamit ke kantin bentar yah mau janjian sama temen - temen mau bahas tempat les Bahasa Inggris ama bahas PMDK, ntar kamu aku daftarin juga yah”
“Iya, OK .. apa sekalian kutinggal aja gimana? Capek nih mau langsung pulang” jawabku datar
======
Hihihi, semenjak pacaran sama Mitha, Andre udah mulai pake Kamu Aku sama si Mitha
======
“Hah, jangan lah tungguin.. kan hari ini aku juga mau ikut pulang ke rumah kamu Say… kemaren kan udah aku bilang”
“Hah ikut pulang maksudmu? Kapan juga bilangnya??”
“Loh iya hari ini kan Sabtu, aku udah ijin juga sama Ayah mau nginep di rumah temen gitu”
“Minggu kemaren kamu udah kukenalin sama Ayah, giliran kamu donk kenalin aku sama Bunda”
“Ahhh.. Ndak Mith Ndak…. Iya kalau Bunda ngijinin kalau Ndak… gimana?”
“Gimana juga kalau digerebek Pak RT, Ogah Ah”
“Tenang aja kemaren aku udah call Bunda koq dan dia ngijinin, malah mau di ajak sekalian jalan – jalan ke Surabaya juga”
“Sayang…. digerebek Pak RT pun aku sudah siap koq, biar secepatnya kita jadi gitu”
“Hah jadi apaan…, koq kamu tahu nomer telephon Bunda? Pake Bunda ngajak – ngajak ke Surabaya segala?” tanyaku agak penasaran juga, karena meskipun gua sering banget dan terbuka sama Bunda mengenai perasaan ku kepada Mitha, tetapi sampai sekarang gua belum cerita kalau gua udah jadian sama Mitha.
“Loh, kan Bunda duluan yang dulu telepon Mitha,sejak kemaren sebelum kita jadian Bunda udah sering smsan sama calling – caliingan sama Mitha koq, kan Bunda juga yang ngasih tanda kapan Mitha harus nembak Andre kemaren itu”
“WHAAATT ?????” jawabku setengah ndak percaya..
“Koq bisa gitu”
TEEEET TEEEET TEEEEET … tanda bel pulang sekolah
“Yaudah Say aku ke kantin dulu yah, itu dibahas nanti aja.. sayang tunggu aja di depan sekolah sambil bungkusin es Oyen buat Mitha yah, jangan ikut – ikut ke kantin!!!” pesan Mitha kepadaku, makin bingung gua dibuat situasi yang ada … dan dia pun bersiap – siap kemudian keluar kelas meninggalkanku.
Untuk pelajaran gua hampir selalu masuk 10 besar di kelas, tetapi untuk paham situasi, kondisi apalagi ngungkapin perasaan .. gua selalu terbelakang alias telat mikir, sekitar 5 menit gua merenung dan mutusin buat interograsi Bunda ntar sore dan akhirnya gua pun keluar kelas kearah parkiran buat ngambil sepeda motor gua.
Di parkiran gua liat si Anton yang udah naik ke mobilnya, kulihat di sebelahnya ada Nurma anak kelas 2 adik kelas yang manis berj*lb*b, tetapi ada yang aneh kali ini, tentunya melihat Anton ganti –ganti cewek bukan hal yang aneh, yang aneh adalah si Anton terlihat serius menggenggam tangan Nurma dan seolah – olah si Anton memberikan penjelasan serius ke arah Nurma sedang Nurma hanya diam dan sedikit sekali senyum – senyum mendengarkan perkataan Anton, gua pun berlalu tak mengerti dan tidak tahu juga apa yang mereka katakan.
Setelah mengambil motor satria kesayangan gua, dan melewati mobil Anton lagi, kali ini gua putuskan buat menyapa Si Anton, hehe sapa tahu sobat gua itu butuh bantuan gitu.
“Tin-Tin” gua klakson sepeda gua di depan mobil Anton
“Ton, sorry besok gua kayak nya ndak bisa main badminton bareng nih” teriakku kearah Anton di dalam mobil, ya memang gua hari minggu besok ada janjian sama Anton main badminton tetapi mengingat penjelasan Mitha di kelas tadi yang bilang mau ke Surabaya sama Bunda, gua pikir pasti gua suruh jadi supirnya.
“Eh Ndre” si Anton pun membuka pintu mobil nya dan keluar turun mobil sambil mengusap matanya and “WHAAT” si Anton pake acara nangis juga, ada apa ini gerangan..
“Oke Ndre ndak papa, kalau malam ini loe ada acara ndak Ndre?” tanya nya kepadaku
“Ada ndre gua mau jalan – jalan lah sama si Mitha” mungkin si Anton juga tanya gitu buat basa basi aja, karena suasana keliatan ndak enak…
“Kenapa loe Ton? Apa ada yang bisa gua bantu?”
“Ndak papa koq Ndre”
“Yaudah Ton, gua cabut dulu.. sms-sms calling-calling aja yah” gua pun cabut meninggalkan Anton
Gua akhirnya keluar sekolah dan menunggu Mitha di penjual Es Oyen
===========
“Lus, nanti pulang sekolah kita ketemuan donk ada yang perlu ku omongin PENTING” Mitha mengirim sms ke Lusi (sekilas tentang Lusi cek di update 2 yah)
“Oke Mith nanti di kantin aja yah” => Lusi
“Jangan di kantin, di ruang UKS aja yah” => Mitha
“Ok” => Lusi
Dan siang sepulang sekolah itu mereka pun bertemu
“Lus, gimana kabarmu dah lama nih kita ndak kumpul – kumpul”
Mitha dan Lusi ini dulu pernah menjadi teman sekelas di kelas 1 dan 2, jadi sama dengan Anton, selain karena beda jurusan di kelas 3 nya perbedaan teman gaul juga membuat mereka berpisah, Lusi di kalangan cewek gaul dan populis, sedangkan Mitha di jalur kalangan anak – anak baik begitu saja.
“To the point aja ya Lus, kamu udah ndak virgin kan yah”
“Enggak” jawab Lusi singkat jelas dan enteng
“Gimana ceritanya, apa si Anton yang perawanin?” tanya Mitha lagi
“Waduh Mith ya aku sebenarnya udah ndak virgin sejak kelas 1 dulu.. ya ndak perlu deh kayaknya kuceritain, emangnya kenapa sih Mith?”
“Emmm…terus gimana cara dan rasanya Lus?”
“Hah? Cara apaan .. rasa apaan juga nih?”
“Ya rasa itu pas lepas kevirginan kamu?” Sambil Mitha agak tertunduk malu
“Awalnya sakit,terus enak enak geli gitu hihihhi”
“Eh bentar kenapa kamu tanyain hal gituan ke aku Mith… hayoo jangan jangan … Kamu mau ngasih virginitas kamu ke Andre yah??” si Lusi setengah teriak
“Huuuuusssssttt!!!!!!!!!, jangan keras – keras napa?kamu kan tahu Lus, aku sayang sekali sama Andre sejak kelas 1 dulu” sambil jawab Mitha bener – bener malu kali ini.
“Waduh Mith, gini aja deh kayaknya ndak tepat juga kalau aku cerita atau berbagi pengalaman tentang masalah ini, mana hape kamu?”
“Hape? Buat?” sambil Mitha nyerahin Hape nya ke Lusi
“Aku kirimin ini aja deh, tapi kamu harus janji hapus setelah kamu liat” lusi mengotak atik hape nya dan hape Mitha dan kemudian mengirimkan beberapa file ke hape Mitha
“Sudah selesai, nih hape kamu, kamu liat and pelajarin sendiri dari situ aja yah, yaudah aku mesti cabut dulu nih, mau nyariin si Anton gak tau tadi koq dia tiba – tiba lari aja ninggalin aku”
“Ok terimakasih ya Lus, see you..”
“Ok aku cabut dulu yah”
Dan mereka pun ber cipika cipiki kemudian berpisah,
Dan kemudian Mitha membuka kiriman file dari Lusi yang ternyata sebuah video, video apa nih …
Dan ternyata itu video adegan XXX antara Lusi dan Anton
Dan si Mitha pun melihat video itu dengan pipi yang memerah dengan badannya yang kemudian panas dingin.
===========
“Say lama yah nunggunya maaf yah, tadi anak – anak agak bingung juga mau les kemana soalnya kebanyakan udah penuh, sama bahas PMDK itu rencananya kamu, aku daftarin di Teknik Sipil UB aja yah, kan emang minat kamu ke sana.. Iya kan?” tiba - tiba si Mitha datang ke arahku sambil nyerocos ndak karuan, tetapi agak heran juga kenapa dia berkata agak ngosh ngoshan.
“Say udah bungkus es Oyen buat Mitha? Sama buat Bunda juga?”
“Udah Mith, Cuma 3 bungkus aja buat kamu seorang mungkin buat Mbak Pur pembantu di rumah juga mungkin, soalnya Bunda pasti lagi di Batu sekarang”
“Oh gitu yah, oke deh yukkz” kemudian Mitha agak mengangkat roknya dan naik ke sepedahku, kita pun pulang menuju rumahku.
===========
“Mbak Pur, Mbak Pur!!” kita sudah sampai di rumah dan kuserahkan bungkusan es Oyen kepada mbak Pur untuk di siapkan
“Halo Dek, gimana kabarnya?” tanya Mitha seolah – olah udah kenal lama dengan Mbak Pur
Kenapa Mitha manggil Dek sedangkan aku manggil Mbak, mungkin bisa di cek di Bagian 2 : Extended saja, sejatinya Mbak Pur ini masih muda 2 tahun lah di bawahku tetapi karena aku menghormatinya tetap ku panggil mbak, sedang Mitha memanggilnya Dek ya mungkin ya karena menganggap mbak Pur adiknya aja hehe
“Loh, ada Mbak Mitha.. masuk mbak” jawab mbak Pur
“Loh mbak Pur? Koq tahu namanya Mitha?” Ku lihat kedua orang gadis ini saling pandang dan tertawa
“Iya lah say, kita udah pernah ketemuan koq beberapa waktu lalu di Matoz sama Bunda juga..”
“WHAAT.., kamu udah pernah ketemuan sama Bunda dan Mitha, gimana sih ini” tanyaku agak terheran-heran makin heran sama keadaan yang tidak kuketahui
“Halah say, santai aja, yuk Dek kita ke dapur” si Mitha pun menggandeng mbak Pur ke dapur sambil senyum – senyum, dan aku tetap terheran – heran,
Gua pun masuk ke kamarku dan kemudian mutusin buat mandi dulu biar ndak gerah, karena meskipun ini Malang yang katanya kota dingin.. mungkin iya 20 tahun lalu sekarang Kota Malang udah panas dan jalanannya pun macet.
Kemudian “Ceklak” aku pun keluar dari mandi segar rasanya, dan Eiiiitss…
“Mith, koq udah main tidur aja di kamar nih, keluar dulu gih ntar kalau memang jadi nginep sini biar di siapin ruang tamunya sama Mbak Pur” ku liat Mitha sudah rebahan sedang posisiku hanya memakai celana boxer tanpa CD dan tanpa kaos atasan hanya handuk yang melingkar di leher…
“Emm, emangnya ndak boleh yah kalau aku tidur sini?” sambil dia berdiri dan mendekatiku dan kemudian mencubit lenganku
“Wah setan seproters datang lagi nih” batinku dan terasa benar dag dig dug seolah menduga apa yang akan terjadi ….
”Mith” kuberanikan diri untuk menggenggam tangannya. Dan ia diam saja. Bahkan kemudian membalas remasan tanganku.
"Serem Ah!" kataku lirih.
"Serem apa?" tanyanya
"Serem kalau keterusan hihihi"
”udah keluar sana” perintah ku kepada Mitha sambil agak mendorongnya
"Ihh, dasar!" Mitha memekik sambil tangannya mencubit pahaku.
”Auw,” aku berteriak, meskipun cubitannya tidak sakit. "Cubit yang lainnya dong..." aku menggodanya.
"Yee!" tapi tangannya tetap terulur ke arah selangkanganku dan mulai bermain – main dibalik Si Otong yang sudah tegang terbatas oleh kain boxerku.
Masih dalam posisi berdiri, aku segera mengatur posisiku agak menjauh sedikit masih takut – takut malu di hatiku.
Dalam sekejap tiba – tiba tangan kanan Mitha mulai beraksi dengan meremas dan memijit-mijit si Otong dari luar.
“Keliatannya gede ya Say?” katanya lirih
"Dibuka dong..." kataku tetapi dia tetap saya mengelus – elus si Otong
Segera kupeluk tubuhnya dan ku dorong ke kasur, kami pun lalu tenggelam dalam ciuman yang hangat dan penuh gelora. Saat itu gua benar – benar merasakan kehangatan dan kelembutan bibirnya. Sudah sejak di ”Bagian 1” kita tidak melakukan percumbuan seperti ini,karena seringnya kita hanya jalan – jalan ke Mall sepulang sekolah dan kemudian gua anter dia pulang
Tanpa perlu disuruh, mulai kujamah bagian-bagian tubuhnya yang sensitif. Terutama dada dan pantatnya yang membulat, yang sejak tadi selalu membuatku bergairah.
Mitha pun langsung membalas, ia remas cepat si Otong yang sudah mengeras di boxer yang kukenakan.
”Ehm, Ndre...” ia merintih dalam dekapanku.
Gua makin bernafsu, sambil tetap melumat bibirnya, kutekan telapak tanganku ke celah pahanya yang masih tertutup rok sekolah, meremas daging lembut yang ada di sana.
”Ndree.. ” hanya itu yang dia ucap
Di dalam birahi ciuman pun berkembang menjadi acara saling remas, saling tekan, saling rangsang, dan puncaknya kami berdua saling bantu untuk melepas pakaian satu sama lain dan membiarkannya terserak di kasur.
”Apa kamu mau lanjutin, say?” tiba – tiba dia duduk sambil memegangi si Otong.
Gua pun langsung aja mengecupnya bibirnya dengan agak kasar karena nafsu, dan tiba – tiba giliran dia mendorongku kemudian penuh nafsu segera melumat dan menghisap kepala si Otong yang terlihat bulat membonggol dan tampak licin mengkilat.
”Pasti aku akan puas nanti!” tiba – tiba si Mitha berujar sambil terus melakukan permainan oralnya.
Gua berusaha mengimbangi dengan merangsang bibir kemaluannya dengan jariku. Saat ini posisiku setengah rebahan dan menyandarkan kepalaku pada sandaran kasur. Sedangkan Mitha sudah agak setengah telungkup di samping pinggangku. Dia menggeliat ketika jari tengahku mulai menerobos masuk ke celah kemaluannya, sementara jempolku bermain-main pada klitorisnya.
"Ouw..." jeritnya tertahan, sedikit menjengit tapi terlihat suka.
"Kenapa, Mith?" tanyaku sambil menusukkan jari tengahku lebih dalam dan memutar jempolku lebih keras pada tonjolan kecil di atas bibir kemaluannya.
”Ahh, Mith... aku.. ehss... ughh...” tiba – tiba Mitha melumat habis batangku sambil di gigit – gigit kecil hingga hampir ke pangkal, dan mengisapnya sedemikian rupa sampai gua merinding ngilu – ngilu sedap.
”Ayo, Ndre, sekarang!” Dia mulai bangkit dari posisi tengkurapnya, lalu mulai mengangkangi pinggulku, dan kemudian menelusupkan batang penisku yang sudah menegang keras ke sela-sela pahanya.
”Bentar Mith, apa kamu sudah yakin melakukan ini?” tanyaku dengan memandangnya yang setengah menunduk....
“Iya Say.. keperawananku hanya untukmu seorang, kita lakuin sekarang yah”
Dengan posisi antara duduk dan bersandar, gua coba membantunya dengan sedikit mengangkat pantatku ke atas. Maka sedikit demi sedikit kepala kemaluanku ditelan mulut kecil yang ada di selangkangannya. Terasa sekali liang itu begitu ketat, lembut menjepit sepanjang batangku. Rasanya hangat, lembut dan agak-agak terasa kesat.
“…Adu-duhh, sakit juga ternya, sakittt Aeww Ndree”
“Ouhh..!! Mith, apa kamu mau aku yang di atas saja”
“J-jangan Ndree…”
“Jreepttt…..”
“Ouwwwh…..hikz kkkk aduhh, sakit sekali ya Ndree, saakitt”
“Aduh, susah amat sih masuknya, hihhh,!! Hihhhh, Hearh..!”
Kurasakan tubuh Mitha mendadak terasa seperti kejang, kedua matanya membeliak lebar, rasa sakit dan perih mungkin nikmat mungkin melanda dirinya. Dan gua pun merasa sensasi ini bener – bener membuat panas tubuhku dan tidak ada alasan lagi untuk mundur.
Kenikmatanku pun semakin terasa ketika si Otong masuk centi demi centi terbenam terus terbenam semakin dalam di liang vaginanya.
Sejenak ku liat Mitha memutar-mutar pinggulnya seolah mengharapkan posisi yang paling mudah dan tepat untuk memulai pertemuan itu. Secara spontan kami berdua serempak mengeluarkan rintihan kenikmatan yang sejak tadi tertahan, ”Ooughhhh...!!!”
“Gimana Mith,masih terasa sakit?? ayo lemesinn, jangan tegang”
“Masih sakit,ngilu sekali, hsssshhh.. tapi mulai ada rasa-rasa nikmatnya Ndre” jawab Mitha yang mulai rileks sambil mulutnya mendesis-desis seperti orang kepedasan. Beberapa kali jarinya berusaha menyentuh bagian luar bibir kewanitaannya, seperti mau menggaruk seolah kegelian, namun tak bisa.
Dia kemudian mengatur posisi berlututnya hingga jadi lebih bebas bergerak dan dia mulai menggenjot tubuhnya naik turun. Makin lama genjotannya menjadi semakin cepat, sehingga membuat buah dadanya yang ranum itu jadi tampak berayun-ayun indah di depan wajahku.
Mulutku segera menangkap putingnya yang sudah mengeras tajam dan langsung melumatnya habis, dua-duanya, kiri dan kanan.
”Auw!” ia menjerit tertahan, namun gua tak mempedulikan. Terus gua mengulum kedua bukit padatnya itu secara bergantian. Sementara di bawah sana, pinggulku terus menyentak-nyentak mengimbangi genjotannya di atas tubuhku. Terasa sekali rasa nikmat mulai menjalar di sekitar pangkal dan sekujur batang penisku.
Entah sudah berapa lama kita dalam posisi seperti ini, terus menggoyang dan saling memperdengarkan rintihan dan desah penuh kenikmatan.
"Ndre... Say... ahh... aku..." rintihnya.
"Iya, Mith... keluarin aja... jangan ditahan..." sahutku.
”Ahh... auw!” mendadak rintihannya berubah menjadi keras.
Segera kuangkat dan kubalik tubuhnya, lalu kembali kutindih dia. Kini aku yang berada di atas, kugenjot tubuh mulus Mitha habis-habisan sampai kita berdua akhirnya mencapai orgasme secara hampir bersamaan.
”Mith... ahh... ahh...” aku mengerang-ngerang ketika kurasakan air maniku mulai menyembur kencang. Ada sekitar lima kali aku menembakkannya. Alirannya terasa nikmat di sepanjang batang kemaluanku. Rasanya berdesir-desir menggelikan.
”Ehm, sayy..” Mithapun kulihat ikut menikmati puncak birahinya. Wajah cantiknya memerah dan matanya terpejam, sementara tubuhnya sesekali bergetar menahan rasa nikmat yang menjalar di seluruh pusat kewanitaannya.
”Tok – Tok – Tok”
”Mas Andre ada telephon dari Bunda, tadi dia telpon Mas Andre katanya ndak aktif hapenya”
Teriak mbak Pur di depan pintu kamarku.
”Iya mbak Pur bilang aja ntar aku call balik”
”Oke mas Andre, saya bilangin ke Bunda”
”Terimakasih ya Mith” kataku lembut padanya
”Sama – sama say, aku mau mandi dulu ini, yuk mandi bareng Ndre..” Ajak mitha
”Oke sayang” gua pun berdiri sambil kuliat di selakanganku dan selakangannya ada bercak-bercak tanda hilangnya keperawanan Mitha dan ku nyalain Mp3 player di kamarku.
“Ndree udah sampai rumah belum??” SMS terkirim
“Ndre blz gpl plz”
“Hmm dah 3 jam nih semenjak kepulanganmu aku jadi khawatir nih”
“Yaudah aku otw sekarang ke rumahmu, Aku khawatir nih… Tunggu aku di rumah mu yah”
Kemana nih si Andre kok tidak jawab- jawab sms ku..
“G usah Mith, sorry baru blz pulza Hbiz tadi and gua dah sampek rumah” hihihi habiz ku ancam ke rumahnya aja baru bales dasar nih Andre..
“Ok, terimakasih ya tadi Ndre I love You, kita dah jadian kan nih”
“Maafin gua Mith” Hah koq Andre minta maaf sih .. Apa nih maksud nya
“HAH?? MAAF?? Buat Buat Apaan Ndre?”
Dasar Andre ini kenapa sich……
“Ndree BALESS DOnk.. aku call yah”
Ndree angkat please !!!
“Ndre aku ndak peduli dengan latar belakang kamu dan tetek bengek kamu, aku tuh benar-benar sayang sama kamu Ndree” Bales donk Ndre kamu koq buat aku kayak gini..
“Yaudah Ndre kita ndak jadi Jadian deh kita temenan aja” lagi deh coba !!
“OK Thankz Mith” HAH koq dibales gini haduuuuh Ga Peka bangett SIhhhh
“Loh Ndree kamu koq gitu sih….”
Dan ratusan sms lagi dari Mitha untuk Andre yang terpaksa di Skip Skip Skip saja .. tetapi intinya seperti di atas hehe dan si Andre tetep kekeh ndak membalas lagi
Kukuuruuuyukkk Kukuruuuuyukzzz Pagi baru Hari baru
Mitha pun kesiangan kali ini kesiangan ke sekolah dengan matanya yang sembab, dia masuk ke kelas.. Sayang sekali meski 3 tahun se sekolah dan se kelas dengan Andre tetapi dia ndak pernah sebangku dengan Andre “bukan muhrim” kata guru Agama.
Jam Istirahat datang ..
“Ndre kita harus ngomong penting sekarang”
“Iya Mith kita memang kita harus berbicara tapi nanti yah sepulang sekolah” Andre menjawab tanpa memandangku
Pelajaran sekolah pun dilanjut, hmm jadwal hari ini ada Pelajaran Bahasa Indonesia 3 Jam Istirahat, Biologi 2 jam, Matematika 1 jam Istirahat dan lanjut Matematika lagi (gak penting banget kayaknya detail ini) jadi lanjut saja
TEEEET TEEEET TEEEEET … tanda bel pulang sekolah.
“Kita bicara di mana Ndre?” Pikiranku melayang dengan resah..
“Di sini saja Mith, Mith loe tau kan gua tuh siapa .. gua ini Cuma seorang ………………….”
WUUUUUUUUUUSSHHH !!!! adegan mundur lagi nih ke beberapa tahun sebelumnya
(Emmm Sekitar 12 tahun yang lalu saat Andre dan Mitha masih kecil)
==============
POV : Lindia
==============
“Lin, nanti sore jam 7 Malam di Hotel Kalpataru, bisa nggak?” Waah Asyik nih kebetulan dah kangen banget nih sama Mex.
“Kalau untukmu Mas Mex pasti bisa dong” balasku manja karena aku tahu pelanggan satu ini bukan saja kelas kakap tetapi kelas paus.
Namaku Lindia Karim, panggilan Lins atau Lin tentu dari sekilas percakapan tadi sudah ketahuan profesiku. Yups aku seorang WP, bukan kelas Atas atau Bawah, karena bagiku Kelas itu sama saja, tetap saja ujung2nya sama-sama main Atas dan seringnya Main Bawah.
Dan Lelaki yang barusan menelponku Mex pengusaha kelas Paus Nama Lengkap belum kuketahui, masih muda sekitar 33 tahunan? Dia adalah pelanggan tersayangku. Koq ke Hotel Kalpataru (hotel standar di Kota berinisial M di Jawa Timur) bukannya di Hotel hotel mewah? “Tidak Mau” Jawab nya takut ketemu sama relasi relasi besarnya (Masuk Akal juga Sih)
Sepuluh menit sebelum waktu yang disepakati, Aku sudah berada di lobby Hotel Kalpataru, dan langsung berjalan menuju lantai 2 tempat kamar Mex berada.
“Ah tepat waktu, dia baru saja datang , si Mex bawa apa itu yah??? “ Mex pun juga sudah datang sambil membawa 2 botol Krating**** dengan wajah yang sedap dipandang dengan kulit kuning bersih.
Dan Mereka pun masuk Kamar (yaiya masak masuk kantong ajaib)Lindia pun mengambil tempat di samping Mex,
“Aku sudah kangen dengan kamu, akhirnya bisa juga kita ketemu setelah 8 bulan tidak ketemu, semoga kamu baik-baik saja” kata Mex
“Seperti yang kamu liat aku baik-baik saja” heem pertanyaan standart sih tapi koq aku seneng banget yah kalau Mex yang tanya ..Hmmmm ada apa ini baru kali ini ada keraguan dan merasa canggung ketika ada laki laki memelukku” batinku
Serasa ini lah pertama kaliku bercinta dengan seorang yang benar-benar kusayang. Dengan masih penuh keraguan kita pun berciuman saling melumat bibir, tangan Mex sudah bergerilya berada di dadaku, memulai remasan remasan ringan pada kedua buah dadaku, Aaachh….. aku pun menggelinjang saat tangan Mex mulai menyusup disela-sela resliting depan blus dan menyelinap dibalik braku. Diraihnya putingku dan dipermainkan dengan penuh gairah, AKu pun mendesah antara geli dan nikmat. Ciuman Mex sungguh romantis dan penuh gairah, dia seakan tahu betul bagaimana memuaskanku.
Hanya beberapa menit sejak ciuman pertama tadi , Aku sudah dalam keadaan topless, sempat Mex memandang sejenak kedua buah dada milikkuyang menggantung indah.
hanya itu yang dia bisikkan lirih kepadaku, sebelum mendaratkan lidahnya pada putingku, disusul kuluman dan sedotan ringan oleh bibirnya,”Emmmhh” nikmat sekali rasanya.
Tangan Mex beralih dari kedua buah dada turun ke selangkanganku, dengan mudah dia melepas celana milikku tanpa mengangkat mulutnya dari putingku. Sedetik kemudian akupun sudah dalam keadaan telanjang dihadapan laki laki muda pujaanku itu.
Mex sudah jongkok di depanku yang terbuka lebar, menunjukkan liang sempit kenikmatanku yang sedikit dihiasi bulu bulu halus. Kembali bibir dan lidah Mex mendarat ditubuh milikku, disusurinya kedua paha dan berhenti di sekitar selangkangan, dia tidak langsung menyentuh daerah vagina tapi justru mengitarinya dengan jilatan jilatan menggairahkan.
“Ssshhhhh”” kuremas rambutnya dan kutekankan ke selangkanganku berharap dia segera melakukan jilatan pada vagina, tapi dia tak terpengaruh.
“Mex, please” pintaku sambil mengerang penuh kenikmatan, dia hanya menatapku sambil tersenyum.
Akhirnya aku menjerit lepas saat lidahnya menyentuh klitorisku, disusul dengan ciuman bibirnya pada vaginaku, desahanku semakin keras saat jari jari tangannya ikutan bermain pada liang kenikmatanku. Mex semakin liar bermain main di vaginaku, permainan oralnya sungguh menghanyutkan, tak dapat dipungkiri aku sangat menikmatinya.
Mex berdiri di depanku, aku segera membuka celananya dan menarik turun berikut celana dalamnya, tampaklah penisnya yang sudah keras Tegang, tidak terlalu istimewa, sama seperti umumnya (13-16 cm Rata2 Orang Indonesia katanya). Kuraih kejantanannya dan kukocok kocok dengan tanganku, dia mulai mendesis. Kujilat kepala penisnya lalu kumasukkan ke mulutku, perlahan lahan hingga lebih separoh berada di dalam. Mex memegang kepalaku, sebelum aku mulai gerakanku, dia mendahului dengan mengocokkan penisnya di mulutku, aku semakin bergairah dibuatnya. Sekilas kulihat tangannya meremas remas di selangkangannya sendiri. Aku semakin over acting, kujilati sekujur batang penis Mex hingga ke pangkal lalu kembali mengocok dengan mulut, desahan Mex makin terdengar penuh gairah.
Sambil mengulum Mex, tanganku bermain di klitorisku membuat aku ikutan mendesah beriringan dengannya. Aku dan Mex sudah tak tahan lagi, dia kembali berlutut diantara kakiku. Kami berciuman saling melumat bibir sambil mengusapkan penisnya ke vaginaku yang sudah basah. Namun sebelum Mex mendorong masuk penisnya,
“Ahhhhhh Pake ini dulu” katanya sambil menyodorkan kondom yang sudah dia buka, kami saling berpandangan lalu tersenyum bersamaan. (PEKAN KONDOM nih dan Budayakan Pake Kondom katanya biar aman, meski aku yakin posisiku Aman 100% bersih)
Sedikit demonstratif, kupasangkan kondom ke penis Mex dengan mulutku, dibalas dengan pandangan kagum dari laki laki itu. Mex menyapukan sejenak kepala penisnya, perlahan didorong memasuki celah celah kenikmatanku sambil kembali melumat bibirku, lidah kami saling beradu seiring melesaknya penis itu semakin dalam.
Kami berpandangan ketika kejantanannya sudah masuk semua, sama sama tersenyum memberi isyarat, tatapannya begitu romantis menghanyutkan. Dia mulai gerakan menarik dan mendorong dengan perlahan dan semakin cepat, gerakan dan tatapannya membuaiku dan semakin cepat. Tanpa malu akupun mendesah lepas tanpa dibuat buat, sungguh nikmat bercinta dengannya, dia tahu kapan saatnya melakukan apa, sungguh seorang penakluk wanita. Tangannya dengan halus meraba raba dan meremas lembut kedua buah dadku, sesekali dikulumnya putingku, semua dilakukan tanpa menurunkan irama kocokannya. Kakiku diangkat ke pundaknya, penisnya semakin dalam menghunjam liang vaginaku, dan desahanku semakin lepas tanpa kendali.
Mex memutar tubuhku untuk posisi dogie, tubuhku bertumpu pada sandaran sofa, agak kecewa aku karena tidak bisa menatap wajahnya yang cool itu. Namun kekecewaanku tak berlangsung lama saat Mex kembali mengisi vaginaku dengan kejantanannya yang serasa semakin tegang, diraihnya kedua buah dadaku yang berayun sembari memulai kocokannya. Sesekali dia mencium dan menjilati punggung hingga tengkukku, aku menggeliat geli bercampur nikmat, dan jeritanku tak tertahankan saat dia mengulum telingaku. Kocokan Mex semakin menggila, remasannyapun makin kuat namun lebih nikmat.
Tiba tiba dia menarik tubuhku ke atas dan SKIP SKIP SKIP SKIP (HAHAHA SORRY YAH segini aja dulu)
“Gila kamu Mex, enak banget” bisikku setelah denyutan penis nya habis.
“Mau lanjut? Sampai pagi” tanya Mex sambil menciumku mesra..
“Maaf Mex aku harus pulang, Kasihan ANDRE (kecil) dia sudah menungguku, aku ada janji mengajaknya ke BNS (BNS belum ada kalee jaman itu)” jelasku padanya, yups aku sudah punya Jagoan neon yang keberi nama Andre Putra Pratama, dan Mex pun mengetahuinya dari curhatan – curhatanku dipertemuan sebelumnya.
“Oh OK, no problemo terimakasih waktu mu” ucap Mex sambil memberikan beberapa lembar (biru merah atau apa yah ndak tau nih uang 15 tahunan dulu)
“Oh shiit aku juga lupa nih Putriku juga titip es Oyen dan Donat kentang, harusnya aku janjiin dia Sore tadi” Mex pun bergegas merapikan diri takut di omelin peri tercintanya juga.. Usia Anak kita seumuran
Dan WHuuuuuiiiiisssss Kembali ke Era 1 tahun lalu alias di Parkiran sekolah diantara percakapan Andre dan Mitha
==============
POV : Mitha
==============
“Di sini saja Mith, Mith loe tau kan gua tuh siapa .. gua ini Cuma seorang Anak haram, bahkan nyokap gua saja tak bisa menjawab siapa bokap gua”
“Nyokap gua pun hanya seorang pemilik salon dan panti pijat kecil”
“Bahkan loe tahu sendiri kan, info yang beredar .. itu PP PLUS PLUS dan sebagainya”
“Gua malu Mith maluu atas latar belakang Gua”
“OK loe mungkin bisa terima apapun yang orang katakan tentang gua tetapi gimana dengan Papi mu dan semua orang temanmu”
“OK loe sanggup ndak dengerin mereka.. tetapi inget Mith .. kita berhubungan pun pasti ada pertengkaran dan gua gak mau kelak loe emosi dan menyebut tentang latar belakang gua pasti akan Sakit apalagi sampai loe sebut Nyokap Gua, Nyokap gua orang yang paling gua sayang” Jelas Andre dengan hampir menangis (hampir saja yah)
“Gak akan Ndree aku lakuin itu” jawab ku.. aku sudah tahu dari dulu sebenarnya inilah yang akan di permasalahin Andre
Andre pun berdiri dan pergi keluar kelas berjalan diantara lorong menuju kebelakang sekolah (ke kamar mandi mungkin buat nenangin diri sambil cuci muka gitu rencananye). Dan Mitha pun mengejarnya ke belakang..
“Ndre stop, please Ndree berhenti dulu, kita omongin hal ini sampai tuntas ndre” air mataku pun tak kuasa kubendung lagi..
“Kamu sayang ndak Ndre sama aku?” tanyaku lirih kepadanya di depanku…
“Ya Mith gua sayang sama loe” Oh Tuhan .. “Aku pun juga sayang sekali Ndre kepadamu”
“Itu aja cukup Ndre buat ku”..
Haizzz suara apa nih ???
“Ahhhh ahhhh Ahhhhhh Puas sekali aku Ton, nikmat banget … terimakasih yah … Ceklek Pintu kamar mandi pun terbuka keluar lah si Anton sambil benerin resletingnya … meninggalkan si Lusi yang masih bersandar di dinding dalam kamar mandi sambil mengangkat salah satu kakinya”
“Eh ada loe Ndre … eh Ada Mitha juga … ngapain loe pade tangis tangis an di depan kamar mandi ?? ” Tanya Anton temen seangkatan ku juga tanpa paham situasiku dan ingat situasi nya sendiri (sambil aku yang sekilas melihat “sesuatu” yang barusan masuk melewatin resleting)
“Eh anjiiing tutuppppp” teriak Lusi karena pintu terbuka kamar mandi itu tepat di depan Andre berdiri (ada Anton juga diantara mereka) sedangkan posisiku sedikit bergeser di belakang Andre jadi tetep sedikit terlihat si Lusi yang rok nya masih terangkat..
“Udah kalian itu cocok satu sama lain, sini masuk aja berdua ke kamar mandi nih.. AMAN koq di sinii Gua yang bakal jaga” ucap Anton enteng hedewww bener2 nih g tau situasi nih orang…
“Apalagi ini kan udah udah saling cinta janganlah kalian tangis-tangisan gini ingat kita sudah kelas 3 mau Ujian nih, segala usaha melepaskan penat sangat diperlukan, bukannya tangis-tangisan gitu” ujar anton yang bikin ku tak bisa berkomentar sambil melihatnya selesai memakai sabuknya
“Iya bener tuh kata Anton” ujar Lusi sambil membuka pintu keluar kamar mandi masih dengan nafas ngos2 an habis Eheem ehhemm
“Hmmmmmm” tanpa dikomando aku dan Andre kompak ber Hmmmmmmm bersamaan kita berbalik arah meninggalkan Anton dan Lusi.
“Yaudah Ndre yang jelas rasa sayang loe itu saja udah cukup buat ku untuk selalu bertahan dan setia kepadamu Tolong pikirkan dulu yah, aku tidak mengharapkan lebih dari mu, hanya kebersamaan bersamamu melewati hari lah yang aku inginkan” ucap ku lirih sambil mencium keningnya dan aku putuskan tuk pergi meninggalkannya biar dia tenang..
Aku lirik Andre masih terdiam di tempatnya dan tak kuharap untuk memanggilku tuk kembali.
Kukuuruuuyukkk Kukuruuuuyukzzz Pagi baru Hari baru
Masih di rumahnya Andre dan..
==============
POV : Andre
==============
“Ndree bangun ndree” sambil ku usap mataku kudengar Anton membangunkanku
“Jam berapa nih Ton?”
“Jam 5 kurang seperempat, kan loe harus jemput si Mitha Juga” Anton berkata kepadaku sambil ku lihat dia sudah mandi dan sudah siap-siap dengan baju seragamnya ..
“Echh, loe koq udah langsung mau pake aja baju seragam gue terus loe koq tau kalau gua bakal jemput si Mitha?”
“gue liat loe punya 3 seragam jadi ndak papa dong gua pinjem 1 and gua kemaren sms an juga sama si Mitha terus dia cerita gitu ckckck” si Anton meringis ndak jelas lagi
“Yaudah gua siap-siap dulu”
“Mbak Pur, Mbak Pur tolong siapin sarapan yah?”
“Iya Mas Andre sudah siap juga koq sarapannya” jawab mbak Pur di seberang dapur.
OK bagian ini diskip aja dulu sampai mau berangkat jemput si Mitha plus ke sekolah
“Bunda, Andre pinjem mobilnya dulu yah? Sepeda Andre kan masih di Batu dan mau pake jemput Mitha juga nih” ijin ku kepada Bunda yang sudah duduk – duduk santai di teras
“Iya Ndre bawa ajah, oh iya Ndre nanti bunda juga mau keluar jalan – jalan nih, sama temen bunda yang kemaren Bunda ceritain itu tu”
“hah.. yang Bunda bilang cakep itu ?? hmmm yaudah deh tapi Bunda hati – hati loh ya.. kalau dia berani macem-macem sama Bunda.. calling Bang John saja hohooho”
“Koq Bang John?? Ndak lah Ndre dia baik banget koq palingan Bunda yang bakal terkam si dia hihihiihi”
“Ah Bunda nih mulai genitnya yaudah Andre pamit dulu”
Ku keluarin mobil Bunda, city car Chevrolet new Aveo, g tahu kenapa koq Bunda sejak punya mobil dulu demen banget sama merk mobil ini, dan ku liat keluar kaca jendela ..
“Woee preet kupreeet ayooo berangkaat, ngapain loe pake cium cium tangan Bunda” teriakku kepada Anton yang senyum senyum pegang tangan Bunda sambil mencium tangan Bunda, lebih lama dan lebih smooth dari yang biasa aku lakuin
“Iye – Iye Ndre sabar, kan kita memang harus pamitan dan minta doa dulu ke orang tua” sambil si Anton nyengir
“Lets Go Ndre” Anton pun berjalan ke arahku dan masuk ke mobil, kita pun berangkat ke rumah Mitha yang butuh waktu kisaran 40 menit untuk sampai kerumahnya ..
“Halo Mith, gua udah meluncur ke rumah loe sekarang nih,paling 15 menitan sampek” gua telepon Mitha agar sudah siap ketika gua datang
“wah sigap amat, pangeran cintaku nih baru jam 6 sudah mau sampai rumah, Oke aku siap-siap nanti kalau aku belum selesai tunggu aja di taman depan yah, ada Ayah yang sudah ngrawat taneman sejak tadi pagi”
“what .. Ada bokap loe?? Waduh gak papa kan?”
“Gak papa apaan, biasa aja kale Ndre kan kamu udah jadi pacar aku sekarang”
“waduh, yaudah deh.. cepetan yah Mith”
“Oke honey see you” cekleek tut tut tut ..
“waduh gawat nih Ton, ada Bokap Mitha nih, masak gua harus turun temuin Bokapnya dulu?” tanyaku kepada Anton berharap dia mau nemenin turun ntar
“Emang loe selama ini belum pernah ketemu bokapnya si Mitha Ndree?”
“Belom pernah Ton, selama ini gue ke rumahnya cuma 3 x an paling dan itu pun gua selalu menghindar kalau Bokap nya mau pulang kerja”
“Wah parah juga loe Ndre nih gua kasih nasehat yah”
“What?? Nasehat ogah ah nasehat dari loe selalu APEK”
“Gini ndre tips temuin calon mertua tuh”
“Pertama Loe Jangan gugup Ndre, saat pertemuan loe yang pertama sama ortu dia, tuh Ortu dia sebenarnya juga gugup sebenarnya, tentu pertanyaannya nama siapa, alamat mana dsb itu Ndree, Intinya loe jangan gugup melebihi gugupnya ortu dia”
“Kedua loe jaga sikap, tetep apa adanya aja ndak usah berlebihan terutama tidak norak, alias sopan lah ndre”
“Ketiga kalau loe mampu buat Ortunya terkesan, mungkin Ortunya ndak wajib suka sama loe ndre tapi nggak ada salahnya loe tunjukin wawasan sama kemampuan – kemampuan loe tetapi tetep nyambung dalam obrolan biar ndak terkesan Gak Jelas gitu”
“Keempat dan terpenting Ndre, elu harus bisa nebak kira-kira mood siOrtu gimana dan loe harus tahu taraf hubungan loe sama anaknya, loe gak boleh bahas kawin lah atau apalah yang gak cocok waktunya”
“Gitu ndre” ku dengar penjelasan si Anton sambil mangut-mangut
“Wah ente cukup berpengalaman juga ya Ton, itu hasil pengalaman ente ya?”
“Kagak ndre, hasil googling aja kemaren kemaren hehe, tapi sukses koq Ndre..”
“hedew, Ok jangan gugup jangan gugup” batin gua selama perjalanan dan masuk lah gua ke kompleks perumahan si Mitha
“Mith, halo.. gua sudah masuk kompleks perumahan loe nih.. bisa ndak gua tunggu sini aja kalau loe udah siap baru gua samperin loe?”
“Gak mau ah.. Jemput ke sini sekarang Aku udah siap koq ndre, ndak usah takut sama Ayahku, aku dah bilang juga koq, hari ini bakal di jemput pacar Mitha”
“WHAAT, loe udah bilang di jemput pacar gitu, mateng deh gua”
“santai aja kali Ndre, Ayah lagi sedang happy koq, nggak tahu sejak tadi senyum – senyum sendiri sambil siramin taneman, katanya mau ada reuni gitu”
“waduh, yaudah gua mau sampek di depan rumah loe ini”
Dan sampai lah ke rumah Mitha, gua pun turun mobil dan menuju gerbang rumah si Mitha “jangan gugup-jangan gugup” batinku sambil ku liat dari luar gerbang rumahnya ada 2 orang yang sedang bersih – bersih di taman depan rumah Mitha yang cukup luas, kalau ku tebak yang agak tua, sambil bawa peci adalah mungkin tukang kebun Mitha, sedang yang satunya, Emm se usia 40-50 tahunan badan tegap, wajah setengah mirip – mirip Aktor Jeremi Thomas sambil bawa Celurit, Ahh pastilah dia Bokapnya si Mitha, wah keliatannya sih orangnya baik tapi juga serem juga nih,
“Ton cepet turun, ayok ikut gua masuk”
“Ogah ah Ndre, selamat berjuang kawan”
“heh, turun cepet sini atau loe bakal gua tendang di sini loe naik angkot aja ke sekolah”
“cepet turuuuun!!”
“iya – iya gua turun” akhirnya si Anton ikut juga menemaniku di babak baru kehidupan gua
“Permisi” teriakku dengan agak sopan
“Iya masuk langsung aja mas, ndak di kunci koq” kata bokapnya si Mitha sambil mendekat sambil menganyun – ayunkan celuritnya
“Waduh Ton gimana nih waduh ton, mampus kita”
“Haalah ndre, santai aja kale yuk masuk, buka tuh pintu”
“cengkreng – gredeeek gredeek” ku buka pintu pagar nya terus ku geser gerbang rumah ini
“Ya mas, mau jemput Mitha yah” tanya Bokap Mitha ke arah kita berdua
“Iya, Pak kamm”” belum sempet ku jawab si Bokap Mitha sudah mengangkat celuritnya..
“Jadi siapa di antara kalian yang jadi pacar Anak bapak?? Tanya dia dengan agak tegas ..
“waduhh.. gawaat nih.. “ aku pun sedikit merinding
“Ini Pak.. Ini Pak.. saya cumak antar saja.. Ini Pak si Andre ini yang jadi Pacarnya Mitthaa, beneran Pak” Haiiizzz Antoooonnn, si Anton menunjuk ke arahku seolah-olah gua adalah si pencuri atau apaan gitu, aseem si Antoon neh
“Oh jadi kamu yang pacarnya Mitha” sambil kemudian Bokapnya Mitha memeluk pundakku, mengajakku ke arah teras rumah
“Yuk mu masuk ke rumah atau di teras sini aja? wah bapak ini sudah menunggu – nunggu kapan Mitha bakal punya cowok?”
“Jadi nama kamu Andre yah, sejak kapan mulai pacaran sama Mitha?”
“eeh nganu Pak, iya saya pacarnya Mitha dan nama saya Andre Putra Pratama, dan kita baru jadian kemaren Pak”
“Oh, bagus – bagus, sudah sarapan atau ngopi dulu kalian?”
“Ndak Pak saya eh anu kami sudah sarapan dan sudah minum susu tadi di rumah” jawabku masih setengah gugup (bukan setengah dink)
“Yaudah, Ndre bapak seneng banget denger Mitha punya cowok, habis nya bapak liat temennya cewek – cewek mulu, takutnya si Mitha ndak suka ama cowok, bapak jadi takut saja”
“Whaat” batinku nih bokapnya si Mitha ngomong apaan sih, tapi baik juga ternyata orangnya hihihi, terima kasih Tuhan
“emm , iya Pak” jawabku .. sambil duduk di teras, dan anton pun juga duduk di samping gua
“Yaudah bapak tinggal dulu, mau nerusin bersih – bersih taman nih, Mitha sebentar lagi juga paling juga sudah keluar” sambil dia berlalu kembali kearah taman ..
Nah loh balik lagi ngapain yah si Bapak
“Nganu, tadi belum sempet kenalan nama bapak, Mexmilian Pradopo, tolong yah di jaga si Mitha, dia butuh kasih sayang yang tulus, maklum Ibunya sudah tiada sejak masih kecil, dan bakal Bapak kejar kemanapun kamu pergi jika kamu sakitin dia”
“Siap Pak” buset dah nih bapak ada – ada aja ….kemudian dia berbalik sambil senyum senyum sendiri kayak udah sukses ngerjain aku… Parah- Parah nggak jelas nih
“hay sayang, udah lama nunggu, udah ketemu Ayahku juga kan?” si Mitha pun keluar dari rumahnya,
“loh koq ada Anton juga?” tanya mitha agak heran ada Anton dan gua lebih heran lagi..
“loh mith, bukannya kalian udah sms an dari tadi malam, soalnya Anton bilang..” belum selesai gua ungkap keheranan gua
“hehehe sorry Ndree, nganu kemaren iseng – iseng gua baca sms hape loe, ckckck”
“wah kurang aja loe ton” sambil gua keplak kepalanya..
“yaudah, kita berangkat dulu say”
“please donk Mith jangan panggil – panggil sayang atau gimana gitu .. baru juga jadian malu nih kalau kedengaran temen – temen atau Ayah loe” protes ku kepada Mitha yang manggil – manggil aku sayang, sedikit agak risih ndak biasa aja sih
“ndak papalah say, yukk”
“Yah, Mitha berangkat dulu, gimana yah, cakep kan cowoknya Mitha”
“iya lumayan koq, ya score masih di bawah ayah lah 3 – 4 level”
“hidiiww ayah nih, yaudah Yah berangkat dulu”
Ku liat dan ku dengar percakapan bapak dan anak yang hedeww ndak bisa ku komentari hanya ku tertunduk malu mendekat
“Pak, saya berangkat dulu, nanti pulang sekolah juga akan saya antar Mitha pulang”
“iya hati – hati yah, salam ke bapak ibu guru” hedew makin ndak jelas aja nih orang
Dan kita pun berangkat ke sekolah, butuh sekitar 10 menit untuk sampai ke rumah si Sekolah, hingga kita pun masih aman dari keterlambatan yaitu jam 7 pagi, sampai di gerbang si Anton pamit turun duluan dan kita pun Berpisah, sedang Mitha ikut mengantarku masuk memarkir mobil
“Say, hatiku seneng banget deh hari ini”
“seneng kenapa Mith?”
“Ihh.. koq ndak peka banget sih, ya seneng lah, kamu udah jemput aku, udah kenalan sama Ayah aku dan makin seneng sekali melewati masa sekolah SMA kita ini yang sisa beberapa bulan lagi”
“Biasa aja kali Mith, oh iya jangan panggil-panggil sayang dulu yah, lets it flow aja dulu Oke, malu nih sama temen - temen”
“ndak usah malu lah donk say, eh aku turun sini aja deh, ndak ikut nganter kebalakang ndak papa yah? Mau ada perlu sebentar nih”
“Yaudah, gitu lebih baik daripada kita keliatan berjalan berdua – duaan sampai kelas nanti”
“Andre koq gitu sih, yaudah.. ku tunggu di kelas yah Say”
“Ok” jawabku pendek
Gua pun akhirnya parkir mobil sendirian, dan selesai ku parkir mobil nih, gua pun berjalan kembali menuju ruang kelas gua yang ada di bagian lain sekolah ini.. dan di tengah perjalanan ke kelas ku temui Anton terlihat setengah ribut dengan seorang cewek yakni si Lia anak kelas 1 SMA gua,
“Abang koq jahat amat sih, kemaren Lia liat mobil Abang di pakai si Lusi, waktu Lia samperin, kan Lia kira itu si Abang tuh, eh ternyata itu Lusi, malah sempet bilang dia itu sekarang ceweknya si Abang, gimana sih Abang Ah..” kata si Lia setengah manja kepada si Anton
“Aduh, dik Lia, gini aja deh, Abang mau ada ujian harian ini, nanti aja yah sepulang sekolah kita bicarain lagi, kita janjian di tempat biasa” jawab Anton ku kira dia berkata sambil berusaha menghindar
“Aduh Abang gimana sih”
“Gini ya dik Lia, Sueeewweer gua suka semua – semuuua yang ada di kamu, Senyum manis kamu, kerenyit dahi kamu,.. Mata kamu, Semua atas perhatian kamu, Abang suka banget”
“Lah terus apa lagi bang?” tanya Lia kepada Anton
“Hanya satu hal yang gua ndak suka dari kamu, yaitu pacar Kamu” si Anton pun berlalu meninggalkan si Lia dan aku pun berlari mengejarnya
“Gila loe Ton, cewek loe ada berapa sih, tuh si Lia loe tahu kan dia punya cowok, malah kakak kelas kita dulu yang sekarang masuk AKPOL itu bukan, terus tetep kamu deketin gitu?”
“EH ndre, haduh ndre biasa aja kali ndre, tuh cowok nya Lia kemaren ngomel- ngomel ke gua jadi yaudah gua tinggal aja si Lia meski gua yakin bisa aja kecengin si dia”
“gila loe Ton, jadi bener loe udah tahu si Lia udah punya cowok tetep loe deketin ...Akpol lagi”
“Wah prinsip loe harus di benerin nih Ndre, gini Ndre, justru mudah itu cari cewek yang udah punya gebetan atau pacar gitu Ndre”
“Koq bisa gitu Ton? “
“Jaman sekarang, ini memang benar susah cari pacar kece, saingannya banyak”
“Makanya cari cewek yang udah punya pacar Ndre, saingannya kan cuma 1 itu aja Ndre, tapi tuh cowoknya si Lia serem banget seperti loe bilang Akpol jeh.. udah ngancem aja bakal nge Dor gue jadi gua mundur teratur, mengalah untuk menang haha, Penting gua udah dapat!”
“Hah dapat apaan loe Ton?”
“ada deh Ndre..”
“Wah loe Ah” kita pun berpisah di persimpangan dia masuk ke Kelasnya … aku pun lanjut ke Kelasku dan sudah ada kejutan yang menantiku..
Si Mitha sekarang udah pindah jadi sebangku sama gua, jadi dia tadi cepet – cepet turun mau tuker bangku..
Hedew …
“Say, kita sebangku aja yah biar bisa selalu deket, cuma ntar jam pelajaran agama aja kita pisah lagi, udah aku atur semua nya hehehehe”
“haduh, Mith, kenapa sih loe lakuin itu biasa aja kali”
“Karena Kusuka Dirimu” jawab Mitha pelan sambil senyum senyum
==============
POV : Andre
==============
Puft akhirnya gua memantapkan hati menerima kenyataan bahwa gua memang sayang sama Mitha dan kuputuskan untuk membuka hati gua untuk sebuah hubungan.
Mengingat juga sedikit tentang kemaren yaitu terjadi tragedi pagi buta di mana gua pertama kalinya ketemu dengan bokapnya si Mitha, cukup melegakan juga ternyata orangnya cukup baik dan terbuka berlanjut hubungan gua dengan Mitha bener – bener melebihi apa yang gua bayangin, Si Mitha tiap hari setelah “The Day” (hari di mana gua jadi jadian) selalu ngasih arahan apa – apa yang mesti kita lakuin setelah pulang sekolah. Yups setelah pulang sekolah karena gua tolak jika harus menjemput dia untuk ke sekolah karena waktu dan jarak yang tidak memungkinkan untuk gua santai, tetapi untuk pulang sekolah dst sih bebas – bebas aje.
“Say ini sepulang jam pelajaran aku pamit ke kantin bentar yah mau janjian sama temen - temen mau bahas tempat les Bahasa Inggris ama bahas PMDK, ntar kamu aku daftarin juga yah”
“Iya, OK .. apa sekalian kutinggal aja gimana? Capek nih mau langsung pulang” jawabku datar
======
Hihihi, semenjak pacaran sama Mitha, Andre udah mulai pake Kamu Aku sama si Mitha
======
“Hah, jangan lah tungguin.. kan hari ini aku juga mau ikut pulang ke rumah kamu Say… kemaren kan udah aku bilang”
“Hah ikut pulang maksudmu? Kapan juga bilangnya??”
“Loh iya hari ini kan Sabtu, aku udah ijin juga sama Ayah mau nginep di rumah temen gitu”
“Minggu kemaren kamu udah kukenalin sama Ayah, giliran kamu donk kenalin aku sama Bunda”
“Ahhh.. Ndak Mith Ndak…. Iya kalau Bunda ngijinin kalau Ndak… gimana?”
“Gimana juga kalau digerebek Pak RT, Ogah Ah”
“Tenang aja kemaren aku udah call Bunda koq dan dia ngijinin, malah mau di ajak sekalian jalan – jalan ke Surabaya juga”
“Sayang…. digerebek Pak RT pun aku sudah siap koq, biar secepatnya kita jadi gitu”
“Hah jadi apaan…, koq kamu tahu nomer telephon Bunda? Pake Bunda ngajak – ngajak ke Surabaya segala?” tanyaku agak penasaran juga, karena meskipun gua sering banget dan terbuka sama Bunda mengenai perasaan ku kepada Mitha, tetapi sampai sekarang gua belum cerita kalau gua udah jadian sama Mitha.
“Loh, kan Bunda duluan yang dulu telepon Mitha,sejak kemaren sebelum kita jadian Bunda udah sering smsan sama calling – caliingan sama Mitha koq, kan Bunda juga yang ngasih tanda kapan Mitha harus nembak Andre kemaren itu”
“WHAAATT ?????” jawabku setengah ndak percaya..
“Koq bisa gitu”
TEEEET TEEEET TEEEEET … tanda bel pulang sekolah
“Yaudah Say aku ke kantin dulu yah, itu dibahas nanti aja.. sayang tunggu aja di depan sekolah sambil bungkusin es Oyen buat Mitha yah, jangan ikut – ikut ke kantin!!!” pesan Mitha kepadaku, makin bingung gua dibuat situasi yang ada … dan dia pun bersiap – siap kemudian keluar kelas meninggalkanku.
Untuk pelajaran gua hampir selalu masuk 10 besar di kelas, tetapi untuk paham situasi, kondisi apalagi ngungkapin perasaan .. gua selalu terbelakang alias telat mikir, sekitar 5 menit gua merenung dan mutusin buat interograsi Bunda ntar sore dan akhirnya gua pun keluar kelas kearah parkiran buat ngambil sepeda motor gua.
Di parkiran gua liat si Anton yang udah naik ke mobilnya, kulihat di sebelahnya ada Nurma anak kelas 2 adik kelas yang manis berj*lb*b, tetapi ada yang aneh kali ini, tentunya melihat Anton ganti –ganti cewek bukan hal yang aneh, yang aneh adalah si Anton terlihat serius menggenggam tangan Nurma dan seolah – olah si Anton memberikan penjelasan serius ke arah Nurma sedang Nurma hanya diam dan sedikit sekali senyum – senyum mendengarkan perkataan Anton, gua pun berlalu tak mengerti dan tidak tahu juga apa yang mereka katakan.
Setelah mengambil motor satria kesayangan gua, dan melewati mobil Anton lagi, kali ini gua putuskan buat menyapa Si Anton, hehe sapa tahu sobat gua itu butuh bantuan gitu.
“Tin-Tin” gua klakson sepeda gua di depan mobil Anton
“Ton, sorry besok gua kayak nya ndak bisa main badminton bareng nih” teriakku kearah Anton di dalam mobil, ya memang gua hari minggu besok ada janjian sama Anton main badminton tetapi mengingat penjelasan Mitha di kelas tadi yang bilang mau ke Surabaya sama Bunda, gua pikir pasti gua suruh jadi supirnya.
“Eh Ndre” si Anton pun membuka pintu mobil nya dan keluar turun mobil sambil mengusap matanya and “WHAAT” si Anton pake acara nangis juga, ada apa ini gerangan..
“Oke Ndre ndak papa, kalau malam ini loe ada acara ndak Ndre?” tanya nya kepadaku
“Ada ndre gua mau jalan – jalan lah sama si Mitha” mungkin si Anton juga tanya gitu buat basa basi aja, karena suasana keliatan ndak enak…
“Kenapa loe Ton? Apa ada yang bisa gua bantu?”
“Ndak papa koq Ndre”
“Yaudah Ton, gua cabut dulu.. sms-sms calling-calling aja yah” gua pun cabut meninggalkan Anton
Gua akhirnya keluar sekolah dan menunggu Mitha di penjual Es Oyen
===========
“Lus, nanti pulang sekolah kita ketemuan donk ada yang perlu ku omongin PENTING” Mitha mengirim sms ke Lusi (sekilas tentang Lusi cek di update 2 yah)
“Oke Mith nanti di kantin aja yah” => Lusi
“Jangan di kantin, di ruang UKS aja yah” => Mitha
“Ok” => Lusi
Dan siang sepulang sekolah itu mereka pun bertemu
“Lus, gimana kabarmu dah lama nih kita ndak kumpul – kumpul”
Mitha dan Lusi ini dulu pernah menjadi teman sekelas di kelas 1 dan 2, jadi sama dengan Anton, selain karena beda jurusan di kelas 3 nya perbedaan teman gaul juga membuat mereka berpisah, Lusi di kalangan cewek gaul dan populis, sedangkan Mitha di jalur kalangan anak – anak baik begitu saja.
“To the point aja ya Lus, kamu udah ndak virgin kan yah”
“Enggak” jawab Lusi singkat jelas dan enteng
“Gimana ceritanya, apa si Anton yang perawanin?” tanya Mitha lagi
“Waduh Mith ya aku sebenarnya udah ndak virgin sejak kelas 1 dulu.. ya ndak perlu deh kayaknya kuceritain, emangnya kenapa sih Mith?”
“Emmm…terus gimana cara dan rasanya Lus?”
“Hah? Cara apaan .. rasa apaan juga nih?”
“Ya rasa itu pas lepas kevirginan kamu?” Sambil Mitha agak tertunduk malu
“Awalnya sakit,terus enak enak geli gitu hihihhi”
“Eh bentar kenapa kamu tanyain hal gituan ke aku Mith… hayoo jangan jangan … Kamu mau ngasih virginitas kamu ke Andre yah??” si Lusi setengah teriak
“Huuuuusssssttt!!!!!!!!!, jangan keras – keras napa?kamu kan tahu Lus, aku sayang sekali sama Andre sejak kelas 1 dulu” sambil jawab Mitha bener – bener malu kali ini.
“Waduh Mith, gini aja deh kayaknya ndak tepat juga kalau aku cerita atau berbagi pengalaman tentang masalah ini, mana hape kamu?”
“Hape? Buat?” sambil Mitha nyerahin Hape nya ke Lusi
“Aku kirimin ini aja deh, tapi kamu harus janji hapus setelah kamu liat” lusi mengotak atik hape nya dan hape Mitha dan kemudian mengirimkan beberapa file ke hape Mitha
“Sudah selesai, nih hape kamu, kamu liat and pelajarin sendiri dari situ aja yah, yaudah aku mesti cabut dulu nih, mau nyariin si Anton gak tau tadi koq dia tiba – tiba lari aja ninggalin aku”
“Ok terimakasih ya Lus, see you..”
“Ok aku cabut dulu yah”
Dan mereka pun ber cipika cipiki kemudian berpisah,
Dan kemudian Mitha membuka kiriman file dari Lusi yang ternyata sebuah video, video apa nih …
Dan ternyata itu video adegan XXX antara Lusi dan Anton
Dan si Mitha pun melihat video itu dengan pipi yang memerah dengan badannya yang kemudian panas dingin.
===========
“Say lama yah nunggunya maaf yah, tadi anak – anak agak bingung juga mau les kemana soalnya kebanyakan udah penuh, sama bahas PMDK itu rencananya kamu, aku daftarin di Teknik Sipil UB aja yah, kan emang minat kamu ke sana.. Iya kan?” tiba - tiba si Mitha datang ke arahku sambil nyerocos ndak karuan, tetapi agak heran juga kenapa dia berkata agak ngosh ngoshan.
“Say udah bungkus es Oyen buat Mitha? Sama buat Bunda juga?”
“Udah Mith, Cuma 3 bungkus aja buat kamu seorang mungkin buat Mbak Pur pembantu di rumah juga mungkin, soalnya Bunda pasti lagi di Batu sekarang”
“Oh gitu yah, oke deh yukkz” kemudian Mitha agak mengangkat roknya dan naik ke sepedahku, kita pun pulang menuju rumahku.
===========
“Mbak Pur, Mbak Pur!!” kita sudah sampai di rumah dan kuserahkan bungkusan es Oyen kepada mbak Pur untuk di siapkan
“Halo Dek, gimana kabarnya?” tanya Mitha seolah – olah udah kenal lama dengan Mbak Pur
Kenapa Mitha manggil Dek sedangkan aku manggil Mbak, mungkin bisa di cek di Bagian 2 : Extended saja, sejatinya Mbak Pur ini masih muda 2 tahun lah di bawahku tetapi karena aku menghormatinya tetap ku panggil mbak, sedang Mitha memanggilnya Dek ya mungkin ya karena menganggap mbak Pur adiknya aja hehe
“Loh, ada Mbak Mitha.. masuk mbak” jawab mbak Pur
“Loh mbak Pur? Koq tahu namanya Mitha?” Ku lihat kedua orang gadis ini saling pandang dan tertawa
“Iya lah say, kita udah pernah ketemuan koq beberapa waktu lalu di Matoz sama Bunda juga..”
“WHAAT.., kamu udah pernah ketemuan sama Bunda dan Mitha, gimana sih ini” tanyaku agak terheran-heran makin heran sama keadaan yang tidak kuketahui
“Halah say, santai aja, yuk Dek kita ke dapur” si Mitha pun menggandeng mbak Pur ke dapur sambil senyum – senyum, dan aku tetap terheran – heran,
Gua pun masuk ke kamarku dan kemudian mutusin buat mandi dulu biar ndak gerah, karena meskipun ini Malang yang katanya kota dingin.. mungkin iya 20 tahun lalu sekarang Kota Malang udah panas dan jalanannya pun macet.
Kemudian “Ceklak” aku pun keluar dari mandi segar rasanya, dan Eiiiitss…
“Mith, koq udah main tidur aja di kamar nih, keluar dulu gih ntar kalau memang jadi nginep sini biar di siapin ruang tamunya sama Mbak Pur” ku liat Mitha sudah rebahan sedang posisiku hanya memakai celana boxer tanpa CD dan tanpa kaos atasan hanya handuk yang melingkar di leher…
“Emm, emangnya ndak boleh yah kalau aku tidur sini?” sambil dia berdiri dan mendekatiku dan kemudian mencubit lenganku
“Wah setan seproters datang lagi nih” batinku dan terasa benar dag dig dug seolah menduga apa yang akan terjadi ….
”Mith” kuberanikan diri untuk menggenggam tangannya. Dan ia diam saja. Bahkan kemudian membalas remasan tanganku.
"Serem Ah!" kataku lirih.
"Serem apa?" tanyanya
"Serem kalau keterusan hihihi"
”udah keluar sana” perintah ku kepada Mitha sambil agak mendorongnya
"Ihh, dasar!" Mitha memekik sambil tangannya mencubit pahaku.
”Auw,” aku berteriak, meskipun cubitannya tidak sakit. "Cubit yang lainnya dong..." aku menggodanya.
"Yee!" tapi tangannya tetap terulur ke arah selangkanganku dan mulai bermain – main dibalik Si Otong yang sudah tegang terbatas oleh kain boxerku.
Masih dalam posisi berdiri, aku segera mengatur posisiku agak menjauh sedikit masih takut – takut malu di hatiku.
Dalam sekejap tiba – tiba tangan kanan Mitha mulai beraksi dengan meremas dan memijit-mijit si Otong dari luar.
“Keliatannya gede ya Say?” katanya lirih
"Dibuka dong..." kataku tetapi dia tetap saya mengelus – elus si Otong
Segera kupeluk tubuhnya dan ku dorong ke kasur, kami pun lalu tenggelam dalam ciuman yang hangat dan penuh gelora. Saat itu gua benar – benar merasakan kehangatan dan kelembutan bibirnya. Sudah sejak di ”Bagian 1” kita tidak melakukan percumbuan seperti ini,karena seringnya kita hanya jalan – jalan ke Mall sepulang sekolah dan kemudian gua anter dia pulang
Tanpa perlu disuruh, mulai kujamah bagian-bagian tubuhnya yang sensitif. Terutama dada dan pantatnya yang membulat, yang sejak tadi selalu membuatku bergairah.
Mitha pun langsung membalas, ia remas cepat si Otong yang sudah mengeras di boxer yang kukenakan.
”Ehm, Ndre...” ia merintih dalam dekapanku.
Gua makin bernafsu, sambil tetap melumat bibirnya, kutekan telapak tanganku ke celah pahanya yang masih tertutup rok sekolah, meremas daging lembut yang ada di sana.
”Ndree.. ” hanya itu yang dia ucap
Di dalam birahi ciuman pun berkembang menjadi acara saling remas, saling tekan, saling rangsang, dan puncaknya kami berdua saling bantu untuk melepas pakaian satu sama lain dan membiarkannya terserak di kasur.
”Apa kamu mau lanjutin, say?” tiba – tiba dia duduk sambil memegangi si Otong.
Gua pun langsung aja mengecupnya bibirnya dengan agak kasar karena nafsu, dan tiba – tiba giliran dia mendorongku kemudian penuh nafsu segera melumat dan menghisap kepala si Otong yang terlihat bulat membonggol dan tampak licin mengkilat.
”Pasti aku akan puas nanti!” tiba – tiba si Mitha berujar sambil terus melakukan permainan oralnya.
Gua berusaha mengimbangi dengan merangsang bibir kemaluannya dengan jariku. Saat ini posisiku setengah rebahan dan menyandarkan kepalaku pada sandaran kasur. Sedangkan Mitha sudah agak setengah telungkup di samping pinggangku. Dia menggeliat ketika jari tengahku mulai menerobos masuk ke celah kemaluannya, sementara jempolku bermain-main pada klitorisnya.
"Ouw..." jeritnya tertahan, sedikit menjengit tapi terlihat suka.
"Kenapa, Mith?" tanyaku sambil menusukkan jari tengahku lebih dalam dan memutar jempolku lebih keras pada tonjolan kecil di atas bibir kemaluannya.
”Ahh, Mith... aku.. ehss... ughh...” tiba – tiba Mitha melumat habis batangku sambil di gigit – gigit kecil hingga hampir ke pangkal, dan mengisapnya sedemikian rupa sampai gua merinding ngilu – ngilu sedap.
”Ayo, Ndre, sekarang!” Dia mulai bangkit dari posisi tengkurapnya, lalu mulai mengangkangi pinggulku, dan kemudian menelusupkan batang penisku yang sudah menegang keras ke sela-sela pahanya.
”Bentar Mith, apa kamu sudah yakin melakukan ini?” tanyaku dengan memandangnya yang setengah menunduk....
“Iya Say.. keperawananku hanya untukmu seorang, kita lakuin sekarang yah”
Dengan posisi antara duduk dan bersandar, gua coba membantunya dengan sedikit mengangkat pantatku ke atas. Maka sedikit demi sedikit kepala kemaluanku ditelan mulut kecil yang ada di selangkangannya. Terasa sekali liang itu begitu ketat, lembut menjepit sepanjang batangku. Rasanya hangat, lembut dan agak-agak terasa kesat.
“…Adu-duhh, sakit juga ternya, sakittt Aeww Ndree”
“Ouhh..!! Mith, apa kamu mau aku yang di atas saja”
“J-jangan Ndree…”
“Jreepttt…..”
“Ouwwwh…..hikz kkkk aduhh, sakit sekali ya Ndree, saakitt”
“Aduh, susah amat sih masuknya, hihhh,!! Hihhhh, Hearh..!”
Kurasakan tubuh Mitha mendadak terasa seperti kejang, kedua matanya membeliak lebar, rasa sakit dan perih mungkin nikmat mungkin melanda dirinya. Dan gua pun merasa sensasi ini bener – bener membuat panas tubuhku dan tidak ada alasan lagi untuk mundur.
Kenikmatanku pun semakin terasa ketika si Otong masuk centi demi centi terbenam terus terbenam semakin dalam di liang vaginanya.
Sejenak ku liat Mitha memutar-mutar pinggulnya seolah mengharapkan posisi yang paling mudah dan tepat untuk memulai pertemuan itu. Secara spontan kami berdua serempak mengeluarkan rintihan kenikmatan yang sejak tadi tertahan, ”Ooughhhh...!!!”
“Gimana Mith,masih terasa sakit?? ayo lemesinn, jangan tegang”
“Masih sakit,ngilu sekali, hsssshhh.. tapi mulai ada rasa-rasa nikmatnya Ndre” jawab Mitha yang mulai rileks sambil mulutnya mendesis-desis seperti orang kepedasan. Beberapa kali jarinya berusaha menyentuh bagian luar bibir kewanitaannya, seperti mau menggaruk seolah kegelian, namun tak bisa.
Dia kemudian mengatur posisi berlututnya hingga jadi lebih bebas bergerak dan dia mulai menggenjot tubuhnya naik turun. Makin lama genjotannya menjadi semakin cepat, sehingga membuat buah dadanya yang ranum itu jadi tampak berayun-ayun indah di depan wajahku.
Mulutku segera menangkap putingnya yang sudah mengeras tajam dan langsung melumatnya habis, dua-duanya, kiri dan kanan.
”Auw!” ia menjerit tertahan, namun gua tak mempedulikan. Terus gua mengulum kedua bukit padatnya itu secara bergantian. Sementara di bawah sana, pinggulku terus menyentak-nyentak mengimbangi genjotannya di atas tubuhku. Terasa sekali rasa nikmat mulai menjalar di sekitar pangkal dan sekujur batang penisku.
Entah sudah berapa lama kita dalam posisi seperti ini, terus menggoyang dan saling memperdengarkan rintihan dan desah penuh kenikmatan.
"Ndre... Say... ahh... aku..." rintihnya.
"Iya, Mith... keluarin aja... jangan ditahan..." sahutku.
”Ahh... auw!” mendadak rintihannya berubah menjadi keras.
Segera kuangkat dan kubalik tubuhnya, lalu kembali kutindih dia. Kini aku yang berada di atas, kugenjot tubuh mulus Mitha habis-habisan sampai kita berdua akhirnya mencapai orgasme secara hampir bersamaan.
”Mith... ahh... ahh...” aku mengerang-ngerang ketika kurasakan air maniku mulai menyembur kencang. Ada sekitar lima kali aku menembakkannya. Alirannya terasa nikmat di sepanjang batang kemaluanku. Rasanya berdesir-desir menggelikan.
”Ehm, sayy..” Mithapun kulihat ikut menikmati puncak birahinya. Wajah cantiknya memerah dan matanya terpejam, sementara tubuhnya sesekali bergetar menahan rasa nikmat yang menjalar di seluruh pusat kewanitaannya.
”Tok – Tok – Tok”
”Mas Andre ada telephon dari Bunda, tadi dia telpon Mas Andre katanya ndak aktif hapenya”
Teriak mbak Pur di depan pintu kamarku.
”Iya mbak Pur bilang aja ntar aku call balik”
”Oke mas Andre, saya bilangin ke Bunda”
”Terimakasih ya Mith” kataku lembut padanya
”Sama – sama say, aku mau mandi dulu ini, yuk mandi bareng Ndre..” Ajak mitha
”Oke sayang” gua pun berdiri sambil kuliat di selakanganku dan selakangannya ada bercak-bercak tanda hilangnya keperawanan Mitha dan ku nyalain Mp3 player di kamarku.
==============
POV : 3rd aja nih
==============
Siang itu Lusi sedang duduk ngobrol dengan teman-temannya di taman depan kelasnya. Mereka sedang asyik-asyiknya ngobrol ringan sambil membicarakan pelajaran yang telah selesai sebelumnya. Saat itu mereka tentunya masih memakai pakaian seragam sekolahnya masing-masing putih abu-abu biasa.
Saat mereka sedang seru-serunya ngobrol, ada seorang cowok kece yang sedang mengamati gerak-gerik Lusi dan teman-temannya yang cakep-cakep itu tentunya dengan tampang mupeng. Cowok itu adalah Anton, kelas mereka memang bersebelahan pada jurusan yang sama IPS.
“Wah penat ulangan barusan tadi dapat pemandangan alam yang bening-bening nih. Lumayan buat cuci mata” batin Anton sambil senyum senyum mesum ketika melihat Lusi dan teman-temannya.
Semuanya cantik-cantik,manis-manis dan putih-putih. Namun diantara semuanya, si Anton paling sering memandangi Lusi. Karena memang Lusi yang paling cakep diantara mereka yang sedang ngobrol itu. Apalagi posisi Lusi saat itu sungguh pas menghadap ke arahnya. Namun yang bikin Anton makin mupeng dengan Lusi, saat itu posisi duduk si Lusi yang agak serampangan. Kedua kakinya agak terbuka dan roknya sedikit tertarik ke atas sehingga dia bisa melihat paha putih Lusi.
Lusi seperti tak menyadari sedari tadi ada si Anton yang memperhatikan pahanya. Ia tetap tidak mengubah posisi duduknya itu. Sehingga Anton sungguh beruntung bisa memandangi paha Lusi yang sungguh putih mulus itu selama beberapa saat lamanya. Matanya berpindah-pindah antara wajah yang cantik itu dan pahanya yang terbuka.
Namun itu masih belum apa-apa. Setelah itu, Lusi becanda agak kelewatan dengan salah satu temannya. Sampai temannya itu ingin mencubit dirinya Tentu dia tak ingin dicubit begitu saja dan berusaha menghindar. Saat dia berusaha menghindari cubitan itu, tanpa sadar dia membuka kakinya terlalu lebar sampai celana dalamnya kelihatan dari sudut pandang cowok itu. Apalagi CD yang dipakainya saat itu warna hitam, yang mana sungguh kontras dengan kulitnya yang putih. Tentu si Anton jadi melongo dibuatnya saat mendapat rejeki nomplok itu.
“Mimpi apa semalam bisa ngeliat dalemannya si Lusi” kembali birahi si Anton sudah meluap-luap.
Memang sebelumnya antara Lusi dan Anton sudah pernah satu kelas ketika kelas 1 dan 2, hubungan mereka pun akrab sekali karena termasuk dalam satu geng tetapi selama ini Anton hanya sebatas saling menggoda dan kadang-kadang sedikit meraba-raba, terutama dulu si Lusi sering menggoda Anton untuk meminta balas budi berupa di traktir makan atau meminjam uang ataupun kendaraan si Anton.
Beberapa saat kemudian, bubarlah mereka dari kumpul-kumpul itu. Namun saat itu Lusi tidak langsung pulang, karena ingin ke toilet terlebih dahulu. Saat itulah dia berjalan melewati si Anton dan kemudian...
“Hey! Ngapain loe Ton di sini sendirian? Hayoo sejak tadi loe liat – liatin Gue Kan?
Lagi mupeng ya Loe?” Goda Lusi seperti dulu sewaktu mereka masih sekelas …
“Kalo memang iya kenapa?” apa loe mau puasin gua Lus?”
Tentunya si Lusi kaget dengan jawaban si Anton..
“Buset dah Anton udah berubah, lebih berani dia, dulu gua godain bentar aja udah ciut, apa bener yah gosip yang beredar setelah kelas 3 ini si Anton udah jadi playboy tingkat Kecamatan” batin si Lusi.
“Enak di loe g enak di gua donk…tapi gimana cara muasin loe Ton?
“Maunya apa? ML yuk!” Rupanya saat itu si Anton udah bener-bener nekat dengan sedikit pertimbangan pasti si Lusi udah ndak perawan lagi setelah dia denger sendiri dari Jony, cowok si Lusi yang juga temen Anton dan apalagi dia kali ini benar-benar ingin meluapkan perasaannya yang telah lama terbendung.
“Sekarang berani nggak? Di toilet” tantang Lusi kembali.
Sebenarnya kali ini si Lusipun hanya sebatas menggoda untuk ngetes dan mainin si Anton, tetapi nasib berkata lain.
“Boleh. Ayo sekarang! Kebetulan gua udah benar-benar gak tahan sama sama loe”
Si Anton pun berdiri sambil menyeret lengan si Lusi..
“Tidaak...tidaak ....lepasin Toon” si Lusi berteriak sambil sedikit meronta kaget dengan apa yang terjadi ..
“Ayo ikut ini gua ladenin. Jangan cuman ngomong doang,” kata Anton dengan tetap menarik si Lusi menuju toilet.
“Udah lah Ton, gua cumak bercanda koq, lepasin ton”
“Ogah!!! ayok Lus, kalau loe ke toilet apa di kelas sebelah aje gimana?”
“Jangan gitu donk Ton.. ato gua teriak kenceng nih”
“Teriak aja kali Lus… biar pada rame aja hehhe”
“Haduh Toon, lepasin sakit nih …”
Dan kembali lagi setan semproters pun datang … Si Lusi yang mungkin juga sedikit On.. jadi setengah hati untuk menolaknya.
Sesampai di depan toilet, Anton pun berkata ”Ayo masuk.” Dan dengan cepat menarik si Lusi kedalam toilet!
Kebetulan suasana toilet itu lagi kosong tak ada orang yang melihat mereka itu masuk (Hehehe kalau rame – rame kan ya berabe, penulis belum tega kalau temanya gang bang)
Dan saat Lusi masuk, Anton pun segera dengan cepat menguncinya. Sehingga di dalam kamar toilet yang sempit itu, kini Lusi dan Anton berduaan didalam. Segera Anton tak menyia-nyiakan kesempatan yang telah ditunggunya itu. Tanpa berkata apa-apa lagi, Anton langsung menubruk tubuh Lusi dan menciuminya.
Diciuminya bibir Lusi dan bagian lagi wajahnya. Lusi bukannya protes malah mendiamkan saja. Mungkin ia tak mengira Anton bakal senekat itu, atau mungkin ia juga jadi ikutan pengin apalagi belum pernah ia berbuat segila ini di tempat umum.
Si Anton jadi tambah nafsu melihat Lusi membiarkan saja, kembali ia menciumi bibir Lusi. Sementara Lusi kini malah menanggapi aksi Anton. Bibirnya juga ikutan aktif mencium bibir Anton. Akhirnya keduanya saling berpagutan di dalam kamar toilet itu. Kedua lidah mereka saling bertemu dan “bersilat lidah”.
Merasa diberi angin, Anton jadi makin liar aksinya. Kini dibukanya kancing baju seragam Lusi satu persatu, sudah sejak tadi ia penasaran ingin melihat payudara montok milik si Lusi sehingga terbukalah baju seragam Lusi dan tampaklah kulit tubuhnya yang putih mulus terbungkus Bra warna coklat muda.
Dengan penuh nafsu dilepasnya bra itu kemudian tangannya merogoh ke punggung Lusi mencari pengait branya untuk dibukanya sehingga nampaklah payudara yang putih mulus serta padat berisi itu.
Seketika itu juga Anton jadi nafsu melihat dada yang putih menggiurkan itu. Segera dipegangnya kedua dada Lusi dengan kedua tangannya, diraba-rabanya dada yang berada dalam genggamannya itu,digoyang-goyangnya, dan diremas-remasnya.
Kedua jari-jarinya memilin-milin puting payudara Lusi yang segar kemerahan itu membuat Lusi mau tak mau mulai bereaksi, ia juga ikutan aktif. Dibukanya resleting celana panjang Anton dan diturunkannya lalu nampaklah tonjolan besar di celana dalamnya, langsung dibukanya celana dalam itu dan diturunkannya.
Nampak penis hitam dengan ukurannya yang lumayan wow telah menegak dengan keras. Segera kemudian ia pun memegang dan memijit-pijitnya dengan tangan halusnya.
Anton pun mendekat ke samping Lusi, kedua tangannya terus meremas-remas payudara putih itu lalu mulutnya mulai mengemut-ngemut puting payudara yang kemerahan itu. Dengan rakus diemut-emutnya puting merah yang segar itu. Sementara tangan halus Lusi kini mengelus-ngelus kepala penis si Anton.
Mulai tahap berikutnya … Anton mulai mengangkat rok Lusi kemudian menyusupkan tangannya ke balik celana dalam Lusi dan mulai mengobok-obok di dalam sana sampai memek lusi pun terasa makin becek karena gesekan – gesekan jari – jari milik Anton.
“Buset dah Anton koq udah jadi profesional gini yah” Batin Lusi yang sebenarnya ingin juga segera dipuaskan.
“Ohhhhh…..Ton ayokh Ton sekarang masukin…….!!” desah si Lusi tak kuasa menahan hasratnya.
Tak lama kemudian, Anton menarik tangannya keluar dari celana dalam Lusi, jari-jarinya basah oleh cairan itu langsung dijilatinya seperti menjilat madu.
“Lus hadap hadap tembok donk” Si Anton ingin memulai aksinya dengan dogie dan lalu si Lusi pun menurutinya dengan menyandarkan kedua tangannya di tembok untuk menyanggah tubuhnya.
“Asyik bener nih Lus, pantat loe mantap.. kenapa ndak sejak dulu aja ya Lus.”
“Ah loe si ndak pernah punya nyali sejak dulu, tahu "punya" loe sebesar ini gua setiap saat rela loe entotin Ton” sahut Lusi yang udah mulai nakal.
“Iya…dari dulu gua sudah naksir berat sama loe Lus tapi elo sih cuma ngasih harapan kosong doank ke gua” kata si Anton sambil mulai menurunkan CD hitam si Lusi.
Akhirnya pantat Lusi pun sudah telanjang menungging dengan celana dalamnya masih menggantung di kaki kanannya. Posisi ini mengakibatkan memek Lusi terpampang indah di hadapan Anton. Dengan lembut Anton mulai membelai permukaan memek Lusi yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke payudara Lusi.
“Sshh.. Toon” desah Lusi dengan agak gemetar ketika jari Anton menekan bagian tengah kemaluannya.
Belum beres Lusi mengatur nafasnya yang memburu, dia mulai merasakan ada jari yang merenggangkan memeknya, kemudian disusul dengan sebuah benda keras yang menyeruak masuk. Benda itu adalah penis Anton. "sepertinya Anton buru-buru sekali ingin menikmati memekku” batin Lusi dengan sedikit membelalakan mata menahan nyeri ketika penis Anton mulai menerobos memek Lusi yang masih sempit itu.
Lusi memejamkan matanya, meringis, dan merintih menahan rasa perih akibat gesekan benda itu pada memeknya. Pelahan-lahan benda itu meluncur masuk. Dan ketika dengan kasar Anton tiba-tiba menekankan seluruh penis amblas kedalam.
“Ahh……Ton……….ahhhhhhh…….sakittttttt…pelan dikit donk!!”
“Kenapa loe Lus apa punyanya si Jony ndak sebesar ini yah, koq loe mau aja sih Lus sama si Jony?” ceracau Anton sambil tetap menekan nekan penisnya.
“Iya Ton, habis si Jony mau ngasih segalanya buat gua Ton.. jadi gua mau aja sama dia.”
“Ehhh… enak Toon..”
“Iya Ton gitu ton pelan-pelan aja”
Batin Lusi pun kini tak lagi kuasa ketika penis Anton menggesek dinding-dinding memeknya, semakin cepat dan semakin dalam, dibuatnya Lusi serasa terbang ke awang-awang, rasa perih dan nikmat bercampur baur dalam desahan dan gelinjang tubuh mereka.
“Lus loe balik hadap gua donk gua pengen sambil liatin tubuh indah loe nih”
“Ok Ton..gua naik di bak mandi toilet aja yah”
“Jangan Lus, Loe tetep berdiri aja, sandaran aja di tembok”
“Terserah loe deh Ton” pasrah si Lusi sambil dia berbalik arah dan melepas CD nya lalu menyimpannya di Tas nya.
“Nah gini kan rasanya hmmm… senangnya gua bersamamu sekarang Lus”
“Jony sangat beruntung memiliki loe Lus..cantik dan bertubuh idaman lelaki” Dengan lembut Anton kembali mencium leher lusi kemudian menghembuskan nafasnya ke telinga Lusi membuat gairah Lusi kembali berkobar dan seluruh bulu-bulu halus di tubuhnya pun berdiri.
“Bibir Loe juga indah Lus” kata Anton lagi kemudian dia melumat kedua belah bibir sensual Lusi, seolah olah ingin mempermainkan perasaan Lusi.
“Susu mu juga montok, menggairahkan.. indah sekali Lus”
Anton pun mengulum dan membenamkan wajahnya di belahan dada Lusi. membuatnya menggelinjang hasratnya kini lebih berkobar-kobar ndak karuan.
“Emmmhhhh Emmmmh” si Anton pun langsung menggigit puting Lusi.
Oh… terus Ton…teruss entot gua!!” desah Lusi tanpa malu-malu lagi.
Dan langsung saja Anton menancapkan kembali penisnya, menyodok-nyodokkan memek Lusi dengan kecepatan yang sedang-sedang saja sambil meremas-remas pantat Lusi.
“Ohh..” tubuh Lusi bergetar sesuatu yang keras berusaha menyeruak masuk lubang kenikmatannya, dan perlahan benda itu mulai tenggelam dalam selangkangannya.Tubuhnya terasa penuh seakan benda itu menancap tepat di rahimnya Tangannya pun kini mencengkram erat tubuh Anton dan menancapkan kuku-kukuku di pundaknya,
“Ohh.. Lus.. nikmat sekali... bener – bener masih peret nih Lus..” Anton terus mengocok vagina Lusi maju mundur.
Untuk beberapa saat Anton menghentikan gerakannya dan memeluk erat tubuh Lusi sambil melumat bibirnya, mencabut penisnya yang masih mengacung kokoh dari dalam rahimnya.
“Oh..” ada sesuatu yang hilang rasanya dari tubuh Lusi, Kembali Anton menancapkan penisnya, gesekan demi gesekan Lusi rasakan semakin nikmat menyentuh kulit halus liang vaginanya.
“Ohh.. Lus.. Nikmat sekali.. Ohh..”
Hingga 15 menit kemudian tubuh Lusi mengejan ejan dan mengucurlah cairan dari liang senggamanya dengan deras sampai membasahi pahanya. Lusi pun merintih panjang sampai tubuhnya melemas kembali, kepalanya jatuh tertunduk, nafasnya pun jadi kacau setelah mencapai orgasme.
“Toon stop Ton.. break bentar” kata Lusi tersenggal – senggal …
“Haduh Ton seettop!!! loe koq masih nggenjot aja…”
“Kuat banget loe Ton, ayo Toon cepet”
Dan si Anton penisnya masih begitu keras dan dia masih kuat menggenjot Lusi tanpa mempedulikan kondisinya yang mulai kepayahan. Rambut panjang Lusi pun dijambaknya hingga kepalanya terangkat,
“Sebentar lagi keluar gua Lus, di dalem aja yah Lus”
“Iya Toon tapi pelan-pelan ya… cape banget nih”
”Ah uh ah….hhhhh………”suara-suara itu membahana di kamar mandi itu.
Dengan tetap bergoyang, kini tangan Anton merayap ke bawah menggerayangi payudara Lusi. Dia sangat pandai meremas-remas titik sensitif Lusi hingga mulai kembali melayang-layang. Gelombang orgasme sudah di ambang batas.
“Aaaahhhhh….hhhhhhhh” Crooot, croott, crooottt, keluarlah sperma cukup banyak dari penis Anton
Memek Lusi pun banjir oleh cairan Anton yang hangat dan kental itu, sperma yang tidak tertampung meleleh keluar di daerah selangakangannya.
“Ahhhh ahhhh Ahhhhhh Puas sekali aku Ton, nikmat banget … terimakasih yah”
“Iya Lus yuk keluar, ada siapa tuh suara di luar kayak ada yang nangis“
=======================================
“Kamu sayang ndak Ndre sama aku?”
“Ya Mith gua sayang sama loe”
“Itu aja cukup Ndre buat ku”
=======================================
Ceklek!!!! Pintu kamar mandi pun terbuka keluar lah si Anton sambil benerin resletingnya … meninggalkan si Lusi yang kini menyandarkan salah satu kakinya di bak air toilet ”
“Eh ada loe Ndre …eh Ada Mitha juga …ngapain loe pade tangis tangis an di depan kamar mandi ?” Tanya Anton kepada Andre dan Mith tanpa paham situasi dan ingat situasi nya sendiri sambil membereskan celananya yang belum di kancingin.
“Eh anjiiing tutuppppp” teriak Lusi karena pintu kamar mandi yang terbuka tiba - tiba dan dia belum berbenah.
“Udah kalian itu cocok satu sama lain, sini masuk aja berdua ke kamar mandi nih.. aman koq di sinii Gua yang bakal jaga”
“Apalagi ini kan udah udah saling cinta janganlah kalian tangis-tangisan gini ingat kita sudah kelas 3 mau Ujian nih, segala usaha melepaskan penat sangat diperlukan, bukannya tangis-tangisan gitu”
“Iya bener tuh kata Anton” ujar Lusi sambil membuka pintu keluar kamar mandi masih dengan nafas ngos2 an habis Eheem ehhemm
Mereka berdua Lusi dan Anton pun kompak tak mengerti perasaan teman sekelas mereka dulu.
“Hmmmmmm” tanpa dikomando Mitha dan Andre kompak ber Hmmmmmmm bersamaan kemudian berbalik arah meninggalkan Anton dan Lusi.
“Ehh koq malah ngacir ya Lus mereka” tanya Anton ke Lusi setengah heran.
“Ntar lagi yuk Ton?? Anterin gua pulang ke rumah”
“Ndak ah Lus gua ada janji ntar, mau kerumah temen gua, habis ini gua dijemput”
“Oke deh Ton, terus mobil loe gimana Ton?
“Yah gua tinggal aja dulu ntar sore gua ambil lagi”
“Gua bawa aja deh gimana Ton?”
“Ok nih kuncinya, gua cabut duluan ya Lus tuh masih ada yang merembes di kaki Loe”
“Whaat” Si Lusi kaget masih ada aja cairan yang merembes melewati selakangannya.
Si Anton pun tersenyum puas salah satu hasratnya yang terpendam selama 2 tahun lebih ini sudah tercapai…
“Teeeleeeeleet ,. Teeleeeeleet” suara hape Anton berbunyi..
“Ton sorry, janjian kita batal dulu yah …”kata suara di sana
“Yahh.. Oke dah g papa”
“Hmm .. apa gua kembali sama Lusi aja yah, atau .. ah gua main sama Andre aja kangen sama dia nih sapa tahu ada sesuatu yang Lebih Indah.. “ Anton pun berlari mengejar Andre sambil memasang headset nya mendengarkan lagu lebih indahnya Adera :
POV : 3rd aja nih
==============
Siang itu Lusi sedang duduk ngobrol dengan teman-temannya di taman depan kelasnya. Mereka sedang asyik-asyiknya ngobrol ringan sambil membicarakan pelajaran yang telah selesai sebelumnya. Saat itu mereka tentunya masih memakai pakaian seragam sekolahnya masing-masing putih abu-abu biasa.
Saat mereka sedang seru-serunya ngobrol, ada seorang cowok kece yang sedang mengamati gerak-gerik Lusi dan teman-temannya yang cakep-cakep itu tentunya dengan tampang mupeng. Cowok itu adalah Anton, kelas mereka memang bersebelahan pada jurusan yang sama IPS.
“Wah penat ulangan barusan tadi dapat pemandangan alam yang bening-bening nih. Lumayan buat cuci mata” batin Anton sambil senyum senyum mesum ketika melihat Lusi dan teman-temannya.
Semuanya cantik-cantik,manis-manis dan putih-putih. Namun diantara semuanya, si Anton paling sering memandangi Lusi. Karena memang Lusi yang paling cakep diantara mereka yang sedang ngobrol itu. Apalagi posisi Lusi saat itu sungguh pas menghadap ke arahnya. Namun yang bikin Anton makin mupeng dengan Lusi, saat itu posisi duduk si Lusi yang agak serampangan. Kedua kakinya agak terbuka dan roknya sedikit tertarik ke atas sehingga dia bisa melihat paha putih Lusi.
Lusi seperti tak menyadari sedari tadi ada si Anton yang memperhatikan pahanya. Ia tetap tidak mengubah posisi duduknya itu. Sehingga Anton sungguh beruntung bisa memandangi paha Lusi yang sungguh putih mulus itu selama beberapa saat lamanya. Matanya berpindah-pindah antara wajah yang cantik itu dan pahanya yang terbuka.
Namun itu masih belum apa-apa. Setelah itu, Lusi becanda agak kelewatan dengan salah satu temannya. Sampai temannya itu ingin mencubit dirinya Tentu dia tak ingin dicubit begitu saja dan berusaha menghindar. Saat dia berusaha menghindari cubitan itu, tanpa sadar dia membuka kakinya terlalu lebar sampai celana dalamnya kelihatan dari sudut pandang cowok itu. Apalagi CD yang dipakainya saat itu warna hitam, yang mana sungguh kontras dengan kulitnya yang putih. Tentu si Anton jadi melongo dibuatnya saat mendapat rejeki nomplok itu.
“Mimpi apa semalam bisa ngeliat dalemannya si Lusi” kembali birahi si Anton sudah meluap-luap.
Memang sebelumnya antara Lusi dan Anton sudah pernah satu kelas ketika kelas 1 dan 2, hubungan mereka pun akrab sekali karena termasuk dalam satu geng tetapi selama ini Anton hanya sebatas saling menggoda dan kadang-kadang sedikit meraba-raba, terutama dulu si Lusi sering menggoda Anton untuk meminta balas budi berupa di traktir makan atau meminjam uang ataupun kendaraan si Anton.
Beberapa saat kemudian, bubarlah mereka dari kumpul-kumpul itu. Namun saat itu Lusi tidak langsung pulang, karena ingin ke toilet terlebih dahulu. Saat itulah dia berjalan melewati si Anton dan kemudian...
“Hey! Ngapain loe Ton di sini sendirian? Hayoo sejak tadi loe liat – liatin Gue Kan?
Lagi mupeng ya Loe?” Goda Lusi seperti dulu sewaktu mereka masih sekelas …
“Kalo memang iya kenapa?” apa loe mau puasin gua Lus?”
Tentunya si Lusi kaget dengan jawaban si Anton..
“Buset dah Anton udah berubah, lebih berani dia, dulu gua godain bentar aja udah ciut, apa bener yah gosip yang beredar setelah kelas 3 ini si Anton udah jadi playboy tingkat Kecamatan” batin si Lusi.
“Enak di loe g enak di gua donk…tapi gimana cara muasin loe Ton?
“Maunya apa? ML yuk!” Rupanya saat itu si Anton udah bener-bener nekat dengan sedikit pertimbangan pasti si Lusi udah ndak perawan lagi setelah dia denger sendiri dari Jony, cowok si Lusi yang juga temen Anton dan apalagi dia kali ini benar-benar ingin meluapkan perasaannya yang telah lama terbendung.
“Sekarang berani nggak? Di toilet” tantang Lusi kembali.
Sebenarnya kali ini si Lusipun hanya sebatas menggoda untuk ngetes dan mainin si Anton, tetapi nasib berkata lain.
“Boleh. Ayo sekarang! Kebetulan gua udah benar-benar gak tahan sama sama loe”
Si Anton pun berdiri sambil menyeret lengan si Lusi..
“Tidaak...tidaak ....lepasin Toon” si Lusi berteriak sambil sedikit meronta kaget dengan apa yang terjadi ..
“Ayo ikut ini gua ladenin. Jangan cuman ngomong doang,” kata Anton dengan tetap menarik si Lusi menuju toilet.
“Udah lah Ton, gua cumak bercanda koq, lepasin ton”
“Ogah!!! ayok Lus, kalau loe ke toilet apa di kelas sebelah aje gimana?”
“Jangan gitu donk Ton.. ato gua teriak kenceng nih”
“Teriak aja kali Lus… biar pada rame aja hehhe”
“Haduh Toon, lepasin sakit nih …”
Dan kembali lagi setan semproters pun datang … Si Lusi yang mungkin juga sedikit On.. jadi setengah hati untuk menolaknya.
Sesampai di depan toilet, Anton pun berkata ”Ayo masuk.” Dan dengan cepat menarik si Lusi kedalam toilet!
Kebetulan suasana toilet itu lagi kosong tak ada orang yang melihat mereka itu masuk (Hehehe kalau rame – rame kan ya berabe, penulis belum tega kalau temanya gang bang)
Dan saat Lusi masuk, Anton pun segera dengan cepat menguncinya. Sehingga di dalam kamar toilet yang sempit itu, kini Lusi dan Anton berduaan didalam. Segera Anton tak menyia-nyiakan kesempatan yang telah ditunggunya itu. Tanpa berkata apa-apa lagi, Anton langsung menubruk tubuh Lusi dan menciuminya.
Diciuminya bibir Lusi dan bagian lagi wajahnya. Lusi bukannya protes malah mendiamkan saja. Mungkin ia tak mengira Anton bakal senekat itu, atau mungkin ia juga jadi ikutan pengin apalagi belum pernah ia berbuat segila ini di tempat umum.
Si Anton jadi tambah nafsu melihat Lusi membiarkan saja, kembali ia menciumi bibir Lusi. Sementara Lusi kini malah menanggapi aksi Anton. Bibirnya juga ikutan aktif mencium bibir Anton. Akhirnya keduanya saling berpagutan di dalam kamar toilet itu. Kedua lidah mereka saling bertemu dan “bersilat lidah”.
Merasa diberi angin, Anton jadi makin liar aksinya. Kini dibukanya kancing baju seragam Lusi satu persatu, sudah sejak tadi ia penasaran ingin melihat payudara montok milik si Lusi sehingga terbukalah baju seragam Lusi dan tampaklah kulit tubuhnya yang putih mulus terbungkus Bra warna coklat muda.
Dengan penuh nafsu dilepasnya bra itu kemudian tangannya merogoh ke punggung Lusi mencari pengait branya untuk dibukanya sehingga nampaklah payudara yang putih mulus serta padat berisi itu.
Seketika itu juga Anton jadi nafsu melihat dada yang putih menggiurkan itu. Segera dipegangnya kedua dada Lusi dengan kedua tangannya, diraba-rabanya dada yang berada dalam genggamannya itu,digoyang-goyangnya, dan diremas-remasnya.
Kedua jari-jarinya memilin-milin puting payudara Lusi yang segar kemerahan itu membuat Lusi mau tak mau mulai bereaksi, ia juga ikutan aktif. Dibukanya resleting celana panjang Anton dan diturunkannya lalu nampaklah tonjolan besar di celana dalamnya, langsung dibukanya celana dalam itu dan diturunkannya.
Nampak penis hitam dengan ukurannya yang lumayan wow telah menegak dengan keras. Segera kemudian ia pun memegang dan memijit-pijitnya dengan tangan halusnya.
Anton pun mendekat ke samping Lusi, kedua tangannya terus meremas-remas payudara putih itu lalu mulutnya mulai mengemut-ngemut puting payudara yang kemerahan itu. Dengan rakus diemut-emutnya puting merah yang segar itu. Sementara tangan halus Lusi kini mengelus-ngelus kepala penis si Anton.
Mulai tahap berikutnya … Anton mulai mengangkat rok Lusi kemudian menyusupkan tangannya ke balik celana dalam Lusi dan mulai mengobok-obok di dalam sana sampai memek lusi pun terasa makin becek karena gesekan – gesekan jari – jari milik Anton.
“Buset dah Anton koq udah jadi profesional gini yah” Batin Lusi yang sebenarnya ingin juga segera dipuaskan.
“Ohhhhh…..Ton ayokh Ton sekarang masukin…….!!” desah si Lusi tak kuasa menahan hasratnya.
Tak lama kemudian, Anton menarik tangannya keluar dari celana dalam Lusi, jari-jarinya basah oleh cairan itu langsung dijilatinya seperti menjilat madu.
“Lus hadap hadap tembok donk” Si Anton ingin memulai aksinya dengan dogie dan lalu si Lusi pun menurutinya dengan menyandarkan kedua tangannya di tembok untuk menyanggah tubuhnya.
“Asyik bener nih Lus, pantat loe mantap.. kenapa ndak sejak dulu aja ya Lus.”
“Ah loe si ndak pernah punya nyali sejak dulu, tahu "punya" loe sebesar ini gua setiap saat rela loe entotin Ton” sahut Lusi yang udah mulai nakal.
“Iya…dari dulu gua sudah naksir berat sama loe Lus tapi elo sih cuma ngasih harapan kosong doank ke gua” kata si Anton sambil mulai menurunkan CD hitam si Lusi.
Akhirnya pantat Lusi pun sudah telanjang menungging dengan celana dalamnya masih menggantung di kaki kanannya. Posisi ini mengakibatkan memek Lusi terpampang indah di hadapan Anton. Dengan lembut Anton mulai membelai permukaan memek Lusi yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke payudara Lusi.
“Sshh.. Toon” desah Lusi dengan agak gemetar ketika jari Anton menekan bagian tengah kemaluannya.
Belum beres Lusi mengatur nafasnya yang memburu, dia mulai merasakan ada jari yang merenggangkan memeknya, kemudian disusul dengan sebuah benda keras yang menyeruak masuk. Benda itu adalah penis Anton. "sepertinya Anton buru-buru sekali ingin menikmati memekku” batin Lusi dengan sedikit membelalakan mata menahan nyeri ketika penis Anton mulai menerobos memek Lusi yang masih sempit itu.
Lusi memejamkan matanya, meringis, dan merintih menahan rasa perih akibat gesekan benda itu pada memeknya. Pelahan-lahan benda itu meluncur masuk. Dan ketika dengan kasar Anton tiba-tiba menekankan seluruh penis amblas kedalam.
“Ahh……Ton……….ahhhhhhh…….sakittttttt…pelan dikit donk!!”
“Kenapa loe Lus apa punyanya si Jony ndak sebesar ini yah, koq loe mau aja sih Lus sama si Jony?” ceracau Anton sambil tetap menekan nekan penisnya.
“Iya Ton, habis si Jony mau ngasih segalanya buat gua Ton.. jadi gua mau aja sama dia.”
“Ehhh… enak Toon..”
“Iya Ton gitu ton pelan-pelan aja”
Batin Lusi pun kini tak lagi kuasa ketika penis Anton menggesek dinding-dinding memeknya, semakin cepat dan semakin dalam, dibuatnya Lusi serasa terbang ke awang-awang, rasa perih dan nikmat bercampur baur dalam desahan dan gelinjang tubuh mereka.
“Lus loe balik hadap gua donk gua pengen sambil liatin tubuh indah loe nih”
“Ok Ton..gua naik di bak mandi toilet aja yah”
“Jangan Lus, Loe tetep berdiri aja, sandaran aja di tembok”
“Terserah loe deh Ton” pasrah si Lusi sambil dia berbalik arah dan melepas CD nya lalu menyimpannya di Tas nya.
“Nah gini kan rasanya hmmm… senangnya gua bersamamu sekarang Lus”
“Jony sangat beruntung memiliki loe Lus..cantik dan bertubuh idaman lelaki” Dengan lembut Anton kembali mencium leher lusi kemudian menghembuskan nafasnya ke telinga Lusi membuat gairah Lusi kembali berkobar dan seluruh bulu-bulu halus di tubuhnya pun berdiri.
“Bibir Loe juga indah Lus” kata Anton lagi kemudian dia melumat kedua belah bibir sensual Lusi, seolah olah ingin mempermainkan perasaan Lusi.
“Susu mu juga montok, menggairahkan.. indah sekali Lus”
Anton pun mengulum dan membenamkan wajahnya di belahan dada Lusi. membuatnya menggelinjang hasratnya kini lebih berkobar-kobar ndak karuan.
“Emmmhhhh Emmmmh” si Anton pun langsung menggigit puting Lusi.
Oh… terus Ton…teruss entot gua!!” desah Lusi tanpa malu-malu lagi.
Dan langsung saja Anton menancapkan kembali penisnya, menyodok-nyodokkan memek Lusi dengan kecepatan yang sedang-sedang saja sambil meremas-remas pantat Lusi.
“Ohh..” tubuh Lusi bergetar sesuatu yang keras berusaha menyeruak masuk lubang kenikmatannya, dan perlahan benda itu mulai tenggelam dalam selangkangannya.Tubuhnya terasa penuh seakan benda itu menancap tepat di rahimnya Tangannya pun kini mencengkram erat tubuh Anton dan menancapkan kuku-kukuku di pundaknya,
“Ohh.. Lus.. nikmat sekali... bener – bener masih peret nih Lus..” Anton terus mengocok vagina Lusi maju mundur.
Untuk beberapa saat Anton menghentikan gerakannya dan memeluk erat tubuh Lusi sambil melumat bibirnya, mencabut penisnya yang masih mengacung kokoh dari dalam rahimnya.
“Oh..” ada sesuatu yang hilang rasanya dari tubuh Lusi, Kembali Anton menancapkan penisnya, gesekan demi gesekan Lusi rasakan semakin nikmat menyentuh kulit halus liang vaginanya.
“Ohh.. Lus.. Nikmat sekali.. Ohh..”
Hingga 15 menit kemudian tubuh Lusi mengejan ejan dan mengucurlah cairan dari liang senggamanya dengan deras sampai membasahi pahanya. Lusi pun merintih panjang sampai tubuhnya melemas kembali, kepalanya jatuh tertunduk, nafasnya pun jadi kacau setelah mencapai orgasme.
“Toon stop Ton.. break bentar” kata Lusi tersenggal – senggal …
“Haduh Ton seettop!!! loe koq masih nggenjot aja…”
“Kuat banget loe Ton, ayo Toon cepet”
Dan si Anton penisnya masih begitu keras dan dia masih kuat menggenjot Lusi tanpa mempedulikan kondisinya yang mulai kepayahan. Rambut panjang Lusi pun dijambaknya hingga kepalanya terangkat,
“Sebentar lagi keluar gua Lus, di dalem aja yah Lus”
“Iya Toon tapi pelan-pelan ya… cape banget nih”
”Ah uh ah….hhhhh………”suara-suara itu membahana di kamar mandi itu.
Dengan tetap bergoyang, kini tangan Anton merayap ke bawah menggerayangi payudara Lusi. Dia sangat pandai meremas-remas titik sensitif Lusi hingga mulai kembali melayang-layang. Gelombang orgasme sudah di ambang batas.
“Aaaahhhhh….hhhhhhhh” Crooot, croott, crooottt, keluarlah sperma cukup banyak dari penis Anton
Memek Lusi pun banjir oleh cairan Anton yang hangat dan kental itu, sperma yang tidak tertampung meleleh keluar di daerah selangakangannya.
“Ahhhh ahhhh Ahhhhhh Puas sekali aku Ton, nikmat banget … terimakasih yah”
“Iya Lus yuk keluar, ada siapa tuh suara di luar kayak ada yang nangis“
=======================================
“Kamu sayang ndak Ndre sama aku?”
“Ya Mith gua sayang sama loe”
“Itu aja cukup Ndre buat ku”
=======================================
Ceklek!!!! Pintu kamar mandi pun terbuka keluar lah si Anton sambil benerin resletingnya … meninggalkan si Lusi yang kini menyandarkan salah satu kakinya di bak air toilet ”
“Eh ada loe Ndre …eh Ada Mitha juga …ngapain loe pade tangis tangis an di depan kamar mandi ?” Tanya Anton kepada Andre dan Mith tanpa paham situasi dan ingat situasi nya sendiri sambil membereskan celananya yang belum di kancingin.
“Eh anjiiing tutuppppp” teriak Lusi karena pintu kamar mandi yang terbuka tiba - tiba dan dia belum berbenah.
“Udah kalian itu cocok satu sama lain, sini masuk aja berdua ke kamar mandi nih.. aman koq di sinii Gua yang bakal jaga”
“Apalagi ini kan udah udah saling cinta janganlah kalian tangis-tangisan gini ingat kita sudah kelas 3 mau Ujian nih, segala usaha melepaskan penat sangat diperlukan, bukannya tangis-tangisan gitu”
“Iya bener tuh kata Anton” ujar Lusi sambil membuka pintu keluar kamar mandi masih dengan nafas ngos2 an habis Eheem ehhemm
Mereka berdua Lusi dan Anton pun kompak tak mengerti perasaan teman sekelas mereka dulu.
“Hmmmmmm” tanpa dikomando Mitha dan Andre kompak ber Hmmmmmmm bersamaan kemudian berbalik arah meninggalkan Anton dan Lusi.
“Ehh koq malah ngacir ya Lus mereka” tanya Anton ke Lusi setengah heran.
“Ntar lagi yuk Ton?? Anterin gua pulang ke rumah”
“Ndak ah Lus gua ada janji ntar, mau kerumah temen gua, habis ini gua dijemput”
“Oke deh Ton, terus mobil loe gimana Ton?
“Yah gua tinggal aja dulu ntar sore gua ambil lagi”
“Gua bawa aja deh gimana Ton?”
“Ok nih kuncinya, gua cabut duluan ya Lus tuh masih ada yang merembes di kaki Loe”
“Whaat” Si Lusi kaget masih ada aja cairan yang merembes melewati selakangannya.
Si Anton pun tersenyum puas salah satu hasratnya yang terpendam selama 2 tahun lebih ini sudah tercapai…
“Teeeleeeeleet ,. Teeleeeeleet” suara hape Anton berbunyi..
“Ton sorry, janjian kita batal dulu yah …”kata suara di sana
“Yahh.. Oke dah g papa”
“Hmm .. apa gua kembali sama Lusi aja yah, atau .. ah gua main sama Andre aja kangen sama dia nih sapa tahu ada sesuatu yang Lebih Indah.. “ Anton pun berlari mengejar Andre sambil memasang headset nya mendengarkan lagu lebih indahnya Adera :
0 komentar: